JENIS BANK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dosen Pengampu : Amanita Novi Yushita,SE
Disusun Oleh :
09403241039
Segala puji syukur marilah kita haturkan kehadirat Allah Subhanahu wa Taala yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dengan bahasan JENIS
BANK.
Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Kedua Orang Tua kami yang tiada hentinya mendukung dan mendoakan
kami untuk terus menimba ilmu.
2. Ibu Amanita Novi Yushita,SE selaku dosen pengampu mata kuliah Bank dan
Lembaga Keungan Lainnya yang selalu mendidik kami dengan
ketulusannya.
3. Serta teman-teman yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi
para pembaca. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Bank 3
B. Jenis Bank 3
1. Jenis Bank Menurut Kegiatan Usahanya 3
a. Bank Umum 4
b. Bank Perkreditan Rakyat 6
2. Jenis Bank Menurut Bentuk Badan Usaha 7
3. Jenis Bank Menurut Pendirian dan Kepemilikan 8
a. Bank Umum 8
b. Bank Perkreditan Rakyat 14
4. Jenis Bank Menurut Target Pasar 16
a. Retail Bank 16
b. Corporate Bank 16
c. Retail- Corporate Bank 17
5. Jenis Bank Menurut Kegiatan Operasionalnya 17
a. Bank Konvensional 17
b. Bank Syariah 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai lembaga keuangan bank memiliki fungsi pokok berupa mengumpulkan
dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan yang sementara menganggur dan
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pemberian pinjaman
kepada pihak lain, juga menjamin keamanan uang masyarakat yang disimpan
tersebut dari risiko hilang, kebakaran, dan lain- lain. Hal ini tentu akan
mendatangkan laba kepada bank tersebut melalui selisih bunga simpanan dan bunga
pinjaman tersebut.
Bank memperoleh sebagian besar dananya berasal dari simpanan masyarakat
berupa giro, deposito, tabungan dan sebagainya yang mana dana yang telah
dihimpun tersebut disalurkan kembali kepada masyarakat, terutama pada dunia
usaha dalam bentuk kredit. Dalam hal ini, bank memperoleh pendapatan atau
penghasilan dari perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu, yaitu
antara tingkat bunga yang dibebankan atas kredit yang diberikan bank kepada
debitur dengan tingkat bunga yang diberikan bank atas uang yang disimpan pada
bank tersebut.
Jenis bank dapat digolongkan menjadi beberapa golongan, tidak hanya
berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan juga mencakup bentuk badan
hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, dan target pasarnya. Sebelum
diberlakukannya undang- undang Nomor 7 Tahun 1992, bank dapat digolongkan
berdasarkan jenis kegiatan usahanya, seperti bank tabungan, bank pembangunan,
dan bank ekspor impor. Setelah undang- undang tersebut berlaku, jenis bank yang
diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun dan Bank
Perkreditan Rakyat(BPR).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bank?
2. Jenis bank dapat digolongkan berdasarkan apa?
3. Bagaimana syarat pendirisn Bank Umum?
4. Apa definisi dari BPR?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari bank.
2. Mengetahui jenis-jenis bank.
3. Mengetahui syarat pendirisn Bank Umum.
4. Mengetahui definisi dari BPR .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Bank
Bank didefinisikan oleh undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perubahan atas UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
B. Jenis Bank
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan
juga mencakup bentuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, target
pasarnya, dan berdasarkan kegiatan operasionalnya.
1. Jenis Bank Menurut Kegiatan Usahanya
Sebelum diberlakukannya undang- undang Nomor 7 Tahun 1992, bank dapat
digolongkan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, seperti bank tabungan, bank
pembangunan, dan bank ekspor impor. Setelah undang- undang tersebut berlaku,
jenis bank yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun
dan Bank Perkreditan Rakyat(BPR). Apabila hingga sampai saat ini masih terdapat
bank dengan nama depan Bank Pembangunan atau bank tabungan dan lain- lain,
maka istilah tersebut hanyalah sekedar nama dan bukan menunjukkan kelompok
bank tertentu. Dijelaskan lebih lanjut dalam undang- undang Nomor 7 Tahun 1992
ayat 2 pasal 5 bahwa bank umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan
kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan
tertentusehingga meskipun jenisnya dibatasi hanya bank umum dan BPR, bank
umum bisa saja berspesialisasi pada bidang ataupun jenis kegiatan tertentu tanpa
harus menjadi suatu kelompok tertentu. Penyederhanaan jenis bank ini diharapkan
dapat memudahkan bank dalam memilih kegiatan- kegiatan perbankan yang paling
sesuai dengan karakter masing- masing tanpa harus direpotkan dengan perizinan
tambahan.
a. Bank Umum
Bank umum didefinisikan oleh Undang- undang nomor 10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Kegiatan- kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh
bank umum secara lengkap adalah:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,
deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya
yang dapat dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menerbitkan surat pengakuan utang.
4) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya:
a) Surat- surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang
masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam
perdagangan surat- surat dimaksud.
b) Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa
berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan
surat- surat dimaksud.
c) Kertas perbendaharaan Negara dan surat jaminan pemerintah
d) Sertifikat Bank Indonesia.
e) Obligasi
f) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun.
g) Instrument surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan
satu tahun.
5) Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah(transfer).
6) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjam dana
kepada pihak lain, baik dengan menggunakan surat, sarana
telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek, atau sarana lainnya.
7) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe
deposit box).
9) Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak.
10) Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
11) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali
amanat.
12) Menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan
prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
13) Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
14) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan
efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan,
dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
15) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan
memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
16) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun
sesuai ketentuan dalam peraturan perundang- undangan dana pension
yang berlaku.
17) Membeli sebagian atau seluruh agunan, baik melalui pelelangan
mau;pun di luar pelelangan berdasarkan penyerahan secara suka rela
oleh pemilik agunan dalam hal nasabah debitor tidak memenuhi
kewajibannya pada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut
wajib dicairkan secepatnya.
18) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang
tidak bertentangan dengan undang- undang dan peraturan perundangan
lain yang berlaku.
1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran
2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3) Melakukan penyertaan modal
4) Melakukan usaha perasuransian
5) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud di
atas.
a. Perseroan terbatas
b. Koperasi
c. Perusahaan daerah
a. Perusahaan daerah
b. Koperasi
c. Persereoan terbatas
d. Bentuk lain yang di tetapkan peraturan Pemerintah
Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik
pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing.
Bank swasta nasional adalah bank yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh
swasta, begitu pula pembagian keuntungannya juga dipertunjukkan untuk swasta
pula. Contohnya Bank Muamalat, Bank Danamon, Bank Central Asia, Bank Lippo,
Bank Niaga, dan lain-lain.
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik
swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
Contohnya ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain.
a. Pelayanan, jasa- jasa, dan iklan yang diberikan oleh bank lebih sesuai dengan
karakteristik nasabah.
b. Proporsi kredit bermasalah lebih sedikit.
c. Manajemen dan karyawan lebih terbiasa dan berpengalaman berinteraksi dengan
nasabahnya.
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga.
d. Retail Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-
nasabah retail. Pengertian retail di sini adalah nasabah- nasabah individual,
perusahaan, dan lembaga lain yang skalanya kecil. Meskipun dari pengertian
kata kecil atau retail(retail) adalah relative, namun biasanya apabila ditinjau
dari jasa kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah yang
memerlukan fasilitas kredit tidak lebih besar dari Rp 20 miliar. Angka tersebut
bukan merupakan angka yang standar atau baku, tapi setidaknya dapat
memberikan gambaran tentang kelompok nasabah yang dilayani oleh bank
jenis ini.
e. Corporate Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada nasabah-
nasabah yang berskala besar. Mengingat nasabah yang berskala besar ini
biasanya berbentuk suatu korporasi, maka bank kelompok ini disebut
corporate bank. Meskipun namanya adalah bank korporat tidak berarti seluruh
nasabahnya berbentuk suatu perusahaan. Pelayanan dan transaksi yang
diberikan kepada suatu perusahaan sering kali membawa konsekuensi berupa
pelayanan yang harus diberikan juga kepada karyawan, direksi, dan komisaris
dari perusahaan tersebut secara individual. Pelayanan yang diberikan secara
perorangan di sini diarahkan untuk menjalin kerjasama yang lebih baik dengan
nasabah- nasabah korporasi.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari
nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer,
saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling
besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan
primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank
konvensional contohnya bank umum dan BPR
b. Bank Syariah
Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank
dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka
waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan
diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank
syariah.
A. Simpulan
Setelah penyusun menyusun makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
mengenai bahasan Jenis Bank, dapat penyusun simpulkan bahwa:
Bank didefinisikan oleh undang- undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
perubahan atas UU nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Penggolongan bank tidak hanya berdasarkan jenis kegiatan usahanya, melainkan
juga mencakup bantuk badan hukumnya, pendirian dan kepemilikannya, dan target
pasarnya. Setelah undang- undang Nomor 7 Tahun 1992 tersebut berlaku, jenis bank
yang diakui secara resmi hanya terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Umun dan Bank
Perkreditan Rakyat(BPR).
Dalam jenis bank menurut bentuk badan usaha, setiap pihak yang melakukan
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih
dahulu memperoleh usaha sebagai bank umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari
pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat
dimaksud diatur dalam undang- undang tersendiri
Secara umum, jenis bank atas dasar target pasarnya dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu retail bank, corporate bank, dan retail- corporate bank.
B. Saran
Diharapkan kepada masyarakat untuk mengetahui lebih jelas mengenai bank
serta jenis- jenis bank karena banyak manfaat bank dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, dengan mengetahui jenis bank, maka kita akan mengetahui lebih jelas
tentang bank.
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru, Totok Budisantoso. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta:
Salemba Empat.