PENDAHULUAN
1
2
Sampah Rumah Tangga, dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. Bahwa
dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat,
serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar, perlu menyelenggarakan
sanitasi total berbasis masyarakat.5
Data hasil pencapaian program STBM khususnya pilar ke 2 (Cuci tangan
pakai sabun) di Desa Jambu Timur, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara
didapatkan hasil 52% hal ini merupakan persentase paling rendah dari ke-5 pilar
di Desa Jambu Timur.7 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI
nomor 03 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, pencapaian
tiap-tiap pilar diharapkan mencapai 100%. Kondisi ini menunjukan masih adanya
warga yang belum menjalankan perilaku hidup sehat dengan cuci tangan pakai
sabun5.
5. Sarana
Sarana yang digunakan adalah rumah warga yang terdapat kegiatan
posyandu, potongan kertas, spidol, ember kran, sabun, dan stiker
peengenalan langkah CTPS.
1.5 Tujuan
1.5.1 Tujuan Umum
Pelaksanaan kegiatan Pemicuan Cuci Tangan Pakai Sabun di Desa Jambu
Timur Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara Tanggal 1-2 Maret 2017
Penyakit diare menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk
anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat menurunkan
angka kejadian diare hingga 50%. Penyakit diare seringkali diasosiasikan
dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya harus diperhatikan
juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan air kencing, karena
kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari kotoran-kotoran ini.
Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia sakit ketika mereka masuk
mulut melalui tangan yang telah menyentuh tinja, air minum yang
terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan makan yang tidak dicuci
terlebih dahulu atau terkontaminasi. Tingkat keefektifan mencuci tangan
dengan sabun dalam penurunan angka penderita diare dalam persen menurut
tipe inovasi pencegahan adalah: Mencuci tangan dengan sabun (44%),
8
Infeksi saluran nafas akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau bakteri.
Penyakit ini diawali dengan pan disertai salah satu atau lebih gejala :
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak. Period
prevalenve ISPA dihitung dalam kurun 1 bulan terakhir, Nusa Tenggara
Timur memiliki angka persentase paling tinggi di Indonesia mencapai
41,7%. Karateristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi pada kelompok
umur 1-4 tahun (25,8%)
Periode prevalensi ISPA di Indonesia menurut Riskesdas 2013 yakni 25,0%
yang tidak jauh berbeda dengan 2007 yaitu 25,5%. Ada penurunan angka
period sebanyak 0,5 % setelah enam (6) kali Kampanye Cuci tangan pakai
Sabun (CTPS) di Indonesia pada tahun 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 dan
2013.5
iii)Pneumonia
Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala
panas tinggi disertai baetuk berdahak, napas cepat ( frekuensi >50kali/
menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah, dan nafsu makan
berkurang). Period prevalence dan prevalensi pneumonia tahun 2013
sebesar 1,8% dan 4,5%.5
Penelitian juga telah membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran
pernafasan penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk
ascariasis dan trichuriasis.5
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Waktu
yang tepat untuk melakukan cuci tangan : 5
b. Setelah buang air besar atau setelah menceboki bayi atau anak, besar
kemungkinan sisa tinja masih tertempel di tangan, sehingga diharuskan
untuk mencuci tangan
c. Setelah bermain, kebiasaan anak kecil adalah bermain ditempat yang kotor
seperti tanah, dan lain-lain. Dimana banyak sekali kuman didalam tanah,
jadi selesai bermain harus mencuci tangan supaya kuman dari tanah hilang
dan tidak menempel ditangan.
d. Sebelum dan sesudah ibu beraktivitas. Bagi anak-anak mencuci tangan ini
juga bisa dilakukan sebelum dan sesudah belajar, sebelum dan sesudah
bangun tidur dan sesudah melakukan kegiatan yang lain.
Pemetaan wilayah yang belum cuci tangan pakai sabun penting untuk proses
evaluasi di masa yang akan datang. 11
BAB II
METODOLOGI
12
2.2. Input
1. Man
a. Narasumber
dr. Nurkukuh, M.Kes
dr. Ari Gunawan, M.Epid
dr. Bambang Hariyana M.Kes
Penanggung jawab kegiatan mahasiswa (Ibu Fatma dan Mbak
Rusma)
Koordinator STBM Dinas Kesehatan (Ibu Ima)
Bidan Desa (Ibu Endang)
Kepala Desa Jambu Timur (Bapak Hilal Udin)
Kader Kesehatan Desa Jambu Timur RW I dan RW VII
b. Sasaran
Warga Desa Jambu Timur, khususnya ibu rumah tangga peserta
Posyandu.
c. Pelaksana
Mahasiswa PBL FK Undip.
2. Money
Dana BOK Puskesmas
3. Materials
Data evaluasi STBM tanggal 24 Januari 2017 Kabupaten Jepara
Alat pemetaan (potongan kertas, spidol, ember kran, sabun, dan
stiker peengenalan langkah CTPS)
Kepustakaan:
Peraturan Menkes RI No 3 th 2014
Pedoman pelaksanaan STBM Ditjen PP-PL
Field book strategi dan langkah pemicuan masyarakat dalam
program PAMSIMAS
Buku Panduan CTPS 2013
Buku Verifikasi STBM 2013
4. Methods
Penyuluhan, tanya jawab, pengamatan terlibat, dan pemicuan
5. Machine
Posyandu Desa Jambu Timur Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara.
13
2.3. Proses
2.3.1. Perencanaan (P1)
1. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan (POA)
2. Pertemuan dengan pemegang program kesling Puskesmas Mlonggo,
dokter puskesmas, bidan desa, petinggi desa, carik dan kader kesehatan
setempat untuk mendiskusikan pelaksanaan dan sasaran kegiatan.
3. Mempersiapkan jadwal pelaksanaan kegiatan, tempat dan sarana
pelaksanaan kegiatan
4. Mempersiapkan materi serta alat bantu penyuluhan dan pemicuan
5. Mempersiapkan peserta kegiatan yang masing masing terdiri atas ibu-ibu
rumah tangga peserta Posyandu Desa Jambu Timur
Pelaksanaan
1. Menyiapkan sarana dan prasarana kegiatan
2. Mengkonfirmasikan kehadiran peserta yang terdiri atas peserta kegiatan
yang masing masing terdiri atas ibu-ibu rumah tangga peserta Posyandu
Desa Jambu Timur
3. Pelaksanaan kegiatan CTPS pada hari Rabu 1 Maret 2017 dan Kamis 2
Maret 2017 di Desa Jambu Timur pada pukul 09.00 s.d. 12.00 dengan alur
a. Pembukaan dari Petinggi Desa (10 menit)
b. Pembukaan dari perwakilan puskesmas (10 menit)
c. Penyuluhan penularan penyakit melalui tangan (15 menit)
d. Pengarahan teknis pelaksanaan kegiatan di lapangan (10 menit)
e. Pemetaan daerah yang masih cuci tangan tanpa sabun (10 menit)
f. Pemicuan CTPS (60 menit)
Pemetaan (10 menit)
Transekwalk (15 menit)
Simulasi tangan terkontaminasi kuman (15 menit)
Diskusi setelah kegiatan pemicuan (10 menit)
Komitmen warga untuk Cuci tangan pakai sabun pada 5
waktu (20 menit)
14