Anda di halaman 1dari 1

“Segala sesuatu bergantung dari niat, maka perbaiki niatmu sebelum bertindak”

Usiaku kini menginjak 30 tahun. Sudah sangat dewasa dari segi kuantitasnya, dan
semoga tingginya usia berbanding lurus dengan kedewasaan. Rasa khawatir sudah sering
menghampiri dan menemani hari-hari yang kujalani. Tentunya, sebagai manusia biasa,
tak satupun luput dari rasa khawatir, apapun masalahnya. Hanya saja, setiap orang
berbeda dalam menyikapi rasa tersebut, dan saya berharap bisa menyikapinya dengan
baik. Semakin berusia semakin diri ingin mersakan kedamaian, ingin menghindari suara
yang kasar, mendambakan keharmonisan dan lebih menikmati kesendirian. Kecewa
berulang-ulang jika manusia sebagai tolal ukur kita. Maka sebaik baik tempat berharap
hanya Allah semata. Mepaskan segala rasa, keluh kesah, kebahagiaan, kerapuhan Ialah
tempat terbaik saat menengadahkan tangan memohon rahmat dan cinta-Nya.

Tidak ada satupun orang yang mampu membaca isi hati seseorang, maka cukuplah
Allah bagiku. Jika niat baik, akan bernilai ibadah, jika tidak semoga menjadi pelajaran
untuk menjadi lebih baik. Aku bukanlah orang yang alim, namun aku berharap menjadi
orang yang dirahmati Allah dengan harapan itu semoga bisa menjadikan diri berpribadi
yang tulus, ikhlas dalam beribadah hanya kepada-Nya. Tidak semua kebaikan akan
dibalas kebaikan oleh manusia, begitu sebaliknya pada keburukan. Orang yang tulus,
mereka tetap berbuat baik meski mendapat perlakuan yang tidak baik, tetap menyapa
meski sering mendapatkan kekecewaan. Mungkin sikapnya lebih banyak diam sebab
berusaha menghindari perkataan yang dapat menyinggung perasaan. Sebagaimana
nasihan agama mengatakan “ berbicaralah yang baik atau diam”. Setiap kekecewaan,
kemarahan menjadi lebih terkontrol dengan mengingat nasihat tersebut. Jika perasaan
sudah lebih baik barulah memperbaiki segala keadaan. Sebab lisan yang tidak terjaga
berefek lebih buruk pada hati orang lain. Maka cukuplah untuk memilih diam.

Anda mungkin juga menyukai