Anda di halaman 1dari 2

Hepatitis adalah penyakit peradangan atau gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh suatu infeksi atau

keracunan. Salah satu gejala yang mudah terlihat pada penderita gangguan fungsi hati adalah kulit dan
selaput putih mata yang mungkin akan berubah warna menjadi kuning, sehingga sering disebut oleh
masyarakat sebagai penyakit kuning. Warna kuning ini timbul disebabkan oleh cairan empedu yang
sudah sangat berlebihan kadarnya di dalam darah.

Hepatitis dapat disebabkan oleh keracunan obat atau berbagai macam zat kimia seperti karbon
tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat
dalam industri modern, serta berbagai organisme termasuk kuman dan virus. Zat-zat kimia ini mungkin
saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di
dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh,
hati itu sendiri mungkin rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

Kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh juga dapat menimbulkan penyakit hepatitis. Kuman ini masuk
ke dalam tubuh dengan perantara makanan atau air yang tercemar. Di dalam alat-alat pencernaan,
kuman tersebut berkembang biak dengan cepat. Kemudian, beberapa parasit ini diangkut melalui aliran
darah ke dalam hati, dimana mereka tinggal di dalam kapiler-kapiler darah hati dan menyerang jaringan-
jaringan di dekatnya sehingga menimbulkan radang hati.

Penyebab yang paling sering menimbulkan penyakit hepatitis adalah infeksi virus hepatitis seperti virus
hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT. Di Indonesia yang banyak ditemukan adalah virus hepatitis A, virus
hepatitis B dan virus hepatitis C. Virus hepatitis dapat masuk ke dalam tubuh, terutama melalui makanan
atau air yang dikotori oleh virus, tertular akibat tranfusi darah maupun melalui pemakaian alat-alat yang
tidak steril di rumah sakit. Hepatitis merupakan penyakit yang lebih sering menjangkiti anak-anak muda.
Tempat tinggal yang sesak, kebersihan yang tidak terjamin dan kurangnya makanan yang sehat sangat
memegang peranan dalam menyebabkan timbulnya penyakit ini.

Penyakit hepatitis umumnya muncul ditandai dengan timbulnya rasa mual, muntah-muntah, demam,
perasaan lemah dan hilang nafsu makan. Hati terasa nyeri apabila diraba atau pun disentuh dari luar. Hal
ini umumnya berlangsung selama 10 hari sampai 2 minggu. Dalam beberapa kasus, limpa menjadi besar
dan sering merasa gatal hebat di kulit. Cairan empedu mungkin akan terlihat di dalam air seni, terutama
selama tahap awal timbulnya penyakit ini. Kadang-kadang, penderita juga menderita diare. Gejala
hepatitis tidak tergantung kepada penyebabnya dan sangat bervariasi dari yang tanpa gejala sampai
yang berat sekali. Terkadang penderita hepatitis berat, gejala yang dikeluhkannya sangat minim sekali.

Untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit hepatitis atau tidak, maka seorang dokter
disamping mencari informasi mengenai perjalanan penyakit yang dialami, melakukan pemeriksaan fisik
secara teliti juga memerlukan pemeriksaan penunjang lainnya untuk membantu dalam melakukan
diagnosa, antara lain pemeriksaan biokimia/enzimatik, imunologi, dan pencitraan.

Salah satu jenis pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mengetahui adanya kerusakan pada hati
adalah pemeriksaan enzimatik. Enzim adalah protein yang dihasilkan oleh sel hidup dan umumnya
terdapat di dalam sel. Dalam keadaan normal terdapat keseimbangan antara pembentukan enzim
dengan penghancurannya. Apabila terjadi kerusakan sel atau peningkatan permeabilitas membran sel,
enzim akan banyak keluar ke ruang ekstra sel dan ke dalam aliran darah sehingga dapat digunakan
sebagai sarana untuk membantu diagnostik penyakit tertentu. Pemeriksaan enzim yang biasa dilakukan
untuk diagnosa hepatitis antara lain:

1. Enzim yang berhubungan dengan kerusakan sel hati yaitu SGOT, SGPT, GLDH, dan LDH.
2. Enzim yang berhubungan dengan penanda adanya sumbatan pada kantung empedu (kolestasis)
seperti gamma GT dan fosfatase alkali.
3. Enzim yang berhubungan dengan kapasitas pembentukan (sintesis) hati misalnya kolinestrase.

Secara laboratoris pemeriksaan enzim hati pada hepatitis akut didapati adanya peninggian SGOT dan
SGPT sampai 20-50 kali normal dengan SGPT lebih tinggi dari SGOT (SGOT/SGPT < 0,7). Selain itu
gamma-GT lebih kecil dari SGOT. Albumin dan Globulin dalam batas kadar normal. Fosfatase alkali dapat
meninggi bila terjadi gejala kolestasis (penyumbatan kantung empedu). Pada hepatitis kronis, dari
pemeriksaan laboratoris didapati adanya peningkatan kadar enzim SGPT 5-10 kali lebih tinggi dari kadar
normal, dan ratio albumin-globulin terbalik.

Untuk menentukan pengobatan yang akan dilakukan, maka perlu diketahui jenis virus yang diduga
sebagai penyebab infeksi hati dengan pemeriksaan seroimunologi. Bila pemeriksaan seroimunologis
negatif maka perlu dipikirkan penyebab hepatitis lain selain virus, misalnya penyakit hepatitis karena
keracunan obat atau zat-zat kimia yang berbahaya.

Radang hati merupakan penyakit yang sangat mudah menular sehingga penderita harus benar-benar
diasingkan selama taraf penyakit masih aktif. Penyakit ini umumnya akan sembuh setelah 6-8 minggu,
namun akan dapat kambuh kembali apabila penderita langsung melakukan aktivitas berat. Penderita
hepatitis harus istirahat di tempat tidur selama masih ada gejala-gejala penyakit ini. Makanannya harus
mengandung banyak protein dan hidrat arang, tetapi sedikit kadar lemaknya. Makanan yang dapat Anda
berikan untuk penderita hepatitis antara lain makaroni, telur, tahu, daging yang tidak bergajih, ayam, ikan,
kentang, sayur-sayuran yang mudah dicerna, agar-agar dan buah-buahan apa saja kecuali alpukat.
Penderita juga sebaiknya diberi vitamin B kompleks untuk menolong mengembalikan nafsu makannya
yang sudah hilang, dan menolong menyembuhkan hati. Penderita harus berhati-hati untuk tidak
melakukan aktivitas yang terlalu berat. Demikian uraian dan sedikit penjelasan dari kami, semoga
bermanfaat. Salam. dra astri rozanah (biolog pemerhati masalah kesehatan dan lingkungan)

SGOT: Serum glutamic oxaloacetic transaminase, an enzyme that is normally present in liver and heart
cells. SGOT is released into blood when the liver or heart is damaged. The blood SGOT levels are thus
elevated with liver damage (for example, from viral hepatitis) or with an insult to the heart (for example,
from a heart attack). Some medications can also raise SGOT levels. SGOT is also called aspartate
aminotransferase (AST).

SGPT: Serum glutamic pyruvic transaminase, an enzyme that is normally present in liver and heart cells.
SGPT is released into blood when the liver or heart are damaged. The blood SGPT levels are thus
elevated with liver damage (for example, from viral hepatitis) or with an insult to the heart (for example,
from a heart attack). Some medications can also raise SGPT levels. Also called alanine aminotransferase
(ALT).

Anda mungkin juga menyukai