Anda di halaman 1dari 4

Model pembelajaran untuk memperdayakan perempuan lewat

usaha kreatif guna meningkatkan perekonomian

Perempuan sebagai tongak utama perekonomian , demikian inti dari


pertemuan APEC-WEF di Rusia yang belangsung pada bulan Maret 2012 kemarin.
Hal ini menunjukan betapa dunia sangat mengharapkan dan mengidam-idamkan
peran perempuan dalam perekonomian yang digadang-gadang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan cepat dan adil, menciptakan peluang bisnis dan
meningkatkan daya saing antar perusahaan.

Pada pertemuan puncak pemimpin APEC yang digelar di Bali, 8 Oktober


2013 di bahas tentang pemberdayaa dan keteribatan perempuan dalam usaha bisnis
mikro kecil dan menegah (UMKM) yang didominasi dan memiliki peran vital di
kawasan asia pasifik. Menurut data Sensus Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia
memiliki UKMK yang berkontribusi sekitar 57% terhadap produk domestik bruto,
alias seluruh kegiatan ekonomi termasuk ekspor dan impor. Pelibatan tenaga kerja di
sector ini mencapai nilai tak kurang dari 96%, namun perempuan memiliki 23%
UMKM di Indonesia dengan jumlah tumbuhnya 8% dari tahun ke tahun. Sementara
jumlah UMKM yang dimiliki laki-laki justru menurun. Nampaknya benar bahwa
ekonomi tak akan tumbuh optimal jika lebih dari separuh penduduknya tak ikut
terlibat seperti halnya sensus di atas menunjukkan peran perempuan yang masih
minim dalam sector UMKM sehingga perekonomi Indonesia tak bisa tumbuh dengan
optimal. Dapat kita lihat bersama prosentase UMKM perempuan masih jauh lebih
kecil dibandingkan laki-laki. Hal ini terjadi dikarenakan berbagai tantangan yang di
hadapi kaum perempuan baik manajemen bisnis dan operasional, hambatan financial,
Jejaring bisnis, dan kurangnya penguasaan IPTEK.

Melihat situasi tersebut, digalanglah sebuah model pembelajaran


pembelajaran untuk memperdayakan perempuan lewat usaha kreatif yang mana
bertujuan untuk meningkatkan perekonomian perempuan. Menurut 66 penelitian
International Research Center for Woman (IRCW) di era 1980, terungkap fakta
keluarga berkepala perempuan lebih miskin daripada laki-laki. Hal ini sungguh miris
bagaimana keadaan perempuan jika ditinggal oleh laki-laki akankah mereka hidup
dalam tirai dan kubangan lumpur kemiskinan. Dikarenakan hal ini dunia beranggapan
bahwa perempuan adalah makhluk yang paling banyak memikul beban kemiskinan.
Selain itu, menurut ukuran ekonomi perempuan yang tak menghasilkan uang di
anggap rendah.

Untuk mengatasi masalah itu maka kami buat model pembelajaran yang mana
memilki tujuan utama meningkatkan perekonomian dikalangan perempuan,
menciptakan wirausaha yang inovatif, dan kreatif serta menyiapkan lulusan yang
berpengang teguh pada etika bisnis dan siap bersaing di dunia global. Dalam
menjalankan pembelajaran disiapkan beberapa pengajar yang ahli dibidangnya yang
telah direkrut melalui serangkaian prosedur. Yang akan mengajar beberapa mata
pelajaran yaitu Adminitrasi dan pengelolaan keuangan usaha, perizinan usaha,
pengajuan kredit atau pinjaman di lembanga negara atau swasta, pengenalan
pemanfaatan IT untuk usaha, keterampilan usaha kreatif , pengenalan kewirausahaan .
yang di harapkan dapat ikut membantu perempuan dan mempermudah mereka dalm
mengeluti dunia bisnis.

Selain itu, dalam pembelaran digunakan serangkaian metode dalam


pembejaran yang di harapkan dapat menciptakan iklim menyenangkan dan
mempermudah pemahaman calon wirausaha. Metode tersebut adalah
pengkombinasian antara BASED INTRODUCTION (PBI) dengan STUDENT
TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) dimana calon wirausaha di hadapkan
pada beberapa permasalahan yang ditampilkan pengajar lewat infocus, lalu pengajar
menjelaskan masalah tersebut, selanjutnya dibuatlah tim yang terdiri atas beberapa
orang. setelah itu setiap tim dituntun untuk mencari informasi ,menciptakan
hipotesis,melakukan eksperimen dan memecahan masalah. Kemudia,setiap tim
diberikan kesempatan mempresentasikan laporannya dan pada bagian akhir pengajar
akan membantu mengevaluasi hasil laporan setiap tim. Metode ini melatih dan
mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada
masalah-masalah otentik dari kehidupan calon wirausaha secara actual yang
merangsang pemikiran tingkat tinggi yang dipadukan dengan kerjasama tim yang
mana berfungsi memudahkan di temukankan penyelesaian, mengurangi sikap
induvidualisme dan menumbukan iklim team work sebagai penentu kesuksesan.

Dalam pembedayaan perempuan lewat usaha kreatif ini kami juga


memadukan metode pembelajaran Mind Mapping dengan JIGSAW (MODEL TIM
AHLI) yang mana pengajar menyampaikan gambaran umum yang akan di bahas,
lalu di bentuk tim ahli yang terdiri dari beberapa orang. Setelah itu, tim ahli
membahas masalah dan menuangkan gagasan ide dalam sebuah gambar dengan
memanfaatkan IT, kemudian gagasan tersebut di sampaikan tim ahli kepada tim ahli
lain lewat presentasi, setelah itu tim ahli beserta pengajar memberikan evaluasi dan
pada akhirnya akan disimpulkan oleh pengajar. Metode ini melatih dan
mengembangkan kemampuan perencanakan, kreatifatas, pengaitan antar masalah
serta mengaktifkan keseluruhan otak. Selain itu metode ini juga membantu calon
pengusaha untuk dapat memahami materi dengan waktu yang singkat dan materi
dapat di ingat dalam jangka waktu yang panjang. Ditambah lagi metode ini dianggap
cukup menarik karena memanfaatkan kekreatifan calon wirausaha lewat
pengembangan peta konsep yang dipadukan dengan kerja sama anggota dalam
sebuah tim. Tim yang dibuat bermaksud untuk mempermuda penyelesaian tugas
lewat kerjasama dan diskusi, selain itu tim ini bertugas member penjelsan secara
mendalam mengenai materi yang di perlajari kepada tim lain. Diharapkan dengan
pemanfaatan tutorial sebaya ini setiap induvidu dapat lebih paham dan tak sungkan
untuk bertanya jika kurang paham.

Kami juga, mengusung metode pembelajaran aktif dimana dalam setiap


pembelajaran pengajar mengajak calon wirausaha berfikir mendalam lewat dialog
berupa pertanyaan. Hal ini dilakukan bukan hanya untuk memperoleh kebenar tetapi
untuk menguji kepahaman calon wirausaha. Adapula praktik lapangan dimana
sebelum praktik diadakan dialog mendalam terlebih dahulu. Selain itu, dalam metode
ini calon wirausaha diajak berpikir kreatif dan iniovasi lewat dialog mendalam dan
praktik keterampilan. Namun, dalam proses pembelajaran tak jarang diadakan metode
make a math dimana pengajar membagi para calon wirausaha dalam kelompok kecil,
lalu di bagikan kartu yang terkait dengan pembelajaran, setelah itu para calon
wirausaha diminta membuat pemecahan masalah dari kartu yang di dalam dalam
waktu 5 menit, setiap yang kalah akan diberikan hukuman. Hal ini dilakukan untuk
menciptakan iklim menyenangkan , memicu kreatifan calon wirausaha, terjadi
interaksi antara calon wirausaha dan pengajar yang aktif dalam proses pembelajaran.

Dengan dibentuknya model pembelajaran seperti ini diharapkan para


perempuan dapat ikut andil dalam menumbuhkan dan meningkatkan perekonomian
nasional sehingga Indonesia dapat mandiri baik secara enternal maupun eksternal.

Anda mungkin juga menyukai