Disusun Oleh :
RIMA ROSIANA
8335141625
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah-masalah yang mempengaruhi manajemen laba, yaitu
sebagai berikut:
1. Adanya hubungan pemegang saham dan manager (teori agensi atau
kepentingan) yang meningkatkan adanya kemungkinan manajemen laba.
2. Peran Dewan Pengawas Syariah yang meminimalisir adanya kemungkinan
manajemen laba.
3. Kurangnya efisiensi penggunaan metode CAMEL yang diterapkan Bank
Indonesia dalam meminimalisir adanya manajemen laba.
4. Kemungkinan terjadinya kasus manajemen laba di bank umum syariah
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, terlihat
beberapa permasalahan yang mempengaruhi terjadinya manajemen laba di bank
umum syariah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Peneliti menggunakan populasi dan sampel Bank Umum Syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia.
2. Periode pengamatan selama 5 tahun yaitu tahun 2010-2015.
3. Variabel independen yang diuji yaitu peranan Dewan Pengawas Syariah
dan Rasio CAMEL, dengan variabel dependen praktik manajemen laba di
Bank Umum Syariah.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pokok yang telah disebutkan sebelumnya pada
latar belakang, maka peneliti dapat merumuskan beberapa permasalahan
yang terjadi, yaitu :
1. Apakah peranan Dewan Pengawas Syariah berpengaruh terhadap praktik
manajemen laba di Bank Umum Syariah ?
2. Apakah Rasio Camel berpengaruh terhadap praktik manajemen laba di
Bank Umum Syariah ?
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
mengenai manajemen laba di Bank Umum Syariah bagi para peneliti
selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan praktis
baik bagi perbankan syariah, investor maupun nasabah. Adapun
kegunaan praktis yang diharapkan dapat diberikan sebagai berikut :
a) Perbankan Syariah
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi Bank Umum Syariah sebagai bahan
masukan agar tidak terjadinya praktik manajemen laba di Bank
Umum Syariah.
b) Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor
untuk mengambil keputusan apakah akan berinvestasi pada Bank
Umum Syariah tersebut.
c) Nasabah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam memilih Bank Umum Syariah yang bersih dan
tidak terjadi praktik manajemen laba.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh atau diharapkan dari hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa atau akademisi, penelitian ini diharapkan dapat
menambah literatur dalam bidang manajemen dan akuntansi perbankan
syariah,
2. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan kajian teoritis, terutama yang berkaitan
dengan bidang akuntansi perbankan syariah,
3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian
berikutnya dan menjadi masukan untuk perbaikan regulasi sistem
perbankan syariah di Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Agency Theory
Hal yang mempengaruhi terjadinya ketidakseimbangan informasi atau
yang sering disebut asimetri informasi antara dan konflik kepentingan
antara principal dan agent adalah moral hazard (kekacauan moral) yang
mendorong agent untuk menyajikan informasi perusahaan yang tidak
sebenarnya kepada principal terutama mengenai pengukuran kinerja agent
itu sendiri (Setiawati, 2010).
Dari ketidakseimbangan informasi tersebut memberikan kesempatan
bagi manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba dalam rangka
menyesatkan pemilik mengenai kinerja ekonomi perusahaan (Suryanto,
2014)
Menurut Jensen and Meckling (1976) dalam Suryanto (2014) ada
permasalahan yang terjadi antara principal dan agent, yaitu sebagai
berikut:
a. Moral hazard
Merupakan permasalahan yang timbul jika agen tidak
melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak
kerja, atau menyeleweng dari kesepakan yang telah ditetapkan.
b. Adverse selection
Merupakan suatu tindakan dimana prinsipal tidak dapat
mengetahui apakah suatu kepentingan yang diambil oleh agen
benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau
terjadi sebagai sebuah kesalahan tugas.
3. Rasio CAMEL
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum pasal 2
menyebutkan bahwa
(1) Bank wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
kehati-hatian dalam rangka menjaga atau meningkatkan tingkat
kesehatan bank, dan
(2) Komisaris dan Direksi Bank wajib memantau dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan agar tingkat kesehatan bank
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dipenuhi.
Pasal 8 Peraturan Gubernur Bank Indonesia No. 6/10/2004 tahun
2004 menjelaskan bahwa bank wajib melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia secara
triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September dan Desember.
Menurut Kasmir (2002 : 185-186) dalam Said (2012) , Analisis
rasio CAMEL digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan Bank. Unsur
yang digunakan dalam rasio CAMEL tersebut adalah :
1. Capital
Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah
satu Bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital
Adequacy Rasio) yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap
aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
2. Assets
Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki Bank.
Rasio yang diukur ada 2 macam yaitu :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva
produktif
b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva
produktif yang diklasifikasikan.
3. Management
Penilaian didasarkan kepada manajemen permodalan, manajemen
aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas dan
manajemen umum. Manajemen bank dinilai atas dasar 250
pertanyaan yang diajukan.
4. Earning
Penilaian didasarkan kepada rentabilitas suatu bank yaitu melihat
kemampuan suatu bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam
unsur ini didasarkan kepada 2 macam yaitu :
a. Rasio laba terhadap total asset (Return on Assets)
b. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO).
5. Liquidity
Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas bank
didasarkan kepada 2 macam rasio yaitu :
a. Rasio jumlah kewajiban bersih Call Money terhadap aktiva lancar
dan yang termasuk aktiva lancar adalah Kas, Giro pada BI,
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar
Uang (SBPU) yang sudah diendos oleh bank lain.
b. Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank.
4. Manajemen Laba
Manajemen laba terjadi ketika manajemen suatu badan usaha
menggunakan kedudukannya untuk mengubah laporan keuangan yang
telah ia susun. Tujuan dari pengolahan data fiktif tersebut adalah
memanipulasi besaran laba yang dilaporkan kepada para pemegang saham
dan mempengaruhi hasil perjanjian yang bergantung pada angka-angka
akuntansi yang dilaporkan.
Manajemen laba (earnings management) sebagai serangkaian
langkah yang dilakukan manajer untuk meningkatkan atau
menurunkan jumlah laba yang dilaporkan dalam tahun berjalan yang
merupakan tanggung jawabnya tanpa menyebabkan penurunan atau
peningkatan keuntungan yang dicapai suatu badan usaha dalam
jangka panjang. Pandangan ini tidak saja terbatas pada perilaku manajer
tetapi lebih luas yaitu mencakup seluruh tindakan yang dilakukan
manajemen dalam mengelola earnings, yang meliputi pemilihan
kebijakan akuntansi serta keputusan operasi perusahaan (Rokhlinasari,
2014).
Rokhlinasari (2014) menyebutkan bahwa ada dua konsep dalam
memahami manajemen laba, yaitu :
1. Manajemen laba dipandang sebagai opportunistic behavior
perspective jika manajer memaksimumkan kepentingannya dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan kos politis.
Perspektif oportunistik juga disebut ex-post karena pemilihan
metode akuntansi dilakukan setelah faktanya diketahui.
2. Manajemen laba dipandang dari sisi efficiency contracting
perspective bila dalam kontrak kompensasi, perusahaan akan
mengantisipasi insentif manajer untuk mengelola earnings melalui
jumlah kompensasi yang ditawarkan. Lender juga akan melakukan hal
yang sama dalam memutuskan tingkat bunga yang diminta.
Dalam pandangan ini earnings management memberikan
fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam menghadapi realisasi keadaan yang tidak dapat
diantisipasi untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam
kontrak.
C. Kerangka Teoritik
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang telah dirangkum dalam
tabel diatas ternyata masih terjadi research gap yang menunjukkan adanya
ketidakkonsistenan dari hasil penelitian sehingga perlu dilakukan penelitian
lanjutan dengan variabel peranan dewan pengawas syariah serta rasio camel.
Dari beberapa uraian tersebut kerangka berfikir digambarkan dengan
bagan sebagai berikut :
Peranan Dewan
Pengawas Syariah Manajemen Laba di
Bank Umum Syariah
Rasio CAMEL
D. Perumusan Hipotesis
Dari dasar kerangka teoretik dan hasil penelitian yang relevan ini,
maka penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1: Peran Dewan Pengawas Syariah (X1) berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba di Bank Umum Syariah
H2: Rasio Camel (X2) berpengaruh negatif terhadap manajemen laba di Bank
Umum Syariah (Y)