Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Penanganan Awal Patah Tulang

Kita mungkin sering mendengar atau melihat banyaknya kasus patah tulang di
lingkungan sekitar. Patah tulang adalah suatu cedera yang tidak asing di masyarakat.
Patah tulang didefinisikan berupa terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau
hanya sebagian saja. Dalam dunia kedokteran patah tulang sering disebut fraktur. Alat
gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat
penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan
terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.

Patah tulang sebagian besar diakibatkan kecelakaan lalu lintas terutama


kendaraan roda dua, akan tetapi bukan tidak mungkin akibat lainnya, misalnya
kecelakaan kerja, terjepit pintu, jatuh terpeleset, dan sebagainya. Patah tulang terjadi
karena adanya benturan, dan tidak selalu harus keras. Terkadang benturan yang sangat
ringan pun bisa terjadi, karena kondisi tulang sebelumnya sudah lemah seperti
pengidap penyakit kronis tertentu, keganasan, osteoporosis, kelainan bawaan maupun
kelainan metabolisme tulang. Patah tulang yang demikian dikenal dengan patah tulang
patologis.

Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit
memiliki kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang
tersebut akan patah. Cedera dapat terjadi sebagai akibat gaya langsung yang
mana tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah; gaya tidak langsung
yaitu gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya
yang relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain inilah yang patah, bagian yang
menerima benturan langsung tidak mengalami cedera berarti; gaya puntir berupa
puntiran atau terputarnya tulang sampai patah, ini sering terjadi pada lengan.
Mekanisme terjadinya cedera harus diperhatikan pada kasus-kasus yang berhubungan
dengan patah tulang. Ini dapat memberikan gambaran kasar kepada kita seberapa berat
cedera yang kita hadapi.
Beberapa hal yang mungkin ditemukan pada kasus patah yang terjadi pada
tulang yaitu terjadinya perubahan bentuk pada anggota badan yang patah. Sering
merupakan satu-satunya tanda yang terlihat. Dapat ditentukan dengan membandingkan
sisi yang sakit dengan sisi yang sehat. Gejala lainnya adalah nyeri di daerah yang patah
dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan. Daerah yang cedera dapat pula
mengalami bengkak, disertai memar/ perubahan warna. Pada beberapa kasus dapat
terdengar suara berderak (krepitasi) pada daerah yang patah. Atau bahkan mungkin
terlihat bagian tulang yang patah pada luka.

Jika suatu ketika mendapati keluarga atau rekan mengalami patah tulang, kuncinya
adalah jangan panik. Pertama- tama pastikan penderita tersebut bernapas, mendapatkan
cukup ruang udara (tidak dikerumuni orang) dan posisikan tidur terlentang.
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian.
Adapun tujuan dari pembidaian adalah untuk mencegah pergerakan atau pergeseran
dari ujung tulang yang patah, mengurangi cedera baru disekitar bagian tulang yang
patah, memberikan istirahat bagian tubuh yang patah, mengurangi nyeri dan
mempercepat penyembuhan. Jika merasa ragu apakah ada patah atau tidak, sebaiknya
ambil aman saja, pakaikanlah sebuah bidai seperti halnya pada kejadian patah tulang.

Gunting atau lepaskanlah pakaian si korban yang menutupi/ mengganggu pandangan si


penolong pada bagian tubuh yang patah. Bila tidak ada luka dengan banyak darah,
pasanglah bidai dengan cara menarik bagian ekstremitas yang lebih ujung dari patah
tulang misalnya pergelangan tangan atau pergelangan kaki dengan perlahan dan lembut
tetapi cukup kuat, dan posisikan ekstremitas tersebut ke posisi mendekati posisi
normal. Letakkan papan, kardus tebal atau benda lain yang datar di bawahnya
sepanjang ekstremitas tersebut. Gunakan kain/baju untuk menempelkan ekstremitas
pada papan tersebut dengan cukup erat tetapi jangan sampai mengikat terlalu kencang.
Bidai yang baik adalah yang panjangnya dapat melingkupi dua sendi pada tulang yang
bersangkutan. Pada dasarnya, bidai yang digunakan adalah cukup kuat untuk
menopang bagian tulang yang patah agar tidak terjadi pergerakan.

Namun bila terjadi pendarahan seperti pada patah terbuka, tekanlah dengan keras
pembuluh-pembuluh darah yang sedang mengeluarkan darah dengan memakai
pembalut (kain) atau kain kasa yang bersih. Berikan ganjalan di bawah bidai setinggi
kurang lebih satu bantal untuk meninggikan bagian tubuh tersebut supaya bengkak dan
perdarahan berkurang.

Jika terlihat adanya tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutupilah dengan kain kasa
yang bersih dan pakaikan sebuah bidai. Anggota badan sebaiknya tetap pada posisi
sewaktu patah tulang terjadi. Untuk perawatan selanjutnya, serahkan saja kepada
dokter atau rumah sakit. Satu hal harus selalu diingat ketika menemukan kasus patah
tulang adalah pastikan diri Anda dan si korban tetap tenang, karena kepanikan hanya
akan memperburuk keadaan.

dr. Gde Dedy Andika, S.Ked

Anda mungkin juga menyukai