Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit infeksi yang mudah menular.1 Diare dan ISPA adalah contoh
penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun. Keduanya
menjadi penyebab utama kematian anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di
seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun karena penyakit
diare dan ISPA. Data WHO menunjukkan setiap tahun rata-rata 100 ribu anak di
Indonesia meninggal dunia karena diare.2 Data dari Subdit diare Kemenkes juga
menunjukkan sekitar 300 orang diantara 1000 penduduk masih terjangkit diare
sepanjang tahun.3 Data dari profil kesehatan kabupaten jepara 2014 menunjukkan
angka kejadian diare di Jambu Timur masih cukup tinggi yakni 64,2% serta untuk
angka kejadian ISPA masih tergolong rendah yaitu sebesar 13,4% angka ini
merupakan angka terendah sejak tahun 2009.4 Penyebab utama diare dan ISPA
adalah kurangnya perilaku hidup sehat di masyarakat, salah satunya kurangnya
pemahaman mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara baik dan benar
menggunakan air bersih yang mengalir.5 Pentingnya membudayakan cuci tangan
pakai sabun secara baik dan benar juga didukung oleh World Health Organization
(WHO). Kajian WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi
angka diare hingga 47%.2
Tujuan adanya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI nomor 03
tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah untuk
menurunkan angka kejadian diare dan meningkatkan higienitas dan kualitas
kehidupan masyarakat Indonesia. Program STBM merupakan pendekatan untuk
mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan
cara pemicuan. Upaya sanitasi berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan RI
Nomor 3 Tahun 2014 yang disebut Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
yaitu meliputi Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), Cuci Tangan Pakai
Sabun, Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengamanan

1
2

Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. Bahwa
dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat,
serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar, perlu menyelenggarakan
sanitasi total berbasis masyarakat.5
Data hasil pencapaian program STBM khususnya pilar ke 2 (Cuci tangan
pakai sabun) di Desa Jambu Timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
didapatkan hasil 52% hal ini merupakan persentase paling rendah dari ke-5 pilar
di Desa Jambu Timur.7 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI
nomor 03 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, pencapaian
tiap-tiap pilar diharapkan mencapai 100%. Kondisi ini menunjukan masih adanya
warga yang belum menjalankan perilaku hidup sehat dengan cuci tangan pakai
sabun5.

1.2 Batasan Judul


Laporan kegiatan dengan judul Pelaksanaan Kegiatan Pemicuan Cuci
Tangan Pakai Sabun di Desa Jambu Timur Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara
Tanggal 1-2 Maret 2017 memiliki batasan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Kegiatan Pemicuan


Kegiatan yang dilangsungkan merupakan pemicuan untuk mengubah
perilaku masyarakat dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)

2. Cuci Tangan Pakai Sabun


Merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir.

3. Desa Jambu Timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara


Wilayah kerja Puskesmas Mlonggo yang menjadi tempat pelaksanaan
kegiatan pemicuan CTPS

4. Tanggal 1-2 Maret 2017


3

Waktu pelaksanaan kegiatan pemicuan CTPS yang merupakan serangkaian


acara diawali dengan pelatihan di Puskesmas Mlonggo pada tanggal 24 Februari
2017, diikuti pelaksanaan kegiatan pemicuan CTPS di Desa Jambu Timur pada
tanggal 1-2 Maret 2017.

1.3 Batasan Operasional


1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui
pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air


bersih yang mengalir yang menjadi fokus pemicuan.

3. Sasaran pemicuan CTPS


Warga desa Jambu Timur khususnya ibu rumah tangga.

4. Jumlah peserta pemicuan CTPS


Jumlah peserta STBM sebanyak 120 warga.

5. Sarana
Sarana yang digunakan adalah rumah warga yang terdapat kegiatan
posyandu, potongan kertas, spidol, ember kran, sabun, dan stiker
peengenalan langkah CTPS.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup kegiatan :

1. Lokasi : Posyandu di Desa Jambu Timur dan rumah warga di


sekitar posyandu.
2. Waktu : 1-2 Maret 2017
3. Sasaran : warga desa Jambu Timur khususnya ibu rumah tangga.
4. Metode : Penyuluhan, tanya jawab, pengamatan terlibat, dan
pemicuan.
4

5. Materi : Penyebaran penyakit melalui tangan, pentingnya CTPS,


langkah CTPS, dan waktu CTPS.

1.5 Tujuan
1.5.1 Tujuan Umum
Pelaksanaan kegiatan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun di Desa Jambu
Timur Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Tanggal 1-2 Maret 2017

1.5.2 Tujuan Khusus


a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat Desa Jambu Timur
tentang penularan penyakit melalui tangan, pentingnya CTPS, langkah
CTPS, dan waktu CTPS.
b. Melakukan pemetaan daerah yang belum memiliki sarana CTPS.
c. Melakukan kegiatan transekwalk di daerah yang belum memiliki
sarana CTPS yang memadai.
d. Melakukan simulasi tangan yang terkontaminasi kuman dengan
keterlibatan warga.
e. Melakukan pemicuan guna meningkatkan kesadaran masyarakat desa
Jambu Timur untuk cuci tangan pakai sabun.

1.6. Tinjauan Pustaka


1.`.1 Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
Sanitasi total berbasis masyarakat merupakan kondisi dimana komunitas
tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan dengan sabun, mengelola air
minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan aman dan mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman. 8 Dalam rangka memperkuat upaya
perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat dan sanitasi dasar maka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesa menyelenggarakan program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat.5

1.6.2 Definisi STBM


5

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk


mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan
cara pemicuan. Pilar STBM adalah perilaku higienis dan saniter yang digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Pemicuan merupakan cara
untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu atau
masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir,
perilaku dan kebiasaan individu atau masyarakat. Higiene merupakan upaya
kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu
subyeknya. Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan pada
kegiatan usaha kesehatan hidup manusia terutama pengelolaan air minum bersih
dan pembuangan limbah cair.5
Pilar STBM terdiri atas perilaku yang ditujukan untuk memutus mata
rantai penularan penyakit dan keracunan,diantaranya :
a. Stop buang air besar sembarangan;
b. Cuci tangan pakai sabun;
c. Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga;
d. Pengamanan sampah rumah tangga; dan
e. Pengamanan limbah cair rumah tangga

1.6.3 Cuci Tangan


Cuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari
ujung jari sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan
dan pengontrolan infeksi.5
Sanitasi tangan terdiri dari mencuci tangan dengan sabun dan air serta
penggunaan cairan antiseptik tanpa menggunakan air dan tanpa tindakan
pengeringan dengan alat yang bertujuan untuk mengurangi atau menekan
tumbuhnya mikroorganisme. Dari sudut pandang pencegahan infeksi dan praktik
kesehatan, sanitasi dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui
tangan, dengan menyingkirkan kotoran dan debu serta menghambat atau
membunuh mikroorganisme pada kulit. Dengan sanitasi tangan dapat
dihilangkan bukan saja sebagian besar organisme yang ditularkan melalui kontak
dengan pasien dan lingkungan, tetapi juga sebagian organisme yang hidup pada
lapisan-lapisan kulit yang lebih dalam.8
6

Tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk : Mengangkat


mikroorganisme yang ada di tangan, Mencegah infeksi silang (cross infection),
Menjaga kondisi steril, Melindungi diri dan pasien dari infeksi Memberikan
perasaan segar dan bersih. 9
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah
dengan air bersih yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan
gayung, menggunakan sabun yang standar, setelah itu keringkan dengan handuk
bersih atau menggunakan tissue.5
Untuk penggunaan jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun
karena semua sabun sebenarnya cukup efektif dalam membunuh kuman penyebab
penyakit. Menurut Word Health Organization, 2009 teknik mencuci tangan yang
benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkah-
langkah sebagai berikut.2
1) Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.
2) Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan, akan lebih baik
jika sabun yang mengandung antiseptik.
3) Gosokkan pada kedua telapak tangan.
4) Gosokkan sampai ke ujung jari.
5) Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri (atau
sebaliknya) dengan jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara
tangan kanan dan tangan kiri, gosokkan sela-sela jari tersebut. Hal ini
dilakukan pada kedua tangan.
6) Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling
mengunci.
7) Usapkan ibu jari tangan kanan dengan punggung jari lainnya dengan
gerakan saling berputar, lakukan hal yang sama dengan ibu jari tangan
kiri.
8) Gosokkan telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan
gerakan kedepan, kebelakang, berputar. Hal ini dilakukan pada kedua
tangan.
9) Pegang pergelangan kanan kanan dengan pergelangan kiri dan lakukan
gerakan memutar. Lakukan pula pada tangan kiri.
10) Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
11) Keringkan tangan dengan menggunakan tissue atau handuk, jika
menggunakan kran, tutup kran dengan tissue.
7

Gambar 1. Langkah-langkah Cuci Tangan

1.6.4 Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Cuci Tangan


Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia maupun kotoran
binatang ataupun cairan tubuh lain seperti ingus dan makanan/ minuman yang
terkontaminasi saat tidak di cuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang di tularkan.5
i) Diare

Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk
anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan
angka kejadian diare hingga 50%. Penyakit diare seringkali diasosiasikan
dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan
juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena
kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk
mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang
terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci
terlebih dahulu atau terkontaminasi. Tingkat keefektifan mencuci tangan
dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut
tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%),
8

penggunaan air olahan (39%), sanitasi (32%), pendidikan kesehatan (28%),


penyediaan air (25%), sumber air yang diolah (11%).5

Gambar 2. Diagram Transmisi Penyakit keterkaitan BAB (feces) dengan


pencegahan Melalui CTPS

ii) Infeksi saluran pernafasan

Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab kematian utama anak-anak


balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran
pernafasan ini dengan dua langkah : melepaskan patogen-patogen
pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan dengan
menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus entrentic)
yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit
pernafasan lainnya.
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan
kebersihan seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/buang air
besar/kecil dapat mengurangi tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian lain di
Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun mengurangi
infeksi saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia pada anak-anak
balita hingga lebih dari 50 %.
9

Infeksi saluran nafas akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau bakteri.
Penyakit ini diawali dengan pan disertai salah satu atau lebih gejala :
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak. Period
prevalenve ISPA dihitung dalam kurun 1 bulan terakhir, Nusa Tenggara
Timur memiliki angka persentase paling tinggi di Indonesia mencapai
41,7%. Karateristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi pada kelompok
umur 1-4 tahun (25,8%)
Periode prevalensi ISPA di Indonesia menurut Riskesdas 2013 yakni 25,0%
yang tidak jauh berbeda dengan 2007 yaitu 25,5%. Ada penurunan angka
period sebanyak 0,5 % setelah enam (6) kali Kampanye Cuci tangan pakai
Sabun (CTPS) di Indonesia pada tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 dan
2013.5
iii)Pneumonia

Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala
panas tinggi disertai baetuk berdahak, napas cepat ( frekuensi >50kali/
menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah, dan nafsu makan
berkurang). Period prevalence dan prevalensi pneumonia tahun 2013
sebesar 1,8% dan 4,5%.5

iv)Infeksi cacing, infeksi mata, dan infeksi kulit

Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran
pernafasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk
ascariasis dan trichuriasis.5

1.6.5 Waktu Yang Tepat Cuci Tangan

Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Waktu
yang tepat untuk melakukan cuci tangan : 5

a. Sebelum dan sesudah memberi makan atau sebelum mempersiapkan


makan untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh saat kita
makan
10

b. Setelah buang air besar atau setelah menceboki bayi atau anak, besar
kemungkinan sisa tinja masih tertempel di tangan, sehingga diharuskan
untuk mencuci tangan

c. Setelah bermain, kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor
seperti tanah, dan lain-lain. Dimana banyak sekali kuman didalam tanah,
jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang
dan tidak menempel ditangan.

d. Sebelum dan sesudah ibu beraktivitas. Bagi anak-anak mencuci tangan ini
juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah
bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.

e. Setelah batuk, bersin atau membersihkan hidung, kuman dan kotoran


yang mungkin keluar dapat kembali masuk akibatdari tangan yang tidak
bersih.

f. Setelah memegang benda-benda kotor, berdebu dan berkarat.

1.6.6 Pemicuan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun


Strategi pelaksanaan kegiatan pemicuan meliputi penciptaan lingkungan
yang kondusif, penggerakan masyarakat, terfokus, pendampingan oleh fasilitator,
dan memberikan penghargaan. Utamakan daerah yang diberikan pemicuan
merupakan daerah yang masih memiliki masalah, dan menghasilkan suatu potensi
untuk menjadi percontohan daerah lain. Pemicuan tidak harus dilakukan di
seluruh wilayah desa, tetapi difokuskan pada sebagian wilayah.10
Perencanaan kegiatan pemicuan dikoordinasikan antara puskesmas dan
pengurus desa termasuk bidan desa sebagai tokoh kesehatan di desa. Kehadiran
petinggi puskesmas maupun petinggi desa juga menjadikan proses pemicuan lebih
berdaya tarik tinggi karena memberikan motivasi dan rasa bangga tersendiri. 11
Pelaksanaan kegiatan pemicuan diharapkan dikemas lebih interaktif agar
menarik dan membangkitkan motivasi warga dalam melakukan suatu perubahan
perilaku. Pemberian pengetahuan melalui diskusi dua arah juga penting untuk
mendukung warga agar berpikir lebih mengenai permasalahan yang ada.
11

Pemetaan wilayah yang belum cuci tangan pakai sabun penting untuk proses
evaluasi di masa yang akan datang. 11

BAB II
METODOLOGI
12

2.1. Pendekatan Sistem

2.2. Input

1. Man
a. Narasumber
dr. Nurkukuh, M.Kes
dr. Ari Gunawan, M.Epid
dr. Bambang Hariyana M.Kes
Penanggung jawab kegiatan mahasiswa (Ibu Fatma dan Mbak
Rusma)
Koordinator STBM Dinas Kesehatan (Ibu Ima)
Bidan Desa (Ibu Endang)
Kepala Desa Jambu Timur (Bapak Hilal Udin)
Kader Kesehatan Desa Jambu Timur RW I dan RW VII
b. Sasaran
Warga Desa Jambu Timur, khususnya ibu rumah tangga peserta
Posyandu.
c. Pelaksana
Mahasiswa PBL FK Undip.
2. Money
Dana BOK Puskesmas

3. Materials
Data evaluasi STBM tanggal 24 Januari 2017 Kabupaten Jepara
Alat pemetaan (potongan kertas, spidol, ember kran, sabun, dan
stiker peengenalan langkah CTPS)
Kepustakaan:
Peraturan Menkes RI No 3 th 2014
Pedoman pelaksanaan STBM Ditjen PP-PL
Field book strategi dan langkah pemicuan masyarakat dalam
program PAMSIMAS
Buku Panduan CTPS 2013
Buku Verifikasi STBM 2013
4. Methods
Penyuluhan, tanya jawab, pengamatan terlibat, dan pemicuan

5. Machine
Posyandu Desa Jambu Timur Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
13

2.3. Proses
2.3.1. Perencanaan (P1)
1. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan (POA)
2. Pertemuan dengan pemegang program kesling Puskesmas Mlonggo,
dokter puskesmas, bidan desa, petinggi desa, carik dan kader kesehatan
setempat untuk mendiskusikan pelaksanaan dan sasaran kegiatan.
3. Mempersiapkan jadwal pelaksanaan kegiatan, tempat dan sarana
pelaksanaan kegiatan
4. Mempersiapkan materi serta alat bantu penyuluhan dan pemicuan
5. Mempersiapkan peserta kegiatan yang masing masing terdiri atas ibu-ibu
rumah tangga peserta Posyandu Desa Jambu Timur

2.3.2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)


Penggerakan
1. Meminta bantuan dari bidan desa untuk persiapan tempat melaksanakan
kegiatan
2. Meminta bantuan dari kader Desa dan Kepala Desa Jambu Timur untuk
mempersiapkan kehadiran peserta kegiatan

Pelaksanaan
1. Menyiapkan sarana dan prasarana kegiatan
2. Mengkonfirmasikan kehadiran peserta yang terdiri atas peserta kegiatan
yang masing masing terdiri atas ibu-ibu rumah tangga peserta Posyandu
Desa Jambu Timur
3. Pelaksanaan kegiatan CTPS pada hari Rabu 1 Maret 2017 dan Kamis 2
Maret 2017 di Desa Jambu Timur pada pukul 09.00 s.d. 12.00 dengan alur
a. Pembukaan dari Petinggi Desa (10 menit)
b. Pembukaan dari perwakilan puskesmas (10 menit)
c. Penyuluhan penularan penyakit melalui tangan (15 menit)
d. Pengarahan teknis pelaksanaan kegiatan di lapangan (10 menit)
e. Pemetaan daerah yang masih cuci tangan tanpa sabun (10 menit)
f. Pemicuan CTPS (60 menit)
Pemetaan (10 menit)
Transekwalk (15 menit)
Simulasi tangan terkontaminasi kuman (15 menit)
Diskusi setelah kegiatan pemicuan (10 menit)
Komitmen warga untuk Cuci tangan pakai sabun pada 5
waktu (20 menit)
14

g. Pemberian kesimpulan kegiatan dan penutupan (5 menit)


4. Pengamatan langsung selama kegiatan pemicuan berlangsung
5. Pencatatan, dan dokumentasi kegiatan untuk pelaporan

2.3.3. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)


1. Pengawasan dan pengendalian selama acara berlangsung meliputi jumlah
peserta, waktu pelaksanaan dan tingkat kondusifnya kegiatan.
2. Memberikan penilaian keaktifan dan partisipasi warga selama mengikuti
penyuluhan dan kegiatan pemicuan CTPS.
2.4. Output
1. Jumlah warga yang menghadiri kegiatan separuh dari peserta yang
diundang .
2. Jumlah warga yang berkomitment untuk mengubah perilaku Cuci tangan
dengan air bersih yang mengalir dengan sabun secara berkelanjutan.

2.5. Metode Pengamatan Terlibat


Metode pengamatan terlibat yang akan dilakukan dalam rangka pemicuan
perilaku cuci tangan pakai sabun adalah dengan melibatkan warga secara
langsung dalam proses pemataan, transekwalk, simulasi cuci tangan pakai sabun,
diskusi serta komitment untuk cuci tangan pakai sabun.

2.6. Metode BBDM


2.6.1 Daftar Istilah
Pelaksanaan
Kegiatan
Pemicuan
Cuci Tangan Pakai Sabun
Desa Jambu Timur
Kecamatan Mlonggo
Kabupaten Jepara
Tanggal 1 2 Maret 2017

2.6.2 Klarifikasi Istilah


a. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk melakukan suatu hal.
b. Kegiatan
15

Kegiatan merupakan suatu hal yang dilangsungkan/dilaksanakan.


c. Pemicuan
Cara untuk mendorong perubahan perilaku individu atau masyarakat atas
kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan
kebiasaan individu atau masyarakat.
d. Cuci Tangan Pakai Sabun
Merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir.
e. Desa Jambu Timur
Desa di Kecamatan Mlonggo yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Mlonggo dan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan
f. Kecamatan Mlonggo
Kecamatan di Kabupaten Jepara yang masuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Mlonggo dan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan
g. Kabupaten Jepara
Adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan
dengan Laut Jawa di Barat dan Utara. Kabupaten Pati dan Kabupaten
Kudus di timur, serta Kabupaten demak di Selatan. Kabupaten Jepara
sebagai tempat pelaksanaan kegiatan.
h. Tanggal 1 - 2 Maret 2017
Waktu pelaksanaan kegiatan pemicuan CTPS yang merupakan serangkaian
acara diawali dengan pelatihan kader di Puskesmas Mlonggo pada tanggal
24 Februari 2017, diikuti pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM di Desa
Jambu Timur pada tanggal 1 - 2 Maret 2017.

2.6.3 Daftar Permasalahan


a. Apa tujuan dari kegiatan pemicuan CTPS?
b. Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum kegiatan?
c. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan?
d. Di mana kegiatan akan dilaksanakan?
e. Siapa saja pihak yang turut serta dalam kegiatan tersebut?
f. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pemicuan?
g. Kegiatan apa saja yang termasuk dalam rangkaian kegiatan pemicuan yang
dilakukan?
h. Apa ukuran keberhasilan dari kegiatan yang dilangsungkan?
16

i. Apa saja masalah yang akan timbul?


j. Apa saja alternatif pemecahan masalah terhadap permasalahan yang akan
timbul?

Anda mungkin juga menyukai