Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS BEDAH UROLOGI

SEORANG LAKI LAKI 20 TAHUN


DENGAN NEFROLITHIASIS DEXTRA DAN SINISTRA
Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Senior
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Disusun oleh:
Hakim Alhaady Juhana
22010115220177
Mentor residen:
dr. Eko Setiawan
Mentor senior:
Dr. dr. Yan Wisnu P, M.kes, Sp.B, Sp.B(K)Onk.

KEPANITERAAN SENIOR ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

I. IDENTITAS
Nama

: Tn. M. N. W

Umur

: 20 tahun

Jeniskelamin

: Laki - laki

Alamat

: Kendal

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Serabutan

Masuk RS

: 13 Juni 2016

Bangsal

: Rajawali 2B

No. CM

: C588XXX

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dengan pasien tanggal 18 Juli 2016 pukul 12.00 di bangsal Rajawali
2B.
Keluhan Utama : Nyeri pinggang kiri dan kanan
Riwayat Penyakit Sekarang :
1 Tahun sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan nyeri pinggang, nyeri
dirasakan pada pinggang kanan dan kiri, ketika pasien merasa nyeri pasien
beristirahat dan keluhan lumayan berkurang.
6 bulan sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan nyeri semakin sering
terjadi, serta mengalami kesulitan dalam berkencing, kadang kencing bercampur
darah,dan pasien mengkonsumsi obat warung saat merasa sakit.
1 minggu sebelum rumah sakit, pasien mengeluhkan demam dan nyeri kemeng
seperti ditarik saat beraktivitas, nyeri tidak dijalarkan dan nyeri dirasakan semakin
tidak tertahankan. Saat berkemih pasien merasa tidak tuntas dalam buang air kecil.
4 hari Sebelum masuk Rumah Sakit Kariadi, pasien mengeluhkan nyeri pinggang
kanan dan kiri yang semakin hebat, sampai tidak bisa beraktivitas kemudian pasien
berobat ke RS Tegal, dilakukan Foto polos BNO didapatkan batu ginjal, kemudian
pasien dirujuk ke RS. Dokter Kariadi.
Riwayat Penyakit Dahulu :
-

Riwayat Kencing batu (-)

Riwayat Buang air kecil berpasir (-)

Riwayat Buang air kecil berwarna merah (-)

Riwayat pemasangan kateter (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini
Riwayat Sosial Ekonomi :
Biaya menggunakan SKTM
Kesan : Sosial Ekonomi kurang
III.PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 18 Juli 2016, pukul 12.10
Keadaan Umum : Sadar, tampak sakit.
Tanda Vital

Tekanan darah

: 120/80 mmHg, reguler, isi dan tegangan cukup

Frekuensi Nadi

: 82x/menit,tekanan dan isi cukup

Frekuensi nafas

: 20x/menit

Suhu

: 37oC (aksila)

Mata

: Konjungtiva palpebra pucat(-/-).

Telinga

: Discharge (-)/(-)

Mulut

: sianosis (-)

Leher

: pembesaran nnll (-/-)

Dada
* Paru-paru
Inspeksi

:
: Statis : hemithoraks kanan = kiri
Dinamis : hemithoraks kanan = kiri

Palpasi

: Stem fremitus kanan=kiri

Perkusi

: Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+),


Suara tambahan (-)
* Jantung
Inspeksi

: Ictus cordis tak tampak

Palpasi

: Ictus cordis teraba di SIC V, 2 cm linea midclavicularis sinistra

Perkusi

: Batas jantung kiri SIC V linea midklavikularis

Auskultasi : Suara jantung murni, Bising (-), Gallop (-)

Abdomen
Inspeksi

: datar, supel, terlihat luka bekas jahitan operasi dari umbilicus


vertikal ke arah suprapubik.

Palpasi

: Nyeri tekan (-). Ballotement ginjal membesar (-/-). Hepar dan


Lien tak teraba. Nyeri tekan lepas (-)

Perkusi

: Timpani seluruh lapangan abdomen.

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Genitalia

: laki laki, dalam batas normal

Ekstremitas

Superior

Inferior

Sianosis

-/-

-/-

Oedem

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

Capillary refill

< 2

<2

Status Urologikus :
1. Regio Flank
Inspeksi : cembung (-), warna seperti kulit sekitar
Palpasi : Ballotement (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : nyeri ketok Costovertebra angle (+)
2. Regio Suprapubik
Inspeksi : datar (-), warna seperti kulit sekitar
Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)
Perkusi : redup, nyeri (-)
IV.

DIAGNOSIS SEMENTARA
Suspect Batu ginjal dextra et sinistra

V. INITIAL PLAN
Assessment : Suspect Batu ginjal dextra et sinistra
Ip. Dx
Subjektif

: -

Objektif

: USG Abdomen, Ureum creatinin,Urinalisis, BNO IVP (jika Creatinin


<2

Ip. Tx

: Asam mefenamat 500mg (bila terasa nyeri)

Ip. Mx

: Keadaan umum, tanda vital, urin output

Ip. Ex

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa kemungkinan pasien


menderita Batu saluran kemih sehingga pasien sulit untuk buang air
kecil.

Edukasi pasien untuk tetap relax mengatur nafas serta memperbanyak


minum air putih untuk memperlancar pengeluaran urin.

Diperlukan pemeriksaan penunjang lain untuk menunjang diagnosis.

TUGAS 1 AGUSTUS 2016

1. BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan dari
Blass Nier Overzicht (Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian).
Dalam bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Jadi, pengertian
BNO adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainankelainan pada daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.
Tujuan BNO Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi
serta mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter dan blass.
Indikasi pemeriksaan IVP antara lain nephrolithiasis (batu ginjal), vesicolithiasis (batu
vesica urinari), nefritis (radang ginjal), cystitis (radang vesica urinari), ureterolithiasis
(batu ureter), tumor, hipertrofi prostat.
Bahan kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi
yang berguna untuk membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto rontgen biasa.
Pada pemeriksaan IVP, bahan kontras yang digunakan berbahan baku yodium (I) dan jenis
bahan kontrasnya positif (yang tampak opaque pada foto rontgen).
Persiapan sebelum pemeriksaan :
1. Persiapan Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makanmakanan lunak yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan
tersebut mudah dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.
2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa
makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.
3. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4
tablet.
4. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk
menjaga kadar cairan.
5. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan
dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa
makanan / faeces.
6. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak
merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)
Prosedur pemeriksaan :
1. Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi.
2. Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis
setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan).
3. Buat plain photo BNO terlebih dahulu.
4. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test sebelum
dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti
5. Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.
6. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien
untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang
mungkin dirasakan pasien

7. Membuat foto 5 menit post injeksi


8. Membuat foto 15 menit post injeksi
9. Membuat foto 30 menit post injeksi
10. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil
(pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi.
11. Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum turun.
Penilaian foto BNO :
Teknik pemeriksaan BNO IVP dilakukan dengan interval waktu tertentu yang disesuaikan
dengan lamanya aliran bahan kontras untuk mengisi ginjal sampai bahan kontras itu masuk
ke blass.
1. Plain foto BNO AP (sebelum injeksi)
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis
tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping
tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh
sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas
bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
2. Foto 5 menit post injeksi = Menilai Fungsi Ginjal
1. apakah kontras telah mengisi kedua sistem pelvikokaliks? Normal kedua ginjal akan
tampak dan sistem pelvikokaliks telah terisi kontras. Pada menit 1 hingga 3 pasca
penyuntikan kontras, kontras telah mengisi korteks ginjal, pada saat ini akan dapat
dilihat kontur atau bayangan tepi ginjal. Coba perhatikan antara bayangan kontur
ginjal pada BNO dibanding dengan 5 menit, jika masih sama berarti kontras belum
memasuki korteks, seandainya kontras telah berada di korteks maka bayangan ginjal
akan lebih tampak jelas.
2. apakah bentuk kaliks ginjal normal atau terdistorsi? jika terdapat gambaran seperti
laba-laba memeluk telur maka dicurigai terdapat kista ginjal.
3. Seandainya pada BNO terdapat bayangan radioopak, pada foto inidapat disimpulkan
letak batu tersebut, apakah di kaliks superior, medius ataupun kaliks inferior ataupun
di pyelum.
4. Seandainya terdapat satu bagian atau polus yang tidak terisi kontras tetapi bagian lain
terisi dengan baik, kita harus mencurigai adanya tumor ginjal.
5. ukurlah panjang dan lebar tiap leher kaliks.
3. Foto 15 menit post injeksi = Melihat Ureter

Pada foto 15 menit, sebelum melihat lebih jauh, perhatikan diatas allae ossis ilii. Terdapat 2
aliran besar pada tehnik foto 15 menit. Aliran teori pertama adalah melakukan pembendungan
ureter yang dilakukan dengan menekankan 2 buah separuh bola tenis di sekitar lumbal 5.
Pada foto akan tampak sebagai 2 buah bayangan radioopak. Tindakan ini dimaksudkan agar
ureter dan sistema pelvikokalis terisi kontras yang akan memudahkan identifikasi jika
terdapat stenosis atau batu kecil. Tetapi pada tindakan ini sistem pelvikokalis akan tampak
hidronefrosis, sehingga kesimpulan hidronefrosis tidak boleh diambil pada foto ini. Aliran
kedua, adalah aliran yang tidak melakukan pembendungan ureter. Pada foto 15 menit kita
akan menilai pasase ureter, bentuk ureter dan adanya stenosis serta batu di ureter. Jika pada
BNO terdapat bayangan radioopak di sekitar proyeksi ureter maka pada foto ini carilah
bayangan tadi. Apakah bayangan opak tadi di ureter taupun tidak.
4. Foto 30 menit post injeksi = Melihat Vesica urinaria sudah terisi kontras atau belum
Pada foto ini perhatikanlah:
1. apakah terdapat hidronefrosis pada kedua ginjal?
2. pada ureter distal saat akan memasuki kandung kencing. Jika terdapat gambaran Fish
hook appearance (seperti mata kail) maka hal ini sangat khas pada pembesaran
prostat. JIka terdapat Cobra Head appearance kita akan mencurigai adanya
divertikel ureter.

5. Foto 45 menit /full bladder/buli penuh


Pada foto ini:
1. Apakah dinding buli reguler? adakah additional shadow (divertikel) ataupun filling
defect (masa tumor) dan indentasi prostat?
2. gambaran dinding yang menebal ireguler dicurigai adanya sistitis kronis.
3. bentuk buli terkadang membantu penegakan diagnosis neurologis. gambaran buli
yang bulat dan besar sangat mungkin menderita neurogenik bladder tipe flaksid.
Gambaran buli yang kecil dengan divertikel yang banyak (divertikulosis) dengan
bentuk christmas tree appearance patognomonik pada neurogenik bladder tipe
spastik.

5. Foto post mixi = Melihat pengosongan Blass


Kita harus menilai apakah setelah pasien berkemih kontras di buli minimal? Seandainya
terdapat sisa yang banyak kita dapat mengasumsikan apakah terdapat sumbatan di distal buli
ataupun otot kandung kencing yang lemah.
Setelah Membaca tiap tiap tahap BNO-IVP maka harus disimpulkan :

bagaimanakah fungsi kedua ginjal?


bagaimanakah kondisi anatomik ginjal dan ureter, adakah hidronefrosis, kingkin
ureter?

bagaimanakah kondisi buli? adakah tumor buli?


bagaimanakah fungsi pengosongan buli?
adakah vesikoureteral refluks.

Anda mungkin juga menyukai