Anda di halaman 1dari 69

UPAYA PENINGKATAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA

BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KELURAHAN MAMPANG


PRAPATAN TAHUN 2016

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


Dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Andrian Valerius C.D (030.11.025)
Derianti Nur Hidayah (030.11.068)

Pembimbing :
dr. Gita Tarigan , M.S
dr. Rebekka
dr. Febby

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS / KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 23 JANUARI 2017 1 APRIL 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

1
LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA


BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KELURAHAN MAMPANG
PRAPATAN TAHUN 2016

Diajukan untuk memenuhi tugas


Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Trisakti
Periode 23 Januari 2017 - 1 April 2017
Di Puskesmas Kecamatan Mampang, Jakarta Selatan

Disusun Oleh:
Andrian Valerius C.D (030.11.025)
Derianti Nur Hidayah (030.11.068)

Jakarta, Januari 2017

Pembimbing Fakultas Pembimbing Puskesmas

dr. Gita Tarigan dr. Rebekka

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kelurahan
dr. Febby

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hid`ayah-Nya, kami dapat menyelesaikan evaluasi program yang berjudul
UPAYA PENINGKATAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6
BULAN DI WILAYAH KELURAHAN MAMPANG PRAPATAN TAHUN 2016.
Evaluasi Program ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas
kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kecamatan
Mampang Prapatan periode 23 Januari 2017 1 April 2017.
Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bimbingan dan
dukungan dari banyak pihak, dan dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1 dr. Gita Tarigan selaku pembimbing yang selalu meluangkan waktunya
untuk memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan evaluasi
program ini.
2 dr. Febby selaku kepala Puskesmas Kelurahan Mampang prapatan yang
selalu memberikan motivasi dan masukan kepada kami selama penyusunan
evaluasi program ini.
3 Kepada semua pihak di Puskesmas Kecamatan Mampang dan Puskesmas
Kelurahan Mampang prapatan yang telah membantu dan membimbing
selama kami berada di puskesmas.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.

Jakarta, Februari 2017


Penyusun

DAFTAR ISI

Lembar Judul...........................................................................................................1
Lembar Pengesahan.................................................................................................2
Kata Pengantar.........................................................................................................3
Daftar Isi..................................................................................................................4
Daftar Tabel.............................................................................................................5
Daftar Gambar.........................................................................................................6
Daftar Singkatan.....................................................................................................7
BAB I Pendahuluan................................................................................................8
BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................12
BAB III Data Umum dan Data Khusus Puskesmas Kelurahan Mampang
prapatan..................................................................................................................22
BAB IV Metode Diagnostik Komunitas................................................................46
BAB V Analisis Masalah.......................................................................................49
BAB VI Analisis Pemecahan Masalah..................................................................64
BAB VII Hasil Intervensi Kegiatan.......................................................................72
BAB VIII Penutup.................................................................................................81
BAB IX Daftar Pustaka.........................................................................................83
Lampiran................................................................................................................84
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


ASI memiliki faktor protektif dan nutrien yang berperan penting
dalam imunitas serta status gizi bayi.1 UNICEF dan WHO merekomendasikan
pemberian ASI secara eksklusif sejak bayi lahir sampai berusia enam bulan.
namun berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012,
cakupan pemberian ASI Eksklusif masih fluktuatif dan belum mencapai
target.2 Terdapat banyak hambatan untuk meningkatkan pemberian ASI
eksklusif di Indonesia, termasuk salah satunya dimana anggota keluarga yang
tidak mendukung. Beberapa ibu juga takut menyusui akan menyakitkan dan
tidak praktis.1
Menurut UNICEF, anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali
lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan pertama kehidupan
dibandingkan anak yang tidak disusui. Mulai menyusui pada hari pertama
setelah lahir dapat mengurangi risiko kematian baru lahir hingga 45 persen. 3
selain itu, beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI
melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi misalnya diare, otitis media,
dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah.4 Hampir 70% kematian
balita saat ini disebabkan oleh malnutrisi, pneumonia, campak, diare, malaria,
dan lain-lain. Keadaan ini menunjukan bahwa penyakit infeksi masih menjadi
penyebab kematian utama pada balita padahal hampir setiap tahunnya lebih
dari 25.000 bayi di Indonesia dan 1,3 juta bayi di seluruh dunia dapat
diselamatkan dari penyakit-penyakit tersebut dengan pemberian ASI
eksklusif.4
Berdasarkan manfaat ASI serta perannya dalam menurunkan angka
kesakitan dan kematian anak, UNICEF dan WHO merekomendasikan
pemberian ASI pada bayi usia 6 bulan pertama. Kemudian dilanjutkan sampai
anak berusia 2 tahun dengan tambahan makanan padat yang bernutrisi.1
Pada awalnya pemerintah Indonesia merekomendasikan pemberian
ASI Eksklusif selama 4 bulan, namun pada tahun 2003 pemerintah merubah
rekomendasi pemberian ASI Eksklusif menjadi 6 bulan. 1 Kementerian
Kesehatan RI menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar 80%.
Namun hasil analisis cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari
target, yaitu sebesar 42% dari total bayi berusia 0-6 bulan. Berdasarkan data
RISKESDAS 2013, Cakupan ASI eksklusif tertinggi yaitu provinsi Nusa
Tenggara Barat sebesar 79,7% sedangkan yang terendah yaitu provinsi
Maluku sebesar 25,2%.5
UNICEF memuji langkah yang diambil oleh pemerintah untuk
meningkatkan angka menyusui, termasuk peraturan kesehatan baru yang
melarang promosi pengganti ASI di fasilitas kesehatan, dan hak perempuan
untuk menyusui yang telah di dukung oleh peraturan pemerintah. Hukum ini
akan memungkinkan negara ini menciptakan lingkungan yang
memberdayakan perempuan untuk menyusui secara eksklusif selama enam
bulan pertama dan terus menyusui selama dua tahun atau lebih.6

Banyak Faktor yang menghambat seorang ibu untuk memberikan asi


eksklusif kepada bayinya, seperti semakin banyaknya ibu yang bekerja
sehingga merasa kurangnya waktu untuk menyusui, serta banyaknya iklan
susu formula. Hambatan ini akan menimbulkan masalah serius dimasa depan
karena akan menurunkan kualitas generasi suatu bangsa. Oleh karena itu perlu
adanya usaha pemberian informasi yang benar secara jelas serta upaya-upaya
lain untuk meningkatkan pemahaman dan pengertian agar seorang ibu sadar
akan pentingnya pemberian asi eksklusif.
1.2 Perumusan Masalah
a. Apakah penyebab tidak tercapainya target bayi 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI esklusif di Wilayah Kelurahan Mampang Prapatan
pada tahun 2016?
b. Apakah pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah yang
ditemukan?
c. Apakah kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemberian
ASI esklusif pada bayi usia 0-6 bulan?
1.3 Tujuan Diagnostik
1.3.1 Tujuan umum
Tujuan dari evaluasi program ini adalah untuk meningkatkan pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Mampang prapatan
2 Tujuan khusus
a. Mengetahui hasil pencapaian program cakupan bayi 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI esklusif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Mampang prapatan tahun 2016.
b. Mengetahui penyebab tidak tercapainya target bayi 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI esklusif di Wilayah Kelurahan Mampang Prapatan pada
tahun 2016.
c. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari rendahnya cakupan bayi
0-6 bulan yang mendapatkan ASI esklusif di wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Mampang Prapatan.
d. Membuat rencana kegiatan sebagai solusi terhadap masalah rendahnya
cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI esklusif di wilayah kerja
Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan.

1.4 Manfaat Kegiatan


1 Bagi Mahasiswa
a Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
b Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan di dalam program puskesmas.
c Melatih kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan
masyarakat.
2 Bagi Puskesmas
a Membantu Puskesmas untuk mengetahui pencapaian yang belum
maksimal.
b Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab rendahnya
cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI esklusif di wilayah
kerja Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan.
c Membantu Puskesmas dalam memberikan solusi penyelesaian
terhadap masalah tersebut.

3 Bagi Masyarakat
Manfaat evaluasi ini bagi masyarakat adalah meningkatkan pemberian
ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan untuk meningkatkan derajat kesehatan
bayi dan anak di Kelurahan Mampang Prapatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2
2.1 Definisi ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan air susu hasil sekresi dari kelenjar mammae
setelah ibu melahirkan . ASI merupakan suatu emulsi lemak,laktosa dan garam-garam
anorganik yang berguna sebagai makanan untuk bayi.7
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti susu formula,
jeruk, air teh madu air putih dan tanpa tambahan makanan padat selama enam bulan.
Terdapat beberapa gerakan yang mendukung serta mengayomi para Ibu memberikan
ASI eksklusif untuk bayi nya, yaitu Kelompok Pendukung Ibu dan Asosiasi Ibu
Menyusui Indonesia. 8
Kelompok Pendukung (KP) Ibu merupakan kelompok yang terdiri dari beberapa
orang , yang bertemu secara rutin untuk berbagi pengalaman, kesulitan, keberhasilan,
informasi dalam rangka mencapai tujuan yang sama. KP Ibu secara khusus
diselenggarakan untuk para ibu yang terkait dengan perawatan dan gizi selama
kehamilan, serta mendukung ibu yang ingin mempraktekkan pemberian makan bayi
dan anak secara optimal mulai dari Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif 6
bulan, dan meneruskan pemberian ASI hingga dua tahun atau lebih dengan makanan
pendamping yang bergizi.9
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) merupakan suatu lembaga yang
dibentuk atas dasar kepedulian beberapa ibu yang sangat menyadari pentingnya
pemberian ASI Eksklusif selama 6 bulan. Lembaga ini juga memiliki visi dan misi
yang jelas dalam menggalakkan pemberian ASI eksklusif dan 2 tahun setelahnya.10

2.2 Epidemiologi
Berdasarkan data badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2012, rata-rata pemberian
ASI di dunia hanya mencapai 38%.8 Cina merupakan salah satu negara yang
mendominasi permintaan susu formula bayi memiliki tingkat menyusui eksklusif
hanya 28%.1 Di Indonesia sendiri pemberian ASI Eksklusif hanya mencapai 42
%, sedangkan target kementerian kesehatan terhadap pemberian ASI eksklusif
adalah 80%.1

2.3 Komposisi ASI11


ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup
ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang
mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi,
sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat
menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula.
Selain itu ASI juga mengandung komponen makronutrien dan makronutrien
sebagai berikut :
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu
sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir 2 kali
lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu formula. Kadar
karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat
terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah
melewati masa ini maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
Protein
Protein dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan Casein. Protein
dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh
usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang
lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam ASI
hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam jumlah tinggi
(80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari protein whey yang
banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat dalam ASI. Beta laktoglobulin
ini merupakan jenis protein yang potensial menyebabkan alergi.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan antara profil
lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu formula. Lemak omega
3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak bayi banyak ditemukan
dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung banyak asam lemak rantai
panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA)
yang berperan terhadap perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar
karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di dalam
kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi karnitin bayi yang
mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Vitamin
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar dalam susu
formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi perdarahan,
walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada bayi baru
lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal ini
tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayi
akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga
pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar
matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan
vitamin D.
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah
merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah
(anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan vitamin E nya tinggi
terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk
mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI
mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga bahan
bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan mengapa bayi
yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan tubuh yang
baik.

Selain itu ASI juga terdiri dari vitamin yang larut air. Hampir semua vitamin
yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C terdapat dalam ASI

Mineral
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang mempunyai
fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan
pembekuan darah. Selain itu ASI juga mengandung besi dan zinc yang berguna
untuk pertumbuhan.

2.4 Manfaat ASI dan Menyusui


2.4.1 Manfaat ASI bagi bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga melindungi infeksi
gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan
alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat
melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme,
Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin. ASI

dapat meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih
sayang ibu dan anak (bonding).
2.4.2 Manfaat Menyusui bagi ibu
Bagi ibu ASI juga mempunyai manfaat sebagai berikut:12
1. Mengurangi Pendarahan Setelah Melahirkan. Apabila bayi disusukan segera
setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah
melahirkan (post partum) akan berkurang. Pada ibu menyusui terjadi
peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi atau
penutupan pembuluh darah sehingga pendarahan akan lebih cepat berhenti.

2. Menjarangkan Kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,


murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum
haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96%
tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.

3. Menempelkan segera bayi pada payudara membantu pengeluaran plasenta


karena hisapan bayi merangsang kontraksi rahim, karena itu menurunkan
resiko pendarahan pasca persalinan.

4. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia
kapan dan dimana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang
cocok.

5. Pemberian ASI ekonomis/murah


6. Menurunkan resiko kanker payudara

7. Memberi kepuasan bagi ibu.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI4


Ada 2 hal yang mempengaruhi kegagalan dalam pemberian ASI yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.12

1. Faktor Internal
Adapun yang termasuk kedalam faktor Internal yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang dipahami dan


pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara obyektif. Pengetahuan
juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah dialami dan yang diperoleh
dari hasil belajar secara formal, informal dan non formal.13

Dalam hal ini, banyak sekali alasan kenapa orang tua memberikan MPASI < 6
bulan. Umumnya banyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan
akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak yang
beranggapan ini benar. Karena, belum sempurnanya sistem pencernaan sehingga
harus bekerja lebih keras untuk mengolah dan memecah makanan. Kadang anak
yang menangis terus menerus dianggap sebagai anak yang tidak kenyang.
Padahal menangis bukan semata-mata tanda anak yang kelaparan. Hal ini
menunjukan bahwa pengetahuan orang tua masih sangat rendah.

b. Pendidikan

Pendidikan yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan wawasan


sarana yang memudahkan untuk dimotivasi serta turut menentukan cara berpikir
seseorang dalam menerima pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses belajar yang memberikan
latar belakang berupa mengajarkan kepada manusia untuk dapat berpikir secara
obyektif dan dapat memberikan kemampuan untuk menilai apakah budaya
masyarakat dapat diterima atau mengakibatkan seseorang merubah perilaku.

c. Pekerjaan ibu

Beberapa wanita karier mempunyai kecemasan lain, yaitu bahwa memberikan


air susu kepada bayi selama 4 sampai 6 bulan akan mempengaruhi kegagalan
profesi. Ini semua merupakan masalah besar yang telah berkembang pada
kebudayaan dan masalah ini sangat nyata bagi para wanita yang menghadapinya

d Penyakit ibu
Penyakit menahun yang memerlukan obat yang akan memasuki air susu ibu
dan membahayakan bayi, misalnya obat-obat anti tiroid, antikanker,
antihipertensi atau obat-obat yang bisa mengubah suasana hati, misalnya lhitium,
penenang, atau sedatif. Jika anda menggunakan obat-obat saperti ini, tanyakan
terlebih dahulu kepada dokter anda sebelum anda mulai menyusui
2. Faktor eksternal
Adapun hal yang termasuk dalam faktor eksternal yaitu :

a. Promosi Susu Formula Bayi

Tempat melahirkan memberikan pengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif


pada bayi karena merupakan titik awal bagi ibu untuk memilih apakah tetap
memberikan bayinya ASI Eksklusif atau memberikan susu formula yang
diberikan oleh petugas kesehatan maupun non kesehatan sebelum ASI-nya
keluar. Meskipun ada kode etik internasional tentang pengganti ASI (susu
formula), pemasaran susu formula langsung ke rumah sakit saat ini semakin
gencar dan sangat mengganggu keberhasilan program ASI Eksklusif. Selain itu
adanya promosi susu formula juga bisa menjadi kemungkinan gagalnya
pemberian ASI walaupun mindset awal sebenarnya ASI.14
BAB III
DATA UMUM DAN DATA KHUSUS PUSKESMAS MAMPANG PRAPATAN

3.1 Keadaan Geografi dan Lingkungan


3.1.1 Data Wilayah
Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan adalah :
Utara : Jl. Gatot Subroto
Barat : Kali Mampang/ Kel. Pela.Mampang
Selatan : Kelurahan Tegal Parang
Timur : Kali Cideng
Kelurahan Mampang Prapatan merupakan salah satu dari kelurahan yang ada
di Kecamatan Mampang Prapatan yang terletak di Jakarta Selatan
a. Luas Wilayah Kerja dan Pembagian Wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas Mampang Prapatan adalah sebesar 77,77 Ha.
Puskesmas Mampang Prapatan memiliki pembagian wilayah kerja
berdasarkan jumlah RW, yaitu 7 RW(RW-01 sampai RW-07).

Gambar 3.1 Peta Kelurahan Mampang

b. Keadaan Penduduk (Tahun 2016)


Jumlah penduduk : 21.602 jiwa
Jumlah laki-laki : 10.936 jiwa (50,55%)
Jumlah perempuan : 10.697 jiwa (49,44%)
Jumlah Rumah Tangga : 6.677 KK
Sex ratio : 10.936/10.697 x 100 = 102,23
Jadi dalam 100 orang perempuan terdapat 102,23 laki-laki

Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:


Tabel 1. Komposisi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Mampang Prapatan
Tahun 2016

Umur Jumlah Persentase


0-4 2.516 11,64%
5-9 1.908 8,83%
10-14 1.755 8,12%
15-19 1.565 7,24%
20-24 1.651 7,63%
25-29 1.789 8,28%
30-34 2.082 9,63%
35-39 2.000 9,25%
40-44 1.761 8,14%
45-49 1.456 6,74%
50-54 1.146 5,30%
55-59 797 3,68%
60-64 513 2,73%
65-69 318 1,47%
70-74 221 1,02%
>75 124 0,574%
Total 21.602 100 %
Dependency Ratio: 53,04%
Jadi setiap 100 orang usia produktif menanggung beban 53,04 orang
penduduk non produktif
Dapat dilihat jumlah penduduk dengan umur 0-4 tahunmerupakan yang
terbanyak, sedangkan penduduk berumur >75 tahun merupakan jumlah yang paling
sedikit.
Komposisi penduduk menurut produktivitas (data Kelurahan Mampang
Prapatan tahun 2016) :
0-14 tahun :6.179 jiwa
15-64 tahun :14.760 jiwa
> 65 tahun :663 jiwa

3.1.2 Sosial Budaya


Pemeluk Agama
Tabel 2. Data Pemeluk Agama di Wilayah Kerja
Puskesmas Mampang Prapatan

Agama Jumlah Persentase


Islam 19,808 91,69%
Kristen protestan 757 3,50 %
Katolik 743 3,43 %
Budha 141 0,65%
Hindu 153 0,70%
Total 21.602 100 %

Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mampang Prapatan mayoritas beragama Islam.


1. Sarana Peribadatan
Berdasarkan data statistik Kelurahan Mampang Prapatan dirinci terdapat 23
rumah peribadatan di wilayah kerja Puskesmas Mampang Prapatan, meliputi 10
masjid, 13 mushola.

2. Sarana Pendidikan
PAUD :7
TK :2
SD / MI :8
SLTP / Mts :2
SLTA / SMK :1
Universitas :1

3.1.3 Sosial Ekonomi


1. Mata Pencaharian
Tabel 3. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja
Puskesmas Mampang Prapatan (Tahun 2016)

Mata Pencaharian Jumlah Persentase

Pedagang 2.250 60,32 %


Swasta 650 17,42 %
Pensiunan 68 1,82 %
PNS 97 2,60 %
ABRI 72 1,93 %
Buruh 325 8,71 %
Swasta lainnya 200 5,36 %

Total 3730 100 %


Sumber : Data statistik Kelurahan Mampang Prapatan tahun 2016

Dapat dilihat dari data mata pencaharian penduduk, total penduduk yang
memiliki pencaharian adalah 3730 dari jumlah pendudduk 21.633. Berdasarkan data
diatas disimpulkan terdapat17.903 penduduk tidak memiliki mata pencaharian. Dapat
dilihat mata pencaharian penduduk tertinggi adalah di bidang pedagang dan yang
terendah adalah pada pensiunan.

2. Fasilitas Umum
Tabel 4. Fasilitas Umum di Mampang Prapatan
Jenis Jumlah
Perumahan:
Rumah permanen 4731
Rumah semi permanen 68
Rumah non permanen 0
Septic tank
Lain-lain
Sarana pengelolaan sampah sementara
Sarana penyediaan air bersih
SGL 0
SPT 0
PAM 148
Pompa listrik 3544
Salon 0
Rumah makan 8
Pasar swalayan 5
Perkantoran 205
Air isi ulang 4

3. Fasilitas Kesehatan

Tabel 5. Fasilitas Kesehatan di Mampang Prapatan


Jenis Jumlah
Puskesmas kelurahan 1
Balai pengobatan 0
Apotik 1
Bidan swasta 3
Praktek dokter umum 1
Praktek dokter gigi 0
Praktek dokter spesialis 0
Klinik bersama/24 jam 0
Posyandu 21
Laboratorium 0
Optik 1
Toko obat 0

3.2 Sumber Daya Puskesmas


3.2.1 Data Ketenagaan Puskesmas Mampang Prapatan
Tabel 6. Data Ketenagaan Puskesmas Mampang Prapatan
No. Kualifikasi/Jenis Tenaga Jumlah
1 Bidan 1
2 Perawat 3
3 Administrasi 1
4 Dokter umum 2
5 Dokter gigi 1
6 Cleaning service 2
Jumlah 10
3.2.2 Sarana Fisik
Puskesmas Mampang Prapatan merupakan puskesmas kelurahan yang didirikan
pada tahun 1985 Puskesmas ini beralamatkan di Jalan Tegal Parang Utara 1 No. 30,
kode pos 12790.
Luas bangunan : 200 m2
Luas Tanah : 350 m2
Daya listrik : 3200 watt
Sumber air : Pompa listrik dan PAM

Bangunan puskesmas terdiri dari:


a. 1 ruang loket
b. 1 ruang periksa umum(BPU)
c. 1 kamar tindakan
d. 1 ruang periksa gigi
e. 1 ruang tamu
f. 1 ruang tunggu
g. 1 ruang obat
h. 1 ruang gizi
i. 1 ruang KB/KIA
j. 2 buah kamar mandi
k. 1 ruang dapur
l. 1 ruang gudang obat
m. 1 ruang gudang barang

3.2.3. Sarana Medis


a. Penunjang medis
1. Dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap
2. Perlengkapan medik umum :KIA-set dan KB, poliklinik-set, IUD-set
3. Sarana Obat
Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas, dan dalam keadaan
baik.
4. Sarana Penunjang Lain :
a. Sepeda motor : 1 buah
b. Telepon : 1 buah
c. Televisi : 1 buah
d. Faximile : 1 buah
e. Komputer : 3 buah
f. Printer : 2 buah

3.3 Sumber Dana


Sumber pendanaan Puskesmas Mampang Prapatan berasal dari :
a. Pendapatan Puskesmas
b. Retribusi dan Biaya Pelayanan/ Tindakan Medis
c. Penerimaan
d. Dana puskesmas diperoleh dari :
1. Dana dari BLUD untuk operasional meliputi gaji, sarana dan
prasarana aparatur serta sarana dan prasarana publik
2. Dana dari BPJS Kesehatan
3. Bantuan Operasional Kesehatan
Merupakan bantuan pemerintah kepada pemerintah daerah
dalam melaksanakan SPM Bidang Kesehatan untuk pencapaian
MDGs tahun 2015 melalui peningkatan kinerja Puskesmas dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan
preventif.

3.4 Sarana Pelayanan Puskesmas


Tabel 9. Program Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Kelurahan Mampang
Prapatan
Program Rincian Kegiatan
Promosi kesehatan a. Penyuluhan kesehatan

Kesehatan ibu dan a. Pelayanan poli KIA dan KB


anak b. Pengembangan program imunisasi

a. SKDN
Peningkatan Gizi b. Status gizi
c. Vitamin A

Kesehatan a. Kesling usaha dan kesehatan kerja


Lingkungan b. PHBS

Pencegahan dan a. Pemberantasan penyakit menular


pemberantasan b. Penyakit bersumber binatang
penyakit menular

Pengobatan a. Poli umum


b. Poli gigi
c. Kamar tindakan
d. Kamar KIA-KB

Sedangkan upaya kesehatan pengembangan yang ada di Puskesmas Mampang


Prapatan mencakup program usaha kesehatan sekolah yang termasuk pembinaan dan
skrining sekolah serta program dokter kecil, pembinaan lansia, posyandu lansia dan
kegiatan lansia, pengobatan kesehatan jiwa.

3.5 Jenis Pelayanan Dalam Gedung


Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Mampang Prapatan
adalah:
1. BP (Balai Pengobatan)
2. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
3. KB
4. Pengobatan gigi
5. Apotik

3.6 Data 5 Besar Penyakit Terbanyak Di Puskesmas Mampang Prapatan


Tabel 8. Data Besar Penyakit di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan
Tahun 2016
Penyakit Jumlah
ISPA 737
Gangren Pulpa/Radix 400
Penyakit lainya 206
Penyakit kulit alergi 137
Penyakit darah tinggi 89
Jumlah 1569
Sumber: Data tahun 2016 Puskesmas Kel. Mampang Prapatan
Berdasarkan data di atas, penyakit ISPA menempati peringkat terbanyak,
dengan jumlah kunjungan sebesar 737.

3.7 Derajat Kesehatan


Derajat kesehatan dapat dilihat dari jumlah kematian ibu dan anak. Pada tahun
2016, di Puskesmas Mampang Prapatan tidak terdapat kematian ibu dan kematian
bayi. Sebagian besar kegiatan Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan telah
mencapai target, namun terdapat beberapa kegiatan yang belum mencapai target.
Keadaan gizi di wilayah kerja Puskesmas Mampang Prapatan dapat dilihat pada
tabel 9 berikut, dengan jumlah anak yang berusia 1-5 tahun sebanyak 2882. (data
Puskesmas Mampang Prapatan tahun 2016).
Tabel 9. Status Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Mampang Prapatan

No Status Gizi Balita Jumlah Persentase


1. Gizi Baik 2872 99,65%
2. Gizi Buruk 3 0,10%
3. Gizi Kurang 7 0,24%
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Mampang Prapatan 2016
Gambaran di atas menunjukkan sebagian besar status gizi balita dan anak usia
hingga 5 tahun adalah baik, yaitu sebanyak 99,65%. Gizi kurang sejumlah 0,24%
dan gizi buruk 0,10 %.

3.8 Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas Mampang Prapatan


3.8.1 Visi Puskesmas Mampang Prapatan
Pelayanan Prima menuju Kelurahan Mampang Prapatan Sehat untuk semua.

3.8.2 Misi Puskesmas Mampang Prapatan


1. Peningkatan Mutu pelayanan sesuai dengan Standar mutu yang diteteapkan
2. Pengembangan SDM yang professional
3. Peningkatan system Manajemen puskesmas
4. Pengembangan kemandirian masyarakat didalam bidang kesehatan

3.9 Manajemen Puskesmas


Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang berkerja secara
sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
(KepMenkes RI No.128/MENKES/SK/2004).
Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan sebagai sarana pelayanan kesehatan
di wilayah Kecamatan Mampang bertanggung jawab melaksanakan pelayanan
kesehatan masyarakat maupun pelayanan kesehatan medis.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk
fungsi-fungsi manajemen.Ada tiga fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yakni
P1, P2, dan P3.
Manajemen Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan dijalankan dengan
melakukan tahap-tahap kegiatan, sebagai berikut :
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan dilaksanakan
melalui kegiatan antara lain :
a. Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan dalam menjalankan programnya
mengacu pada POA (Perencanaan) yang telah dibuat beberapa bulan
sebelumnya lalu dikonsultasikan dengan lintas vertikal Puskesmas
Kecamatan Mampang. Penyusunan perencanaan anggaran yang dibutuhkan
disesuaikan dengan kegiatan tahun yang akan datang seperti kegiatan rutin,
sarana dan prasarana, operasional, dan program analisis masalah serta
sumber daya yang ada. Rencana anggaran program dapat datang dari
Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan atau langsung dari Puskesmas
Kecamatan Mampang .
b. Program yang akan dijalankan tersebut diambil dari analisa program yang
telah dijalankan pada tahun sebelumnya, yang disusun oleh masing-masing
unit yang ada di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan yang dibahas
sesuai dengan rancangan awal, rincian, dan volume kegiatan serta sumber
daya pendukung menurut bulan dan lokasi pelaksanaan mengacu pada
kesepakatan rencana kerja yang dibahas pada lokakarya mini awal tahun.
c. Puskesmas Mampang nantinya akan diberlakukan sebagai puskesmas
kesehatan jiwa.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Komunikasi internal pelaksanaan semua program yang ada dikomunikasikan
seluruhnya antara bawahan dan atasan maupun unit yang terkait dalam sehari-
harinya bila dianggap perlu atau sedikitnya 1 kali dalam 1 bulan pada waktu
minilokakarya.
3. Actuating (Penggerakkan/Pelaksanaan
Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan melaksanakan operasional
kegiatannya dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara harian, bulanan, triwulan,
dan tahunan
b. Kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien yang berkunjung ke puskesmas
setiap hari pada unit-unit BP Umum, BP Gigi, KIA, KB, dan tindakan
c. Kegiatan kesehatan masyarakat (Public Health Services) direalisasikan
sebagai kegiatan operasional di lapangan dengan pendekatan secara aktif
kepada masyarakat..
d. Pengelolaan, penerimaan, pemakaian dan penyimpanan obat, vaksin dan
bahan medis lainnya dilaksanakan dengan prosedur logistik yang masih
sederhana.
e. Pemanfaatan dan perawatan alat medis dan non medis serta keberhasilan dan
kerapihan ruangan dilaksanakan oleh seluruh staf puskesmas.
4. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)
Pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Puskesmas Kelurahan
Mampang Prapatan ditangani oleh Kepala Puskesmas Kelurahan Mampang
Prapatan yang bertanggung jawab langsung setiap kegiatan kepada Kepala
Puskesmas Kecamatan Mampang prapatan sesuai dengan unit masing-masing
pegawai.
Pengendalian program dilakukan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Mampang
prapatan beserta staf/seksi dalam waktu 3 bulan sekali dan oleh Kepala Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Selatan beserta staf/seksi 6 bulan sekali. Pengendalian tersebut
dilaksanakan yang mengacu pada :
a. Pencatatan dan pelaporan (tiap bulan, triwulan, dan tahunan).
b. Supervisi dan pertemuan tiap 3 bulan untuk presentasi hasil kegiatan tingkat
Sudinkes Jakarta Selatan.
c. KLB.
Evaluasi kinerja pegawai/organisasi dilakukan untuk meningkatkan
produktifitas dan kinerja pegawai sesuai dengan tugas pokok yang diemban masing-
masing, untuk menciptakan pegawai yang profesional, akuntabel, dan berorientasi
terhadap pelayanan prima kepada masyarakat. Evaluasi kinerja bertitik tolak pada
adanya keseimbangan proporsi antara hasil kerja dengan perilaku kerja dengan
periode bulanan dan tahunan.

3.10 Deskripsi Kerja


1. Dokter/ Kepala Puskesmas
Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan
baik
Fungsi :
a. Sebagai seorang manager :
Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal.
Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
b. Sebagai seorang dokter :
Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat
2. Dokter Umum
Tugas pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja
Puskesmas dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas
c. Memberikan bimbingan, edukasi dan motivasi kepada penderita dan
masyarakat.
d. Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan
peran masyarakat.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
3. Dokter Gigi
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di
wilayah kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
b. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja
Puskesmas secara teratur.
c. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.
d. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
e. Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan
peran serta masyarakat.
f. Memberikan penyuluhan kesehatan.
g. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
4. Tata Usaha
Tugas pokok :
a. Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
b. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
Fungsi :
a. Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi.
b. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
c. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
d. Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
5. Petugas Perkesmas
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan
Perkesmas di wilayah kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung.
b. Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas.
c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
d. Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
e. Melakukan pendataan sasaran secara periodik.
6. Petugas Pengobatan
Tugas pokok :
a. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
b. Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi
dari dokter.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
d. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan kegiatan Puskesmas.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu.
7. Petugas P2M
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
b. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
c. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
d. Melakukanpenyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
e. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas
delegasi dari dokter.
f. Melakukan kunjungan rumah.
g. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait
P2P.
h. Memberikan penyuluhan kesehatan.
i. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
8. Petugas KIA
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui,
bayi, dan anak.
b. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
c. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
d. Melakukan pembinaan dukun bayi.
e. Melakukan pembinaan kepada bidan desa.
f. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait
dengan KIA.
g. Melakukan penyuluhan kesehatan.
h. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
i. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
9. Petugas Gizi
Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di
wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
b. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang
gizi.
c. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi.
d. Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
e. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
f. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
g. Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
h. Melakukan pembinaan Posyandu.
i. Melakukan rujukan kasus gizi.
10. Pelayanan Imunisasi
Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
a. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas.
b. Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi.
c. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
d. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi.
e. Menyediakan persediaan vaksin secara teratur.
f. Melakukan sweeping untuk daerah-daerah yang cakupannya kurang.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan.
11. Petugas Apotek
Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus serta
memberikanobat.
Fungsi :
a. Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi
peresepan, pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
b. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
c. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di
apotek.
d. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
e. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat.
12. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua
pengunjung Puskesmas
Fungsi :
a. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
b. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
c. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
d. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
e. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari
tersebut.
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
13. Petugas Obat
Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas
Fungsi :
a. Membantu dokter atau kepala puskesmas dalam pengelolaan obat di
puskesmas.
b. Mempersiapkan pengadaan obat di puskesmas.
c. Mengatur penyimpanan obat.
d. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat.
e. Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan
Desa (PKD).
f. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan serta pencahayaan dalam
obat

3.11Program Pokok Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan


Program pokok di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan dilakukan
berdasarkan prosedur tetap, sesuai dengan bidang masing-masing. Puskesmas
Kelurahan Mampang Prapatan mengadakan pelayanan kesehatan 6 hari dalam
seminggu. Pelayanan terhadap individu yang bersifat pelayanan kuratif umumnya
dilaksanakan di dalam gedung Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan sedangkan
pelayanan terhadap masyarakat yang bersifat promotif dan preventif kebanyakan
dilaksanakan di luar gedung Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan namun ada
juga yang dilaksanakan di dalam gedung.
Pelayanan kesehatan dalam gedung dimulai dari pendaftaran pada loket dengan
pencatatan nomor register menurut wilayah rukun warga, jenis pembayaran yang
mengangkut, nama, umur, alamat dan jenis kunjungan seperti BPU, BPG, KIA, KB,
MTBS, dan lain-lain. Kemudian pasien dianamnesis, diperiksa, didiagnosis secara
organoleptik, bila perlu dengan memakai peralatan sederhana seperti senter,
stetoskop, sphygmomanometer, Doppler, dan segenap peralatan yang tersedia.
Pemberian terapi yang tepat dilakukan setelahnya dan ada kalanya pasien dirujuk
untuk pemeriksaan laboratorium sederhana. Setelah mendapat terapi, pasien langsung
ke ruang apotek untuk mendapatkan obat sesuai dengan penyakit yang diderita.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan
dilaksanakan bekerja sama dengan lintas program yaitu dengan Puskesmas
Kecamatan Mampang, Sudin Yankes, dan lintas sektoral dengan pihak Kelurahan
Mampang Prapatan.
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya
kesehatan wajib tersebut meliputi :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga
Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
(P2PM)
e. Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan Dasar
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih
dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada. Pada Puskesmas
Kelurahan Mampang Prapatan upaya kesehatan pengambangan meliputi:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
c. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
3.1.1.1 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan
3.1.1.1.1 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
1. Pelayanan KIA dikelola oleh satu
orang bidan dan dilakukan setiap hari Senin-Jumat.
2. Pelayanan KB dilakukan pada
hari selasa
3. Pelayanan imunisasi untuk bayi
dilakukan setiap hari Selasa, untuk bayi yang berhalangan maka
dilakukan di Posyandu.
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah.
Selama 2016, terdapat 7 program yang cakupan kegiatannya masih belum
mencapai target. Program tersebut meliputi kunjungan bumil K1 (98,3%),
kunjungan bumil K4 (96,80%), pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(94,90%), kunjungan nifas (94,60%), kunjungan bayi (95,70), peserta KB aktif
(69,70%), penanganan neonatal dengan komplikasi yang ditangani (90%).

Tabel 10. Hasil Kegiatan Pelayanan KIA di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan

Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Persen
Imunisasi (%) 1 Tahun Kegiatan (%)
(%) indikator sudah mencapai
Dari hasil kegiatan imunisasi tahun 2016, semua
Kunjungantarget.
100 435 428 98,3 98,35
bumil K1
Kunjungan
Tabel 11. Hasil98Kegiatan Imunisasi di Puskesmas Kelurahan Mampang
435 409 96,8 98,7 Prapatan
bumil K4
Pertolongan
Indikator Target Sasaran Cakupan Pencapaian (%)
persalinan (%) 1 tahun
98 435 409
Kegiatan 94,9
Persen 96,6
oleh tenaga
kesehatan (%)
Imunisasi
Kunjungan 80 412 414 100,4 125,5
98 431 408 94,6 96,5
nifas HB 0
KunjuganImunisasi 80 412 413 100,2 125,2
97 397 389 98 101
neonatesBCG
Imunisasi
Penanganan 80 412 413 100,2 125,2
Polio 4
Komplikaasi 100 60 54 90 90
neonatesImunisasi 80 412 413 100,2 125,2
Kunjungan
92 1658 1537 92,7 100
Balita
Kunjungan
97 412 380 95,7 98,6
bayi
DPT/ HB-
Hib
Imunisasi
80 412 413 100,2 125,2
Campak
Imunisasi
80 412 413 100,2 125,2
Lengkap

Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB) merupakan perencanaan kehamilan, jarak antara
kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah
anak telah mencapai yang dikehendaki. Jumlah peserta KB aktif di Puskesmas
Kelurahan Mampang Prapatan pada tahun 2016 belum mencapai target, yaitu
sebesar 817 akseptor KB aktif (69,70%).

Tabel 12. Hasil Kegiatan Pelayanan KB di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan

Cakupan
Target Sasaran 1 Pencapaian
Indikator
(%) tahun Kegia Persen (%)
- tan (%)
Peserta KB
76,92 1173 817 69,7 90,6
aktif

3.1.1.1.2 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Pelayanan gizi dikelola nutritionis di bagian gizi yang dibuka setiap hari Senin-
Jumat. Peningkatan gizi keluarga dilakukan dengan penyuluhan gizi masyarakat
untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan perilaku dari setiap anggota keluarga;
pelayanan gizi di Posyandu yang menitikberatkan pada pemantauan tumbuh kembang
anak, konseling, suplementasi gizi, dan pemberian makanan tambahan.
Jenis kegiatan dalam upaya perbaikan gizi masyarakat terdiri dari :
a. Pemantauan dan pertumbuhan balita
Indikatornya adalah :
1) Cakupan program (K/S)
2) Partisipasi masyarakat (D/S)
3) Kesinambungan program UPGK (D/K)
4) Tren kecenderungan status gizi (N/D
5) Efektivitas program (N/S)
Dari indikator pemantauan dan pertumbuhan balita yang masih belum mencapai
target pada 2015 adalah cakupan program (K/S), partisipasi masyarakat (D/S) dan
Kesinambungan program UPGK (D/K).

Tabel 13. Hasil Kegiatan Pemantauan dan Pertumbuhan Balita di Puskesmas


Mampang Prapatan Tahun 2016

Cakupan Penca
Target Sasaran
Indikator paian
(%) 1 Tahun Persen
Kegiatan (%)
(%)
Cakupan program
95 1521 300
(K/S) 78,90 83,05
Partisipasi
80 1521 270
masyarakat (D/S) 71,01 88,76
Kesinambungan
program UPGK 70 1475 251
(D/K) 68,07 97,24
Tren
kecenderungan 65 1061 201 75,8 116,6
status gizi (N/D)
Efektivitas program
45 1521 208 54,7 121,6
(N/S)

b. Pelayanan gizi
Indikatornya adalah :
1. Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi 1x/tahun
2. Cakupan balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi 2x/tahun
3. Pemberian ASI Eksklusif bayi usia 0-6 bulan
4. Penimbangan balita
5. Cakupan bumil yang diberi 90 tablet Fe
Dari data tahun 2016, indikator pelayanan gizi yang masih belum mencapai
target adalah Cakupan bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi
1x/tahun dan pemberian ASI Eksklusif bayi usia 0-6 bulan

Tabel 14. Hasil Kegiatan Pelayanan Gizi Puskesmas Mampang Prapatan Tahun 2016

Cakupan Penca
Target Sasaran
Indikator paian
(%) Persen
Kegiatan (%)
(%)
Bayi (6-11 bulan) yang
diberi kapsul vitamin A
dosis tinggi 1x/tahun 100 150 109 72,6 72,6
Balita (12-59 bulan) yang
diberi kapsul vitamin A
dosis tinggi 2x/tahun 100 992 966 97,3 97,3
Bayi 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI esklusif 80 1250 755 60,4 75,5
Penimbangan balita 85 566 556 98,2 115
Bumil yang diberi 90 tablet
Fe 100 396 433 109 109

3.1.1.1.3 Upaya Kesehatan Lingkungan


Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya atau
hilangnya semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana
dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan. Program kesehatan
lingkungan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan masih
sebatas monitoring dan belum menjangkau intervensi. Program tersebut meliputi
monitoring kepadatan vektor (populasi nyamuk Aedes aegypti) dengan Gerakan PSN
60 menit dilakukan bersama tim penggerak PKK Kelurahan Mampang Prapatan pada
setiap Jumat Bersih.

Tabel 15. Laporan Bulanan Kegiatan Puskesmas Kesehatan lingkungan Oktober


November 2016
No Kegiatan kesehatan Lingkungan Jumlah
3.1.1.1.4 U
1 Jumlah rumah memenuhi syarat 895 p
sanitasi
2 Jumlah tempat tempat umum yang 10 a
memenuhi standart y
3 Jumlah penyelenggara air minum yang 0 a
diperiksa
4 Jumlah tempat pengolahan makanan 2
yang memenuhi syarat sanitasi
Total 907
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)
Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang
telah dapat dikendalikan. Jenis kegiatan dalam P2PM meliputi :
a. P2 TB Paru
Indikator :
Penemuan kasus TB BTA (+) (Case Detection Rate) adalah sebesar 60,40%
Cakupan suspect TB paru
Angka konversi (convertion rate)
b. P2 Diare
Indikator :
Cakupan balita dengan diare yang ditemukan dan ditangani sesuai dengan
standar adalah sebesar 62,80%.
Tabel 16. Hasil Kegiatan P2PM di Puskesmas Kelurahan
Mampang Prapatan Tahun 2016

Cakupan
Target Sasaran
Indikator Pencapaian (%)
(%) Persen
Kegiatan
(%)

Penemuan kasus
70 26 11 42,3 60,4
BTA(+)
Cakupan balita
100 463 291 62,8 62,8
dengan diare
3.1.1.1.5 Promosi Kesehatan
Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan yang
menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui upaya
upaya pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat melalui media
penyuluhan. Tujuan dari program promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Jenis kegiatan :
a) Melakukan pelayanan kesehatan kelompok dengan sasaran masyarakat
umum, sekolah, dan posyandu
b) Mengikutsertakan masyarakat supaya berperan aktif dalam program
kesehatan khususnya dalam program promosi posyandu

Tabel 17. Tabel Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di


Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan
Program Dalam Gedung Luar Gedung
Kesehatan Ibu dan Anak 17 0
Keluarga Berencana 5 0
Gizi 178 0
Imunisasi 385 0
Diare 318 94
Demam Berdarah Dengue 159 1389
Infeksi Saluran Pernapasan 261 65
Atas
Penyakit Degeneratif 387 106
Perilaku Hidup Bersih dan 46 189
Sehat
TBC 111 0
Kesehatan Gigi dan Mulut 0 0
BPJS 0 951
Lain-lain 46 189

3.1.1.1.6 Upaya Pengobatan Dasar


Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya,
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk
keperluan tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam,
yaitu:
a. Tujuan umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat.
b. Tujuan khusus terdiri dari 4 komponen yaitu :
Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
Mencegah dan mengurangi kecacatan.
Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan terdiri dari
pelayanan rawat jalan di poliklinik umum dan poliklinik gigi. Pelayanan pengobatan
dibuka setiap hari Senin-Jumat pukul 07.30-16.00 WIB dan dikelola oleh 1 orang
dokter umum dan 1 orang dokter gigi.
Tabel 18. Jumlah kunjungan pelayanan pengobatan
Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan Tahun 2016
Poli Jumlah Pasien
Umum 12166
Gigi dan Mulut 2776
KIA 1061
KB 402
Lainnya 2204
TOTAL 18609
3.11.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
3.11.2.1 Upaya Kesehatan Sekolah
Pelayanan kesehatan masyarakat yang diupayakan oleh Puskesmas Kelurahan
Mampang Prapatan salah satunya ialah melalui jalur pendekatan orang tua murid,
murid, dan sekolah UKS. Pembinaan kemampuan pemeliharaan kesehatan sejak usia
dini sangat penting untuk menanamkan perilaku hidup sehat yang akan dibawa
sampai usia dewasa.Puskesmas Kelurahan Mampang Prapatan melaksanakan
kegiatan ini meliputi:
a. Pembinaan Sekolah
Tabel 18. Tabel Hasil Kegiatan Pembinaan Sekolah Tahun 2016
No Nama sekolah Total
1 SDN 01 229
2 SDN 02 311
3 SDN 03 192
4 SDN 04 140
5 SDN 05 202
6 SDN 06 135
7 M.I. Al-falah 199
8 M.I al-khariyah pagi 442
9 M.I al-khariyah petang 407
10 SMPN 43 0
Jumlah 2257

b. Dokter Kecil
Tabel 19. Tabel Hasil Kegiatan Dokter Kecil
No Nama sekolah Jumlah dokter kecil
1 SDN 01 20
2 SDN 02
3 SDN 03 20
4 SDN 04
5 SDN 05
6 SDN 06
7 M.I. Al-falah
8 M.I al-khariyah pagi
9 M.I al-khariyah petang
10 SMPN 43
Jumlah 40
Sumber:Laporan Tahunan Puskesmas Mampang Prapatan

3.11.2.2 Upaya Kesehatan Jiwa


Pelaksanaan dilakukan menurut kebutuhan masyarakat pada waktu tertentu
oleh tenaga kesehatan dan dibantu oleh kader kesehatan melalui Posyandu dengan
kegiatan berupa konseling dan upaya promosi kesehatan jiwa.

Tabel 20. Tabel Jenis Penyakit Jiwa Puskesmas


Kelurahan Mampang PrapatanTahun 2016
Umur Jumlah
5-9 0
10-14 0
15-19 1
20-44 5
45-55 2
56-69 4
>70 2
Total 14
Sumber:Laporan Tahunan Puskesmas Mampang Prapatan 2016

Ketua Puskesmas
dr. Febby Hallytha

Tata Usaha
Erna

Pelayanan dalam Gedung:


Pelayanan Luar Gedung:
Loket : Erna
PKM/PM :Endro
BPU : dr.Febby Hallytha Parabowo
Dr. Siti Sarah PERKESMAS/LANSIA :Endro
R. Tindakan 1 : Endro Parabowo
Parabowo AMK GIZI/PSM : Mart Rintawati
R. Tindakan 2 : Mart UKGS : Mart Rintawati
Rintawati AMK
TKBK : Arie Budi
KIA KB : Siti OktavianiAM.
Keb Kesling : Endro
Parabowo
Obat : Hartian Dika
Gizi : Mart Rintawati AMK
Perawat Gigi : Arie Budi
BAB IV
METODE DIAGNOSTIK KOMUNITAS

1 Rancangan Diagnostik Komunitas


Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dimana
penelitian dilakukan dengan pembagian kuesioner mengenai ASI eksklusif kepada
ibu menyusui, wawancara dilakukan pada ibu yang menyusui mengenai
pemberian ASI eksklusif, wawancara dengan kepala pelaksana program gizi, dan
wawancara dengan kader posyandu.
4.2. Metode Diagnostik
4.2.1 Jenis Data
Jenis data pada evaluasi program ini menggunakkan data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dengan responden. Data
kuantitatif diperoleh dari laporan bulanan Puskesmas Kelurahan Mampang
prapatan mengenai bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan pengisian
kuesioner mengenai ASI eksklusif.
4.2.2 Sumber Data
Sumber data primer diperoleh dengan cara wawancara menggunakan
kuesioner, wawancara dilakukan pada ibu yang menyusui mengenai cara
pemberian ASI eksklusif, wawancara dengan kepala pelaksana program gizi, dan
wawancara dengan kader posyandu. Selain itu juga data sekunder diperoleh dari
laporan bulanan puskesmas mengenai bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif.
4.2.3 Skala Pengukuran
Skala pengukuran pada evaluasi program ini digunakan Skala Ordinal untuk
menilai tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap dan perilaku ibu menyusui yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan. Digunakan Skala Nominal untuk mendeskripsikan
pekerjaan responden, dan Skala Interval untuk mendeskripsikan usia responden.
4.2.4 Indikator Kesehatan
Indikator kesehatan dari pemberian ASI eksklusif menurut RISKESDAS
2013 antara lain:
1. Meningkatnya cakupan bayi mendapatkan ASI
2. Meningkatnya cakupan bayi dengan ASI eksklusif hingga usia 5 bulan
29 hari.
4.3. Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Mampang Prapatan pada Februari 2017
dan Maret 2017.
4.4. Sampel Diagnostik Komunitas
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
consecutive non-random sampling. Dalam melaksanakan penilitian ini, terdapat
kriteria inklusi dan eksklusi yaitu:
1. Kriteria inklusi
Ibu dari bayi berusia 0 6 bulan yang berada di wilayah kerja Mampang
prapatan
2. Kriteria eksklusi
Tidak bertemu dengan ibu kandung dari bayi yang berusia 0-6 bulan.
.5. Analisis Komunitas
Berdasarkan data yang didapatkan dari pelaporan tahunan yang ada di Puskesmas
Kelurahan Mampang prapatan diketahui bahwa cakupan program pemberian ASI
eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada bulan Tahun 2016 belum memenuhi sasaran yang
telah ditetapkan.
Masalah belum tercapainya target cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI
eksklusif di Puskesmas Kelurahan Mampang prapatan perlu disusun alternatif
pemecahan masalah dengan mencari tahu penyebab utama dari masalah tersebut.
Menurut kerangka teori faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan program
pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan adalah:
1. Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya ASI
eksklusif.
2. Adanya kesalahan persepsi mengenai pemberian ASI eksklusif, makanan
prelakteal, dan susu formula.
3. Kurangnya media penyampaian seperti brosur, pamflet, leaflet mengenai ASI
eksklusif.
4. Kurangnya penyuluhan, pemantauan dan evaluasi yang dilaksanakan di
lapangan.
BAB V
ANALISIS MASALAH

5.1 Alur Pemecahan Masalah


7. Pene

6.

Gambar. Siklus pemecahan masalah

Masalah adalah kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin dicapai
dengan kenyataan sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Adapun alur
pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan siklus pemecahan
masalah yang melputi:
1. Identifikasi/ Inventarisasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai,
kemudian menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja.
Untuk hal ini digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah
membandingkan antara hasil kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan
sasaran dan target yang sudah ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli.
Namun dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode
Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah
dengan faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis
penyebab masalah antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan),
analisis sistem, pendekatan H.L.Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon
masalah. Dalam hal ini, kami menggunakan metode fish bone analysis untuk
menentukan penyebab masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin
Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor penyebab yang ada, antara lain
dengan cara:
a. menetapkan tujuan dan sasaran
b. mencari alternatif pemecahan masalah
Penyebab masalah yang paling mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang
didukung oleh data atau konfirmasi
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab
yang sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada
alternatif pemecahan.

6. Penetapan pemecahan masalah terpilih


Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan
Hanlon kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of
Action atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

5.2 Kerangka Pikir Masalah


Pada penelitian ini ditemukan adanya masalah yang terjadi pada program
Puskesmas Kelurahan Mampang prapatan. Dasar untuk memutuskan adanya masalah,
yaitu:
1. Adanya kesenjangan antara target dan pencapaian dari program.
2. Adanya rasa tidak puas terhadap pencapaian.
3. Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.
Dari hasil cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) kegiatan Puskesmas
Kelurahan Mampang Prapatan Tahun 2016, yang masih menjadi masalah dan perlu
diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan
sistem adalah sebagai berikut :
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME
Man P1
Money P2
Method P3
Material
Machine

LINGKUNGAN
Fisik, Kependudukan, Sosial Budaya, Sosial Ekonomi, Kebijakan

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem


5.3 Identifikasi Cakupan Program
Dari hasil analisis data Standard Pelayanan Minimal kegiatan pelayanan di
Puskesmas Kelurahan Mampang prapatan dengan data yang diambil pada tahun 2016,
didapatkan program-program yang masih bermasalah sebagai berikut:
Tabel. Cakupan Program yang Masih Bermasalah
Sasaran Cakupan
Target Pencapa
Indikator bulan Persen
(%) Kegiatan ian (%)
berjalan (%)
Kunjungan bumil K1 100 435 428 98,3 98,35
Kunjungan bumil K4 98 435 409 96,8 98,7
Pertolongan persalinan
98 435 409 94,9 96,6
oleh tenaga kesehatan
Kunjungan nifas 98 431 408 94,6 96,5
Penanganan
100 60 54 90 90
Komplikaasi neonates
Kunjungan bayi 97 412 380 95,7 98,6
Peserta KB aktif 76,92 1173 817 69,7 90,6
Bayi (6-11 bulan)
yang diberi kapsul
100 150 109 72,6 72,6
vitamin A dosis tinggi
1x/tahun
Balita (12-59 bulan) 100 992 966 97,3 97,3
yang diberi kapsul
vitamin A dosis tinggi
2x/tahun
Bayi 0-6 bulan yang
mendapatkan ASI 80 1250 755 60,4 75,5
esklusif
Penemuan kasus
70 26 11 42,3 60,4
BTA(+)
Cakupan balita dengan
100 463 291 62,8 62,8
diare

5.4 Penentuan Prioritas Masalah


(Berdasarkan Hanlon Kuantitatif)
Untuk penentuan prioritas masalah digunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kriteria
dalam Hanlon Kuantitatif adalah sebagai berikut :
Kriteria A: Besarnya masalah
Kriteria B: Kegawatan masalah
Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan
Kriteria D: Faktor PEARL

Kriteria A: Besarnya masalah


Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih persentase pencapaian
hasil kegiatan dengan pencapaian 100%.
Tabel 22. Program yang belum mencapai target di Puskesmas Kelurahan Mampang
Periode 2016

Target Pencapaian Besar Masalah


Indikator (%)
(%) (%)
Kunjungan bumil K1 100 98,35 3,87
Kunjungan bumil K4 98 98,7 1,3
Pertolongan persalinan oleh
98 96,6 3,4
tenaga kesehatan
Kunjungan nifas 98 96,5 3,5
Penanganan Komplikaasi 10
100 90
neonates
Kunjungan bayi 97 98,6 1,4
Peserta KB aktif 76,92 90,6 9,4
Bayi (6-11 bulan) yang 100 72,6 27,3
diberi kapsul vitamin A
dosis tinggi 1x/tahun
Balita (12-59 bulan) yang
diberi kapsul vitamin A 100 97,3 2,7
dosis tinggi 2x/tahun
Bayi 0-6 bulan yang
80 75,5 24,5
mendapatkan ASI esklusif
Penemuan kasus BTA(+) 70 60,4 39,6
Cakupan balita dengan
100 62,8 37,2
diare

Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k = 1 + 3,3 Log n
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Masukkan ke rumus : k = 1 + 3,3 log 12
= 1 + 3,3 log 12
= 1+ 3,3 (1,07)
= 4,56 dibulatkan menjadi 5

Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar
dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom.
Nilai besar masalah : terbesar 39,6 %
terkecil 1,3%
Interval : Nilai terbesar nilai terkecil
k
: 39,6 - 1,3
5
: 7,6
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah
kolom/kelas:
Tabel 23. Pembagian interval Kelas
Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 1,3 8,9 1
Skala 2 9 16,6 2
Skala 3 16,7 24,3 3
Skala 4 24,4 32 4
Skala 5 32,1 39,7 5

Langkah 5 : Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya


Tabel 24. Penentuan Nilai Tiap Masalah Berdasarkan Kelas
Masalah Besarnya masalah terhadap Nilai
presentasi pencapaian
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kunjungan X 1
bumil K1
2. Kunjungan X 1
bumil K4
Pertolonga X 1
n
persalinan
3
oleh
tenaga
kesehatan
4 Kunjungan X 1
nifas
Penangana X 2
n
5
Komplikaas
i neonates
6 Kunjungan X 1
bayi
Peserta KB X 1
7
aktif
Bayi (6-11 X 4
bulan)
yang diberi
kapsul
8
vitamin A
dosis
tinggi
1x/tahun
Balita (12- X 1
59 bulan)
yang diberi
kapsul
9
vitamin A
dosis
tinggi
2x/tahun
Bayi 0-6 X 4
bulan yang
1
mendapatk
0
an ASI
esklusif
Penemuan X 5
1
kasus
1
BTA(+)
Cakupan X 5
1 balita
2 dengan
diare

Kriteria B: Kegawatan Masalah


Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan tingkat urgensi (U), besarnya
masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber daya (P) yang dimiliki
untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring dengan skor 1-5.
Tingkat urgensi dinilai sebagai berikut :
Sangat mendesak :5
Mendesak :4
Cukup mendesak :3
Kurang mendesak :2
Tidak mendesak :1
Tingkat besar kecilnya masalah (seriousness) dinilai sebagai berikut :
Sangat gawat :5
Gawat :4
Cukup gawat :3
Kurang gawat :2
Tidak gawat :1
Tingkat penyebaran/meluasnya masalah (growth) dinilai sebagai berikut:
Sangat mudah menyebar/meluas :5
Mudah menyebar/meluas :4
Cukup menyebar/meluas :3
Sulit menyebar/meluas :2
Tidak menyebar/meluas :1
Sumber daya yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan (potency) dinilai sebagai
berikut :
Sangat banyak :5
Banyak :4
Cukup banyak :3
Kurang banyak :2
Tidak banyak :1
Tabel 25. Penilaian masalah berdasarkan kegawatan
N MASALAH U S G P JUMLA
o. H
1 Kunjungan bumil K1 1 2 2 3 8
2. Kunjungan bumil K4 3 3 3 3 12
Pertolongan 2 2 3 3 10
3 persalinan oleh
tenaga kesehatan
4 Kunjungan nifas 2 2 2 3 9
Penanganan 2 2 2 3 9
5 Komplikaasi
neonates
6 Kunjungan bayi 1 2 3 3 9
7 Peserta KB aktif 2 2 3 4 11
Bayi (6-11 bulan) 3 3 3 3 12
yang diberi kapsul
8
vitamin A dosis
tinggi 1x/tahun
Balita (12-59 bulan) 3 3 3 3 12
yang diberi kapsul
9
vitamin A dosis
tinggi 2x/tahun
Bayi 0-6 bulan yang 2 3 3 4 14
10 mendapatkan ASI
esklusif
Penemuan kasus 3 2 3 3 11
11
BTA(+)
Cakupan balita 2 2 4 3 11
12
dengan diare
Kriteria C: Kemudahan Dalam Penanggulangan
Kemudahan penganggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai 1 5
dimana:
Sangat mudah :5
Mudah :4
Cukup mudah :3
Sulit :2
Sangat sulit :1

Tabel 26. Penilaian Masalah Berdasarkan Kemudahan Dalam Penanggulangan

N MASALAH Nilai
o
1 Kunjungan bumil K1 4
2. Kunjungan bumil K4 3
Pertolongan persalinan oleh 4
3
tenaga kesehatan
4 Kunjungan nifas 3
Penanganan Komplikaasi 3
5
neonates
6 Kunjungan bayi 3
7 Peserta KB aktif 4
Bayi (6-11 bulan) yang diberi 4
8 kapsul vitamin A dosis tinggi
1x/tahun
Balita (12-59 bulan) yang 4
9 diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi 2x/tahun
Bayi 0-6 bulan yang 4
10
mendapatkan ASI esklusif
11 Penemuan kasus BTA(+) 3
12 Cakupan balita dengan diare 3
Kriteria D: Faktor PEARL
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan dapat atau
tidak nya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut adalah:
Kesesuaian (Propriety)
Secara Ekonomis murah (Economic)
Dapat diterima (Acceptability)
Tersedianya sumber (Resources availability)
Legalitas terjamin (Legality)

Tabel 27. Kriteria D (PEARL FAKTOR)


No MASALAH P E A R L
1 Kunjungan bumil K1 1 1 1 1 1
2. Kunjungan bumil K4 1 1 1 1 1
Pertolongan persalinan oleh 1 1 1 1 1
3
tenaga kesehatan
4 Kunjungan nifas 1 1 1 1 1
5 Penanganan Komplikaasi 1 1 1 1 1
neonates
6 Kunjungan bayi 1 1 1 1 1
7 Peserta KB aktif 1 1 1 1 1
Bayi (6-11 bulan) yang diberi 1 1 1 1 1
8 kapsul vitamin A dosis tinggi
1x/tahun
Balita (12-59 bulan) yang 1 1 1 1 1
9 diberi kapsul vitamin A dosis
tinggi 2x/tahun
Bayi 0-6 bulan yang 1 1 1 1 1
10
mendapatkan ASI esklusif
11 Penemuan kasus BTA(+) 1 1 1 1 1

12 Cakupan balita dengan diare 1 1 1 1 1

Penilaian prioritas masalah


Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam
formula nilai prioritas dasar (NPD), serta nilai prioritas total (NPT) untuk
menentukan prioritas masalah yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C NPT = (A+B) x C x D

Tabel 28. Urutan Prioritas Masalah Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif

No A B C D NPD NPT Urutan


MASALAH
prioritas
1 Kunjungan bumil K1 1 8 4 1 36 36 IX
2. Kunjungan bumil K4 1 12 3 1 39 39 VIII
Pertolongan 1 10 4 1 44 44 VII
3 persalinan oleh tenaga
kesehatan
4 Kunjungan nifas 1 9 3 1 30 30 XI
Penanganan 2 9 3 1 33 33 X
5
Komplikaasi neonates
6 Kunjungan bayi 1 9 3 1 30 30 XII

7 Peserta KB aktif 1 11 4 1 48 48 IV
Bayi (6-11 bulan) 4 12 4 1 64 64 I
yang diberi kapsul
8
vitamin A dosis tinggi
1x/tahun
Balita (12-59 bulan) 1 12 4 1 52 52 III
yang diberi kapsul
9
vitamin A dosis tinggi
2x/tahun
Bayi 0-6 bulan yang 4 12 4 1 64 64 II
10 mendapatkan ASI
esklusif
Penemuan kasus 5 11 3 1 48 48 V
11
BTA(+)
Cakupan balita dengan 5 11 3 1 48 48 VI
12
diare

5.5 Urutan Prioritas Masalah


Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik Hanlon
Kuantitiatif, didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas
Kecamatan Mampang prapatan adalah:
1. Bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI esklusif
2. Balita (12-59 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 2x/tahun
3. Bayi (6-11 bulan) yang diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 1x/tahun
4. Peserta KB aktif
5. Penemuan kasus BTA(+)
6. Cakupan balita dengan diare
7. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
8. Kunjungan bumil K4
9. Kunjungan bumil K1
10. Penanganan Komplikaasi neonates
11. Kunjungan nifas
12. Kunjungan bayi
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1 Analisis Penyebab Masalah


Hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara hasil yang diharapkan
dengan hasil yang dicapai dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk membantu
menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat digunakan diagram tulang ikan
(fish bone). Untuk menganalisis penyebab masalah manajemen puskesmas,
digunakan pola pendekatan sistem dan pendekatan mutu. Pendekatan sistem meliputi
input (Man, Method, Money, Market, Material), proses ( P1 : Perencanaan, P2 :
Penggerakkan dan Pelaksanaan, P3 : Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ) dan
lingkungan. Metode ini berdasarkan pada kerangka pendekatan sistem, seperti yang
tampak pada gambar berikut:
INPUT
Penyuluhan yang dilakukan per kelompok
penyuluhan mengenai ASI sehingga maksud dan tujuannya kurang
eksklusif juga memegang dipahami secara personal
program lain seperti posyandu Tidak adanya data atau pencatatan
atau posbindu MA mengenai ibu menyusui yang telah
METHOD dikonseling

Pengetahuan dan kesadaran


ibu mengenai ASI eksklusif MARKET -
masih kurang MONE
Kekhawatiran ibu bahwa
pemberian ASI dapat Kurang nya media Bayi 0-6 bulan
mempengaruhi fisik ibu promosi seperti
Wanita yang bekerja sulit MATERIA brosur, leaflet yang mendapat ASI
mengatur waktu untuk mengenai pentingnya eksklusif Tahun
memberikan ASI eksklusif pemberian ASI
2016 di Puskesmas
Kelurahan
Mampang prapatan
sebesar 55,5 %
Cara penyampaian informasi tidak
Tidak ada jadwal didukung dengan media yang
tertulis mengenai P2
P1 menarik dan inovatif
jadwal penyuluhan
Kurangnya pendekatan
interpersonal pada saat konseling

Kurangnya pengawasan dan


evaluasi terhadap kinerja
kader P3
mengenai banyaknya
penyuluhan atau konseling
yang telah dilakukan tiap Dukungan keluarga kurang LINGKUNGAN
bulannya
PROSES
61
Gambar 7. Diagram Fish Bone Berdasarkan Pendekatan Sistem
6.2 KONFIRMASI KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas (koordinator program
ASI eksklusif) mengenai cakupan balita usia 0-24 bulan yang mendapat ASI
eksklusif yang belum mencapai target, dari kemungkinan penyebab masalah di
atas maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan mengenai manfaat buku KIA
2. Media promosi sangat kurang
3. Pengetahuan dan kesadaran ibu mengenai pentingnya ASI eksklusif masih
kurang
4. Kurangnya dukungan keluarga, terutama kakek dan nenek

6.3 PENENTUAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah
selanjutnya yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini
adalah alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada:

Tabel 27. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah


No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 Pengetahuan dan kesadaran Mengadakan penyuluhan kepada ibu
ibu mengenai pentingnya menyusui
ASI eksklusif masih kurang
2 Kurangnya dukungan Mengikutsertakan keluarga dalam
keluarga penyuluhan saat penyuluhan ke rumah-rumah
3 Kurangnya pengetahuan Memberikan penjelasan isi dan manfaat buku
mengenai manfaat buku KIA
KIA

PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN

62
Menghimbau masyarakat mengenai pentingnya ASI
Media promosi sangat eksklusif pada saat promosi kesehatan di puskesmas
kurang

Membuat pamflet yang memberikan informasi


Pengetahuan dan mengenai ASI eksklusif
kesadaran ibu mengenai
pentingnya ASI eksklusif Memberikan informasi mengenai ASI eksklusif
masih kurang melalui WhatsApp (WA) kepada ibu menyusui yang
terdata di puskesmas kelurahan Cipete Selatan.

Kurangnya dukungan
keluarga Mengadakan penyuluhan kepada ibu menyusui

Mengikutsertakan keluarga dalam penyuluhan saat


penyuluhan ke rumah-rumah

Gambar 7. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

63
6.4. PENENTUAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH DENGAN
KRITERIA MATRIKS
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas
alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria
matriks dengan rumus M x I x V/ C.
Masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai berdasar kriteria:
Magnitude: Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan
Dengan nilai 1-5 dimana semakin mudah masalah yang
dapat diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
Importancy: Pentingnya cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin pentingnya masalah
untuk diselesaikan maka nilainya mendekati angka 5.
Vulnerability: Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Dengan nilai 1-5 dimana semakin sensitifnya cara
penyelesaian masalah maka nilainya mendekati angka 5.
Cost: Biaya (sumber daya) yang digunakan
Dengan nilai 1-5, dimana semakin kecil biaya yang
dikeluarkan nilainya mendekati angka 1.

64
Tabel 28. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah
Hasil
Nilai Kriteria
Penyelesaian akhir
Urutan
Masalah (M x I x
M I V C
V) / C
Memberikan penjelasan isi dan manfaat dari buku
4 4,3 3 3,3 16,8 I
KIA
Menghimbau masyarakat mengenai pentingnya ASI
eksklusif pada saat promosi kesehatan di 4,7 1,7 2 1,3 12,3 VI
puskesmas.
Membuat pamflet yang memberikan informasi
3,7 3,7 3,3 3,3 13,7 IV
mengenai ASI eksklusif
Memberikan informasi mengenai ASI eksklusif
melalui WhatsApp (WA) kepada ibu menyusui yang 3,3 2,3 2,3 1,3 13,4 V
terdata di puskesmas kelurahan Cipete Selatan.
Mengadakan penyuluhan kepada ibu menyusui 3 4,7 4 3,7 15,2 III
Mengikutsertakan keluarga dalam penyuluhan saat
3 4,7 3,7 3,3 15,8 II
penyuluhan ke rumah-rumah

Setelah penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan masalah dengan


menggunakan kriteria matrix maka didapatkan urutan prioritas alternatif
pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan bayi usia 0-6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cipete Selatan
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan penjelasan isi dan manfaat dari buku KIA
2. Mengikutsertakan keluarga dalam penyuluhan saat penyuluhan ke
rumah-rumah.
3. Mengadakan penyuluhan kepada ibu menyusui.
4. Membuat pamflet yang memberikan informasi mengenai ASI eksklusif.
5. Memberikan informasi mengenai ASI eksklusif melalui WhatsApp
(WA) kepada ibu menyusui yang terdata di puskesmas kelurahan Cipete
Selatan.
6. Menghimbau masyarakat mengenai pentingnya ASI eksklusif pada saat
promosi kesehatan di puskesmas.

65
Tabel 29. Plan of Action
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Penanggung Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak uk
Jawab
1 Memberikan memaksimalkan Ibu Wilayah Kepala Pemegang Desember - Memberikan Terdapat
penjelasan isi manfaat penggunaan menyusui kerja Puskesmas program 2016 kartu pada mengenai
dan manfaat buku KIA dan Puskesmas gizi dan peserta KP yang suda
buku KIA mendapatkan data Kelurahan dokter ibu dan belum
mengenai ibu yang Cipete muda mendapat
sudah atau belum Selatan konseling
mendapatkan konseling
2 Mengikutsertaka Mengoreksi kesalahan Keluarga Rumah Kepala Kader, dan Januari - Memberikan Meningka
n keluarga dalam persepsi dari keluarga ibu peserta KP Puskesmas dokter 2016 penyuluhan a cakupan
penyuluhan saat ibu agar selanjutnya menyusui ibu muda mengenai peserta A
penyuluhan ke keluarga ikut manfaat ASI eksklusif
rumah-rumah. mendukung ibu untuk eksklusif
memberikan ASI
eksklusif
3 Mengadakan Meningkatkan Ibu Wilayah Kepala Kader, dan Januari - Memberikan Meningka
penyuluhan pengetahuan dan menyusui kerja Puskesmas dokter 2016 penyuluhan a cakupan
kepada ibu kesadaran ibu Puskesmas muda mengenai peserta A
menyusui. menyusui mengenai Kelurahan manfaat ASI eksklusif
pentingnya ASI Cipete eksklusif
eksklusif Selatan

66
4 Membuat Mempromosikan ASI Masyarak Wilayah Kepala Pemegang Desember - Memberikan Tersedia
pamflet yang eksklusif pada at Cipete kerja Puskesmas program 2016 pamflet pamflet b
memberikan masyarakat Selatan Puskesmas gizi, mengenai masyarak
informasi Kelurahan promosi ASI eksklusif
mengenai ASI Cipete kesehatan,
eksklusif Selatan dan dokter
muda
5 Memberikan Mempromosikan ASI Ibu Wilayah Kepala Pemegang Desember - Mengirim Meningka
informasi eksklusif pada ibu menyusui kerja Puskesmas program 2016 WA yang a cakupan
mengenai ASI menyusui Puskesmas gizi, berisi peserta A
eksklusif melalui Kelurahan promosi informasi eksklusif
WhatsApp (WA) Cipete kesehatan, mengenai
kepada ibu Selatan dan dokter ASI eksklusif
menyusui yang muda
terdata di
puskesmas
kelurahan Cipete
Selatan.
6 Menghimbau Mempromosikan ASI Masyarak Wilayah Kepala Pemegang Desember - Pemberitahua Meningka
masyarakat eksklusif pada at Cipete kerja Puskesmas program 2016 n saat a cakupan
mengenai masyarakat Selatan Puskesmas gizi, promosi peserta A
pentingnya ASI Kelurahan promosi kesehatan dan eksklusif
eksklusif pada Cipete kesehatan, posyandu
saat promosi Selatan dan dokter
kesehatan di muda
puskesmas.

67
DAFTAR PUSTAKA

1. Pusat Data dan Informasi. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2014 p. 01-06.
2. Kementerian Kesehatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Jakarta: Badan Pusat Statistik; Agustus 2013 p. 164.
3. UNICEF. ASI adalah penyelamat hidup paling murah dan efektif di dunia.
New York: 2013. [Cited February 14 th 2017]. Available at:
https://www.unicef.org/indonesia/id/media_21270.html
4. Dwiharso. Christoforus Nata. Tingkat Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia
Masih Rendah. 2010. [cited February 14th 2017]. Available at: http://
www.rri.co.id /index.php?option= comcontent&task=view&id=4282.
5. Kementerian Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. 2013. [Cited February 14 th
2017]. Available at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf
6. UNICEF. ASI eksklusif, artinya ASI, tanpa tambahan apapun. 2012. [Cited
February 14th 2017]. Available at:
https://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html
7. World Health Organization. Community-Based strategies for Breastfeeding
Promotion and Support in Developing Countries. 2003. [Cited December 9th
2016]. Available at: www.who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/
8. Depkes RI. Ibu Berikan ASI Eksklusif Baru Dua Persen. 2004. Available at:
www.depkes.go.id/index.php.
9. Kelompok Pendukung (KP) Ibu Indonesia. 2014. [Cited Deember 9th 2016].
Available at: www.kpibu.blogspot.co.id
10. Latar Belakang AIMI. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. 2015. [Cited
Deember 9th 2016]. Available at: www.aimi-asi.org

11. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Nilai Nutrisi Air Ibu. 2013. [Cited December
9th 2016]. Available at: www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-
ibu.
12. Depkes RI. Manajemen Laktasi: Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Dit Gizi Masyarakat-Depkes RI. 2005.
13. Roesli, U. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara. 2005. p.10-17.
14. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Pedoman Pemberian Makanan Bayi dan
Anak Dalam Situasi Darurat. 2007. [Cited December 9th 2016]. Available at:
http://gizi.depkes.go.id/skpg/download/pmba-situasi-darurat.pdf
15.

68

Anda mungkin juga menyukai