BAB II
LANDASAN TEORI
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata,
yakni prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti
prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk memudahkan memahami lebih
1
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya:Usaha Nasional,
1994), h. 15.
16
pendekatan dari berbagai segi, tergantung pada sudut teori belajar mana yang
dianut oleh seseorang, karena masalah belajar adalah masalah setiap orang,
dengan linkungannya.2
sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
2
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta,:Rineka Cipta, 2003),
h. 2.
3
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (ROSDA, 2000), h. 90.
4
Retno Indiyati, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Tulungagung, Fakultas Tarbiyah Sunan Ngampel
Tulungagung), h. 12.
17
perubahan tingkah laku, kecakapan, potensi ke arah yang lebih baik, juga
dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku
sesuatu yang tidak dikenal, lama kelamaan bisa mengenal. Menguasai atau
5
Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), h. 10.
6
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung:CV Wacana Prima, 2007), h. 38.
7
Djamarah, Prestasi Belajar.., h.
18
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah
suatu hasil yang telah diperoleh atau dicapai dari aktivitas yang telah
prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang
berupa perubahan tingkah laku yang dialami oleh subyek belajar di dalam
bahwa:
Prestasi belajar adalah penilaian hasil dari berbagai upaya dan daya
yang tercermin dari partisipasi belajar yang dilakukan sesuai dalam
mempelajari materi pelajaran yang diarahkan oleh guru.9
dicapai oleh siswa dapat diketahui kedudukan anak dalam kelas, apakah
anak itu termasuk kelompok anak yang pandai, sedang atau kurang. Prestasi
mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport
8
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 1989), h. 700.
9
Abdurrahman Gintings, Esensi Praktis: Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Humaniora,
2008), h. 87.
19
bahwa:
20
di dalam kelas.
2) Faktor psikologis
adalah faktor yang berasal dari sifat bawaan siswa dari lahir
maupun dari apa yang telah diperoleh dari belajar ini. Adapun
10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 145-146.
11
Abdul Majid dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: PT,Raja
Grafindo Persada, 2002), h. 317.
12
Abdul Rahman Saleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, Psikologi Suatu
Pengantar, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 179.
21
berbeda, dari berbagai anak antara anak satu dengan anak yang
b) Bakat
baik.
saja.
keinginannya.
16
Sardiman, Interaksi , h. 76.
17
.Slameto, Belajar dan Faktor, h. 56.
24
d) Motivasi siswa.
18
Luluk Atirotu Zahroh, Diagnosis Kesulitan Belajar.Diagnosis Sebagai usaha Mengatasi
Kesulitan Belajar dalam Taallum Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 18. No.1.Juni, 2008, h. 77.
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 106.
20
Ginting, Esensi Praktis,h. 86.
21
Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), h. 103.
25
yang dilakukannya.23
e) Sikap siswa
negatif.24
1) Faktor keluarga
belajar anak.
...
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka,(QS.
At-Tahrim: 6).27
2) Faktor sekolah
28
Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2009), h.
40-41.
29
hidup.29
( )
Dari Anas bin Malik ia berkata: Rasulullah SAW bersabda; Siapa
orang yang keluar untuk menuntut ilmu, maka ia adalah berada
di jalan Allah sehingga ia kembali. (HR. Tirmidzi).30
29
M. Jumbransyah dan Abdul Malik Karim Amrullah, Pendidikan Islam Menggali Tradisi
Meneguhkan Eksistensi, (Malang: UIN Malang Pers, 2007), h. 93.
30
Al-Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, juz 4, (Mauqi'ul Islam: Dalam Software Maktabah Syamilah,
2005), hal. 100. hadits no. 1011.
30
31
Ibid, h. 65
31
tidak sia-sia.
32
Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 122.
33
Slameto,Belajar dan, h. 65.
34
Ahmad Fatoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), h. 66.
32
hubungan dan komunikasi yang baik dan harmonis antara guru dan
prestasi siswa akan meningkat bila terjadi relasi yang baik antara
siswa satu dengan siswa yang lainnya karena dengan adanya relasi
35
Sardiman,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindopersada,
2007), h. 144.
33
sehingga proses belajar akan lancar dan prestasi belajar juga akan
ikut terpengaruh.
belajar mengajar, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam
terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di siang hari atau sore hari,
36
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor,h. 67.
34
belajar.37
dapat tercapai.38
efektif pula hasil belajar siswa itu juga dalam pembagian waktu
37
Ibid, h. 68.
38
Ibid, h. 69.
35
untuk kegiatan lain yang positif Maka dari itu diharapkan seorang
3) Lingkungan Masyarakat
anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu
siswa menurun. Maka dari itu, orang tua harus mampu memberikan
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa
terhadap jiwa seorang anak. Maka dari itu, orang tua harus dapat
39
Slameto, Belajar., h. 70.
37
baik terhadap diri anak tersebut dan sebaliknya teman bergaul yang
faktor intern, misalnya motivasi belajar, dan lain sebagainya maupun faktor
siswa terhadap dirinya sendiri yang terbentuk sejak masa kanak-kanak dan
38
dirinya dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif, maka siswa akan
efektif, maka siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran dan
hasilnya akan tampak secara konkrit dalam prestasi belajar. Selain itu,
mampu belajar dengan mudah dan lancar, yang pada akhirnya prestasi
belajarnya meningkat.
Keluarga dalam hal ini orang tua memang merupakan faktor utama
penentu kepribadian anak, karena hubungan orang tua dan anak bukan hanya
sekedar hubungan lahiriyah dalam wujud interaksi yang tercipta setelah ia lahir,
namun lebih dari itu hubungan orang tua dan anak adalah hubungan batin yang
40
Uswah Wardiana, "Peranan Konsep Diri dalam Meningkatkan Prestasi Belajar"dalam
Ta'allum Jurnal Pendidikan Islam, Vol.28.No.2,November 2005, hal. 137.
39
telah ada semenjak anak berada dalam kandungan. Keeratan hubungan orang tua
dan anak merupakan kodrat yang telah ada dalam diri setiap manusia. Janin yang
kelak menjadi anak adalah bagian dari yang dimiliki orang tua, sehingga tidak
jarang kita temukan secara fisik anak mirip dengan bakat ibunya misalnya
perawakannya (gendut atau kurus), mata, hidung, rambut dan lain sebagainya. Di
samping itu tidak jarang kita temui karakteristik anak yang sama dengan orang
tuanya. Bila orang tuanya pendiam maka anaknyapun menjadi pendiam, faktor-
bahwa:
kepribadian anak, maka bukan sesuatu yang berlebihan jika para ahli pendidikan
utama. Pendidikan keluarga merupakan yang pertama dan utama, oleh karena itu
41
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999),
h. 32
40
Dari uraian serta pendapat di atas, jelas bahwa keluarga dalam hal ini
orang tua dituntut untuk menjadi pendidik dan pengasuh yang profesional bagi
putra atau putrinya. Hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah dan tidak dapat di
lakukan oleh semua orang, untuk menjadi orang tua yang baik dalam arti menjadi
kemampuan yang ekstra (lebih) karena orang tua haruslah menjadi pendidik yang
itu juga orang tua harus mampu mencukupi kebutuhan hidup anaknya. Oleh
karena itu, tingkat pendidikan dan ekonomi orang tua akan sangat berpengaruh
Anak yang hidup dalam keluarga yang berpendidikan tentu akan berbeda
Cara orang tua mengasuh, mendidik dan membina anak akan memberikan
pengaruh yang besar bagi perkembangan dan tingkat keberhasilan dari suatu
proses pembelajaran.
untuk giat belajar serta memberikan fasilitas dalam menunjang proses belajar
anak, hal ini dilakukan dikarenakan orang tua yang berpendidikan lebih tahu dan
didikan langsung dari orang tuanya yang berupa ajaran, dalam artian bimbingan,
nasehat dan teladan dari orang tua, serta kurangnya nasehat atau kasih
lembaga pendidikan seperti sekolah, kursus dan lain sebagainya. Hal inilah yang
kerap kali membuat anak seolah-olah kurang mendapat perhatian dan kasih
sayang, oleh karena itu yang menyebabkan anak-anak nakal di luar rumah dan
berpendidikan tentu akan lebih mendapat dorongan dan kesempatan untuk belajar
dari pada anak yang hidup di lingkungan keluarga yang kurang terdidik.
Secara umum, telah banyak tulisan dan penelitian yang mirip dengan
penelitian ini, namun selama ini belum peneliti temukan tulisan yang sama
dengan penelitian dengan judul yang peneliti ajukan ini. Di bawah ini akan
42
Maruf Afandi, Perbandingan Prestasi Belajar Anak antara Guru dan Non Guru, SD
Tanjungsari Tulungagung, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2004), h. 49
42
peneliti tampilkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan:
a. Tidak ada perbedaan perhatian siswa dalam belajar bahasa Inggris dengan
bahasa Arab.
bahasa Arab.
d. Tidak ada perbedaan ketekunan siswa dalam belajar bahasa Inggris dengan
bahasa Arab.
2. Maruf Afandi, Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Antara Anak Guru dan
antara prestasi belajar siswa anak guru dan non guru di SDN Tunggulsari,
perbedaan yang signifikan tersebut secara garis besar karena perhatian serta
fasilitas/ sarana-prasarana yang diberikan oleh orang tua/ wali siswa (baik
yang Berasal dari SMP dan MTs Bidang Study Aqidah Akhlak di MAN 2
43
berikut:
a. Rata-rata atau mean nilai mata pelajaran aqidah akhlak untuk siswa yang
ini menunjukkan bahwa siswa dari SMP juga mampu mengikuti dengan
b. Rata-rata atau mean nilai mata pelajaran aqidah akhlak untuk siswa yang
berasal dari MTs/ Variabel X1 di MAN 2 Tulungagung adalah 81,11. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa dari MTs juga mampu mengikuti dengan baik
c. Rata-rata atau mean nilai mata pelajaran aqidah akhlak siswa yang berasal
dari MTs lebih besar dari pada rata-rata nilai mata pelajaran aqidah akhlak
siswa yang berasal dari SMP di MAN 2 Tulungagung. Hal ini sesuai
3. Tahun ajaran.
D. Hipotesis Penelitian
kebenarannya masih diuji secara empiris. Dalam hal ini dikenal dua macam
antara anak guru dan anak petani di SDN Butuh 1 Kras Kediri Tahun Ajaran
2009/2010.
signifikan antara anak guru dan anak petani di SDN Butuh 1 Kras Kediri