Anda di halaman 1dari 11

Close(X)

Artikel terbaru
Loading news...

DUNIA PETERNAKAN

Proposal Usaha - Makalah - Laporan - Berita peternakan - Tips Beternak

Home

Unggas

o Ayam petelur

o Ayam pedaging

o Ayam lokal

o itik

o Puyuh

o Aneka unggas

Ruminansia

o Sapi perah

o Sapi potong

o Kambing

o Domba

Pseudo Ruminansia

o Babi

o Kelinci

o Kuda

Produk

o Susu

o Daging
o Telur

o Limbah dan ikutan

o Olahan

Materi

o Proposal

o Laporan

o Makalah

o Artikel

Info

o Peluang Usaha

o Penyakit

o Pakan

o Obat dan vitamin

Home Makalah MAKALAH TERNAK BABI

MAKALAH TERNAK BABI


Lud Bizar
Add Comment
Makalah
Friday, 3 October 2014
Dunia Peternakan masih setia memberi informasi dalam bentuk makalah tentang
peternakan. Kali ini makalah yang dipulish adalah MAKALAH MANAJEMEN TERNAK
POTONG Permasalahan Peternakan Babi di Banyumas. Langsung saja diriview
PENDAHULUAN

Usaha peternakan babi di Indonesia telah


lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi
pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen
pemeliharaan ternak babi. Melalui pengamatan dan penelitian yang cukup panjang dalam
kehidupan manusia, ternyata babi merupakan hewan yang memenuhi syarat dapat cepat
berkembang biak dan daspat menghasilkan daging yang lebih dari memadai bila dikelola
secara baik berdasarkan tatalaksana peternakan yang mapan, sesuai dengan perkembangan
ilmu beternak hasil pengalaman dan penelitian yang telah berjalan ribuan tahun. Keunggulan
babi sebagai ternak potong untuk pnyediaan daging babi manusia telah diakui seluruh dunia.

Di Indonesia ternak babi telah cukup lama diketahui orang, namun pengetahuan tentang
beternak babi yang benar dan produktif belum banyak diterapkan, mengingat kurangnya
informasi, akibatnya peternakan babi di Indonesia cenderung masih dilakukan secara
tradisional bahkan di sana-sini banyak peternakan babi yang dikelola secara sangat sederhana
dalam arti belum dikandangkan secara baik, belum diperhatikan pakannya, pertumbuhannya,
perkembangbiakannya maupun kesehatannya. Sebagai halnya ternak lain, babi yang di
ternakan orang berasal dari binatang liar. Babi liar dijinakkan, dibudidayakan, berkembang
dan terbukti bahwa babi-babi tersebut kemudian terkenal sebagai ternak penghasil daging
yang paling unggul, karena kemampuannya cepat tumbuh (gemuk) dan cepat berkembang
biak. Pembudidayaan babi dalam perkembangan peternakan babi secara modern di dunia ini
menghasilkan berbagai jenis babi unggul, babi-babi mana telah menjadi ternak potong yang
memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan daging bagi manusia.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Nama peternak : Saragi


Nama peternakan : Paguyuban petani babi MEKAR
Jumlah Babi seluruhnya : 600 ekor
Jumlah babi milik Bpk Saragi : 200 ekor
Jenis babi : yorkshire
Pakan : jagung, bekatul, ampas tahu, gaplek
Pemberian pakan : 2 X sehari (pagi dan sore)
Biaya Pakan : Rp. 200.000,- per hari
Penyakit yang menyerang : gatal-gatal, terengah-engah, diare
Obat gatal : Disuntik dan dibersihkan
Vitamin untuk gatal : B-complex, Medoksi, Verbex
Pemasaran : Yogyakarta, Jakarta, tasikmalaya
Penanganan Pasca mati : Dibakar dan diberikan untuk pakan lele

B. PEMBAHASAN

Peternakan babi paguyuban petani babi mekar berdiri sejak tahun 1997 sampai dengan
sekarang. Peternakan babi di Arcawinangun tidak mempunyai masalah yang serius.
Lingkungan sekitar pun mendukung dengan adanya peternakan babi dikarenakan peternak
babi berasal dari penduduk sekitar, dan membantu dalam memperoleh pendapatan keluarga.
Peternak yang diwawancara yaitu Bpk. Saragi. Ternak babi yang dimiliki Bpk. Saragi
berjumlah 200 ekor, sedangkan jumlah keseluruhan babi yang ada adalah 600 ekor.

1. PAKAN

Menurut Bpk. Saragi permasalahan yang dihadapi adalah banyaknya pengeluaran untuk biaya
pakan, yaitu sebesar Rp. 200.000,- per hari. Pakan yang diberikan berupa jagung, bekatul,
ampas tahu, dan gaplek. Pakan diberikan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore. pakan untuk 1
ekor babi yang disapih sebanyak 4-5 ember, sedangkan untuk bibit diberikan 1 ember. Babi
juga diberikan vitamin B-complex, medoksi, verbex, yang bertujuan untuk mengobati dan
mencegah penyakit gatal-gatal. Pemberian pakan pada babi dalam jumlah banyak belum tentu
jaminan bahwa babi akan berkembang dengan baik, seperti yang diharapkan, apabila kwalitas
makanan yang diberikan tidak memenuhi syarat gizi babi. Pemberian ransum merupakan
faktor-faktor yang sama sekali tidak dapat dikesampingkan. Babi dalam pertumbuhan,
perkembangbiakan, penggemukan dan kesehatanya memerlukan zat-zat tertentu, zat-zat mana
bila sampai kekurangan, babi akan terserang penyakit diferensiasi. Periode stater (0 - 11
minggu), protein 20 - 22 % dan sebaknya diberi skin milk dan jagung giling. Periode Grower
(10 - 24 minggu), protein 17 % ditambah hijauan segar, mineral dan vitamin. Penggemukan
(sampai 10 bulan), protein 14 % dan diberikan pakan yang berkualitas sehingga bisa
mencapai berat badan + 100 kg. Bibit, dengan protein 14 %, makanan yang berkadar serat
tingi, dan hijauan segar tetapi ransum tidak perlu di masak. Makanan diberikan 2-3 kali sehari
dan tidak mutlak harus dimasak
karena zat-zat vitamin dalam campuran makanan yang dimasak akan rusak atau hilang,
namun ada pula yang perlu dimasak seperti ubi kayu, daun keladi dan kacang kedelai sebab
mengandung racun, dapat menimbulkan gatal gatal, mengandung zat anti metabolik. Ternak
babi disamping membutuhkan makanan juga membutuhkan air minum yang bersih setiap hari
dan disediakan secara tak terbatas dalam kandang sehingga babi dapat minum sesuai dengan
kebutuhannya.

Pembatasan pemberian pakan pada babi dara mengakibatkan awal pubertas terlambat.
Pemberian pakan yang terbatas pada babi dara menjelang akan dikawinkan untuk pertama
kali berakibat kalsium dan fosfor berkurang dari kebutuhanya dapat mengakibatkan
permasalahan kelemahan kaki. Pakan yang diberikan pada babi dapat dikelompokan menjadi
dua kelompok yaitu pakan berbentuk pelet dan tepung, sedangkan bila ditinjau dari segi
hubunganya dengan pencampuran air dapat digolongkan menjadi dua yaitu pakan bentuk
basah dan pakan bentuk kering.

2. KESEHATAN
Pemasalahan lain yang ada adalah berbagai jenis penyakit yang menyerang ternak babi, hal
ini tidak begitu mengganggu, dikarenakan sudah dapat ditangani dengan cara memberikan
obat sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang. Penyakit yang menyerang diantaranya
gatal-gatal, terengah-engah dan diare. Pada saat wabah flu babi menyerang, peternakan
arcawinangun tidak berpengaruh, karena peternakan arcawinangun mengantisipasinya dengan
vaksin yang diberikan oleh dinas peternakan banyumas dan selalu menjaga lingkungan
sekitar agar penyebaran tidak meluas. Dalam menjaga kebersihan kandang, kotoran babi
harus ada penampungnya yang baik dan jauh dari kandang. Sistem pengairan dalam kandang
harus baik dan dialirkan dalam bak penampungan yang jauh dari kandang . beberapa penyakit
yang sering menyerang ternak babi antara lain : Brucellosis, Kholera, Penyakit
Merah/Erisipelas, Anthrax, penyakit Ngorok, Scabies/Kurap dan Castro Enteritis. Untuk
mencegah penyakit dapat dilakukan vaksinasi secara teratur dan pemberian obat sesuai jenis
penyakit yang menyerang.

Feses babi juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Babi yang mati juga dapat dimanfaatkan
sebagai pakan lele dengan dibakar terlebih dahulu. Air dari peternakan juga mengalir ke
penampungan, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Penduduk pun tidak Merasa
terganggu karena manajemen pemeliharaanya sudah sangat baik, sehingga tidak ada yang
merasa dirugikan. Selain itu, dengan adanya peternakan babi juga dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi penduduk sekitar.

3. PERKANDANGAN
Kandang mempunyai peranan penting dalam peternakan babi komersial, sebab kondisi
kandang
ikut menentukan hasil yang dapat dicapai. Pada pemeliharaan babi secara extensif,
kandang dianggap tidak penting, sekedar dibuat tanpa diperhitungkan fungsi kandang yang
efektif dan menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan babi yang diternakan.
Kandang babi harus dibuat berdasarkan rancangan yang masak yang disesuaikan dengan
fungsi dan segi-segi biologis babi, serta pengaruhnya pada segi profesional peternakan.

Ada dua jenis kandang untuk peternakan babi :

1. Jenis kandang tunggal : Kandang yang terdiri satu baris memanjang yang dipetak-petak.
2. Jenis kandang ganda : Kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya saling berhadapan
atau mempunyai jalan ditengah untuk dapat memberikan pelayanan dan perawatan terhadap
ternak babi.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang babi :

a. Kandang dibangun dengan model terbuka dibagian atas dinding kandang, supaya
mendapat cukup sinar matahari dan pertukaran udara yang cukup baik. Bagian bawah
kandang kalau memungkinkan dapat dibuat tembok setinggi 1 meter.
b. Lantai kandang sebaiknya dibuat dari dasar yang kuat dan kalau memungkinkan dapat
dibuat lantai semen, tetapi usahakan jangan terlalu licin serta sedikit miring.
c. Disamping kandang dibuat saluran air, yang berfungsi membuang kotoran sewaktu
membersihkan kandang. Lebar maupun dalam saluran kurang lebih 25 cm dan agak miring,
kemudian letak pembuangan kotoran agak jauh dari kandang.
d. Atap dapat dibuat dari seng tetapi sebaiknya terbuat dari bahan yang tidak menyerap
panas misalnya daun sagu atau daun alang-alang.
e. Luas kandang

- Kandang beranak dengan ukuran 2,5 meter panjang dan lebar 1,5 meter
- Kandang untuk ekor pejantan berukuran 3 x 2 meter.

- Kandang untuk babi berumur 3 bulan - 1 tahun dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 1
meter untuk tiap ekor.

4. PEMILIHAN BIBIT
Banyak strain babi unggul sehingga peternak hendaknya dapat memilih strain babi yang
disukainya dan dikaitkan pada sasaran pemeliharaan, misalnya untuk babi berlemak tinggi,
babi pedaging yang besar, sedang dll. Misalnya dengan bertujuan memproduksi babi type
sedang dengan kwalitas tinggi maka dia akan memilih babi stain. Ada beberapa jenis bibit
babi antara lain Berksive, Chester White, Tamworth,Yorkshire, Sadleback, Hampshire, babi
liar/celeng dll.

Ciri-ciri babi yang baik :

- Letak puting simetris.


- Ambing besar dengan saluran darah terlihat jelas.
- Tubuh padat dalam berisi.
- Kaki kokoh dan tegap.
Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah awal keberhasilan suatu usaha peternakan.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan pada waktu memilih bibit:
a. Babi yang sehat, bentuk tubuh yang baik ciri-cirinya : letak puting simetris dan jumlah
12 buah kiri dan kanan, ambing yang besar dengan saluran darah terlihat jelas, tubuh yang
padat dan kompak, kaki yang tegap dan kokoh, tubuh yang panjang dibandingkan dari babi-
babi yang sama umur.
b. Anak babi yang akan di ternakan sebaiknya berasal dari induk yang sering
menghasilkan anak banyak atau biasanya mempunyai anak lebih dari 5 ekor dalam satu
kelahiran dan sanggup atau menjaga anak-anaknya sampai saat lepas susu, maupun pejantan
yang sanggup atau mempunyai kemampuan kawin serta menghasilkan anak lebih dari 5 ekor.

5. PEMILIHARAAN
Anak babi sejak lahir sampai berumur 10 hari menghadapi suatu masa kritis sebab anak
babi sangat sensitif dan tidak berdaya menghadapi lingkungan yang berat. Kematian anak
babi sangat menonjol apabila tatalaksana dan pemeliharaan induk dan anak kurang baik. Oleh
karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemeliharaan anak-anak babi misalnya:
- Pembuatan kandang dengan sekat pengaman dalam kandang, tempat makan.
- Menjaga kebersihan kandang secara teratur dan kontinyu.
- Segera setelah anak babi lahir, tali pusar diolesi obat merah untuk menghindari infeksi.
- Memberi makan dan minum secara teratur.
- Bila induk babi mati, anak babi yang masih kecil dapat dipisahkan ke induk yang lain
atau diberi susu pengganti sebanyak 0,2-0,4 liter/ekor/hari sampai umur 4-5 minggu.

Babi jantan yang digunakan sebagai pejantan pada umur 10 bulan dapat mengawini 1
sampai 2 ekor babi betina/hari dan dalam seminggu jangan lebih dari 3 kali kawin.
Perbandingan jumlah pejantan dan induk babi 1 ekor : 8-10 ekor. Anak babi yang tidak
digunakan sebagai calon pejantan sebaiknya segera dikebiri berumur kira-kira 3 minggu.
Babi yang digunakan sebagai calon induk dikawinkan pertama kali pada umur 9 bulan,
sedangkan induk babi yang baru melahirkan sudah dapat dikawinkan kembali setelah umur
12 minggu atau setelah
anaknya disapih.

DAFTAR PUSTAKA
http//: balitnak.com
Nugroho, E dan Whendrato, I .1990. Beternak Babi. Eka Offset. Semarang.

Setyaningrum, dkk. 2003. Manajemen Ternak Potong. Unsoed. purwokerto

Cantumkan sumberny ya...

inShare

Baca Juga :

Pemeliharaan Anak Kerbau ( Gudel ) ...

Manajemen Sapi Laktasi


MAKALAH TERNAK BABI

SOSIOLOGI PEDESAAN "masalah moral"

Pemotongan Hewan dan ketentuannya

0 Response to "MAKALAH TERNAK BABI"

Terima Kasih sudah berkunjung di Dunia Peternakan. Saran dan kritik sangat dianjurkan.

Links to this post

Create a Link

Newer Post Older Post Home

Populer Monthly
PROPOSAl PENGAJUAN TERNAK SAPI

PROPOSAL PERMOHONAN DANA PRASANA OLAHRAGA

MAKALAH TERNAK BABI

LAPORAN TERNAK POTONG

PROPOSAL USAHA AYAM KAMPUNG

Makalah Kambing Perah

PROPOSAL USAHA TERNAK KAMBING TERBARU

PROSPEK TERNAK BABI Yang Menguntungkan

PROPOSAL PERMOHONAN DANA KARANG TARUNA


Makalah Daging

Pemesanan Makalah-Laporan-Proposal
Name

Email *

Message *

Google+ Followers
Interest Blog
Banyumasan

Berita Kampus

Info Menulis

Koran Ternak

LivesStock

Pages
Home

About

Download

Privacy Police

Contact

Sitemap

Disclaimer
Back to top!
Copyright 2015 DUNIA PETERNAKAN - All Rights Reserved Design by Ludbizar -
Powered by Blogger
Ads By Clicksor

Anda mungkin juga menyukai