Anda di halaman 1dari 11

SHORT PAPER

PENGANTAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Defenisi Sistem Informasi Geografis dari
Persfektif Bidang Keilmuan Lainnya

OLEH:
DIRA ANDRIANI
1603115429

PRODI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS RIAU
2017
BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

SIG merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan


aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun atau
overlay, penghitungan, pendigitalan (digitizing), mendukung sistem
koordinat national yang membentang di atas benua Amerika ,
memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan
atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya,
seorang geografer bernama Roger Tomlinson yang kemudian disebut dan
dikenal sebagai Bapak Sistem Informasi Geografis.
Geographic information system (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis
Pemetaan dan Geografi adalah sebuah alat bantu manajemen berupa
informasi berbantuan komputer yang berkait erat dengan sistem
pemetaan dan analisis terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi di muka bumi.

Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data berbasis


database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan data
berdasarkan kebutuhan, serta analisis statistik dengan menggunakan
visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang ditawarkan melalui
analisis geografis melalui gambar-gambar petanya.

II. Rumusan Masalah


1. Apa defenisi Sistem Informsi Geografis ?
2. Bagaimana defenisi Sistem Informasi Geografis dari persfektif
bidang keilmuan lainnya?

III. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Mengetahui defenisi Sistem Informasi Geografis.
2. Mengetahui defenisi Sistem Informasi Geografis jika dilihat dari
persfektif bidang keilmuan lainnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Sistem Informasi Geografis


Sistem informasi geografis atau Geographic Information System
(GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengeloal data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keuangan), atau dalam arti yang lebih
sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk
membangun, menyimpan, mengelola, dan menampilkan informasi
bereferensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut
lokasinya, dalam sebuah database.

Defenisi SIG kemungkinan besar masih berkembang, bertambah,


dan sedikit bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya defenisi SIG yang
telah beredar di berbagai sumber pustaka. Berikut adalaha beberapa
definisi SIG yang telah beredar :

a) Aronoff (1989), SIG adalah suatu sistem berbasis komputer


yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi
geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan
dan pemanggilan kembali), manipulasi dan analisis data, serta
keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil akhir (output) dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah
yang berhubungan dengan geografi.

b) Burrough (1986), SIG adalah sistem berbasis komputer yang


digunakan untuk memasukan, menyimpan, mengelola,
menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai
referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan
dengan pemetaan dan perencanaan.

c) Marbel et al (1983), SIG merupakan sistem penanganan data


keruangan.

d) Gistut (1994), SIG adalah sistem yang dapat mendukung


pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan
deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik
fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap
mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan yaitu data
spasial, perangkat keras, perangkat lunak dan struktur
organisasi.
e) Chrisman (1997), SIG adalah sistem yang terdiri dari perangkat
keras, perangkat lunak, data, manusia (brainware), organisasi
dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi
mengenai daerah-daerah di permukaan bumi.

B. Defenisi Sistem Informasi Geografis dari Persfektif Bidang


Keilmuan Lainnya

a) Bidang Pertanian

Indonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara yang


berbasis pertanian.
Dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani. Hal ini didukung oleh sumber daya alam yang melimpah dan tanah
yang subur yang cocok untuk ditanami segala jenis komoditi pertanian.
Sayangnya, potensi yang sangat menguntungkan tersebut tidak didukung
dengan adanya sumber daya manusia yang baik pula, sehingga Indonesia
tertinggal jauh dengan negara-negara lainnya.

Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa harus dapat


meningkatkan
pertanian di Indonesia agar terwujud pertanian yang tangguh dan lestari.
Pertanian yang tangguh dan lestari akan terwujud jika didukung dengan
sistem perencanaan yang akurat dan terukur. Karena itu semua faktor
yang mempengaruhi pembangunan berkelanjutan, termasuk faktor
pendukung dan pembatas harus dipikirkan sejak awal dan dituangkan
dalam sebuah produk database dan peta pembangunan pertanian.
Ilmu pertanian (agricultural science) adalah bidang kajian luas yang
mempelajari pertanian. Sebagaimana rumpun ilmu kesehatan, bidang ini
merupakan bagian dari rumpun ilmu-ilmu hayati (biosains) yang bersifat
terapan dan multidisiplin. Dengan inti biologi, ilmu ini mendayagunakan
pula matematika, statistika, ilmu pengetahuan alam, ilmu
ekonomi dan sosial, serta berbagai teknologi dari rumpun keilmuan
lainnya. Ilmu pertanian tidak serta-merta sama
dengan pertanian maupun agronomi (ilmu pendayagunaan tanaman).
Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang mengubah lingkungan untuk
menghasilkan produk hewani dan nabati yang bermanfaat bagi manusia.
Agronomi adalah kajian yang terkait dengan budidaya serta pemanfaatan
lain tanaman. Ilmu pertanian mencakup budidaya tumbuhan dan hewan,
di darat maupun di air.
Penggunaan teknologi yang berbasis komputer untuk mendukung
perencanaan pertanian mutlak diperlukan untuk menganalisis,
memanipulasi dan menyajikan informasi dalam bentuk tabel dan
keruangan. Salah satu teknologi yang memiliki kemampuan tersebut
adalah SIG (Sistem Informasi Geografis) dimana sistem ini mampu
membuat model yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan
dari suatu kondisi faktual. Yang dapat dibantu SIG untuk dunia pertanian
antara lain adalah:

Mengelola Produksi Tanaman


SIG dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya
pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman,
pepohonan, atau saluran air. Kita dapat menggunakan SIG untuk
menetapkan masa panen. Mengembangkan rotasi tanam, melakukan
oerhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi
karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan
dalam masa panen. Membantu menginventarisasikan data data lahan
menjadi lebih cepat dianalisis. Proses pengolahan tanah, proses
pembibitan, proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan
penyakit tananan dapat dikelola oleh manager kebun, bahkan dapat
dipantau dari direksi.

Mengelola Sistem Irigasi


Kita dapat menggunakan SIG untuk membantu memantau dan
mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. SIG dapat membantu
memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi
menyeluruh dari air di dalam sistem. Jadi kita tidak perlu repot untuk
turun kelahan untuk melihat kapasitas air sudah habis atau belum, tinggal
kita mengontrol dari kejauhan dari komputr pun kita sudah dapat
mengetahui.

Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan


Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan serta integrasinya
dengan sistem hukum dan integrasinya dengan manajemen basis data
relasional sistem-sistem.
Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi,
pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada saat ini telah mengalami
banyak kemajuan, diantaranya adalah :
Untuk perumusan/ penetapan rencana strategi pengembangan
pertanian;
Prediksi luas panen dan produksi pertanian;
Monitoring perubahan tataguna lahan pertanian;
Penetapan daerah centra komoditas pertanian unggulan;
Evaluasi sumberdaya lahan pertanian;
Pembuatan jalur transportasi/ perdagangan komoditas pertanian antar
daerah;
Analisis pemasaran sarana produksi pertanian;
Sebagai alat bantu analisis spasial berbagai penelitian pertanian;

b) Bidang Kehutanan

Indonesia sudah lama dikenal dunia dengan kawasan hutannya


yang luas, yang merupakan penyumbang atau penghasil oksigen terbesar
di dunia, namun belakangan hutan Indonesia semakin berkurang karena
pembukaan lahan yang dilakukan berbagai pihak untuk dijadikan sebagai
lahan pertanian.
Kehutanan sendiri adalah ilmu, seni, dan praktek untuk
menciptakan, mengelola, memanfaatkan, dan mengkonservasi hutan dan
sumber daya lain yang berasosiasi dengannya secara lestari untuk
memenuhi tujuan dan nilai yang diinginkan sesuai kepentingan manusia
Hutan tropis merupakan ekosistem dan juga sumber daya alam
yang penting, baik secara lokal maupun global. Beberapa fungsi dari
hutan tropis adalah: produktif (ekonomis), perlindungan (ekologis),
psikologis dan keagamaan, serta wisata dan pendidikan. Luas hutan tropis
berkurang dengan sangat cepat selama tiga dekade belakangan ini dan
laju kerusakan hutan tropis adalah tertinggi di dunia.
Faktor-faktor pendorong kerusakan hutan tropis berbeda dari
negara ke negara, tetapi pada dasarnya bisa dikelompokkan menjadi tiga:
faktor sosial-ekonomi, meliputi pertambahan penduduk, pertumbuhan
ekonomi, kemiskinan; faktor fisik dan lingkungan, meliputi kedekatan dari
sungai dan jalan, jarak ke pusat kota, topografi, kesuburan tanah; dan
kebijakan pemerintah, meliputi kebijakan di bidang pertanian, kehutanan,
dan lain-lain. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya hutan yang baik
mutlak diperlukan untuk menjaga kelestariannya.

Untuk itu, diperlukan informasi yang memadai yang bisa dipakai


oleh pengambil keputusan, termasuk diantaranya informasi spasial.
Sistem Informasi Geografis (SIG), Penginderaan Jauh (PJ) dan Global
Positioning System (GPS) merupakan tiga teknologi spasial yang sangat
berguna. Sebagian besar aplikasi SIG untuk kehutanan belum mencakup
hutan tropis, meskipun dalam sepuluh tahun ini aplikasi SIG untuk hutan
tropis sudah mulai berkembang.
Hal ini sejalan dengan perubahan tren dalam perencanaan dan
pengelolaan hutan tropis. Secara tradisional, kebanyakan tujuan
perencanaan adalah untuk keperluan produksi, terutama kayu. Kemudian
dengan semakin meningkatnya kesadaran akan nilai lingkungan hidup
disamping keuntungan ekonomi yang ditawarkannya, hutan semakin
banyak dikelola sebagai suatu sistem ekologis. Beberapa hal yang
semakin dipandang penting adalah:
(i) Kehutanan sosial/kehutanan berbasiskan kemasyarakatan, yang
melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya hutan, dan mempromosikan
kesetaraan sosial,
(ii) Reforestasi dan rehabilitasi dari lahan-lahan yang rusak atau
terdeforestasi, terutama melalui pengembangan perkebunan
tanaman industri.
(iii) Penunjukkan dan pengelolaan area perlindungan dan suaka
margasatwa.
(iv) Penggunaan dan pelestarian hasil hutan bukan kayu.

Bidang utama dari penerapan SIG dalam pengelolahan Hutan


adalah:
Penilaian dan pemantauan Sumber Daya Hutan, untuk mengetahui
dan menggolongkan apa yang ada dalam kawan hutan. Penerapan
SIG menilai jenis hutan, kelas umur dan tahapan seleksi; menilai
huutan sumber daya ditimbangan berbagai spasial
Dalam Perlindungan Hutan, pada kategori ini diperlukan data
spasial suara dalam dsain rencana untuk memprediksi terjadinya
lokasi, arah, tingkat penyebaran dan intensitas kebakaran hutan
Dalam Rehabilitasi Hutan, Sistem Informasi Geografis ini
menyediakan lingkungan yang tersusun dan alat analisis situsn
pengkajian dan penggolongan, pencocokan, lokasi pembibitan dan
pemantauan kemajuan.
Dalam Masyarakat dan Sosial Kehutanan, dimana hutan
kemasyarakatan perlu mempromosikan beradaptasi dan
partisipatif untuk identifikasi masalah dan desain proyek karena
penggunaan GIS relatif sedikit dipakai.
Dalam Konservasi Hutan dan Keanekaragaman Hayati, dimulai
pengumpulan informasi dimana SIG membantu persiapan
konservasi dan rencana kebijakan dalam mendukung undang-
undang serta didukung oleh informasi yang tepat.
Pada Perubahan Iklim, SIG memiliki potensi besar meningkatkan
studi perubahan iklim yakni mengatur data spasial digital tema
yang berbeda untuk membentuk database global besar, dan
memperkuat pemodelan tugas yang dibutuhkan.
Dalam Konservasi Tanah dan Daerah Aliran Sungai serta Lahan
Basah, database spasial DAS untuk skala nasional dipertahankan
untuk melayani kepentingan beberapa pemangku dalam
pengelolaan DAS.
Perencanaan Partisipasif Manajemen Hutan, SIG Partisipasi Publik
dikembangkan, diterapkan dan dievaluasi untuk memperoleh
sumberdaya informasi masyarakat dan pengambil keputusan
pengelolaan hutan.

c) Bidang Kesehatan

Ilmu Kesehatan sendiri adalah kelompok disiplin ilmu terapan yang


menangani kesehatan manusia dan hewan. Ada dua bagian ilmu
kesehatan: studi, riset, dan pengetahuan mengenai kesehatan, serta
aplikasi pengetahuan tersebut untuk meningkatkan kesehatan, mengobati
penyakit, dan memahami fungsi-fungsi biologis pada manusia dan hewan.
Riset yang dilakukan terutama bertumpu pada ilmu-ilmu
utama biologi, kimia, dan fisika, dan juga ilmu sosial (seperti sosiologi
medis).
Sistem informasi geografi dapat digunakan untuk menentukan
distribusi penderita suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit.
Penentuan distribusi unit unit rumah sakit ataupun puskesmas
puskesmas, fasilitas fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis
dapat pula dilakukan dengan SIG (Sistem informasi geografi ). Menurut
WHO, SIG (Sistem Informasi Geografis) dalam kesehatan masyarakat
dapat digunakan antara lain :
1. Menentukan Distribusi Geografis Penyakit.
2. Analisis trend Spasial dan Temporal
3. Pemetaan Populasis Berisiko
4. Stratifikasi Faktor risiko
5. Penilaian Distribusi Sumberdaya.
6. Perencanaan dan Penentuan Intervensi.
7. Monitoring Penyakit.

Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan SIG (Sistem


informasi geografi ) dalam bidang Kesehatan Masyarakat berdasarkan
analisa CDC tersebut:
a. Memonitor status kesehatan untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Dalam mendukung
fungsi ini, SIG (Sistem informasi geografi )dapat digunakan untuk
memetakan kelompok masyarakat serta areanya berdasarkan status
kesehatan tertentu, misalnya status kehamilan. Dengan SIG (Sistem
informasi geografi ), peta mengenai status kesehatan dapat
digunakan untuk merencanakan program pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan oleh kelompok tersebut, misalnya pelayananANC,
persalinan dll.
b. Mendiagnosa dan menginvestigasi masalah serta resiko
kesehatan di masyarakat. Sebagai contoh, seorang epidemiologis
sedang mengolah data tentang kasus asma yang diperoleh
dari Rumah Sakit, Puskesmas, dan Pusat Pusat Kesehatan lainnya
di masyarakat, ternyata dia menemukan terjadi kenaikna kasus
yang cukup signifikan di suatu Rumah Sakit, maka kemudian dia
mencari tahu data dari pasien pesien penderita asma di
Rumah sakit.Ternyata ditemukan bahwa 8 dari 10
orang penderita asma yang dirawat di Rumah Sakit tersebut
bekerja di perusahaan yang sama. Demikian seterusnya hingga
kemudian SIG(Sistem informasi geografi ) dapat digunakan untuk
memberikan data yang lengkap mengenai pola pajanan kimia
tertentu di perusahaan perusahaan dalam suatu wilayah, yang
merupaka informasi yang penting untuk para karyawan. Informasi
ini juga dapat diteruskan kepada ahli ahli terkait, dalam hal ini ahli
K3 untuk melakukan penanganan lebih lanjut terhadap masalah
yang ditemukan.
c. Menginformasikan, mendidik dan memberdayakan masyarakat
nmengenai isu isu kesehatan. SIG (Sistem informasi
geografi ) dalam hal ini dapat menyediakan informasi mengenai
kelompok masyarakat yang diidentifikasi masih memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai informasi kesehatan tertentu,
sehingga kemudian dapat dicari media komunikasi yang paling
efektif bagi kelompok tersebut, serta dapat dibuat
perencanaan mengenai waktu yang paling tepat
untuk melakukan promosi kesehatan kepada kelompok
masyarakat tersebut.
d. Membangun dan menggerakkan hubungan kerjasama
dengan masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan
masalah kesehatan. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi
geografi ) dapat digunakan untuk melihat suatu pemecahan
masalah kesehatan berdasarkan area tertentu dan kemudian
memetakan kelompok masyarakat yang potensial dapat mendukung
program tersebut berdasarkan area area yang terdekat
dengannya. Misalnya masalah imunisasi yang ada pada wilayah
kerja tingkat RW atau Posyandu, maka dapat dipetakan kelompok
potensial pendukungnya yaitu Ibu Ibu PKK yang dapat
diberdayakan sebagai kader pada Posyandu Posyandu yang
terdekat dengan tempat tinggalnya.
e. Membangun kebijakan dan rencana yang mendukung usaha
individu maupun masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan. Contohnya dalam hal analisa wilayah cakupan
Puskesmas. Dalam hal ini SIG (Sistem informasi geografi )digunakan
untuk memetakan utillisasi dari tiap tiap Puskesmas oleh
masyarakat sehingga dapat dibuat perencanaan yang jelas
mengenai sumber daya kesehatan yang perlu disediakan untuk
Puskesmas tersebut disesuaikan dengan tingkat utilitasnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang


mengeloal data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keuangan),
atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki
kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola, dan
menampilkan informasi bereferensi geografis, misalnya data yang
diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.

Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information System


(GIS) memiliki banyak sekali manfaat bagi manusia diberbagai bidang
lain, diantaranya bidang pertanian, bidang kehutanan, dan juga bidang
kesehatan.

Pada bidang pertanian sendiri SIG dapat dikatakan atau


didefenisikan sebagai sarana untuk mendukung perencanaan pertanian.
Salah satu teknologi yang memiliki kemampuan tersebut adalah SIG
(Sistem Informasi Geografis) dimana sistem ini mampu membuat model
yang memberikan gambaran, penjelasan dan perkiraan dari suatu kondisi
faktual. Sehingga dapat menganalisis, memanipulasi dan menyajikan
informasi dalam bentuk tabel dan keruangan yang di perlukan dalam
bidag pertanian.

Pada bidang kehutanan SIG dapat didefenisikan sebagai sarana


yang membantu dalam pengolahan hutan, dan pemberi informasi yang
diperlukan dan memadai yang bisa dipakai oleh pengambil keputusan,
termasuk diantaranya informasi spasial dalam mengelola hutan.

Pada bidang kesehatan sendiri SIG dapat didefenisikan sebagai alat


bantu yang digunakan untuk membantu menentukan distribusi penderita
suatu penyakit, pola atau model penyebaran penyakit, penentuan
distribusi unit-unit rumah sakit ataupun puskesmas-puskesmas, fasilitas-
fasilitas kesehatan maupun jumlah tenaga medis, dimana informasi-
informasi ini dibutuhkan pemerintah dan lembaga-lembaga kesehatan
lainnya demi memperbaiki kesehatan masyarakat.

Daftar Pustaka
http://agrotekupnjatim.blogspot.co.id/2016/03/manfaat-gis-bidag-
pertanian-kehutanan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_geografis

https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_pertanian

https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_kesehatan

http://iinindawati.blogspot.co.id/2015/07/pengantar-ilmu-kehutanan.html

http://upikblogs.blogspot.co.id/2012/06/sig-dan-pemanfaatan-bidang-
kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai