Anda di halaman 1dari 40

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan ajar ini merupakan salah satu jawaban untuk meningkatkan


kompetensi Pengawas Sekolah yang harus dimilikinya sesuai
dengan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah yang menegaskan bahwa seorang pengawas
harus memiliki 6 (enam) kompetensi minimal, yaitu kompetensi
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi
pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi
sosial,

Pada saat ini, keenam dimensi kompetensi pengawas yang


dikuasai di lapangan tentu saja masih banyak yang belum
terkuasai dengan baik, sekalipun berbagai pelatihan telah
diberikan, termasuk kompetensi supervisi manajerial, padahal
supervisi baik supervisi manajerial ataupun supervisi akademik
harus dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh pengawas
Sekolah ( PP 19 tahun 2005 pasal 57) demi tercapainya mutu
pendidikan khususnya di Sekolah binaanya ataupun mutu
pendidikan secara Nasional, sehingga kompetensi supervisi harus
terus ditinggkatkan oleh pengawas Sekolah tersebut. Oleh karena
itu dalam rangka meningkatkan kompetensi supervisi pengawas
Sekolah khususnya supervisi manajerial, Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan menfasilitasinya dengan memberikan Pelatihan
Penguatan Kemampuan Pengawas lanjutan (Penguatan tahap 2)
dengan system In service - on Survice dan In service ( In-1, On, In
2)

Supervisi manajerial adalah serangkaian kegiatan professional


yang dilakukan oleh pengawas Sekolah dalam rangka membantu

Supervisi Manajerial 2012 Page 1


Kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
dan pembelajaran. Supervisi manajerial menitikberatkan pada
pengamatan aspek-aspek pengelolaan dan administrasi Sekolah
yang berfungsi sebagai pendukung (supporting) terlaksananya
pembelajaran seperti yang tertera dalam permendiknas no 19
tahun 2007 tentang standar pengelolaan

B. Kompetensi yang diharapkan

Setelah mengikuti pelatihan ini, Pengawas Sekolah diharapkan:

a. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi


dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah.
b. Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan
administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen
peningkatan mutu pendidikan di sekolah
c. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan dan
menindaklanjutinya untuk perbaikan program
pengawasan berikutnya di sekolah

C. Ruang Lingkup Materi dan Alokasi Waktu

No Materi Diklat In-1


1 Pengertian, Prinsip, Metode, dan teknik 2 JP
supervisi Manajerial
2 Pembinaan Pengelolaan dan Administrasi 5JP
Sekolah berdasarkan Manajemen mutu
3 Pelaporan hasil supervisi manajerial 2 JP
4 Refleksi dan Rencana Tindak Lanjut 1 JP
JUMLAH 10 JP

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Skenario Pembelajaran
Perkenalan
Kegiatan Awal Pejelasan tentang dimensi kompetensi, indikator, alokasi
Pengkondisian
Supervisi waktu, skenario penyajian, motivasi dan refleksi melalui
1 JP Manajerial 2012 Page 2
brainstorming pelaksanaan supervisi manajerial yang
telah dilaksanakan sebelumnya.
Kegiatan Inti Eksplorasi pemahaman peserta berkenaan dengan supervisi
manajerial, melalui pendekatan andragogi.
(8 JP)
Penyampaian Materi Diklat:
Focus Group Discussion (FGD) indentifikasi dan evaluasi hasil
supervisi manajerial terhadap kepala Sekolah/ guru/ staff serta
menentukan tindak lanjut melalui studi kasus
Tugas mandiri mengkaji bahan bacaan tentang metode, teknik
dan prinsip supervisi manajerial
menentukan metode/ teknik dalam pembinaan terhadap
kepala sekolah
Delfi merumuskan VISI dan MISI sekolah (member contoh)
FGD simulasi membina Kepala sekolah dalam menyusun
RKJM, RKT, dan RKAS berdasarkan hasil Analisis Konteks
dan atau EDS/M
Menyusun Program Kepengawasan
Menyusun Laporan Hasil supervisi mmanajerial
Penguatan
Refleksi
Kegiatan Akhir Refleksi dan evaluasi bersama antara peserta dengan fasilitator
1 JP tentang jalannya pelatihan.
Rencana tindak lanjut untuk on the job learning

Gambar 1. 1. Skema skenario pembelajaran


E. Tujuan Belajar Supervisi Manajerial

Tujuan akhir dari kegiatan pembelajaran ini adalah untuk


meningkatkan pelaksanaan supervisi manajerial oleh pengawas,
yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pengelolaan
Sekolah-Sekolah yang dibinanya. Secara rinci setelah mengkaji,
mendiskusikan dan mempraktikkan latihan dalam Bahan ajar
Supervisi Manajerial ini pengawas diharapkan dapat:

1. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam


rangka meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah.

Supervisi Manajerial 2012 Page 3


2. Membina Kepala Sekolah menyusun program Sekolah (RKJM,
RKT, dan RKAS)

3. Menyusun laporan hasil pengawasan dalam membimbing dan


menindaklanjutinya untuk perbaikan program pengawasan
berikutnya di Sekolah.

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

PENGGUNAAN METODE DAN TEKNIK SUPERVISI MANAJERIAL


DALAM PEMBINAAN SEKOLAH

A. Pengantar

Segala aktivitas supervisi yang dilakukan oleh seorang pengawas


Sekolah diharapkan semuanya menuju pada peningkatan mutu
Sekolah dan pendidikan secara umum, dan secara spesifik supervisi
yang ditujukan bagi peningkatan mutu Sekolah dari segi pengelolaan
disebut dengan supervisi manajerial. Hal ini tentu tidak kalah penting
dibandingkan dengan supervisi akademik yang sasarannya adalah
guru dan pembelajaran. Tanpa pengelolaan Sekolah yang baik, tentu
tidak akan tercipta iklim yang memungkinkan guru bekerja dengan
baik.

B. Intisari Materi

1. Pengertian Supervisi Manajerial

Supervisi adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh


pengawas Sekolah dalam rangka membantu kepala Sekolah, guru dan
tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Supervisi ditujukan
pada dua aspek yakni: manajerial dan akademik. Supervisi
manajerial menitik beratkan pada pengamatan pada aspek-aspek
pengelolaan dan administrasi Sekolah yang berfungsi sebagai
pendukung (supporting) terlaksananya pembelajaran.

Supervisi Manajerial 2012 Page 4


Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah
(Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009: 20) dinyatakan bahwa
supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek
pengelolaan Sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan
efisiensi dan efektivitas Sekolah yang mencakup perencanaan,
koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi
sumberdaya manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas
Sekolah/madrasah berperan sebagai: (1) kolaborator dan negosiator
dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen
Sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan
menganalisis potensi Sekolah, (3) pusat informasi pengembangan
mutu Sekolah, dan (4) evaluator terhadap pemaknaan hasil
pengawasan.

2. Prinsip-Prinsip, Metode dan Teknik Supervisi Manajerial

1). Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial

Prinsip-prinsip supervisi manajerial pada hakikatnya tidak


berbeda dengan supervisi akademik, yaitu:

a. harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, seperti ia bertindak


sebagai atasan dan kepala Sekolah/guru sebagai bawahan.
b. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan
kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang
diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan
informal (Dodd, 1972).
c. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan.
Supervisi bukan tugas bersifat sambilan yang hanya
dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan (Alfonso
dkk., 1981 dan Weingartner, 1973).

Supervisi Manajerial 2012 Page 5


d. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi
yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.
e. Program supervisi harus integral. . Di dalam setiap
organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem
perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan
(Alfonso, dkk., 1981).
f. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus
mencakup keseluruhan aspek, karena hakikatnya suatu
aspek pasti terkait dengan aspek lainnya.
g. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali
untuk mencari kesalahan-kesalahan kepala Sekolah/ guru.
h. Supervisi harus obyektif. Dalam menyusun, melaksanakan,
dan mengevaluasi, keberhasilan program supervisi harus
obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan program berarti
bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan
persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi Sekolah.

2). Metode dan Teknik Supervisi Manajerial

Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa metode supervisi


manajerial, yaitu: monitoring dan evaluasi, refleksi dan FGD,
metode Delphi, dan Workshop.

a. Monitoring dan Evaluasi

Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas Sekolah


dalam supervisi manajerial adalah monitoring dan evaluasi.

1). Monitoring

Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengetahui


perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah, apakah sudah
sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah
ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus

Supervisi Manajerial 2012 Page 6


diatasi dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008: 115). Monitoring
lebih berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih
bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi
Sekolah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan
ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dicermati dalam monitoring
adalah hal-hal yang dikembangan dan dijalankan dalam Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini
tentunya pengawas harus melengkapi diri dengan parangkat atau
daftar isian yang memuat seluruh indikator Sekolah yang harus
diamati dan dinilai.

2). Evaluasi

Kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan


pelaksanaan penyelenggaraan Sekolah atau sejauhmana keberhasilan
yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi
utamanya adalah untuk (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan
program, (b) mengetahui keberhasilan program, (c) mendapatkan
bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d)
memberikan penilaian (judgement) terhadap Sekolah.

b. Diskusi Kelompok Terfokus (Focused Group


Discussion)

Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya


disampaikan secara terbuka kepada pihak Sekolah, terutama kepala
Sekolah, komite Sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak
Sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan
menemukan sendiri faktor-faktor penghambat serta pendukung yang
selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk
Focused Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur
stakeholder Sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan
dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan FGD
adalah untuk menyatukan pibu/bapangan stakeholder mengenai

Supervisi Manajerial 2012 Page 7


realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) Sekolah, serta menentukan
langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil
untuk memajukan Sekolah. Peran pengawas dalam hal ini adalah
sebagai fasilitator sekaligus menjadi narasumber apabila diperlukan,
untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya.

Agar FGD dapat berjalan efektif, maka diperlukan langkah-langkah


sebagai berikut:

1) Sebelum FGD dilaksanakan, semua peserta sudah


mengetahui maksud diskusi serta permasalahan yang akan
dibahas.
2) Peserta FGD hendaknya mewakili berbagai unsur, sehingga
diperoleh pibu/bapangan yang berragam dan komprehensif.
3) Pimpinan FGD hendaknya akomodatif dan berusaha menggali
pikiran/pibu/bapangan peserta dari sudut pibu/bapang
masing-masing unsur.
4) Notulen hendaknya benar-benar teliti dalam
mendokumentasikan usulan atau pibu/bapangan semua
pihak.
5) Pimpinan FGD hendaknya mampu mengontrol waktu secara
efektif, dan mengarahkan pembicaraan agar tetap fokus
pada permasalahan.
6) Apabila dalam satu pertemuan belum diperoleh kesimpulan
atau kesepakatan, maka dapat dilanjutkan pada putaran
berikutnya. Untuk ini diperlukan catatan mengenai hal-hal
yang telah dan belum disepakati.
c. Metode Delphi

Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam


membantu pihak Sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya.
Sesuai dengan konsep MBS. Dalam merumuskan Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah Sekolah harus memiliki

Supervisi Manajerial 2012 Page 8


rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari
kondisi Sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pibu/bapangan
seluruh stakeholder.

Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada


kepala Sekolah ketika hendak mengambil keputusan yang melibatkan
banyak pihak. Langkah-langkahnya menurut Gordon (1976: 26-27)
adalah sebagai:
1). Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap
memahami persoalan dan hendak dimintai pendapatnya
mengenai pengembangan Sekolah;
2). Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya
secara tertulis tanpa disertai nama/identitas;
3). Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar
urutannya sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat
sama.
4). Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari
berbagai pihak tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya.
5). Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta,
dan menyampaikan hasil akhir prioritas keputusan dari
seluruh peserta yang dimintai pendapatnya.
1. Workshop

Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang


dapat ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi manajerial.
Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan
beberapa kepala Sekolah, wakil kepala Sekolah dan/atau perwakilan
komite Sekolah. Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan
dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama
dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah, Kelompok Kerja Pengawas
Sekolah atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh, pengawas
dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop tentang

Supervisi Manajerial 2012 Page 9


pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta masyarakat,
sistem penilaian dan sebagainya.

Agar pelaksanaan workshop berjalan efektif, perlu dilakukan


langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menentukan materi atau substansi yang akan dibahas dalam


workshop. Materi workshop biasanya terkait dengan sesuatu
yang bersifat praktis, walaupun tidak terlepas dari kajian teori
yang diperlukan sebagai acuannya.
b. Menentukan peserta. Peserta workshop hendaknya mereka
yang terkait dengan materi yang dibahas.
c. Menentukan penyaji yang membawakan kertas kerja. Kriteria
penyaji workshop antara lain:
1) Seorang praktisi yang benar-benar melakukan hal yang
dibahas.
2) Memiliki pemahaman dan libu/bapasan teori yang
memadai.
3) Memiliki kemampuan menulis kertas kerja, disertai contoh-
contoh praktisnya.
4) Memiliki kemampuan presentasi yang baik.
5) Memiliki kemampuan untuk memfasilitasi/membimbing
peserta.
d. Mengalokasikan waktu yang cukup.
e. Mempersiapkan sarana dan fasilitas yang memadai.
Dalam pelaksanaan supervisi manajerial, pengawas dapat
menerapkan teknik supervisi individual dan kelompok. Teknik
supervisi individual di sini adalah pelaksanaan supervisi yang
diberikan kepada kepala Sekolah atau personil lainnya yang
mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Kepala-kepala
Sekolah yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki

Supervisi Manajerial 2012 Page 10


masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama
dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama.
Kemudian kepada mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan
permasalahan atau kebutuhan yang mereka hadapi.

C. CONTOH KASUS DAN LATIHAN

Setelah ibu/ bapak membaca materi di atas, bacalah kasus berikut ini
kemudian kerjakan tugas/ pertanyaan yang diberikan secara secara
individu selanjutnya berkelompok dalam LKPS-SM 01

KASUS 1
KASUS 1
Hasil pemetaan EDS untuk standar pengelolaan dari 4 sekolah binaan adalah
Hasil pemetaan
sebagai berikut EDS untuk
: untuk standar
indikator pengelolaan
6.1.1 termasukdari 4 sekolah
tahapan-1 binaan
yaitu adalah
Sekolah kami
sebagai berikut : untuk indikator 6.1.1 termasuk tahapan-1 yaitu Sekolah
belum memiliki visi dan misi yang jelas yang dirumuskan bersama oleh warga kami
belum memiliki
sekolah. Untukvisi dan misi
indicator yang
6.2.1 jelas yang
termasuk dirumuskan
juga tahapan-1bersama oleh warga
yaitu Sekolah kami
sekolah.
memilikiUntuk indicator
dokumen 6.2.1kerja
rencana termasuk juganamun
tahunan tahapan-1 yaitu
belum Sekolahrenstra.
memiliki kami
memiliki dokumen
Berdasarkan rencana bagaimana
data tersebut, kerja tahunan namun belum memiliki renstra.
Berdasarkan data tersebut, bagaimana
Ibu/bapa untuk memberikan pembinaan tentang hal tersebut. Pertanyaannya adalah:
Ibu/bapa untuk memberikan pembinaan tentang hal tersebut. Pertanyaannya adalah:
Metode/ teknik supervisi apa yang akan Ibu/bapa lakukan?
Metode/ teknik supervisi apa yang akan Ibu/bapa lakukan?
Bagaimana langkah-langkah Ibu/bapa mempersiapkan pelaksanaan pembinaan kepada
Bagaimana langkah-langkah Ibu/bapa mempersiapkan pelaksanaan pembinaan kepada
sekolah binaan tersebut?
sekolah binaan tersebut?
Berilah contoh Visi, Misi dan Tujuan sebuah sekolah
Berilah contoh Visi, Misi dan Tujuan sebuah sekolah
Presentasikan hasil diskusinya
Presentasikan hasil diskusinya
D. RANGKUMAN
Supervisi manajerial merupakan upaya yang dilakukan pengawas
untuk membina kepala Sekolah khususnya, dan warga Sekolah
umumnya dalam pengelolaan Sekolah. Aktivitas pengawas dalam
supervisi manajerial tercakup dalam empat kata kunci, yaitu:

a. Membimbing (membantu dan mendampingi) dalam


penyusunan dan perumusan berbagai pedoman, panduan,
kebijakan atau program Sekolah.
b. Memonitor, dalam pelaksanaan hal-hal yang sudah jelas
aturannya.
c. Membina, dalam pelaksanaan hal-hal yang perlu inisiatif
Sekolah.

Supervisi Manajerial 2012 Page 11


d. Mengevaluasi (termasuk memeriksa dan menilai) dalam hal-
hal yang berkaitan dengan ketersediaan perangkat, maupun
pelaksanaan program.
Untuk melaksanakan supervisi manajerial pengawas perlu
memahami prinsip-prinsip, metode dan teknik yang ada, serta
menerapkannya sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang
hendakn dicapai.
Sasaran supervisi manajerial adalah pengelolaan Sekolah, meliputi
perencanaan, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan dan sistem informasi manajemen.

E. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran 1, ibu/bapak dapat melakukan
refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut ini !
1. Apa yang ibu/bapak pahami setelah mempelajari materi ini?
2. Pengalaman penting apa yang ibu/ bapak peroleh setelah
mempelajari materi ini?
3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas ibu/ bapak sebagai
pengawas sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan ibu/ bapak lakukan setelah
kegiatan ini?

II. KEGIATAN PEMBELAJARAN 2


PEMBINAAN PENGELOLAAN DAN ADMINISTRASI SEKOLAH
BERDASARKAN MANAJEMEN MUTU

Supervisi Manajerial 2012 Page 12


A. Pengantar

Dalam kegiatan pembelajaran kedua ini, ibu/bapa akan


mendiskusikan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan yang berkenaan langsung dengan ranah kompetensi
pengawas sekolah dalam pembinaan untuk mengelola Sekolah
binaannya yang meliputi: (a) perencanaan program, (b) pelaksanaan
rencana kerja, (c) pengawasan dan evaluasi, (d) kepemimpinan, dan
(e) sistem informasi manajemen. Kelima hal ini dapat digambarkan
seperti gambar 1 di bawah ini.

Gambar 2.1. Unsur-unsur dalam Pengelolaan Sekolah

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam


pengeleloaan Sekolah terdapat tiga elemen pokok, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan serta evaluasi. Agar
ketiga elemen tersebut berjalan dengan baik, diperlukan adanya
kepemimpinan yang memandu dan mengarahkan, serta
dukungan system informasi manajemen yang baik. Pembahasan
pembelajaran ini difokuskan pada perecanaan program sekolah
dan Pembinaan Manajemen Peningkatan Mutu

Supervisi Manajerial 2012 Page 13


B. Intsari Materi
1. Pengelolaan dan Administrasi Sekolah
Perencanaan Program

a. Visi dan Misi Sekolah/Madrasah

Setiap Sekolah semestinya memiliki perencanaan program yang


akan menjadi arah sekaligus acauan bagi setiap aktivitasnya.
Perencanaan tersebut biasanya meliputi rencana strategis dan
berjangka panjang, serta rencana operasional untuk jangka pendek.
Perencanaan strategis sebuah Sekolah idealnya dimulai dari
perumusan visi, misi dan tujuan Sekolah yang jelas sehingga menjadi
inspirasi dan sumber motivasi bagi setiap warga Sekolah untuk
bekerja sebaik-baiknya.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007
Tentang Standar Pengelolaan Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa:
Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visi serta
mengembangkannya. Visi tersebut hendaknya: (1) dijadikan sebagai
cita-cita bersama warga Sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang; dan (2) mampu
memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
Sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.dan
pengembangan mutu
Proses perumusan visi Sekolah hendaknya: (1) dirumuskan
berdasar masukan dari berbagai warga Sekolah/madrasah dan pihak-
pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya
serta visi pendidikan nasional; (2) diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala Sekolah/madrasah dengan
memperhatikan masukan komite Sekolah/madrasah; (3)
disosialisasikan kepada warga Sekolah/madrasah dan segenap pihak
yang berkepentingan; dan (4) ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
Berikut adalah contoh VISI dari salah satu Sekolah Dasar; Unggul

Supervisi Manajerial 2012 Page 14


dalam Prestasi, Beragam dalam Kompetensi, Berbudi,
Berbudaya, Beriman dan Bertaqwa
Setelah Sekolah/madrasah merumuskan visi, tentu perlu
diartikulasikan dalam misi. Misi adalah tahapan utama tindakan
(keinginan) yang dilaksanakan organisasi untuk mencapai visi.
Tahapan utama adalah langkah-langkah kegitan yang disepakati
bersama antara warga internal Sekolah dengan semua pemangku
(stakeholders) kepentingan terhadap Sekolah. Misi Sekolah
seyogyanya mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Membangun suasana pembelajaran yang kondusif bagi
peserta didik dan warga internal Sekolah untuk dapat
menggali pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang
bermanfaat.
2) Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk memahami dan
menghargai perbedaan.
3) Mendorong peserta didik dan warga internal Sekolah agar
memiliki kemauan untuk melayani Sekolah dan
masyarakatnya.
Misi Sekolah hendaknya: (1) memberikan arah dalam mewujudkan
visi Sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional; (2)
merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu; (3)
menjadi dasar program pokok Sekolah/madrasah; (4) menekankan
pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh Sekolah/madrasah; (5) memuat pernyataan umum
dan khusus yang berkaitan dengan program Sekolah/madrasah; (6)
memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan
satuan-satuan unit Sekolah/madrasah yang terlibat; (7) dirumuskan
berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan
termasuk komite Sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala Sekolah/madrasah; (8)
disosialisasikan kepada warga Sekolah/madrasah dan segenap pihak

Supervisi Manajerial 2012 Page 15


yang berkepentingan; dan (9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

b. Tujuan Sekolah/Madrasah

Tujuan Sekolah/madrasah tersebut hendaknya: (1)


menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan); (2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan
pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat; (3)
mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan
oleh Sekolah/madrasah dan Pemerintah; (4) meng-akomodasi
masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite
Sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
dipimpin oleh kepala Sekolah/madrasah; dan (5) disosialisasikan
kepada warga Sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
Tujuan Sekolah dapat dipibu/bapang sebagai operasionalisasi
rumusan visi dan misi Sekolah yang masih bersifat umum. Tujuan
Sekolah seharusnya sudah memperhitungkan kebutuhan peserta
didik, warga internal Sekolah, dan semua stakeholder, termasuk
pemerintah.
Dalam perumusan tujuan Sekolah, hendaknya diperhatikan
kriteria sebagai berikut:
1) Spesifik dan terukur. Sedapat mungkin tujuan dirumuskan
dalam terminologi kuantitatif, misalnya peningkatan jumlah
peserta didik yang diterima pada perguruan tinggi unggulan
sebesar 5% dari kondisi tahun sebelumnya; penurunan
peserta didik yang putus Sekolah sampai dengan 0%,
meningkatkan skor keefaktifan mengajar guru dari 3 menjadi
3,50. Apabila tujuan sulit atau tidak dapat dinyatakan dalam
rumusan yang bersifat kuantitatif, maka rumusan tujuan
dapat dinyatakan secara kualitatif. Akan tetapi, apabila ini

Supervisi Manajerial 2012 Page 16


dilakukan, rumusan tujuan hendaknya disertai indikator-
indikator yang spesifik dan bersifat kuantitatif.
2) Mencakup dimensi-dimensi kunci. Tujuan strategis tidak
mungkin dirumuskan secara rinci untuk setiap unsur terkecil
dari organisasi Sekolah. Oleh karena itu, dimensi-dimensi
yang dicakup dalam tujuan strategis hendaknya cukup pada
dimensi-dimensi yang bersifat pokok atau kunci saja.
3) Menantang tapi realistis. Tujuan harus menantang namun
bukan berarti terlalu sulit untuk dicapai. Tujuan yang terlalu
sulit dapat berdampak pada timbulnya keputus-asaan di
kalangan staf; tapi jika terlalu mudah para staf itu akan
kurang merasa termotivasi. Rumusan tujuan strategis
hendaknya terjamin bahwa tujuan itu dirumuskan dalam
lingkup sumber daya yang tersedia dan tidak jauh di luar
jangkauan sumber daya yang tersedia di Sekolah, baik yang
berkaitan dengan waktu, SDM, sarana dan pra-sarana,
keuangan, informasi, maupun teknologi.
4) Dibatasi dalam kurun waktu tertentu. Rumusan tujuan harus
menetapkan jangka waktu pencapaiannya. Kurun waktu itu
biasanya dijadikan batas waktu (deadline) mengenai kapan
pencapaian tujuan tersebut akan diukur. Sebuah Sekolah
berstandar internasional (SBI), misalnya, dapat menetapkan
tujuan pada tahun 2015, peserta didik harus telah tesebar
dari seluruh negara-negara di kawasan ASEAN.
5) Terkait dengan imbalan atau ganjaran. Dampak akhir dari

tujuan bergantung pada sejauh mana peningkatan gaji,

promosi, dan imbalan lainnya didasarkan pada prestasi

terkait dengan pencapaian tujuan. Siapa saja yang berhasil

mencapai tujuan harus mendapatkan ganjaran. Ganjaran

dapat memberi makna dan signifikansi terhadap tujuan dan

Supervisi Manajerial 2012 Page 17


akan membantu memberikan suntikan enerji kepada staf

untuk berlomba-lomba mencapai tujuan.

c. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah

Setelah merumuskan visi, misi dan tujuan, setiap Sekolah dituntut


membuat rencana kerja, meliputi: (1) rencana kerja jangka menengah
(RKJM) yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan; (2) rencana kerja tahunan (RKT) yang dinyatakan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M)
dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
Rencana kerja jangka menengah dan tahunan Sekolah/madrasah,
hendaknya: (1) disetujui rapat dewan pendidik setelah
memperhatikan pertimbangan dari komite Sekolah/madrasah dan
disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada
Sekolah/madrasah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh
penyelenggara Sekolah/madrasah; dan (2) dituangkan dalam
dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait. Selain
itu, rencana kerja empat tahun dan tahunan hendaknya disesuaikan
dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan pertimbangan komite
Sekolah/madrasah.
Sedangkan rencana kerja tahunan hendaknya dijadikan dasar
pengelolaan Sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Dalam rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas
mengenai: (1) kepeserta didikan; (2) kurikulum dan kegiatan
pembelajaran; (3) pendidik dan tenaga kependidikan serta
pengembangannya; (4) sarana dan prasarana; (5) keuangan dan
pembiayaan; (6) budaya dan lingkungan Sekolah; (7) peranserta
masyarakat dan kemitraan; dan (8) rencana-rencana kerja lain yang
mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.

Supervisi Manajerial 2012 Page 18


a) Sistematika penyusunan Rencana Kerja Menengah (RKJM)

I. Cover/Halaman Judul
1. Logo sekolah dan atau daerah
2. Judul
3. Tahun pelajaran
4. Alamat sekolah
II. Lembar Pengesahan berisi; Rumusan kalimat pengesahan,
ditanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah,
Ditanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap
Komite Sekolah
III. Kata Pengantar
IV. Daftar isi
V. Daftar Tabel
VI. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Libu/bapasan
C. Maksud danTujuan
1. Maksud : mengapa dibuat program
jangka menengah ? (misal sebagai
acuan.....)
2. Tujuan :Untuk apa dibuat program jangka
menengah(misal untuk meningkatkan....)
D. Metode Penyusunan (dengan cara apa penyusunan
program jangka menengah ? (misal melalui diskusi
dengan guru-guru, komite sekolah...dan yang lainnya)
E. Kerangka Pemikiran
Apakah yang menjadi kerangka pemikiran pembuatan
program
jangka menengah ?
Apa yang akan dilakukan dalam konteks dalam
program jangka menengah ?
Apa urutan kegiatan dari kegiatan tersebut diatas ?
F. Sistematika Penulisan
VII. BAB II KONDISI UMUM
A. Kondisi Masa lalu
B. Kondisi Sekarang
C. Tantangan Yang Dihadapi
Misal :Tantangan yang relevan dengan masalah
pendidikan masa kini dan masa yang akan
datang di sekolah
VIII BAB III RENCANA STRATEGIS
A. VISI
B. MISI
C. Tujuan Sekolah
Tujuan merupakan harapan yang ingin dicapai
berdasarkan visi sekolah

Supervisi Manajerial 2012 Page 19


Misal :
Pada tahun 2008 peningkatan nilai UN dan US minimal
0,50
Pada tahun 2008 memiliki kelompok olimpiade MIPA
Pada tahun 2009 memiliki kelompok tim olah raga
minimal 2 cabang yang mampu masuk finalis di
tingkat PORSENI Propinsi
Dst....
D.Tantangan Nyata
Tantangan nyata merupakan gap (kesenjangan)
antara tujuan yang ingin dicapai dengan kondisi
sekolah saat ini)
Misal :
Pada tahun 2007 (rata-rata UN th 2006 = 6,23, dan
rata-rata UN th 2007 = 6,43) jadi nilai UN th 2007 =
0,20 dan untuk satu tahun (th 2008) kedepan
dicanangkan harus naik minimal 0,50 artinya
tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah adalah
0,30
Pada tahun 2007 belum terbentuk kelompok
olimpiade MIPA dan untuk satu tahun kedepan
dicanangkan harus memiliki kelompok olimpiade
MIPA artinya tantangan nyata yang dihadapi sekolah
adalah mewadahi peserta didik yang bakat minatnya
terhadap mata pelajaran MIPA
Dst...
E. Sasaran Sekolah
Sasaran sekolah berdasarkan tantangan nyata
selanjutnya dirumuskan sasaran atau target mutu
yang ingin dicapai oleh sekolah.
Sasaran harus menggambarkan mutu dan kuantitas
yang ingin
dicapai dan terukur.
Misal :
Pada tahun 2008 rata-rata nilai UN minimal mencapai
6,93
Dst
F. Identifikasi Fungsi-fungsi yang diperlukan setiap
sasaran
Contoh indentifikasi dari fungsi-fungsi yang
diperlukan untk mencapai Sasaran 1 (Rata-rata nilai
UN minimal 6,93): Pendidik, Kepeserta didikan,
Sarana prasarana, atau yang lainnya. Langkah ini
harus dilakukan untuk persiapan analisis SWOT
G. Analisis SWOT
Analisis SWOT untuk setiap sasaran

Supervisi Manajerial 2012 Page 20


Komponen analisis SWOT : Fungsi dan faktor-faktor,
Kriteria Kesiapan (Kondisi ideal), Kondisi nyata,
Tingkat kesiapan faktor (siap/tidak)
Misal :
Analisis SWOT untuk Sasaran : Peningkatan rata nilai
UN minimal 0,50
Apa saja yang termasuk faktor internal dan eksternal
Bagaimana kriteria kesiapanya (kondisi ideal)?
Bagaimana konisis nyata?
Bagaiamana tingkat kesiapannya (siap/tidak) ?
Dst....
H. Alternatif Langkah Pemecahan Persoalan
Misal: Optialisasi MGMP Sekolah
I. Menyusun Program Peningkatan Mutu(Menjelaskan
secara detail tentang aspek-aspek mutu yang akan
dicapai)
1. Sasaran 1: Peningkatan nilai UN minimal 0,50
Rencana : mengoptimalkan MGMP sekolah, matrikulasi
maata pealajaran matematikan di kelas X..........dst
a. Program 1 Optimalisasi MGMP
sekolah
b. Program 2 Matrikulasi mapel
matematiaka di kelas X
c. Dst ..
2. Sasaran 2 :
a. Program 1 .dst
J Jadwal Kegiatan
Komponen : No, Rencana dan Program, Bulan dan Minggu
ke.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
I
BAB IV PENUTUP
X
X LAMPIRAN

b) Sitematika dan Contoh Format Rencana Kerja Tahunan

I Cover/Halaman Judul
1. Logo sekolah dan atau daerah
2. Judul
3. Tahun pelajaran
4. Alamat sekolah
II Lembar Pengesahan
Rumusan kalimat pengesahan
Ditanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap sekolah
Ditanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap
Komite Sekolah
III Kata Pengantar

Supervisi Manajerial 2012 Page 21


IV Daftar isi
V Daftar Tabel
VI BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
B. Libu/bapasan
C. Tujuan
Untuk apa dibuat program tahunan ? (misal untuk
meningkatkan....)
D.....................
VI BAB II DATA SEKOLAH DAN HASIL PROGRAM KERJA TAHUN
I SEBELUMNYA
A. Data Sekolah
1.Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
2. Data Peserta didik
3. Data Komite Sekolah
4. Data Sarana Prasarana
5.dst.....
B. Hasil Program Tahun Sebelumnya
(Dapat dibuat dalam bentuk matriks dengan komponen
antara lain : No, Kegiatan, Target, Pencapaian, Kendala,
Tindak Lanjut)

VI BAB III ORGANISASI SEKOLAH

A.Struktur Organigram

B.Rincian tugas

IX BAB IV RENCANA KEGIATAN TAHUN....

A.Rencana Kegiatan
(Rencana kegiatan dalam satu tahun pelajaran
mengacu/sesuai dengan program jangka menengah dan
hasil kegiatan tahun sebelumnya. Rencana kegiatan
meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan.
Keempat kegiatan tersebut disekripsikan dalam bentuk
matrik yang terdiri dari komponen al :No, Sasaran , Jenis
Kegiatan, Tujuan, Target, Metode/Strategi, Bahan/Alat
yang diperlukan,Waktu, Yang Bertanggung Jawab,
Keterangan atau yang lainnya sesuai kebutuhan)

B. Jadwal Kegiatan
(Jadwal kegiatan dapat ditulis dalam bentuk matriks yang
terdiri atas komponen : No Jenis Kegiatan, Bulan dan
Minggu ke, dan yang lainnya sesuai kebutuhan)

X BAB V RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH

Supervisi Manajerial 2012 Page 22


(Rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang
dibuat dalam bentuk matriks meliputi kompoenen :
(Program dan Kegiatan), (Spesifikasi, Satuan, Vol, Jumlah,
Unit, OR/Bln, Dll,) dan (Sumber Dana dan Alokasi
Anggaran)

XI BAB VI PENUTUP

LAMPIRAN

Contoh Format Hasil Program Tahunan Sebelumnya

NO KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN KENDAL TINDAK


. A LANJUT

Contoh Format Rencana Kegiatan


NO SASARA JENIS TARGE METOD BAHAN PENANG KET.
. N KEGIATA T E / ALAT GUNGJAWA
N B

c) Contoh Format RKAS/M

R K A S/M
SUMBER DANA DAN ALOKASI ANGGARAN
PROGRAM
SATUAN / BKSM/A Block
STANDAR DAN Rutin Bos Sumber Jumlah
VOLUME USKM( Grand
KEGIATAN (Rp) (Rp) lain(Rp) (Rp)
RP) ( Rp)

2. Pembinaan Manajemen Peningkatan Mutu

1) Penerapan MBS

Supervisi Manajerial 2012 Page 23


Manajemen peningkatan mutu Sekolah tentu harus didasarkan
pada karakteristik Sekolah tersebut, dengan segala potensi,
kekuatan dan kelemahan-nya. Dalam koteks inilah maka
kemudian diintroduksikan suatu model manajemen yang dikenal
dengan School-based Management atau Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS).

MBS memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umum MBS


adalah untuk memandirikan atau memberdayakan Sekolah
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada Sekolah,
pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada Sekolah untuk
mengelola sumberdaya Sekolah, dan mendorong partisipasi
warga Sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu
pendidikan.

Sedangkan tujuan khusus MBS untuk meningkatkan:


a. Kinerja Sekolah (mutu, relevansi, efisiensi, efektivitas,
inovasi, dan produktivitas Sekolah) melalui kemandirian
dan inisiatif Sekolah,
b. Transformasi proses belajar mengajar secara optimal,
c. Peningkatkan motivasi kepala Sekolah untuk lebih
bertanggung jawab terhadap mutu peserta didik,
d. Tanggung jawab Sekolah kepada stakeholders,
e. Tanggung jawab baru bagi pelaku MBS,
f. Kepedulian warga Sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan,
g. Kompetensi sehat antar Sekolah,
h. Efisiensi dan efektivitas Sekolah,
i. Usaha mendesentralisasi manajemen pendidikan, dan
j. Pemberdayaan sarana dan prasarana Sekolah yang ada
sesuai kebutuhan peserta didik.
MBS memiliki karakteristik yang harus dipahami oleh Sekolah
yang menerapkan. Karakteristik MBS didasarkan atas input, proses,

Supervisi Manajerial 2012 Page 24


dan output. Output yang diharapkan adalah kinerja (prestasi) Sekolah
yang dihasilkan dari proses pendidikan. Output pendidikan dinyatakan
tinggi jika prestasi Sekolah tinggi dalam berbagai hal.
Sedangkan proses yang dimaksudkan ialah berubahnya sesuatu
(input) menjadi sesuatu yang lain (output). Di tingkat Sekolah, proses
meliputi pelaksanaan administrasi dalam arti proses (fungsi) dan
administrasi dalam arti sempit.
Proses dan output di atas tentu harus didukung oleh input. Input
adalah sesuatu yang harus tersedia untuk berlangsungnya proses.
Input juga disebut sesuatu yang berpengaruh terhadap proses. Input
merupakan prasyarat proses. Input terbagi empat yaitu input SDM,
input sumberdaya, input manajemen, dan input harapan.
Agar MBS dapat berjalan dengan baik, maka pelaksanaannya
harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak yang
terkait.
b. Sekolah adalah unit terpenting bagi pendidikan yang efektif.
c. Segala keputusan Sekolah dibuat oleh pihak-pihak yang
benar-benar mengerti tentang Sekolah termasuk seluruh
warganya.
d. Guru-guru harus membantu dalam pembuatan keputusan
program pendi-dikan dan kurikulum.
e. Sekolah memiliki kemandirian dalam membuat keputusan
pengalokasian dana, dan
f. Perubahan akan bertahan lebih lama apabila melibatkan
stakeholder.
2) Manajemen Peningkatan Mutu.

Di atas telah disebutkan bahwa hakikat tujuan MBS adalah untuk


memandirikan dan memberdayakan Sekolah. Kemandirian saja tentu
tidak cukup. Sekolah juga dituntut senantiasa meningkatkan
mutunya. Untuk ini diperlukan adanya manajemen peningkatan mutu.

Supervisi Manajerial 2012 Page 25


Manajemen mutu didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya
saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk jasa,
manusia ,proses dan lingkungannya (Tjiptono dan Diana, 2000: 4)
Menurut konsep ISO 9001: 2000 manajemen mutu adalah sistem
manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi
dalam mutu.
Manajemen mutu (quality management) adalah semua aktivitas
dari fungsi manajemen secara keseluruhan dengan menentukan
kebijakan mutu tujuan-tujuan dan tanggung jawab serta
mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan mutu
(quality planning) pengendalian mutu ( quality control) jaminan mutu
(quality assurance) dan peningkatan mutu (quality improvement).
Tanggung jawab untuk manajemen mutu ada pada semua level dari
manajemen tetapi harus dikendalikan dan diarahkan oleh manajemen
puncak . Implementasi manajemen mutu harus melibatkan semua
anggota organisasi ( Vincent Gaspersz, 2002).
Lembaga pendidikan bermutu adalah lembaga yang mampu
memberi layanan yang sesuai atau melebihi harapan guru, karyawan,
peserta didik, penyibu/bapang dana (orang tua, masyarakat dan
pemerintah), dan pemakai lulusan.
Pada hakikatnya keseluruhan layanan pendidikan di Sekolah
dapat dikategorikan kedalam kelompok layanan manajemen,
pembelajaran, dan pengembangan pribadi.
Berdasarkan pada dimensi pelayanan di atas, maka karakteristik
pokok lembaga pendidikan yang bermutu mencakup hal-hal sebagai
berikut.
a. Kepemimpinan yang profesional dan bermutu tinggi (High
Quality of Professional Leadership)
b. Seluruh staf merasa memiliki terhadap visi dan tujuan
lembaga (Shared Vision and Goals among Staf )

Supervisi Manajerial 2012 Page 26


c. Lingkungan belajar yang nyaman dan sehat (Safe and
Healthy Learning Environment)
d. Proses pembelajaran yang menyenangkan (Joyful Learning
Process)
e. Pengajaran yang efektif dan sesuai tujuan/bermanfaat
(Efective and Purposeful Teaching)
f. Pemberian penghargaan dan dorongan yang positif (Positive
Reinforcement)
KASUS
KASUS 22
g. Pemantauan kemajuan secara teratur (Reguler Monitoring
SDPelangi
Pelangimemiliki
memilikivisi visiuntuk
untukempat
empattahuntahunkedepan
kedepan(2011 (2011sd sd2014)
2014)
SD
Unggul Progress)
dalamprestasi,
prestasi,kreatif,
kreatif,mandiri,
mandiri,dan danberakhlak
berakhlakmulia muliadengan
dengan
Unggul dalam
misih.sebagai berikuthak
: :meningkatkan
Pelaksanaan meningkatkan
dan tanggung kompetensi
jawab peserta sumber daya
didik manusia
secara
misi sebagai berikut kompetensi sumber daya manusia
(SDM) melalui
melalui komunitas
komunitas pembelajaran,
pembelajaran, optimalisasi
optimalisasi sumber sumber daya daya
(SDM) efektif (Efective Student Right and Responsibilities)
sekolah, meningkatkan
meningkatkan kemitraan kemitraan dengandengan stakeholders.
stakeholders. Tujuan Tujuan SD SD
sekolah,
i. Hubungan
Pelangi kemitraan
adalah: :Setiap
Setiap yang
tahunprestasi
prestasibaikUSBNantara
minimal keluarga
meningkatdengan antara
Pelangi adalah tahun USBN minimal meningkat antara
0,1 sampai
sampai
Sekolah 0,5,
(High Setiap
Quality tahun
of Home terbentuk
and School timPartnership)
akademik dan dan non non
0,1 0,5, Setiap tahun terbentuk tim akademik
akademik yang yang berprestasi minimal minimal tingkat kabupaten,
kabupaten, setiap tahun tahun
akademik
j. Sekolah berprestasi
menjadi organisasi tingkat belajar (School setiap becomes
prestasi pendidik
pendidik dan dan tendik
tendik dalam
dalam karya
karya inovatif
inovatif minimal
minimal tingkat
tingkat
prestasi Learning Organization)
kabupaten,tercipta
terciptabudaya
budayajujur,jujur,saling
salingtolong
tolongmenolong,
menolong,dan danhiduphidup
kabupaten,
mandiri. Hasil peserta
k. Prestasi evaluasi diriyang
didik sekolah
tinggi (EDS) khusus
(Highkhusus
Qualityuntukuntuk
of Student standar
mandiri. Hasil evaluasi diri sekolah (EDS) standar
pengelolaan, standarkompetensi
Achievement). kompetensilulusan,
lulusan,dan danstandar
standarpenilaian
penilaianadalah
adalah
pengelolaan, standar
sebagaiberikut
berikut: :
sebagai
Standar pengelolaan
pengelolaan untuk untuk indikator
indikator 6.2.1
6.2.1 termasuk
termasuk tahap tahap -1-1 yaitu
yaitu
Standar
C. Sekolah
CONTOHkami KASUS DAN dokumen
memiliki LATIHAN rencana kerja tahunan namun belum
Sekolah kami memiliki dokumen rencana kerja tahunan namun belum
memiliki renstra, Standar kompetensi lulusan untuk indikator
indikator 3.11.3.11.
memiliki renstra, Standar kompetensi lulusan untuk
Setelah mempelajari
Peserta didik materi
didik memperlihatkan di
memperlihatkan kemajuan atas, berikut
kemajuan yang ini disajikan
yang lebih lebih baiksebuah
baik dalam
dalam
Peserta
mencapai
kasus yang target
harusyang ditetapkanSKL.
dipecahkan SKL.Termasuk
Termasuk
masalahnya tahap-1
dengan Hasilbelajar
melakukan belajar
mencapai target yang ditetapkan tahap-1 Hasil
pesertadidik
didikmasih
masihdidibawah bawahSKL. SKL.Standar
Standarpenilaian
penilaianuntuk untukindikator
indikator
peserta
langkah-langkah supervisi manajerial yang benar;
8.1.1 Guru
Guru menyusun
menyusun perencanaan
perencanaan penilaian
penilaian terhadap
terhadap pencapaian
pencapaian
8.1.1
kompetensipeserta
peserta didiktermasuktermasuk tahap-2Sebagian SebagianGuru-guru
Guru-gurukami kami
kompetensi
Buatlah 4 kelompokdidik besar ( setiap tahap-2
kelompok terdiri dari 10 orang
menyusunperencanaan
perencanaanpenilaianpenilaianberdasarkan
berdasarkankompetensi
kompetensidasar dasardan dan
menyusun
peserta) (Kerjakan dalam LKPS-SM 02)
standarkompetensi.
kompetensi.Ibu/ Ibu/bapak
bapak berkelompok
berkelompokdan dandiskusikan
diskusikan
standar
Bagaimana visi, visi, misi
misi dan dan tujuan
tujuan SD SD Pelangi
Pelangi ?? Isilah
Isilah tabel
tabel ( ( Matrik
Matrik
Bagaimana
validasiVisi,
Visi,Misi
MisidandanTujuan)
Tujuan)yang
yangterdapat
terdapatdalam
dalamlampiran
lampiran
validasi
Bagaimanahasil hasilEDS
EDSuntukuntukstandar
standarpengelolaan,
pengelolaan,standarstandarkompetensi
kompetensi
Bagaimana
lulusan dandan standar
standar penilaian
penilaian kaitannya
kaitannya dengan
dengan visi, visi, misi,
misi, dan dan
lulusan
tujuan sekolah
sekolah
tujuan
Teknikpembinaan
pembinaanapakah apakahyang yangakan
akansaudara
saudaralakukan
lakukankepada kepadakepalakepala
Teknik
sekolahdandanguru-guru
guru-guruSD SDPelangi?
Pelangi?
sekolah
Buatlah rencana
rencana pembinaan
pembinaan manajerial
manajerial (RKM)nya
(RKM)nya berdasarkan
berdasarkan hasil hasil
Buatlah
EDS (standar
(standar pengelolaan,
pengelolaan, standarstandar kompetensi
kompetensi lulusan,
lulusan, standar
standar
EDS
Supervisi Manajerial 2012 Page 27
penilaian)untuk
untukmembuat
membuatrencanarencanakerja kerjajangka
jangkapanjang,
panjang,rencana
rencana
penilaian)
kerja tahunan
tahunan dan dan rencana
rencana anggaran
anggaran sekolah
sekolah SD SD Pelangi.
Pelangi. (lihat
(lihat
kerja
contohRKMRKMdalam
dalamlampiran)
lampiran)
contoh
Simulasikanpelaksanaan
pelaksanaanpembinaanpembinaankepada kepadakepala
kepalasekolah
sekolahSD SDPelangi
Pelangi
Simulasikan
peran kepala
kepala SD
SD Pelangi,
Pelangi, peran
peran guru
guru SD
SD Pelangi
Pelangi sebanyak
sebanyak tiga
tiga
peran
orang)
orang)

D. Rangkuman
Sasaran supervisi manajerial adalah pengelolaan Sekolah,
meliputi perencanaan, pelaksanaan rencana kerja,
pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan dan sistem
informasi manajemen.
Supervisi manajerial hendaknya diarahkan pada peningkatan
mutu bebasis Sekolah yang bermuara pada kemandirian,
pemberdayaan dan mutu Sekolah sehingga dapat

Supervisi Manajerial 2012 Page 28


memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap peserta
didik, masyarakat, dan pemerintah.

E. Refleksi

Setelah kegiatan pembelajaran 2, ibu/bapak dapat melakukan


refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut ini !
1. Apa yang ibu/bapak pahami setelah mempelajari materi ini?
2. Pengalaman penting apa yang ibu/ bapak peroleh setelah
mempelajari materi ini?
3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas ibu/ bapak sebagai
pengawas sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan ibu/ bapak lakukan setelah
kegiatan ini?

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

PELAPORAN HASIL PEMBINAAN SUPERVISI MAJERIAL

A. Pengantar

Dalam pembelajaran ini, ibu/bapa akan membaca dan


mendiskusikan tentang salah satu tugas pengawas dalam menyusun
laporan hasil supervisi manajerial secara konsep dasar dan praktik,
Hal ini sesuai dengan amanat Peraturan Meteri Pendayagunaan

Supervisi Manajerial 2012 Page 29


Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi nomor 21 tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.
Produk akhir dari pembelajaran ini adalah pengawas terampil
menyusun laporan hasil supervisi manajerial

B. Intisari Materi

1. Laporan Pelaksanaan Program Pengawasan Sekolah

a. Tujuan dan Manfaat Laporan

Laporan pengawasan bertujuan memberikan gambaran tentang


peningkatan mutu Sekolah setelah dilaksanakannya pengawasan.
Dalam hal lain Laporan pengawasan bertujuan untuk
mengkomunikasikan secara jelas mengenai kekuatan dan kelemahan
Sekolah, meliputi keseluruhan kualitasnya, standar pencapaian kinerja
kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya di Sekolah
yang bermuara pada prestasi belajar peserta didik, dan apa yang
harus dilakukan untuk memperbaiki hal yang dibutuhkan.

Bagi pengawas Sekolah yang bersangkutan, laporan hasil


pengawasan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan berikut.

a) Sebagai landasan dalam penyusunan program kerja pengawasan


tahun berikutnya; mengetahui keterlaksanaan program
b) Sebagai dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan dalam satu
periode pengawasan (semester)
c) Sebagai bukti pertanggungjawaban pengawas yang bersangkutan
atas tugas dan fungsinya dalam penilaian, pembinaan dan
pemantauan Sekolah yang dibina.
Bagi Dinas Pendidikan, laporan hasil pengawasan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan berikut:
a) Sebagai bahan serta salah satu aspek dalam menilai kinerja
pengawas Sekolah yang bersangkutan

Supervisi Manajerial 2012 Page 30


b) Sebagai sumber informasi untuk mengetahui gambaran spesifikasi
tentang Sekolah yang menjadi binaan pengawas yang
bersangkutan.
c) Sebagai landasan untuk menentukan tindak lanjut pembinaan dan
fasilitasi terhadap Sekolah yang menjadi binaan pengawas yang
bersangkutan.
d) Sebagai sumber informasi untuk menyusun data statistik Sekolah.

b.Mekanisme Laporan

Berdasarkan lingkup sasaran kegiatan, terdapat dua jenis laporan


hasil pengawasan yang disusun pengawas Sekolah pada setiap
semester, yaitu:
a) Setiap pengawas Sekolah membuat laporan per Sekolah dan
seluruh Sekolah binaan. Laporan ini lebih ditekankan kepada
pencapaian tujuan dari setiap butir kegiatan pengawasan Sekolah
yang telah dilasanakan pada setiap Sekolah binaan.
b) Laporan hasil-hasil pengawasan di semua Sekolah binaannya
sebanyak satu laporan untuk semua Sekolah binaan dengan
sistematika yang telah ditetapkan. Laporan ini lebih merupakan
informasi komprehensif tentang keterlaksanaan, hasil yang
dicapai, serta kendala yang dihadapi oleh pengawas yang
bersangkutan dalam melaksanakan tugas pokok pada semua
Sekolah binaan.
Setiap pengawas Sekolah membuat laporan per Sekolah dan
seluruh Sekolah binaan diserahkan kepada koordinator pengawas
(KORWAS) Sekolah atau ketua kelompok pengawas Sekolah (KKPS)
setiap jenjang pendidikan. Selanjutnya korwas membentuk tim kecil
untuk merangkum laporan dari semua pengawas Sekolah dan
menyusunnya dalam satu laporan secara lengkap, kemudian
menyampaikan laporannya kepada Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota.

Supervisi Manajerial 2012 Page 31


Penulisan laporan pengawasan Sekolah harus lengkap, dengan
data yang akurat, menggunakan bahasa baku, komunikatif dan
mudah dipahami, penyajiannya menarik, dan enak dibaca. Demikian
pula data yang disajikan dalam laporan pengawas harus akurat,
artinya benar-benar sesuai dengan data yang terdapat pada Sekolah
yang dibinanya.

Bahasa yang digunakan dalam laporan menggunakan bahasa


baku, komunikatif dan mudah difahami, yaitu menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar, kalimatnya sederhana dan mudah
difahami oleh pembaca laporan.

C. Kerangka Penulisan Laporan Pelaksanaan Program


Pengawasan

Laporan pelaksanaan program pengawasan Sekolah setiap


semester/ tahunan dapat disusun dalam bentuk paper (makalah)
dengan sistematika penulisan dan isi pokok sebagai berikut.

HALAMAN JUDUL (SAMPUL)


HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Fokus masalah
C. Tujuan dan sasaran pengawasan
D. Tugas Pokok /Ruang Lingkup Pengawasan
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH
BAB III PENDEKATAN DAN METODE
BAB IV HASIL PENGAWASAN
A. Hasil Pembinaan, pemantauan dan Penilaian
B. Pembahasan Hasil
BAB V PENUTUP

Supervisi Manajerial 2012 Page 32


A. Simpulan
B. Rekomendasi
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. Surat Tugas Pengawasan
2. Surat Ketrangan telah melaksanakan tugas pembinaan,
pemantauan, penilaian kinerja, pembimbingan dan
pelatihan profesional guru dari sekolah binaan.
3. Daftar hadir Guru dan atau Kepala Sekolah pada saat
pembinaan/ pemantauan/ penilaian kinerja
4. Contoh-contoh instrumen yang telah terisi/ diolah
5. Dan lain-lain ( lihat Buku Kerja Pengawas )
Sedangkan penyusunan hasil binaan setiap kegiatan dapat
dilaporkan dengan bentuk matrik seperti cintoh matrik berikut ini;
LAPORAN HASIL SUPERVISI MANAJERIAL
DALAM KEGIATAN ..

Nama Sekolah/ MKKS/KKKS:



Alamat :
..

HARI/TGL KEGIATAN MATERI TARGET HASIL TINDAK


YANG LANJUT
DICAPAI

C. Contoh kasus dan latihan

Setelah ibu/ bapak mempelajari kegiatan pembelajaran 2


kerjakanlah latihan di bawah ini secara individu kemudian
kelompok yang selajutnya presentasikan hasil diskusinya.

Kerjakan dalam LKPS-SM 03

KASUS33
KASUS
Setelahibu/
ibu/bapak
bapakmelaksanakan
melaksanakankegiatan
kegiatanpembelajaran
pembelajaran22dan danmengerjakan
mengerjakan
Setelah
latihan dalam LKPS-SM 2 serta berdasarkan produknya , susunlah laporanhasil
hasil
latihan dalam
Supervisi LKPS-SM
Manajerial 2 serta berdasarkan produknya , susunlah laporan
2012 Page 33
supervisimanajerialnya.
manajerialnya.
supervisi
Ibu/bapak
bapakdapat
dapatmenggunakan
menggunakansistematika
sistematikayang
yangtelah
telahdipelajari
dipelajari
Ibu/
D. Rangkuman

Penyusunan Laporan pengawasan dilakukan untuk


menginformasikan keterlaksanaan dan keberhasilan program yang
telah dibuat serta memberikan gambaran tentang peningkatan mutu
Sekolah setelah dilaksanakannya pengawasan.

Dari laporan hasil pengawasan, pengawas dapat menentukan


kekuatan dan kelemahan Sekolah binaan yang merupakan dasar
untuk penyusunan program pengawasan berikutnya baik untuk
program tahunan ataupun untuk penyususnan program semester

E. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran 3, ibu/bapak dapat melakukan
refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut ini!
1. Apa yang ibu/bapak pahami setelah mempelajari materi ini?
2. Pengalaman penting apa yang ibu/ bapak peroleh setelah
mempelajari materi ini?
3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas ibu/ bapak sebagai
pengawas sekolah?
4. Apa rencana tindak lanjut yang akan ibu/ bapak lakukan setelah
kegiatan ini?

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Supervisi di Sekolah. Jakarta :


Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah.

Supervisi Manajerial 2012 Page 34


Depdiknas. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah untuk Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Depdiknas 2006. Sistem Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf


Internasional (SBI) Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:

Ditjen. Mandikdasmen Depdiknas. 2007. Manajemen Berbasis


Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Kemdiknas, 2011, Buku Kerja Pengawas, PPTK- BPSDMP-PPM, Jakarta

Nanang Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung :


Remaja Rosdakarya

PMPTK, 2009, Bahan Belajar Mandiri Supervisi Manajerial Program


BERMUTU

PMPTK, 2010, Evaluasi Diri Sekolah, Apa, Mengapan dan Bagaimana,


Bahan ajar dan materi Pelatihan Penguatan Pengawas/ Kepala
Sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 19 tahun 2007 tentang


Standar Pengelolaan Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007 tentang


Standar Pengawas Sekolah/ Madrasah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Kependidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 63 tahun 2009 tentang


Sistim Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP)

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya.

Permendiknas Nomor 11 Tahun 2009. Tentang Perangkat Akreditasi


SD/MI. Jakarta: BAN-S/M
Permendiknas Nomor 52 Tahun 2008. Tentang Perangkat Akreditasi
SMA/MA. Jakarta: BAN-S/M

Supervisi Manajerial 2012 Page 35


LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Contoh RKM
RENCANA KEPENGAWASAN
ASPEK MANAJERIAL ( RKM )

Pembinaan Program Sekolah jangka pendek (Tahunan )


A. ASPEK/ MASALAH:

Supervisi Manajerial 2012 Page 36


1. Membina : Penyusunan Program Sekolah jangka pendek
2. Memantau : Proses Penyusunan Program Sekolah jangka
pendek
3. Menilai : Akurasi dan relevansi Program jangka panjang,
jangka
menengah dan jangka pendek (tahunan)
B. TUJUAN:
Tersusunnya Program Sekolah jangka pendek yang sesuai
dengan potensi dan kebutuhan Sekolah, menuju Sekolah
Berstandar Nasional ( SSN)
C. INDIKATOR KEBERHASILAN:
- Mampu menyusun need assesment kegiatan
Sekolah yang akan dilaksanakan
- Program Sekolah berdasarkan program jangka
panjang dan jangka menengah
- Seluruh stakeholder mengetahui program Sekolah
jangka pendek (transparansi)
- Program Sekolah jangka pendek mendapat
dukungan dari stakeholder
D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan: Senin, 7 Mei 2012
E. Tempat : SD/ SMP/ SMA/ SMK .........
C. STRATEGI/ METODE KERJA (Teknik Supervisi Manajerial):
Menggunakan metode Delphi, Refleksi, FGD dalam rapat, dengan
kegiatan sebagai berikut;
1. Eksplorasi penguasaan peserta tentang program Sekolah jangka
pendek ( tahunan )
2. Penyajian dan diskusi substansi materi tentang program Sekolah
jangka pendek
3. Analisis program jangka panjang dan menengah
4. tanya jawab tentang kebutuhan Sekolah
5. Review program Sekolah jangka pendek sebelumnya.
6. Refleksi dan rencana tindak lanjut.

Supervisi Manajerial 2012 Page 37


D. SKENARIO KEGIATAN :
1. Pendahuluan:
a. Penjelasan tentang maksud pembinaan.
a. Ekplorasi mengenai penguasaan tentang program Sekolah
jangka pendek.
2. Inti:
Penyajian pokok-pokok materi tentang program Sekolah
jangka pendek.
Menganalisa kebutuhan dan potensi Sekolah
Diskusi tentang need assessmen Sekolah.
Menelaah kekurangan program Sekolah jangka pendek
sebelumnya.
Penyusunan program Sekolah jangka pendek.
Validasi program Sekolah jangka pendek dengan
kebutuhan,
kondisi dan potensi Sekolah.
3. Penutup
a. Penguatan/ Kesimpulan tentang Program Sekolah jangka
pendek yang telah dihasilkan.
b. Pemberian Motivasi kepada Guru, Kepala sekola atau
Komite/ Yayasan ( peserta yang hadir)
b. Evaluasi, refleksi, dan umpan balik.
c. Tindak lanjut sosialisasi program Sekolah jangka pendek
kepada warga /stake holder Sekolah.
F. SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN (DANA/FASILITAS dll)
1.Sumber belajar :
- Buku tentang undang-undang, peraturan pemerintah dan
permendiknas
- Buku, jounal dan hasil penelitian yang relevan
- Kebijakan dan peraturan pemerintah yang relevan dan aktual
- Worksheet dan format-f ormat.

Supervisi Manajerial 2012 Page 38


2. Alat/Media: Laptop; LCD; dan Alat tulis lainnya.
G. PENILAIAN DAN INSTRUMEN
1. Penilaian: Produk
3. Instrumen: Daftar checklist dengan narasi
H. RENCANA TINDAK LANJUT
1. Aplikasi dan implementasi program sekolah jangka pendek dalam
seluruh aktifitas Sekolah
2. Menetapkan program Sekolah jangka pendek sebagai acuan dasar
pelaksanaan semua kegiatan diSekolah baik bidang kurikulum,
bidang kepeserta didikan, sarana dan hubungan masyarakat.
3. Evaluasi keterlaksanaan program Sekolah jangka pendek dalam
seluruh aktifitas Sekolah.

2. Contoh Matrik validasi Visi, Misi dan Tujuan


NO. ASPEK SESUAI TIDAK CATATAN
SESUAI
1. VISI
Merupakan imajinasi yang
menggambarkan profil sekolah
yang diinginkan di masa datang
Dirumuskan dengan kalimat yang
filosofis/mirip sebuah
slogan/dalam bentuk kalimat yang
khas dan mudah diingat.
Dirumuskan bersama stake
holders sekolah (guru, peserta
didik, staf, komite sekolah)
2. MISI
Merupakan tindakan atau upaya untuk
mewujudkan visi/bentuk layanan
untuk memenuhi tuntutan visi

3. TUJUAN
(1) menggambarkan tingkat
kualitas yang perlu dicapai
dalam jangka menengah
(empat tahunan);
(2) mengacu pada visi, misi,
dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
(3) mengacu pada standar

Supervisi Manajerial 2012 Page 39


kompetensi lulusan yang sudah
ditetapkan oleh
Sekolah/madrasah dan
Pemerintah;
(4) mengakomodasi masukan
dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk
komite Sekolah/madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh
kepala Sekolah/madrasah;
(5) disosialisasikan kepada
warga Sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang
berkepentingan.

Supervisi Manajerial 2012 Page 40

Anda mungkin juga menyukai