Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah
Musik Minimalis merupakan salah satu seni kontemporer yang ada pada
saat ini yang berangkat dari sebuah gaya eksperimental dengan konsep minimal
namun hasil yang maksimal, artinya konsep musik minimalis pada umumnya
sebuah komposisi musik secara utuh. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dieter
Mack bahwa:1
sebuah karya musik lainnya. Di dalam sebuah karya musik biasanya ada unsur-
unsur yang memiliki keterikatan yaitu ritmik, nada, melodi, irama dan waktu.
kebutuhan primer bahkan menjadi suatu fenomena yang sering dibahas dan
diperbincangkan di abad ke-20 ini. Tak heran jika banyak orang beranggapan dan
1 Dieter Mack. 1995. Apresiasi Musik: Musik Populer. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Hal. 307
1
musik diuraikan menjadi dua genre dasar, sebagaimana yang dikemukakan Mack
sebagai berikut.2
Perselisihan tentang kedua genre dasar dalam bidang musik, yaitu musik
seni (art-music) pada umumnya menuju pada suatu karya musik yang
diciptakan oleh karena tujuan ekspresi individual, secara mandiri tanpa
penyesuaian dengan selera orang lain atau keinginan orang lain. dan
musik hiburanpada umumnya sebenarnya punya tradisi yang lama,
padahal permasalahan pertama sudah muncul pada tahap awal ini, sebab
belum tentu apakah kedua kategori ini cukup untuk mendefinisikan suatu
klasifikasi musik yang paling umum itu.
Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan, bahwa genre musik itu ada
tersebut.
Saat ini musik terus berkembang bahkan terus mengalami perubahan setiap
seniman dan pedagogik musik adalah Musik Minimalis yaitu musik yang
muncul di Amerika sekitar tahun 1960-an yang berawal dari genre musik
dari Amerika yaitu, La Monte Young, Terry Riley, Steve Reich, dan Philip Glass.3
yang baru, namun di dalamnya terdapat suatu keunikan tersendiri, yang mana
2 Dieter Mack. 1995. Apresiasi Musik: Musik Populer. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Hal. 377.
3 Keith Potter. 2000. Four Musical Minimalists. Cambridge: Cambridge University Press. Pg. 6-8.
2
dalam ruang waktu musik tersebut yang biasanya terkesan monoton, namun kesan
bunyi alam ada dalam musik ini atau lebih ke kesan ritual tergantung persepsi dan
juga merupakan sesuatu yang bersifat siklus seperti bumi yang berputar pada
porosnya serta bersifat sirkulasi dan meditasi. Hal-hal seperti ini kebanyakan
didapat pada musik-musik etnik yang ada di Asia (Khususnya di India, Tibet dan
sebuah ide dasar umumnya pada musik etnik di Asia, akan tetapi pengaruh musik
keberadaan musik etnik yang memiliki ide dasar pengulangan motifis yang
nantinya disebut orang sebagai musik minimalis. Ini menunjukkan bahwa Musik
Minimalis merupakan Musik Seni yang muncul secara individual berasal dari
pengalaman empiris sang komposer dalam bentuk karya yang nyata dan
sehingga kesan musik baru dikaitkan pada konsep musiknya yang baru (gaya
Salah satu komposer Musik Minimalis yang ingin penulis kaitkan dalam
penelitian ini adalah Philip Glass. Philip Glass telah sukses lewat komposisi-
komposisi operanya yang berkembang dan pada akhirnya beliau dijuluki Glass
3
Minimalis meskipun Glass tidak mau menyebut dirinya sebagai komposer
Musik Minimalis, Glass lebih suka disebut sebagai seorang komposer dengan
konsep musik berulang-ulang atau repetisi.4 Hal yang menjadi masalah utama
dalam penelitian ini adalah Musik Minimalis Glass sangat berbeda dengan ketiga
komposer yang disebutkan di atas yang mana antara Young, Riley, Reich, & Glass
Serialisme serta aliran Fluxus, Riley dalam karir awalnya bekerja dalam musik
Jazz, serta dia mendapat pengaruh dengan seorang Fluxus. Reich dengan gaya ala
Concept Art nya telah menciptakan berbagai karya sekitar tahun 1960-an
sebelum dirinya belajar musik etnik Afrika (Ghana) dimana ia belajar langsung
dengan master drummer Alorwoyie Gideon. Reich juga belajar gamelan Bali di
Seattle. Sedikit berbeda dari ketiga komposer di atas, Glass dalam pengembangan
pedagog legendaris bernama Nadia Boulanger di sekolah musik Paris serta belajar
sitar dengan Ravi Shankar dan belajar konsep ritmik musik India dengan Allah
Rakha. Selain belajar musik India, Glass juga dalam komposisinya tidak terlepas
dari pengaruh tradisi musik Klasik Franz Schubert, Johan Sebastian Bach, serta
4 Tim Page. 1997. Dialogue With Philip Glass and Steve Reich (1980)." Writings on Glass. New
York: Schirmer Books. Pg. 2-6.
4
Namun yang dia (Glass) peroleh dari musik India bisa dibandingkan
dengan cara Olivier Messiaen, artinya: suatu unsur musik India ditransfer
ke dalam suatu konteks yang berbeda sekali, sehingga sumbernya sama
sekali tidak terasa.
Perbandingan antara cara Oliver Messiaen dan Philip Glass dalam mengolah
karya musik seperti yang dikemukakan Mack di atas menunjukkan, bahwa musik
Messiaen dan Glass itu jika didengarkan, jelas tidak akan terasa ada unsur
etniknya (dalam hal ini musik India), Glass tidak bertolak dari suatu sumber yang
jelas sehingga musiknya selalu dianggap tidak jelas oleh kebanyakan musisi.
Glass sendiri sama sekali tidak berbicara soal aspek kekaryaannya sekitar
awal tahun 60-an, dalam perkembangannya pun dirinya agak terpisah dari ketiga
komposer Young, Riley & Reich yang memang sejak awal banyak melakukan
kerjasama.7
terpisah dari Young, Riley & Reich terlihat adanya perbedaan antara Glass
dengan ketiga komposer di atas memiliki keunikan tersendiri, yang mana jika
ditonjolkan adalah pengolahan unsur motif dasar dan permainan angka dalam
6 Dieter Mack. 1995. Apresiasi Musik: Musik Populer. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Hal. 247.
5
pengulangan motifnya, proses aditif dan subtraktif dalam setiap pergeseran
terdapat suatu hal yang membuat tertarik untuk menelaah lebih lanjut karya
tersebut, yang mana karya ini dibangun dari materi melodi yang sederhana
(minimal) dan pengolahan pengulangan motif dari setiap materi melodinya secara
aditif dan subtraktif yang sifatnya siklus dan memberi kesan ritual. Adapun judul
penelitian yang di angkat adalah Analisis Komposisi Musik Two Pages Karya
Philip Glass.
B. RUMUSAN MASALAH
masalah yang diangkat dalam penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah
merupakan komposisi musik Minimalis yang berbeda dengan Young, Riley &
Reich di mana pada karya ini memiliki kesan monoton pada setiap
pengulangannya namun kesan ini terdapat sebuah pengolahan yang dinamis jika
dilihat dari form (bentuk), struktur figur melodis, dan teknik komposisi yang
sebagai berikut:
8 Philip Glass. 1968. Two Pages. LA: Dunvagen Music Publications, Inc. Pg. 1.
6
2. Bagaimana struktur figur melodis dalam komposisi musik Two Pages
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
spesifik.
3. Sebagai informasi dan bahan referensi untuk menambah wawasan
7
E. TINJAUAN PUSTAKA
Sehubungan dengan topik penelitian ini, maka terlebih dahulu diadakan
dengan penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh originalitas data
samping itu, selain sumber-sumber dimaksud dikaji, akan pula dijadikan sebagai
musik yang disertai dengan gambar-gambar dan aplikasi praktis untuk memahami
Music Notation (n.d), karangan Tom Gerou dan Linda Lusk memberikan
musik, baik menyangkut penggunaan istilah, maupun hal-hal teknis lainnya yang
Glass, maka digunakan tulisan Ebenezer Prout yaitu Musical Form. Pemahaman
9 Ebenezer Prout. 2002. Musical Form. Revised Edition. London: Augener & Co. Pg. 1-2.
8
of his picture might, and most probably would, undergo more or less
important modifications during the progress of his work; but its general
design would be clearly in his mind before he began operations. A composer
goes to work on the same principle. Before putting pen to paper, he makes
up his mind what sort of piece he is going to write. Nobody in the world
ever sat down to write a set of waltzes, and found, when he had finished,
that he had composed a fugue instead. The simple reason is, that the two
works are constructed on an entirely different plan. The plan, or design
according to which a piece of music is written, is called its Form.
Menurut Prout, setiap karya seni, baik dalam dimensi yang kecil atau besar,
harus dibangun berdasarkan beberapa rencana yang telah terbentuk dalam pikiran.
Kita tidak bisa membayangkan seorang pelukis mulai bekerja pada kanvasnya
kemungkinan besar akan mengalami modifikasi lebih atau kurang selama proses
karyanya, tetapi desain umum, telah jelas tergambar dalam pikirannya sebelum ia
mulai berkarya. Seorang komposer bekerja pada prinsip yang sama pula. Sebelum
hal seperti apa yang akan disusunnya. Tak seorang pun di dunia yang pernah
duduk menulis sebuah Waltz, dan menemukan ketika ia telah selesai, bahwa yang
ia telah buat adalah sebuah komposisi Fuga. Alasannya sederhana, bahwa dua
karya yang dibangun pada rencana yang sama sekali berbeda. Rencananya, atau
desain sesuai dengan komposisi musik yang tertulis disebut Form atau bentuk
musiknya.
Dalam General Principles of Harmony, Alan Belkin mengemukakan
beberapa hal umum menyangkut harmoni dan teknik garapannya terhadap suatu
9
harmoni, yang mana tidak hanya dibatasi pada satu gaya dan harus meliputi
1) Karakteristik chord.
penguraian mengenai sistem harmoni dan chord serta penjelasan mengenai teori
musik. Dalam buku ini, diberikan contoh gambar praktis dalam rangka aplikasi
terhadap suatu garapan komposisi, yang juga dapat dijadikan sebagai referensi,
guna melakukan proses analisa terhadap struktur musikal komposisi Two Pages,
penciptaan sebuah melodi, dan di dalam sebuah lagu, yaitu lirik. Komposer
seringkali memberikan sebuah harmoni dan ritme, akan tetapi pada kebanyakan
negara, hak cipta suatu komposisi hanya ada pada bagian melodi dan lirik saja.
10Alan Belkin, 2008. General Principles of Harmony. [Online] (Updated 2008) Available at:
http://www.musique.umontreal.ca/personnel/Belkin /bk.H/ index.html. [Accessed November
2009].
10
Lebih lanjut dalam pemahaman mengenai musik, Pete Thomas menyatakan
bahwa :12
Music is the organisation of sound into melody (pitch) and rhythm (time).
This is the basic structure on which a composer (or orchestrator) will add
further elements including harmony, timbre and dynamics. Composition will
often involve only the rhythm and melody, however in "western tonal music"
the melody usually implies the harmony.
timbre, dan dinamika. Komposisi akan sering melibatkan hanya melodi dan ritme,
Dalam tulisan ini, Prier menekankan pentingnya analisa musik untuk memahami
secara konstruksi bagaimana suatu karya musik itu dibuat. Dengan demikian,
maka seorang performer dapat terbantu dalam menyajikan suatu karya dengan
tepat.
Dalam Musical Compositions (2008), Alan Belkin mengungkapkan tentang
memberikan contoh-contoh dalam bentuk standar musik Klasik. Tulisan ini pada
bentuk formal yang telah ada maupun komposisi baru dengan memperhatikan
11
elemenelemen musik yang akan digarap, serta perihal bagaimana
F. LANDASAN TEORI
Barat, sangat terkait dengan komposer sebagai kunci utama pemikiran dan
sehingga pada akhirnya menjadi contoh praktis bahwa sejumlah karya komposer-
komposer seperti Bach, Mozart, dan Beethoven dipelajari sebagai suatu prinsip
komposional.14
Ada dua cara utama yang dapat ditempuh untuk melakukan pendekatan
kontemporer (dalam arti komposisi terkini), akan tetapi secara teoretik sangat
jarang dibangun atas dasar komposisi yang sejenis dan sama. Hal ini disebabkan
13Alan Belkin, 2008. General Principles of Harmony. [Online] (Updated 2008) Available at:
http://www.musique.umontreal.ca/personnel/Belkin /bk.H/ index.html. [Accessed November
2009].
14 Robert S. Winter. "The Bifocal Close and the Evolution of the Viennese Classical Style."
Journal of the American Musicological Society 42 (1989): pp. 275-337.
15 Leonard B. Meyer, 1973. Explaining Music: Essays and Explorations. Berkeley and Los
Angeles: University of California Press, p. 120.
12
oleh konsep, bahwa teori biasanya didasarkan atas komposisi musik yang sudah
dibuat, dan di sisi lain komposer sangat jarang mengacu pada teori dan seringkali
berbeda dengan komposisi lainnya. Akan tetapi, secara umum proses komposional
tidak dapat dikaji hanya dengan melalui sumber-sumber manuskrip saja, karena
menerangkan atau menganalisa karya mereka sendiri. Hal ini memberikan suatu
mereka menginginkan orang lain memandang karya musik mereka dengan cara
yang sama.17
dipandang penting dan merupakan suatu kemutlakan untuk memahami ciri dan
16 Tim Crawford and Lorna Gibson, 2009. Modern Method for Music Research.
Burlington, USA: Ashgate Publishing Company. p. 100.
13
pemahaman yang tepat sebagai dasar dalam analisa struktur, bentuk, dan gaya,
khusus komposisi Two Pages, karya Phillip Glass. Melalui proses identifikasi
kronologis dan teknik penggarapan komposisi yang dimaksud. Di sisi lain, hal ini
menjadi bekal bagi seorang analis dan interpretator dalam menafsirkan ide yang
sendiri. Proses analisis musikal bukanlah membawa peneliti atau analis mendekati
apa yang dilakukan komposer, melainkan apa yang komposer inginkan dalam
penyajiannya.
termasuk faktor latar belakang, pandangan, dan filosofi Phillip Glass yang
18 Michael Miller, 2005. The Complete Idiots Guide to Music Compositions. USA: Alpha. Pg. 1
14
To understand a piece of music well we must be able to grasp a
composer's ideas, and the way in which he expounds and develops them.
sebuah karya musik, perlu untuk menangkap ide-ide komposer, termasuk cara di
komposisi musikal. Dengan demikian upaya yang perlu dilakukan adalah dengan
Players And Vocalists With Musical Examples menjelaskan analisa musik sebagai
berikut.19
menemukan isi sebuah karya musik secara lebih dekat. Sebagian besar adalah
karena unsur personal dalam analisis: sebuah karya dalam analisa berkaitan
dengan karya seseorang, dan didasarkan pada pengalaman sendiri sebagai sebuah
19 E. Van Der Straeten. 1967. A Handbook of Musical Form for Instrumental Players And
Vocalists With Musical Examples. London: Charing Cross Road, W.C. Pg. 127.
15
Di sisi lain, dalam kaitannya dengan aktifitas komposisi, menurut Margaret
Less obvious are three ingredients that are vital to the development of
composers: 1) Stimulus to the imagination; 2) Technical skill, and 3)
Knowledge of the musical context in which they wish to work.
imajinasi. Dalam hal ini, seorang komposer memperoleh ide yang akan digarap
menjadi ide musikal yang tersusun sistematis dalam komposisi, ide tesebut
merupakan faktor yng sangat esensial dalam menunjang karir seorang komposer.
penguasaan teori musik, ilmu komposisi dan analisa. Kemampuan ini, nantinya
akan menjadi toolkit bagi seorang komposer dalam meniti karirnya dalam
aktivitas bermusik.
Komponen pokok ketiga yaitu, pemahaman mengenai konteks musikal di
mana mereka akan berkarya. Komponen ini merupakan salah satu penunjang yang
20 Margaret Lucy Wilkins. 2006. Creative Music Composition: The Young Composers Voice.
UK, Routledge: Taylor and Francis Group. Pg. 2
16
sifatnya adaptatif dengan situasi dan kondisi musikal atau lingkungan musikal
komposisi musik Modern, tentu saja seorang komposer harus memahami dengan
benar tentang konsep dan konteks musik Modern, teori yang berhubungan dengan
musik Modern, bentuk komposisi musik Modern, serta hal-hal lainnya yang
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan konteks musikal yang
dimaksud.
Lebih lanjut, Wilkins memberikan pernyataan seperti berikut.21
The experience of composing can provide insights into the other fields of
musical activity. Performers who have composed can better understand, for
example, the limits of musical notation. Their own performance can benefit
by assimilating the often improvisatory nature of a work, which otherwise
appears to be a fixed entity on a printed page. The ability to make an
imaginative leap into the mind of other composers (because of the
experience of having composed) can produce a stunning performance.
selain itu muncul menjadi wujud dari komposisi yang telah dinotasikan.
menakjubkan.
Dengan demikian, pengalaman menjadi perbendaharaan bagi seorang
21 ___________. 2006. Creative Music Composition: The Young Composers Voice. UK,
Routledge: Taylor and Francis Group. Pg. 8
17
dan teori, memberikan kesempatan dan peluang bagi seorang komposer untuk
When you first started to compose, you probably had little idea of what
you were trying to create. It was sufficient just to find some sounds. Then
came the task of how to notate them. As you develop, you may become
aware that you want to have more control over what you are creating. In the
past, classical structures dictated the form and character of the work.
Nowadays, it is more usual for composers to determine a concept, or basic
idea, around which to build their work. From a strong concept will flow
much information about the essential parameters of musical composition.
The concept might determine the overall structure, for example, or the
tempo, or the mood and character of the musical ideas.
memiliki sedikit ide tentang apa yang coba dibuat. Hal praktis yang cukup
yang dapat saja mendukung ide dan selanjutnya dinotasikan. Ketika komposer
memberikan kontrol lebih atas karya yang sedang dibuat. Pada masa sebelumnya,
struktur musik Klasik Barat ditentukan melaui bentuk dan karakter dari karya
musikal, akan tetapi sekarang ini, biasanya komposer terlebih dahulu menentukan
konsep atau ide dasar yang dapat digunakan untuk membangun karya musikal
mereka. Melalui konsep yang kokoh, akan mengalir banyak informasi mengenai
22 _________. 2006. Creative Music Composition: The Young Composers Voice. UK,
Routledge: Taylor and Francis Group. Pg. 15.
18
musikal. Konsep ini dapat saja menentukan struktur komposisi secara
keseluruhan, misalnya tempo, suasana (mood) dan karakter dari ide-ide musikal.
Dalam hal analisis dan interpretasi suatu komposisi musikal, menurut Alan
Belkin terdapat perbedaan sudut pandang antara komposer dan analis; komposer
memulai karyanya dari yang tidak ada atau belum lengkap sampai selesai secara
keseluruhan, sedangkan seorang analis memulai aktifitas melalui karya yang telah
bagaimana suatu komposisi musik berlangsung (How does this music work).
analis yang satu dengan yang lain, dan didasarkan pada maksud analisis ini.24
23Alan Belkin, 2008. Musical Compositions. [Online] (Updated 2008) Available at:
http://www.musique. umontreal.ca/personnel/Belkin/bk.M/index.html. [Accessed November
2009].
19
Di sisi lain, sebagaimana yang diungkapkan oleh Karl Edmund Prier, bahwa
komposisi musikal bagian per bagian untuk memperoleh pemahaman yang lebih
24Deborah Stein, 2005. Engaging Music: Essays in Music Analysis. New York: Oxford
University Press, pp. 33-38.
25Karl-Edmund Prier SJ, 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi,
hal. 1.
20
spekulasi filosofi dan sistematika rasional terhadap fakta-fakta, proses dan
perkembangan seni musik, hubungan manusia secara umum bahkan
dengan dunia binatang.27
Ha Lang dan L. Harp dalam Harvard Dictionary of Music tulisan Willi Apel
ilmu yang menyangkut produksi, rupa, dan aplikasi dari fenomena fisik bunyi. 28
Berdasar pada konsep di atas, maka dapatlah dikatakan tepat apabila untuk
filosofisnya.
yang menjadi fokus sekaligus alat bedah dalam penelitian ini. Berikut ini
penelitian ini.
29 Catherine-Schmidt Jones, 2010. The Basic Elements of Music. Houston, Texas: Rice
University, pp. 3-111.
21
1. Elemen Waktu (Time Element)
Elemen waktu dalam musik dibagi menjadi :
a) Ritme
b) Tanda Birama (Meter)
c) Tempo
d) Dinamika dan Aksentuasi (Dynamics and Accent)
2. Elemen Tinggi-Rendah Nada (Pitch Elements)
a) Timbre (Color)
b) Melodi (Melody)
c) Harmoni (Harmony)
3. Elemen Kombinasi (Combining Time and Pitch Elements)
a) Tekstur Musikal (Texture of Music)
b) Counterpoint
c) Bentuk Musik (Music Form)
d) Bentuk dalam Musik (Form in Music)
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
memaparkan suatu gambaran keadaan sebagai sumber data yang dianalisa, dalam
22
pandangan yang ada dirangkum dalam bentuk kajian verifikatif terhadap analisis
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang
penelitian, agar diperoleh pemahaman yang jelas tentang realitas dan kondisi
kehidupan nyata.32
31 Dian S. Retno, 1996.Metodologi Penelitian. Semarang: STMIK Dian Nuswantoro. hal. 12.
23
Penelitian ini bersifat deskriptif, di mana data yang terkumpul berbentuk
data atau gambar, bukan angka-angka. Dalam penelitian ini, dijelaskan proses
yang terjadi dari gejala proses penelitian ini. Data diperoleh sebanyak mungkin
terhadap data yang diperoleh. Hasil penelitian ini kemudian dideskripsikan, dalam
hal ini diberikan penjelasan data menyangkut analisis komposisi Two Pages
yang telah ditentukan sebelumnya di awal penelitian untuk mencapai hasil dan
336) bahwa
terutama data yang berupa audio yang bisa dianalisis secara auditif dan partitur
dalam notasi partitur. Setelah itu baru peneliti mengkaji dan memahami variabel-
24
yang didapat ketika proses analasis dilakukan sebelum, selama, dan sesudah
dalam komposisi musik Two Pages karya Philip Glass, khususnya yang
2. Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi lingkup penelitian ini adalah semua tempat, sarana,
sumber dan narasumber yang berhubungan dengan data yang dibutuhkan, yakni
3. Instrumen Penelitian
dengan sumber data sebagai yang obyek yang diteliti yaitu komposisi Two
Pages karya Phillip Glass, maupun subyek penelitian (informan, nara sumber)
fenomena, atau pun gejala-gejala yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
penelitian ini.
4. Tahapan Penelitian
yang dapat membantu proses pelaksanaan penelitian agar rencana yang di susun
berjalan dengan baik, sehingga dalam penelitian ini diperlukan proses tahapan
25
penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua tahap penelitian yang ditempuh
yaitu:
subyek adalah sesuatu di mana objek melekat, atau dengan kata lain
lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian ini, dan narasumber yang
lain, yang dalam hal ini sebagai informan dan responden termasuk pula
26
internet, dan dalam hal ini yang menjadi latar utama penelitian kronologis
Pages karya Phillip Glass, dengan mengacu pada sumber-sumber data penunjang
lainnya yang ada, dalam hal ini berbagai literatur-literatur, rekaman audio-video
dengan teori musikologi, kemudian melakukan interpretasi data. Pada tahap ini
sumber dari internet atau sumber informasi lainnya yang dapat membantu dalam
pada umumnya, khususnya isu tentang ide dari Philip Glass untuk
komposisi.
e. Menarik kesimpulan atas jawaban dari segala permasalahan.
27
5. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini, digolongkan sebagai data
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, sedangkan data tertulis, foto, dan statistik
sebagai berikut:
mendalam dari orang-orang yang dianggap lebih tahu tentang bahan kajian
waktu yang luang. Dalam hal ini penulis melakukan dua pendekatan
telah dilakukan oleh orang lain yang bersumber dari media. Pada
Prof. Dr. Perry Rumengan, M. Sn, seorang komposer musik etnik dan
analisis, Dra. R. A. Dinar Sri Hartati, M. Sn, dan wawancara melalui email
dengan Prof. Dieter Mack sebagai orang yang berkompeten di bidang musik
34 Lexy J. Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. hal. 157.
28
Wawancara terstruktur yang dimaksudkan, hanya memuat garis besar yang
pelaku musikal atau artis yang berkaitan dengan topik penelitian ini, dalam
(catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah), data gambar maupun data
diperoleh dalam penelitian ini antara lain diskografi video komposisi Two
membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. 35 Jadi, studi
sumber datanya masih tetap dan belum berubah. Studi dokumenter yang
29
dilakukan dalam penelitian ini menunjang kekuatan hasil observasi dan
rekaman audio dan visual komposisi musik Two Pages karya Philip Glass
berupa buku atau media lainnya sebagai sumber pustaka yang berguna untuk
menggali informasi dan data yang memiliki kaitan dengan komposisi musik
Two Pages karya Philip Glass. Antara lain, jurnal, artikel, majalah dan
dalam penelitian adalah subyek dari mana data itu diperoleh atau dengan kata lain,
sumber data dilihat dari subyek data itu menempel. Apabila peneliti menggunakan
teknik dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber data.36
Teknik pengumpulan data untuk penulisan ini dilakukan dengan
Pages karya Phillip Glass, serta buku teks, tulisantulisan, literatur dan informasi
sebagai berikut:37
36 Suharsimi Arikunto, 1989. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina
Aksara, hal. 102.
37 Moh. Nasir, 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 408, 407.
30
a) Kategorisasi
Datadata yang diperoleh, baik dalam bentuk teks, literatur, tulisan, atau
yang ada disimpulkan melalui kajian antara data yang satu dengan yang lain.
7. Analisis Data
Fenomena yang melatarbelakangi topik dalam penelitian ini menyangkut
untuk meneliti lebih lanjut mengenai komposisi Two Pages karya Phillip Glass.
Analisis data yang dilakukan adalah dimulai dari menelaah dari berbagai sumber
data yaitu wawancara, observasi yang ditulis dalam catatan lapangan, foto,
diskografi audio-video, dan catatan atau literatur lainnya yang tersedia, kemudian
keabsahan data dan membuat interpretasi data. Melalui hasil interpretasi data yang
31
H. SISTEMATIKA PENULISAN
melalui studi literatur, wawancara dan studi dokumentasi maka data-data tersebut
Adapun hasil penelitian ini akan ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
penelitian.
musikalnya.
BAB III Bagian ini berisi mengenai uraian atau kajian keseluruhan
Glass.
BAB IV Berisi kesimpulan keseluruhan serta beberapa saran yang
32
DAFTAR PUSTAKA
33
Stein, Deborah. 2005. Engaging Music: Essays in Music Analysis. New York:
Oxford University Press.
Straeten, E. Van Der. 1967. A Handbook of Musical Form for Instrumental
Players And Vocalists With Musical Examples. London: Charing Cross
Road, W.C.
Suryabrata, S. 1992. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV Rajawali.
Thomas, Pete. 2005. Composition, Orchestration and Arranging. UK.
Universitas Indonesia, 2009. Metodologi Penelitian. ed. Saptawati Bardosono
[Handout]. April 2009. Jakarta: Universitas Indonesia.
Wasito, H. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia.
Wilkins, Margaret Lucy. 2006. Creative Music Composition: The Young
Composers Voice. UK, Routledge: Taylor and Francis Group.
34