Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN KOPERASI DAN UKM


KEMALS BROWNIES & PIE

Disusun Oleh :
1. DIMAS HARYANTO / B1021151040
2. RIZKY WARITS ISYAFHADI / B1021151041
3. MUHAMMAD SYAID DEWANTORO / B1021151047
4. MUHAMMAD FAKHRI RENALDI / B1021151061

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2016

Kata Pengantar
2

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah UMKM KEMALS BROWNIES.
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Manajemen Koperasi
dan UKM.
Kami menyadari makalah ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara materil dan moril. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dosen pembimbing Wahyu Laksana, SE, M.Si
3. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi jika ada
kesalahan atau kekurangan baik dari cara penulisan maupun materi diharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 26 Desember 2016

Penyusun

2
3

Daftar Isi
Kata Pengantari
Daftar Isiii
Bab 1 Pendahuluan.1
1.1 Latar Belakang Penulisan...1
1.2 Manfaat...2
1.3 Tujuan.....2
Bab II Landasan Teori.3
2.1 Definisi dan Pengertian UKM....3
2.2 Kriteria UKM.3
2.3 Klasifikasi UKM....4
2.4 Contoh Bisnis UMKM...4
Bab III Pembahasan........6
3.1 Sejarah Berdirinya UMKM Kemals Brownies & Pie .6
3.2 Promosi dan Pemasaran.....7
3.3 Permasalahan dan Tenaga Kerja....8
3.4 Modal dan Omzet...9
Bab IV Kesimpulan dan Saran......10
4.1 Kesimpulan......10
4.2 Saran....10

3
1

1
1

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Penulisan

UMKM Kemals Brownies didirikan pada awal tahun 2010, ide pembuatannya
sendiri berdasarkan hobi sang pemilik Ibu Novianty dan keluarga yang suka
mengonsumsi brownies dan cokelat. Kemudian pada akhir tahun 2009 Ibu Novianty
memutuskan untuk pension dini dari pekerjaannya dan memutuskan untuk fokus pada
usaha pembuatan brownies. Nama KEMALS sendiri diambil dari nama anak
sulung dari Ibu Novianty yang artinya sempurna. Sejak awal UMKM ini
menawarkan produk yang berbeda dari yang lainnya menurut sang pemilik harga yang
ditawarkan untuk brownies yang dihasilkan memang lebih awal dari para pesaing
karena menurutnya brownies yang ditawarkan lebih special karena dibuat dari bahan-
bahan pilihan yang dijamin rasanya bebeda daripada yang lain, dan pemilik
memastikan bahwa bahan dan pembuatannya dijamin 100% halal karena sudah
dirokemendasikan dari Muslim Food Indonesia.

Menrut dari Ibu Novianty sendiri promosi yang dilakukan untuk


memperkenalkan produk kepada konsumen hanya melalui media social dan dari
mulut ke mulut. Awalnya usaha ini memiliki sistem ready stok dan memiliki toko fisik
sendiri yaitu di garasi samping rumah yang juga memiliki 3 karyawan tetap, tetapi
karena berkurangnya karyawan yang memilih untuk memiliki usaha sendiri, sang
pemilik mulai memutuskan untuk beralih menjadi online shop dan memproduksi
berdasarkan pesanan, sampai saat ini usaha ditangni langsung oleh sang pemilik dan
dibantu oleh satu karyawan.
If you have a good product, costumer will be back for you itulah kalimat
yang disampaikan pemilik kerena dia tidak takut kepada kompetitor yang gencar
melakukan promosi untuk menarik hati konsumen, menurut beliau ketika anda
memiliki produk yang bagus maka konsumen akan kembali kepada kamu. Jadi Ibu
Novianty lebih mengutamakan rasa dibandingkccxa7I an promosi, harga, dan
kemasan. Beliau yakin dengan mempertahankan kualitas maka konsumen akan tetap
setia untuk membeli produknya.
Dalam mempertahankan kualitas sang pemilik menggunakan bahan-bahan
terbaik, tidak mengurani timbangan atau ukuran, jika bahan baku sulit didapat beliau
lebih memilih untuk tidak melakukan produksi atau menolak pesanan daripada harus

1
mengganti dengan bahan lain yang sejenis, kerena dikhawatirkan akan
memengaruhi rasa dan tekstur sehingga bisa membuat konsumen kecewa.
Harapannya adalah Ibu Novianty ingin menjadi produsen brownies nomor satu di
Pontianak karena ia sangat percaya bahwa rasa brownies yang dihasilkan lebih lezat
daripada brownies lain yang ada di Pontianak dan dapat memajukan UMKM yang berada
di kota Pontianak, karena ia juga tergabung dalam perkumpulan Muslim Food Indonesia.
Beliau tidak takut akan pesaing karena menurutnya dalam memajukan UMKM harus
saling membantu dalam promosi dan pemasaran, karena hal itu pula yang ia lakukan
dalam membantu memajukan keberadaan UMKM yang ada di kota Pontianak.

1.2 Manfaat

1. Mengetahui latar belakang sejarah berdirinya UMKM Kemals Brownies.


2. Mengetahui strategi pemasaran yang dilakukan UMKM Kemals Brownies.
3. Mengetahui apa saja kendala yang dihadapi oleh UMKM Kemals Brownies.
4. Mengetahui modal awal dan omzet yang didapatkan UMKM Kemals Brownies.

1.3 Tujuan
1) Dapat mengetahui dan memahami apa maksud serta tujuan berdirinya UMKM Kemals
Brownies.
2) Dapat mengetahui permasalahan dan pemecahan masalah UMKM Kemals Brownies.
3) Dapat mengetahui pengaruh .

2
Bab II
Landasan Teori

2.1 Definisi dan Pengertian UKM


Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.

Secara umum ciri ciri UMKM adalah : manajemen berdiri sendiri, modal
disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan jumlah
karyawan yang dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan UMKM adalah kebersamaan,
ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan, berkelanjutan,
efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional.

2.2 Kriteria UKM


Untuk membedakan sebuah usaha apakah itu termasuk usaha mikro, usaha kecil,
atau usaha menengah, oleh pemerintah diberikan batasan berdasarkan undang undang
sesuai dengan kriteria jenis usaha masing masing yang didasarkan atas peredaran usaha
dan atau jumlah aktiva yang dimiliki sebagai berikut :
Kriteria Usaha Mikro adalah :
Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 - lima
puluh juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 - tiga ratus juta
rupiah.

3
Kriteria Usaha Kecil adalah :
Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 - lima puluh
juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 - lima ratus juta rupiah
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - tiga ratus juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 - dua setengah milyar rupiah.

Kriteria Usaha Menengah adalah :


Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).

2.3 Klasifikasi UKM

Dalam perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4(empat) kelompok yaitu :


1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk
mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah
pedagang kaki lima
2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki
sifat kewirausahaan
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan
dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
4. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB)

2.4 Contoh Bisnis UMKM


Bisnis yang bagaimanakah yang termasuk bisnis UMKM? maka kita harus
melihat ulang KRITERIA UMKM diatas, bila bisnis tersebut masuk dalam kriteria yang
telah dijelaskan maka bisnis tersebut merupakan bisnis UMKM, Contoh UMKM :
Contoh UMKM Bidang Kuliner - Jualan cemilan, gorengan, jualan makanan,
membuka rumah makan, membuka restoran kecil atau bisa juga membuka usaha kafe.
Contoh UMKM Bidang Fashion - toko pakaian skala kecil, distro yang menjual
pakaian khusus untuk anak muda, toko batik, baju muslim dan lain sebagainya. Namun

4
apabila anda memiliki modal yang pas-pasan tak perlu takut untuk memulai usaha
fashion, karena saat ini sudah banyak supplier fashion yang menawarkan penjualan
dengan sistem reseller dan dropshipping.
Contoh UMKM Bidang Pertanian - Bisnis UMKM dalam bidang pertanian ini
memiliki prospek yang cukup menjanjikan, negara kita ini memiliki tanah yang cukup
subur, 70% mayoritas pekerjaan masyarakat Indonesia ialah Petani. Melihat hal yang
demikian tentunya usaha apapun di bidang pertanian memiliki prospek yang cukup
menjanjikan. Contoh UMKM bidang pertanian cukup banyak seperti usaha pertanian
padi, jagung, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan lain sebagainya.

UMKM adalah usaha kerakyatan yang saat ini mendapat perhatian dan keistimewaan
yang diamanatkan oleh undang-undang, antara lain bantuan kredit usaha dengan bunga
rendah, kemudahan persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan usaha dari lembaga
pemerintah, serta beberapa kemudahan lainnya.

5
Bab III
Pembahasan

3.1 Sejarah Berdirinya UMKM Kemals Brownies & Pie

UMKM Kemals Brownies & Pie didirikan pada awal tahun 2010, ide
pembuatannya sendiri berdasarkan hobi sang pemilik Ibu Novianty dan keluarga yang
suka mengonsumsi brownies dan cokelat. Kemudian pada akhir tahun 2009 Ibu Novianty
memutuskan untuk pension dini dari pekerjaannya dan memutuskan untuk fokus pada
usaha pembuatan brownies. Nama KEMALS sendiri diambil dari nama anak sulung
dari Ibu Novianty yang artinya sempurna.
Sejak awal UMKM ini menawarkan produk yang berbeda dari yang lainnya
menurut sang pemilik harga yang ditawarkan untuk brownies yang dihasilkan memang
lebih awal dari para pesaing karena menurutnya brownies yang ditawarkan lebih special
karena dibuat dari bahan-bahan pilihan yang dijamin rasanya bebeda daripada yang lain,
dan pemilik memastikan bahwa bahan dan pembuatannya dijamin 100% halal karena
sudah dirokemendasikan dari Muslim Food Indonesia.
Pada mula berdirinya sendiri Kemals Brownies & Pie sejatinya hanya
memproduksi jenis brownies saja dan tidak menerima pesanan apapun selain brownies,
karena menurut Ibu Novianty ia tidak ingin mengambil rejeki orang lain, bahkan ia malah
mempromosikan produk orang lain karena ia berpikir bahwa ikatan persaudaraan itu
penting dan beliaun ingin memajukan UMKM yang ada di Pontianak ini bersama-sama.
Selama 6 tahun sejak didirikan Kemals Brownies & Pie sudah mendapat respon
yang positif oleh pasar di kota Pontianak dan luar kota Pontianak, meskipun harga yang
ditawarkan relative lebih mahal dari produk sejenis tetapi tetap saja konsumen tetap setia
untuk purchase dan tidak ada keluhan mengenai harga yang ditawarkan tersebut. Pada
saat pertama kali berdiri harga yang ditawarkan mencapai Rp65.000,- padaha saat itu
harga pasaran kue brownies berada di angka Rp30.000,-. Hingga saat ini harganya sudah
berada di angka Rp125.000,- sedangkan harga di pasaran masih sekitar Rp85.000,-
hingga Rp100.000,-. Pemilik meyakini bahwa jika ia memiki nilai produk yang bagus
maka ia tidak akan kehilangan konsumen.
Hingga saat ini penjualan Kemals Brownies & Pie sudah merebut pasar di kota
Pontianak dan kota-kota di luar Pontianak, di luar Kal-bar seperti Bandung dan
Yogyakarta bahkan hingga luar negeri seperti Malaysia dan Brunei dan

6
3.2 Promosi dan Pemasaran

Menurut dari Ibu Novianty


sendiri promosi yang dilakukan
untuk memperkenalkan produk
kepada konsumen hanya melalui
media social dan dari mulut ke mulut. Awalnya
usaha ini memiliki sistem ready stok dan memiliki
toko fisik sendiri yaitu di garasi samping rumah yang juga memiliki 3 karyawan tetap,
tetapi karena berkurangnya karyawan yang memilih untuk memiliki usaha sendiri, sang
pemilik mulai memutuskan untuk beralih menjadi online shop dan memproduksi
berdasarkan pesanan, sampai saat ini usaha ditangni langsung oleh sang pemilik dan
dibantu oleh satu karyawan.
Sang pemilik meyakini bahwa promosi bukanlah satu-satunya hal yang dapat
meningkatkan penjualan melainkan hanya sarana untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen. Yang ia yakini bahwa usaha di bidang kuliner lebih mementingkan rasa yang
enak di lidah konsumen daripada ia harus jor-joran dalam melakukan promosi.
Promosi yang Ibu Novianty lakukan pertama kali adalah dengan membagikan produk
yang dihasilkan kepada tetangga, kerabat, relasi-relasi, dan juga keluarga. Menurutnya
promosi produk sejenis kuliner itu tidak hanya dapat dilakukan hanya sebatas
menggunakan gambar melainkan produk tersebut dapat diterima oleh lidah dan hati
konsumen. Beliau juga tidak takut atau merasa tersaingi untuk merekomendasikan
produk UMKN lainnya, karena menurutnya usaha yang baik itu tidak hanya mengenai
menghasilkan suatu profit yang besat melainkan bahwa usaha bias bermanfaat untuk diri
sendiri dan orang lain.
Promosi yang dilakukan lewat media social seperti facebook, whatsapp, line, bbm,
dan lain-lain. Selain melalui online shop promosi yang dapat Ibu Novianty lakukan
adalah dengan memberikan bonus untuk para pelanggan tetap, pelanggan yang membeli
dalam partai besar, dan juga bonus diberikan pada momen-momen tertentu seperti hari
raya Idul Fitri dan Anniversary.
Pada awal berdirinya Kemals Brownies & Pie memiliki toko fisik yang terletak di
garasi ruamah yang disulap menjadi toko. Tetapi sejak beralih dari system ready stok ke
online shop yang hanya memproduksi berdasarkan pesanan saja. Maka Ibu Novianty
lebih memilih untuk menutup tokonya dan focus pada penjualan via online karena dinilai
tidak perlu memiliki tempat usaha yang nyata karena hanya perlu menggunakan dapur
rumahnya sebagai tempat produksi. Dengan hanya menerima pesanan via online
penjualan akan lebih pasti serta meminimalisir produk yang tidak habis serta ia tidak
harus terikat dengan waktu.

7
Untuk pemasarannya sendiri Kemals Brownies & Pie sudah sangat melekat di hati
konsumen kota Pontianak, bahkan pada momen-momen tertentu seperti lebaran dan
anniversary sering terjadi overload produksi dan harus mencari tenaga kerja tambahan.
Selain di kota Pontianak Kemals Brownies & Pie sudah mencapai kota-kota lainnya di
Kalimantan Barat, luar pulau Kalimantan seperti Bandung dan Yogyakarta, bahkan Luar
Negeri seperti Malaysia dan Brunei. Pemilik juga sempat terkejut karena media promosi
hanya dilakukan melalui media sosial saja.

3.3 Permasalahan dan Tenaga Kerja

Permasalahan yang pernah dialami oleh Kemals Brownies & Pie adalah sulit
mencari bahan baku yang terjamin kehalalannya, selain itu ada beberapa bahan yang
dibeli dari luar negeri seperti coklat yang dibeli dari Belanda via Singapore, yaitu sering
terjadi kendala pada bea cukai sehingga terjadi keterlambatan pengiriman.
Meskipun sering terjadi masalah seperti itu tetapi pemilik tidak berniat untuk
mengganti bahan dengan bahan lain yang sejenis karena dikhawatirkan merubah rasa dan
tekstur dari produk yang dihasilkan sehingga membuat konsumen kecewa. Kemals
Brownies & Pie lebih memilih untuk menghentikan proses produksi atau tidak menerima
pesanan daripada harus membohongi konsumen.
Di saat terjadi kenaikan harga bahan sang pemilik memilih untuk menaikkan harga
produk daripada mengurangi timbangan atau mengurangi ukuran dari brownies ataupun
pie itu sendiri.
Menurut Ibu Novianty permasalahan bagi UMKM di Pontianak adalah kurang
mementingkan produk yang halal. Karena konsumen dan masyarakat sangat selektif
untuk memilih produk yang bersertifikat halal. Beliau yang tergabung dalam
perkumpulan Muskim Food Indonesia berperan dalam membantu mengatasi masalah
tersebut dan membantu dalam memberikan edukasi dan meberikan solusi terhadap setiap
permasalahan UMKM yang ada di kota Pontianak.
Untuk tenaga kerja pada awal berdirinya memilki 3 otang karyawan, tetapi pada saat
ini Kemals Brownies & Pie hanya memiliki 1 orang karyawan semenjak beberapa
karyawan mengundurkan diri dan memilih untuk memiliki usaha sendiri Ibu Novianty
memilih untuk mengurus sendiri usaha Kemals Brownies & Pie dan menutup toko
fisiknya dan hanya menerima pesanan via online.
Pada saat terjadi kelonjakan pesanan seperti pada hari raya atau acara-acara besar
pemilik Kemals Brownies & Pie memilih untuk mempekerjakan tenaga kerja sementara
yang diambil dari tetangga yang butuh pekerjaan sehingga dapat mengatasi keterlambatan
produksi yang terjadi akibat kurangnya SDM yang dapat mengurangi kepercayaan
konsumen.

8
Untuk permasalahan lainnya seperti persaingan antar kompetitor yang menjual harga
lebih murah, Ibu Novianty meyakini dan percaya diri bahwa produk yang ia hasilkan
adalah produk terbaik yang diolah dari bahan-bahan terbaik sehingga beliau tidak takut
akan persaingan selama produk yang ia hasilkan dapat melekat di lidah dan menyentuh
hati para konsumen. Jadi menurutnya produk yang ia hasilkan sangat berbeda dan
memiliki nilai tambah tersendiri sehingga ia tidak takut jika konsumen beralih pada
produk yang lain.

3.4 Modal dan Omzet

Modal pertama kali dalam pendirian Kemals Brownies & Pie adalah sebesar
Rp200.000-, untuk masa trial atau perobaan Kemals Brownies & Pie membutuhkan
waktu 4 bulan untuk dapat menemukan resep pembuatan brownies terbaik yang sesuai
dengan lidah pemiliknya sendiri dan para konsumen. Untuk perlengkapannya dimulai
dari peralatan rumah tangganya yang dapat digunakan untuk membuat brownies.
Hingga saat ini Kemals Brownies & Pie sudah memiliki 1 oven besar, 2 stand
mixer ukuran besar, 3 hand mixer dan peralatan penunjang lainnya. Kemals Brownies &
Pie juga sering mendapat bantuan dari pemerintah daerah bertujuan untuk menumbuhkan
daya saing antar UMKM agar bisa terus eksis dan berkembang guna memajukan
perekonomian rumah tangga dan daerah.
Kemals Brownies & Pie dapat menghasilkan omzet hingga Rp16.000.000-, per
bulan, dipotong untuk biaya bahan baku dan lain-lain sekitar Rp8.000.000-, rupiah dan
memiliki keuntungan sebesar Rp8.000.000-. Pada momen-momen tertentu seperti pada
hari raya Idul Fitri dan anniversary Kemals Brownies & Pie dapat memiliki omzet antara
25 sampai 30 juta rupiah. Dan keuntungan mencapai 15 juta rupiah.

9
Bab IV
Kesimpulan dan Saran

4.1 Kesimpulan
1. Dengan adanya tugas ini kami jadi tahu sistem pengolaan salah satu UKM di Pontianak,
sehingga mahasiswa dapat mengimplementasikan teori yang didapat dari UKM ini.

4.2 Saran
1. Harus menciptakan inovasi terbaru supaya omzet bertambah besar. Dan menciptakan produk-
produk terbaru.

2. Memperbesar toko supaya dapat menyerap tenaga kerje lebih banyak lagi.

10

Anda mungkin juga menyukai