Anda di halaman 1dari 6

Varicella

Definisi
Varicella (chickenpox) atau cacar air merupakan penyakit infeksi virus yang
sangat menular, sering dialami oleh anak-anak, yang ditandai dengan lesi
vesikular kemerahan yang menyebar merata (generalised) di kulit dan membran
mukosa.

Etiologi
Varicella disebabkan oleh Varicella Zoster Virus yang tergolong dalam famili
herpesviridae. VZV juga merupakan etiologi untuk penyakit herpes zoster yang
merupakan reaktivasi VZV laten. VZV merupakan virus dengan double stranded
DNA yang panjangnya 125.000 pasang basa.

Epidemiologi
Manusia merupakan satu-satunya reservoir VZV. Penyakit varicella tersebar di
seluruh dunia, menyerang terutama anak-anak berusia 1-6 tahun, tetapi dapat
juga menyerang orang dewasa. Penyebaran penyakit ini secara aerogen, yaitu
melalui udara. Pada negara dengan empat musim, varicella paling banyak terjadi
pada musim dingin dan semi. Sebelum ditemukan vaksin untuk varicella,
morbiditasnya mencapai 4 juta orang di Amerika Serikat. Orang yang terkena
cacar air dapat menularkan penyakitnya sampai lebih kurang 7 hari dihitung dari
timbulnya gejala kulit.

Patogenesis dan patofisiologi


Infeksi primer oleh varicella zoster virus memiliki manifestasi klinis berupa
varicella.
- infeksi virus melalui mukosa saluran pernapasan atas atau melalui konjungtiva.
- kemudian virus bereplikasi di limfonodus regional.
- virus menyebar melalui pembuluh darah (viremia primer) dan bereplikasi di
dalam hati dan limpa. Masa inkubasi (sampai viremia primer) biasanya
berlangsung 10 21 hari, rata-rata 14 - 17 hari sampai onset gejala klinis.
- viremia sekunder terjadi dimana sel mononuklear yang telah terinfeksi virus
mentranspor virus ke kulit dan membran mukosa.
- Replikasi virus di sel epidermal menyebabkan munculnya lesi kemerahan di
kulit. Kemudian terjadi pembengkakan di sel epitel, proses degenerasi
ballooning, dan akumulasi cairan jaringan yang akhirnya membentuk vesikula.
- Vesikel melibatkan corium dan dermis pada kulit, berisi sel raksasa dengan
banyak inti (multinucleated giant cells) dan badan inklusi intranuklear eosinofilik
(eosinophilic intranuclear inclusions). Seiring dengan perkembangan penyakit,
cairan vesikular akan menjadi keruh karena adanya leukosit PMN, sel-sel
degeneratif, dan fibrin. Vesikular yang ada bisa saja ruptur dan mengeluarkan
cairan berisi virus yang infeksius atau bisa juga di reabsorpsi oleh tubuh.
- penyebaran dan replikasi VZV dibatasi oleh respon imun selular dan humoral
dari inang.
- infeksi VZV pada individu yang sehat akan menginisiasi produksi antibodi
imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin M (IgM), dan imunoglobulin A (IgA).
Antibodi IgG akan ada selama sisa hidup dan menghasilkan imunitas bagi inang.
Respon imunitas selular dan humoral juga penting untuk membatasi
penyebaran, replikasi VZV, serta lamanya infeksi varicella. Setelah infeksi primer
dari varicella, menurut hipotesis, VZV akan menyebar dari lesi mukosa dan kulit
menuju saraf sensori lokal. Kemudian VZV akan masuk dalam fase laten di dalam
sel ganglion dorsal dari saraf sensori tersebut. Reaktivasi dari VZV laten ini yang
akan bermanifestasi klinis berupa herpes zoster.
Manifestasi Klinis
- Gejala awal dari varicella adalah malaise dan demam ringan 37.839.4C
selama 3 5 hari.
- Kemudian akan timbul bintil kemerahan, pertama kali di batang tubuh
kemudian muncul di wajah, tungkai, serta mukosa bukal dan faringeal mulut.
- Lesi kulit yanga ada memiliki diameter 5 10 mm. Lesi kulit yang ada akan
berkembang dari macula, papula, vesikel, dan kemudian menjadi krusta.
Berbagai lesi kulit itu dapat dilihat dalam waktu yang bersamaan, sebab bintil
merah timbul tidak hanya di satu tempat dan selama satu bintil berkembang
menjadi vesikel, muncul bintil-bintil di tempat lain. Bintil-bintil merah tersebut
akan ada lebih kurang 5 hari dan pada seseorang yang terkena varicella, lesi
kulit ini bisa mencapai ratusan jumlahnya.
Diagnosis
Mendiagnosis varicella tidaklah sulit. Adanya bintil-bintil merah yang menjadi
karakteristik dan adanya riwayat kontak dengan penderita varicella dapat
mengarahkan ke diagnosis varicella.

Diagnosis Banding
- infeksi Herpes Simplex Virus (HSV), infeksi coxsackievirus, atau campak atipikal
menyerupai namun lesi kemerahan/rash pada penyakit-penyakit tersebut
umumnya morbiliform dengan komponen hemoragik, bukan vesikular maupun
vesikulopustular
- Rickettsialpox dapat dibedakan dengan melihat adanya herald spot pada
tempat digigitnya tungau serta adanya nyeri kepala yang lebih hebat. Dapat
dilakukan tes serologik untuk membedakan antara rickettsialpox dengan
varicella.
- Smallpox lesi kulit lebih besar daripada varicella dan hanya ada dalam satu
bentuk dalam waktu tertentu (maksudnya kalau lagi tahap vesikel, vesikel
semua, klo papula, papula semua).
- Herpes Zoster lesi vesikular yang sifatnya unilateral.

Pemeriksaan Lab
- Isolasi virus dari cairan vesikular.
- Tes serologi. Misalnya: FAMA (Fluorescent Antibody to Membrane Antigen) dan
Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) yang sensitif

Komplikasi
Komplikasi jarang terjadi pada individu yang normal dan angka mortalitas dari
varicella juga rendah. Namun ada pula beberapa komplikasi dari penyakit ini,
yakni:
- infeksi sekunder pada lesi kulit
- Ensefalitis pada 0.10.2% anak-anak yang terkena varicella. Resiko lebih tinggi
pada orang-orang imunokompromais dengan varicella.
- Varicella pneumonia. Komplikasi yang sering terjadi pada neonatus dan orang-
orang imunokompromais yang terkena varicella.
- myocarditis, corneal lesions, nephritis, arthritis, bleeding diatheses, acute
glomerulonephritis, and hepatitis
Tatalaksana
Varicella sebenarnya adalah self-limited disease. Tujuan pengobatan lebih
diutamakan untuk mencegah komplikasi.
- Menjaga kebersihan diri dengan mandi teratur setiap hari
- Tidak sering menggaruk lesi dan menggunting kuku menjadi pendek untuk
mencegah infeksi sekunder ketika menggaruk lesi.
- Pemberian salep pengurang rasa gatal
- Kompres basah untuk mengatasi gatal lebih baik daripada salep pengering
- pemberian terapi Acyclovir (800 mg per oral 5 kali sehari selama 5-7 hari)
untuk remaja dan dewasa yang terkena varicella < 24 jam. Untuk anak-anak <
12 tahun pemberian acylovir dengan dosis 20mg/kgBB setiap 6 jam.
- Pada pasien dengan daya tahan tubuh yang lemah/immunocompromised
diberikan acyclovir secara intravena (10-12.5 mg/kg setiap 8 jam untuk 7 hari)
- Famciclovir. Dosis 500 mg per oral 3 kali sehari selama 7 hari
- Valacyclovir. Dosis 1 g per oral 3 kali sehari selama hari.
- Hindari pemberian aspirin karena dapat menyebabkan perkembangan Reyes
syndrome. Untuk menurunkan demam dapat digunakan parasetamol dan
ibuprofen.

Pencegahan
- isolasi penderita varicella
- vaksinasi live attenuated varicella pada usia 1 tahun atau lebih dan pada
dewasa yang tidak pernah terkena (seronegative) varicella/chickenpox; anak 1x
dewasa 2x mencegah timbulnya penyakit 70 %- 90 %. Orang yang menderita
varicella setelah vaksinasi umumnya mengalami gejala yang lebih ringan dan
vesikel yang lebih ringan.
- Vaksin varicella membantu orang untuk membangun antibodinya sendiri
(proteksi immun) melawan varicella, tetapi pada beberapa kasus baik untuk
memberikan bentuk jadi dari proteksi immun yang disebut varicella-zoster
immuno globulin (VZIG) melindungi orang yang telah terekspos varicella, dan
yang sistem immunnya terlalu lemah untuk melawan penyakit varicella. VZIG
diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya menderita varicella saat melahirkan,
anak dengan leukemia, atau lymphoma; anak dengan AIDS atau defisiensi
immun yang lain; dan anak yang mengkonsumsi obat yang menurunkan sistem
immun (seperti steroid), penderita <96 jam setelah exposure.
- Obat antiviral sebagai profilaksis bagi mereka yang belum boleh mendapatkan
vaksin atau telah melebihi 96 jam waktu paparan

Prognosis
Prognosisnya baik bila dilakukan tatalaksana yang tepat dan tidak timbul
komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai