Anda di halaman 1dari 9

1

B. Karasteristik Responden

Karasteristik mengenai responden penelitian dapat dilihat pada tabel V.1

1. Usia responden

Tabel V.1 Distribusi responden menurut kelompok usia

Usia Frekuensi Persentase (%)


< 20 tahun 6 10
20-40 tahun 52 86.7
> 40 tahun 2 3.3
Total 60 100.0
Sumber : Data kuesioner.

Pada tabel V.1 sebagian besar responden berusia antara 20-40

tahun yaitu sebanyak 56 orang (80,0%) hanya 6 orang (8,6%) responden

yang berusia > 40 tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar V.1

berikut ini :

Usia

< 20 tahun
3% 10%
20-40 tahun
> 40 tahun
87%

Gambar V.1 Dsitribusi responden menurut kelompok usia


2. Kontrasepsi Suntik responden

Tabel V.2 Distribusi responden menurut Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Suntik Frekuensi Persentase (%)


< 1 tahun 9 15
> 1 tahun 51 85
Total 60 100,0
Sumber : Data Kuesioner

Pada tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar dari 60

responden menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun

yaitu sebanyak 51 orang (85%). Hal tersebut dapat dilihat pada gambar V.2

berikut ini :

Kontrasepsi Suntik

15% 1 Bulan
3 Bulan
85%

Gambar V.2 Distribusi responden menurut Kontrasepsi Suntik

3. Penambahan Berat Badan responden


Tabel V.3 Distribusi Responden Menurut Penambahan Berat Badan

Penambahan Berat
Frekuensi Persentase (%)
Badan
Tidak 27 45
Naik 33 55
Total 60 100,0
Sumber : Data Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa responden yang

mengalami penambahan berat badan karena penggunaan kontrasepsi

suntik berjumlah 33 orang (55%) sedangkan 27 orang (45%) responden

lainnya tidak mengalami penambahan berat badan. Hal tersebut dapat

dilihat pada gambar V.3 berikut ini :

Penambahan Berat Badan

Tidak
45%
55% Naik

Gambar V.III Distribusi responden menurut Penambahan Berat Badan

4. Hasil Uji Statistik


Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel (univariat)

dapat diteruskan dengan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antar

variabel. Berikut ini akan disajikan hasil pengujian menggunakan uji

spearman correlation.

Tabel V.IV Hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik 3


bulan Depo Modroksi Progesteron Asetat dengan
penambahan berat badan di Poskesdes Pandansari Kec.
Pandansari Kab. Tanah Laut Provinsi Kalimantan
Selatan
Penambahan Berat Badan Uji
Kontrasepsi Suntik Total Korelasi
Tidak Ya Spearman
< 1 tahun 7 (77,8%) 2 (22,2%) 9 (100%) Value =
> 1 tahun 20 (39,2%) 31 (60,8%) 51 (100%) 0,277
Total 27 (45%) 33 (55%) 60 (100%) Sig. = 0,032

Berdasarkan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa adanya

hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Depo Modroksi

Progesteron Asetat dengan kenaikan berat badan di Poskesdes Pandansari

Kec. Pandansari Kab. Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai sig. = 0,032 (<0,05). Dimana dari 100%

responden yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan > 1 tahun

sebanyak 60,8% responden mengalami penambahan berat badan.

BAB VI

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia

antara 20-40 tahun yaitu sebanyak 52 orang (86,7%) hanya 2 orang (3,3%)

responden yang berusia > 40 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar

ibu yang melakukan KB adalah ibu pasangan usia subur (PUS) yang ingin

membatasi jumlah kelahiran anak.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar dari 60 responden

menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan > 1 tahun yaitu sebanyak 51 orang

(85%). Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memilih menggunakan

kontrasepsi suntik 3 karena tidak mengganggu laktasi. KB suntik 3 bulan

merupakan alat kontrasepsi yang lebih baik digunakan pada beberapa ibu yang

memiliki bayi yang menyusui, karena tidak berpengaruh pada air susu ibu. Karena

KB suntik 3 bulan mengandung progesteron, dan hormon progesteron

tidak mengganggu laktasi sehingga hormon progesteron tidak mempengaruhi

produksi ASI. Atas pertimbangan tersebut responden lebih memilih menggunakan

kontrasepsi KBsuntik 3 bulan depoprogestin.

Berdasarkan penelitian pada 60 responden didapat hasil analisis pada saat di

uji korelasi spearman diperoleh nilai sig. = 0,032 (<0,05) yang berarti bahwa

terdapat hubungan antara penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Depo Modroksi

Progesteron Asetat dengan kenaikan berat badan di Poskesdes Pandansari Kec.

Pandansari Kab. Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.


Hasil ini sejalan dengan penelitian Adriana, dkk (2013) yang menyatakan

adanya hubungan antara KB suntik 3 bulan dengan penambahan berat badan pada

wanita akseptor KB suntik 3 bulan di wilayah kerja puskesmas Lok Baintan

Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar tahun 2013. Hal tersebut terbukti

dengan hasil analisis pada saat di uji chi square nilai p= 0,002 lebih kecil dari

0,05.

Kontrasepsi suntik merupakan salah satu obat yang mengandung hormon

progesteron yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di

hipotalamus dan hormon estrogen yang menyebabkan terjadinya peningkatan

pengendapan lemak pada kelenjar mammae dan jaringan subkutis, pengendapan

lemak nyata pada pantat, paha dan menyebabkan pelebaran panggul, sehingga

mengakibatkan penambahan berat badan

Efek samping kontrasepsi suntik yang paling utama gangguan pola haid,

sedangkan efek yang lain tidak kalah pentingnya adalah adanya peningkatan berat

badan antara 15 kg. Penyebab peningkatan berat badannya belum jelas.

Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron

mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di

bawah kulit bertambah. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ibu yang

menggunakan KB suntik lebih dari satu tahun mengalami peningkatan antara 1-3

kg.

Berdasarkan tabel V.3 diketahui bahwa responden yang mengalami

penambahan berat badan karena penggunaan kontrasepsi suntik berjumlah 33


orang (55%) sedangkan 27 orang (45%) responden lainnya tidak mengalami

penambahan berat badan.


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 60 responden akseptor KB di

Poskesdes Pandansari Kec. Pandansari Kab. Tanah Laut Provinsi Kalimantan

Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan :


1. Sebagian besar dari 60 responden menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan

> 1 tahun yaitu sebanyak 51 orang (85%).


2. Responden yang mengalami penambahan berat badan karena penggunaan

kontrasepsi suntik berjumlah 33 orang (55%) sedangkan 27 orang (45%)

responden lainnya tidak mengalami penambahan berat badan.


3. Dari hasil perhitungan menggunakan uji korelasi spearman diperoleh nilai

sig. = 0,032 (<0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan antara

penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan Depo Modroksi Progesteron Asetat

dengan kenaikan berat badan di Poskesdes Pandansari Kec. Pandansari

Kab. Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.

B. Saran
Dari hasil kesimpulan diatas, maka dapat diambil beberapa saran sebagai

berikut:

1. Bagi akseptor KB

Diharapkan mempertimbangkan berbagai alternatif alat kontrasepsi dengan

melakukan perbandingan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi

dalam jangka panjang di kemudian hari.

2. Bagi petugas kesehatan di Poskesdes Pandansari Kec. Pandansari Kab.

Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan

Untuk dapat memberikan pelayanan di bidang maternitas dalam hal

pemberian informasi yang adekuat tentang teknik kontrasepsi dan

memberikan pilihan kepada para akseptor untuk menggunakan kontrasepsi

yang tepat.

3. Bagi peneliti

Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi perubahan berat badan sehingga dapat menemukan

penanganan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai