Anda di halaman 1dari 2

SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU

Sukses, merupakan kata yang sederhana, namun memiliki makna yang luas. Sukses,
memiliki makna relatif, bergantung cara seseorang memaknai kata sukses itu. Dalam kamus
bahasa indonesia menyatakan bahwa, sukses adalah keberuntungan atau keberhasilan.
Terkadang orang menganggap dirinya sukses ketika apa yang diharapkan itu tercapai, ini
merupakan salah satu defenisi sukses. Meraih prestasi gemilang, misalkan seorang pelajar
masuk dalam nominasi siswa atau siswi yang meraih juara umum di sekolahnya merupakan
suatu keberhasilan atau kesuksesan sebagai seorang pelajar. Masuk perguruan tinggi negeri
adalah suatu kesuksesan bagi yang mengharapkan kuliah diperguruan tinggi negeri, mencapai
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dengan predikat cumlaude juga merupakan suatu
keberhasilan dalam mencapai predikat tersebut. Seseorang yang dulunya malas kemudian
menjadi tekun adalah salah satu tanda keberhasilan dalam bidang pembentukan karakter,
menjadi pribadi yang bersyukur atas segala yang menimpahnya merupakan ciri keberhasilan
seseorang untuk lebih dekat dengan Allah Subhanahu Wataala. Oleh karena itu, memaknai
kata sukses tidak cukup pada satu bidang saja.

Kehidupan ini penuh dengan variasi. Terkadang kita merasa bahagia, terkadang kita
bersedih, lapang ataukah terasa sempit. Contohnya dalam ajang kompetisi, ada yang kalah
dan adapula yang menang. Seperti itulah kehidupan, bagaikan roda yang berputar. Maka tidak
heran jika banyak orang yang merasa pesimis dalam kehidupannya, sebab belum mampu
memaknai hidup ini. Bukan karena ketidakmampuan seseorang dalam menjalani kehidupan
ini, Akan tetapi masih banyak orang yang mengaggap dirinya rendah atau dengan kata lain
tidak percaya pada kemampuan yang dimilikinya. Pesimis akan dapat menghalangi seseorang
menggapai kesuksesan hidup. Untuk itulah sifat pesimis harus dihilangkan dalam diri demi
mencapai pribadi yang optimis. Sehingga ketika kegagalan menimpa diri, maka dalam
mindset mengatakan bahwa kegagalan ini adalah langkah awal dalam mencapai kesuksesan
hidup.

Dengan demikian, apakah yang menjadi inti dalam mencapai kesuksesan?. Dalam
tulisan sederhana ini, yang menjadi inti dari kesuksesan adalah prosesnya dalam menggapai
kesuksesan dan seberapa besar manfaat yang kita peroleh dari proses atau pengalaman itu.
Jika didasari dengan proses yang baik, maka akan menghasilkan sesuatu yang baik pula.
Sejak kecil, saya terbiasa mengerjakan sesuatu dengan mandiri. Mulai dari mengurus pakaian
sendiri, berjualan es mambo, membantu orangtua berkebun, dan lain sebagainya. Dalam
perjalanan hidup, saya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk orang tua, keluarga,
guru, dan teman-teman seperjuangan minimal memperbaiki sikap dalam bergaul, karena yang
paling utama adalah akhlak. Akhlak mencerminkan prilaku seseorang. Jika perilakunya baik,
akan diterima dikalangan banyak orang. Seseorang dikenal baik, bukan karena kepintaran
atau kecerdasan yang dimilikinya, meski itu adalah salah satu jalan menuju kesuksesan. Akan
tetapi akhlak atau perilaku yang baik akan lebih dikenang banyak orang. Apatah lagi jika
seseorang tersebut pintar dan baik akhlaknya maka itu adalah kesuksesan terbesar.

Kesuksesan terbesar dalam hidupku adalah ketika diri ini berbudi pekerti yang baik,
dan mampu memberi manfaat bagi banyak orang, serta mampu meringankan beban orang
lain dalam aspek apa saja. Terutama orang tua dan keluarga juga bagi bangsa dan negara.
Kesuksesan yang saya rasakan hingga saat ini tidak jauh dari doa, usaha, kemandirian dan
kesabaran yang selama ini saya lakukan. Meringankan beban orang lain mengantarkan saya
menjadi pribadi yang banyak bersyukur. Hingga Allah memberikan kemudahan di dalam
urusan saya. Salah satu contoh kemudahan itu adalah saya berhasil masuk Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) dan mampu menyelesaikan program studi tiga setengah (3,5) tahun dengan
predikat cumlaude. Kemudian, berbagi ilmu (mengajarkan) matematika kepada orang yang
ingin diajarkan mengenai pelajaran itu. Diterima sebagai asisten jurusan matematika pada
unit Pusat Konsultasi dan Analisis Data Penelitian (PKADP) ketika semester dua hingga
selesai S1, menjadi guru ngaji yang saya lakukan sejak SMA sampai sekarang merupakan
suatu kesyukuran pribadi karena mampu memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai