Anda di halaman 1dari 28

KELUARGA BERENCANA

DEFINISI
Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar
dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya
pelayanan keluarga berencana.(1)
Menurut WHO (World Health Organisation) KB adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di
antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri,
menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud
dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. (1,2)

EPIDEMIOLOGI
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, setiap tahun lebih dari 600.000 wanita di dunia
meninggal akibat komplikasi kehamilan saat melahirkan. 99% kematian itu terjadi di negara
berkembang. Dalam jangka waktu yang sama, tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak
diinginkan terjadi di muka bumi ini.
Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar 225,5 juta penduduk dengan rata-rata
petumbuhan penduduk sebesar 1,3%. Pemerintah merencanakan untuk menurunkan laju
pertumbuhan penduduk tersebut hingga 1,14% pada tahun 2009.

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa angka kontrasepsi Indonesia melebihi rata-rata
penggunaan kontrasepsi di Negara ASEAN.

TUJUAN KONTRASEPSI(1)
3

Menunda kehamilan: sampai usia 20 tahun


Menjarangkan kehamilan: 20-35 tahun
Menghentikan kehamilan/tidak hamil lagi: 35 keatas

KONTRASEPSI YANG BAGUS(1)


1. Efektivitas yang tinggi
2. Efek samping yang minimal
3. Reversible
4. Melindungi dari STD (sexually transmitted disease)
5. Mudah didapatkan
6. Tidak ada kontraindikasi

JENIS KOTRASEPSI
1. Kontrasepsi alamiah
Pantang berkala, suhu tubuh basal (STB), metode ovulasi billings (MOB), simptotermal
(STB+Mukosa Servik), senggama terputus, laktasi.
2. Kontrasepsi barier mekanik
Kondom, diafragma, spermisida, AKDR
3. Kontrasepsi hormonal
Bentuk pil, suntikan, implant
4. Kontrasepsi mantap
Tubektomi, vasektomi

URUTAN PEMILIHAN KONTRASEPSI


Tunda (<20 thn) Jarangkan 2-4 tahun Menghentikan (>35thn)
(20-35 thn)
1. Pil 1. IUD Sterilisasi
2. IUD 2. Suntik IUD
3. Implant 3. Pil Implant
4. Suntikan 4. Implant
Suntik
5. Sterilisasi
Pil

A. Keluarga berencana alamiah / kontrasepsi alamiah


Profil dan mekanisme kerja
Belajar mengetahui kapan masa subur
Efektif jika tertib
Tidak ada efek samping
Sanggama dihindari pada masa subur
Yang dapat menggunakan:
1. Semua perempuan
2. Kurus atau gemuk
4

3. Alasan kesehatan tertentu


4. Alasan agama atau filosofi
5. Tidak dapat menggunakan metode lain
Yang tidak menggunakan:
a) Kehamilan merupakan resiko tinggi
b) Pasangan tidak mau bekerja sama

I. Pantang berkala (sistem kalender)


Pada metoda ritmik, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seksual selama masa subur
wanita. Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur
yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-
4 hari setelah melakukan hubungan seksual. Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan
seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.(3)
Cara kerja:
Hindari senggama diwaktu subur.

II. Metode suhu basal/suhu tubuh basal (STB)

Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam
keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun
tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.(3)
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ ovulasi. Suhu basal
tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan
secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama
selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360C. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu
(hormon turun mendadak) dan naik menjadi 37-380C kemudian tidak akan kembali pada suhu
350C.
Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. (progesterone tinggi membuat suhu tubuh lebih
tinggi). Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian
akan turun kembali sekitar 20C dan akhirnya kembali pada
suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
5

Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak
terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan
tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi
kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan
terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron, akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.(3)
Faktor yang mempengaruhi metode suhu basal tubuh antara lain:
Penyakit.
Gangguan tidur.
Merokok dan atau minum alkohol.
Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
Stres.

III. Metode ovulasi billings (MOB)


Efektivitas 9-20 hamil/100 prempuan/tahun
Cara kerja: mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks
dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.
Lendir/mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-sel
vagina. Pada saat menjelang ovulasi, lendir serviks akan mengalir dari vagina. Ovulasi hanya
terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi
sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan
hidup sperma selama 3-5 hari.(3)
Pemeriksaan lendir:
1) Lender jernih, licin, mulus menunjukkan masa subur
2) Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket atau kering menunjukkan masa tidak
subur sehigga aman untuk berhubungan.
Kelebihan: Keterbatasan:
Mudah digunakan. Tidak efektif bila digunakan sendiri,
Tidak memerlukan biaya sebaiknya dikombinasikan dengan
metode kontrasepsilain
(misal metode simptothermal).
Tidak cocok untuk wanita yang tidak
menyukai menyentuh alat kelaminnya.
Wanita yang memiliki infeksi saluran
reproduksi dapat mengaburkan tanda-
tanda kesuburan.
6

Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

IV. Senggama terputus - pra-ejakulasi atau pancaran ekstravaginal


Pengeluaran penis dari vagina sesaat sebelum terjadinya ejakulasi. Efektifitas 4-18 kehamilan/100
perempuan/tahun. Prinsipnya adalah menghindari deposit sperma di dalam fornix atau vagina
untuk menghindarkan terjadinya pertemuan ovum dan sperma dalam periode subur.
Keuntungan: Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:
Alamiah Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi
Efektif bila dilakukan dgn benar (praejeculatory fluid) yang dapat mengandung
Tidak mengganggu produksi ASI sperma, apalagi pada koitus yang berulang
Tak ada efek samping (repeated coitus);
Dapat dikombinasikan dgn Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina;
berbagai metode KB alamiah Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat
yang lain menyebabkan kehamilan.
Tidak butuh biaya dan persiapan Tidak dianjurkan pada:
khusus. Pria dengan ejakulasi dini
Pria yang sulit melakukan sanggama terputus
Perempuan dengan pasangan yang sulit kerja
sama
Pasangan yang sulit berkomunikasi

V. Metode amenore laktasi (MAL)


MLA merupakan metode kontrasepsi alamiah yang mengandalkan pemberian ASI pada bayinya.
Mekanisme kerjanya, dengan penghisapan ASI yang intensif secara berulang kali akan menekan
sekresi hormone GnRH sehingga sekresi FHS&LH rendah dan menekan perkembangan folikel di
ovarium dan menekan ovulasi. Efektivitas 2 hamil/100/6bulan. (1,2)
Hanya dianjurkan pada perempuan: Menyusui eksklusif (8-10x per hari dengan interval <4jam)
sejak bayi lahir sampai bayi berusia 6 bulan, tidak haid 4-6 bulan sejak melahirkan bayinya.
Keterbatasan yaitu; tingkat efektivitas tergantung tingkat eksklusifitas menyusui bayi, tidak
melindungi pengguna dari PMS (HIV/AIDS), pada wanita yang bekerja dan terpisah dari bayinya
lebih dari 6 jam.
Instruksi yang diberikan,yaitu; memberikan ASI secara penuh (full breast feeding), dari kedua
payudara (sekitar 8-10x sehari), paling sedikit 1x pada malam hari (tidak boleh > 4-6jam diantara
2 pemberian), jangan gantikan jadwal pemberian ASI dengan makanan/cairan lain, Selalu
gunakan metode kontrasepsi pendukung misalnya kondom.

B. METODE BARIER
7

I. Kondom
Kondom tidak hanya mencegah kehamilan, tetapi juga mencegah penyakit menular
seksual termasuk HIV/AIDS. Kondom akan efektif apabila pemakaiannya baik dan benar. Selain
itu, kondom juga dapat dipakai bersamaan dengan kontrasepsi lain untuk mencegah PMS.
Efektifitas 12-14 hamil/100/tahun.(1,2,3)
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks
(karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan mencegah
tumpahnya sperma dalam vagina. Kondom dilapisi dengan pelicin yang mempunyai sifat
spermatisid.
Cara pemakaian kondom pria:
Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan hubungan badan
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan
menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke
dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan
ujung kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus,
jika kondom menggulung, tarik kembali gulungan ke pangkal penis.
Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom
dari pasangan anda.
Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.
Cara pemakian kondom wanita:
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke arah tengah. Jangan
menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.
Sebelum hubungan seksual, perhatikan kondom wanita mempunyai ring yang lebar (outer
ring) untuk bagian luar dan ring yang kecil (inner ring) untuk bagian dalam.
Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring, dan dengan jari lain
pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan sehingga sisi ring yang berseberangan akan
bersentuhan dan bentuk inner ring menjadi lonjong.
8

Atur posisi yang nyaman. Posisi dapat dilakukan secara berdiri satu kaki di atas kursi,
jongkok maupun berbaring.

Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu kondom masuk ke
dalam vagina, gunakan jari telujuk untuk menekan inner ring lebih jauh ke dalam vagina.
Pastikan kondom jangan sampai berputar, dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di
luar.
Berikan sedikit minyak pelicin pada penis atau bagian dalam kondom. Bantu penis masuk
ke dalam kondom.
Pasca coitus, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar bagian outer ring untuk
menjaga air mani yang tertampung di dalam kondom tidak tumpah.
Keluarkan kondom secara hati-hati. Buang kondom bekas pakai ke tempat
yang aman (tempat sampah). Jangan buang di toilet

II. Diagframa
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.1,2,3
Beberapa jenis diafragma:
1. Flat spring (Diafragma pegas datar). Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan
untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.
2. Coil spring (Diafragma pegas kumparan). Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya
kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh
lebih lunak dari pegas datar.
3. Arching spring. Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur
atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan
kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada
dinding vagina.
Cara Kerja
1. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba
falopi).
2. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
Manfaat
1. Efektif bila digunakan dengan benar.
9

2. Tidak mengganggu produksi ASI.


3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
7. Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.
Keterbatasan
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun
pertama, bila digunakan dengan spermisida).
2. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.
3. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan alat
kontrasepsi ini.
4. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.
5. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
6. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.

Pemasangan Diafragma
Dipasang 6 jam sebelum dan pasca sanggama, dan dilepas <24 jam pasca sanggama.

III. Spermisida
Spermisida adalah alat kontrasepsi yang mengandung bahan kimia (non oksinol-9) yang
digunakan untuk membunuh sperma.
Jenis
1. Aerosol (busa).
2. Tablet vagina, suppositoria atau dissolvable film.
3. Krim.
Cara Kerja
1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
2. Memperlambat motilitas sperma.
3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan
a. Aerosol (busa) akan efektif setelah dimasukkan (insersi).
b. Aerosol dianjurkan bila spermisida digunakan sebagai pilihan pertama atau
metodekontrasepsi lain tidak sesuai dengan kondisi klien.
10

c. Tablet vagina, suppositoria dan film sangat mudah dibawa dan disimpan. Penggunaannya
dianjurkan menunggu 10-15 menit setelah dimasukkan (insersi) sebelum hubungan seksual.
d. Jenis spermisida jeli biasanya digunakan bersamaan dengan diafragma.
Manfaat
1. Efektif seketika (busa dan krim).
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Sebagai pendukung metode lain.
4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
6. Mudah digunakan.
7. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
8. Tidak memerlukan resep ataupun pemeriksaan medik.
9. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
Cara pemakaian
Sebagai alat kontrasepsi, spermisida dapat digunakan sendiri. Namun demikian, akan jauh lebih
efektif bila dikombinasikan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom, diafragma,cervical
caps ataupun spons. Bentuk spermisida bermacam-macam, antara lain: aerosol (busa), krim dan
jeli, vaginal contraceptive film/tissue, maupun suppositoria.
Contraceptive Technology menyatakan bahwa angka kegagalan dari alat kontrasepsi spermisida
ini 18 persen per tahun apabila digunakan dengan benar dan konsisten dan 29 persen apabila
digunakan tidak sesuai petunjuk dan kurang berkesinambungan.
Petunjuk Umum
Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar sebelum melakukan
hubungan seksual.
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau krim)
daninsersi spermisida.
2. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan hubungan seksual.
Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak memerlukan waktu tunggu karena langsung
larut dan bekerja aktif.
3. Perhatikan petunjuk pemakaian spermisida, baik cara pemakaian maupun penyimpanan dari
setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu sebelum diisi ke dalam aplikator).
11

4. Ulangi pemberian spermisida, bila dalam 1-2 jam pasca insersi belum terjadi senggama atau
perlu spermisida tambahan bila senggama dilanjutkan berulang kali.
5. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis tertutup secara
keseluruhan.

AKDR/IUD

Jenis- jenis AKDR


Jenis alat kontrasepsi dalam Rahim/IUD yang sering digunakan di Indonesia antara lain (1,2,3):
a. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan
kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti
pembuahan) yang cukup baik.
b. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga
(Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Coper-T.
c. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk
sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan
kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
d. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang
berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab
terbuat dari bahan plastik.
12

A. Lippes-Loop;
B. Saf-T-Coil;
C. Dana-Super;
D. Copper-T (Gyne-T)
E. Copper-7 (Gravigard);
F. Multiload;
G. Progesterone IUD
Keuntungan
a. Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang
ampuh, paling tidak 10 tahun
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena
rasa aman terhadap risiko kehamilan
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopause
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik
k. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Efek samping dan kerugian


Efek samping yang umum terjadi:
1. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2. Haid lebih lama dan banyak
3. Perdarahan (spotting) antarmenstruasi
4. Saat haid lebih sakit
Komplikasi lain:
Merasakan sakit selama 3 5 hari setelah pemasangan
Perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
anemia
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.
Penyakit radang panggul memicu infertilita
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan
AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan
14

Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR.
Biasanya menghilang dalam 1 2 hari
Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera setelah melahirkan)
Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk
mencegah kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk
melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini.
Kontraindikasi
Relatif
A. Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus
B. Insufisiensi serviks uteri
C. Uterus dengan parut pada dindingnya seperti pada bekas seksio sesarea, enukleasi
mioma dan sebagainya
D. Kelainan yang jinak serviks uteri seperti erosio porsiones uteri
Mutlak
Kehamilan
Adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis
Adanya tumor ganas pada traktus genitalis
Adanya metroragia yag belum disembuhkan
Pasangan yang tidak lestari
Efektivitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil.
Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun. Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai
3-5 tahun. Cu T 380A dapat untuk 8 tahun. Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai
wanita pada tahun pertama pemakaian.
Mekanisme kerja
15

Menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang
dapat menghancurkan blastokista atau sperma.
Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai AKDR sering kali dijumpai pula sel- sel
makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Pemadatan endometriosis oleh lekosit.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, dengan membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
Pemasangan AKDR
a. Sewaktu haid sedang berlangsung. Dilakukan pada hari- hari pertama atau pada hari terakhir
haid. (1) Keuntungannya:
Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan
lembek
Rasa nyeri tidak seberapa keras
Perdarahan yang timbul sebagai alat pemasangan tidak seberapa dirasakan
Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang sedang hamil tidak ada
Sewaktu postpartum, Pemasangan IUD pasca persalinan bisa dibagi menjadi 3 macam. (7)
Pemasangan post plasenta
Pemasangan IUD dalam 10 menit setelah lahirnya plasenta pada persalinan pervaginam.
Pemasangan bisa dilakukan dengan menggunakan ringed forceps atau secara manual. Pada
saat ini serviks masih berdilatasi sehingga memungkinkan untuk penggunaan tangan atau
forsep. Penggunaan inserter IUD interval tidak bisa digunakan pada pemasangan post
plasenta , karena ukuran inserter yang pendek sehingga tidak bisa mencapai fundus selain
itu , karena uterus yang masih lunak sehingga memungkinkan terjadinya perforasi lebih
besar dibandingkan dengan menggunakan ringed forceps atau secara manual. (1)
Pemasangan segera pasca persalinan
Pemasangan IUD pada masa ini dilakukan setelah periode post plasenta sampai 48 jam
pasca persalinan. Teknik pemasangan IUD pada saat ini masih bisa dengan menggunakan
ringed forsep , karena serviks masih berdilatasi, tetapi tidak bisa dilakukan secara manual.
Penggunaan inserter IUD interval sebaiknya tidak digunakan, karena kemungkinan
terjadinya perforasi yang lebih tinggi. Pemasangan IUD setelah 48 jam sampai 4 minggu
pasca persalinan tidak dianjurkan karena angka kejadian ekspulsi yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pemasangan segera pasca persalinan dan pemasangan IUD interval.(1)
16

Pemasangan IUD transcesarian


Pemasangan pada transcesarian dilakukan sebelum penjahitan insisi uterus. Bisa dilakukan
dengan meletakkan IUD pada fundus uteri secara manual atau dengan menggunakan alat.(1)
Pemasangan IUD interval
Merupakan pemasangan IUD yang dilakukan lebih dari 4 minggu pasca persalinan. Pemasangan.
IUD dilakukan dengan menggunakan inserter IUD:
Pemasangan Pasca abortus
Trimester 1 : bisa dilakukan dengan teknik pemasangan IUD interval karena serviks berdilatasi
minimal dan hanya inserter IUD yang bisa masuk kedalam kavum uteri. Selain itu ukuran uterus
relatif tidak mengalami perbesaran dan lebih kaku sehingga mempunyai angka resiko perforasi
yang kecil. (1)
Trimester 2 : bisa dilakukan dengan menggunakan teknik interval atau dengan menggunakan
teknik forsep . forsep digunakan jika serviks cukup berdilatasi. (1)
Beberapa hari setelah haid terakhir
Masa interval ( antara dua haid)
After morning (dalam waktu 72 jam setelah berhubungan)

D. Kontrasepsi hormonal
PIL
Pil KB atau oral contraceptives pill berisi hormon estrogen dan/atau progesteron yang bertujuan
untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan dengan menghambat pelepasan sel
telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif dan aman apabila digunakan secara benar
dan konsisten tetapi secara umum tidak sepenuhnya melindungi wanita dari infeksi penyakit
menular seksual. (6)

Jenis Pil KB
1) Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Mengandung hormon estrogen dan progesteron dalam bentuk hormon aktif dan tidak aktif, berupa;
1) Conventional Pack.
Paket konvensional biasanya berisi 21 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak
aktif atau 24 pil aktif dan 4 pil tidak aktif.
Haid terjadi setiap bulan selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7 dari pil terakhir yang
tidak aktif.
2) Continuous Dosing Or Extended Cycle.
Merupakan pil kombinasi yang berisi 84 pil dengan hormon aktif dan 7 pil dengan hormon tidak
aktif. Haid terjadi setiap empat kali setahun selama seminggu ketika minum pil pada hari ke 4-7
17

dari pil terakhir yang tidak aktif. Tersedia juga pil KB yang mengandung 28 pil dengan hormon
aktif yang dapat mencegah haid.
Jenis pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill antara lain:
1) Monofasik.
Monofasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormon aktif. 1
2) Bifasik.
Bifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan dua dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1
3) Trifasik.
Trifasik adalah pil kombinasi yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormon aktif estrogen dan progesteron dengan tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. 1
Cara Kerja
1) Mencegah implantasi.
2) Menghambat ovulasi.
3) Mengentalkan lendir serviks.
4) Memperlambat transportasi ovum.
5) Menekan perkembangan telur yang telah dibuahi.

Efektifitas
Efektifitas pil kombinasi lebih dari 99 persen, apabila digunakan dengan benar dan konsisten. Ini
berarti, kurang dari 1 dari 100 wanita yang menggunakan pil kombinasi akan hamil setiap
tahunnya. Metode ini juga merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin
hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam waktu 3 bulan.
Manfaat
Pil kombinasi memberikan manfaat antara lain:
1) Resiko terhadap kesehatan kecil.
2) Memiliki efektifitas tinggi, apabila diminum secara teratur.
3) Tidak mengganggu hubungan seksual.
4) Siklus haid teratur.
5) Dapat mengurangi kejadian anemia.
6) Dapat mengurangi ketegangan sebelum menstruasi (pre menstrual tension).
7) Dapat digunakan dalam jangka panjang.
8) Mudah dihentikan setiap waktu.
18

9) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.


10) Dapat digunakan pada usia remaja sampai menopause.
11) Membantu mengurangi kejadian kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium,
kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara, dismenorea dan
jerawat.
Keterbatasan
Pil kombinasi mempunyai keterbatasan antara lain:
1) Tidak mencegah penyakit menular seksual termasuk Hepatitis
B maupun HIV/AIDS.
2) Pengguna harus disiplin minum pil setiap hari.
3) Tidak boleh digunakan pada wanita menyusui.
4) Mahal.
Efek Samping
Efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pil kombinasi ini antara lain:
1) Peningkatan resiko trombosis vena, emboli paru, serangan jantung, stroke dan kanker leher
rahim.
2) Peningkatan tekanan darah dan retensi cairan.
3) Pada kasus-kasus tertentu dapat menimbulkan depresi, perubahan suasana hati dan
penurunan libido.
4) Mual (terjadi pada 3 bulan pertama).
5) Kembung.
6) Perdarahan bercak atau spotting (terjadi pada 3 bulan pertama).
7) Pusing.
8) Amenorea.
9) Nyeri payudara.
10) Kenaikan berat badan.
2) Minipill.
Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon progesteron dalam dosis rendah. Pil mini
atau pil progestin disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan 0,03-0,05 mg per
tablet.
Jenis Mini Pil
1) Mini pil dalam kemasan dengan isi 28 pil,mengandung 75 mikro gram desogestrel.
2) Mini pil dalam kemasan dengan isi 35 pil, mengandung 300 mikro gram levonogestrel atau
350 mikro gram noretindron.
Contoh mini pil antara lain:
1) Micrinor, NOR-QD, noriday, norod mengandung 0,35 mg noretindron.
2) Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
3) Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
19

4) Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.


5) Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
Cara Kerja
1) Menghambat ovulasi.
2) Mencegah implantasi.
3) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma menjadi terganggu.
Efektifitas
Pil progestin atau mini pil sangat efektif (98,5 persen). Penggunaan yang benar dan konsisten
sangat mempengaruhi tingkat efektifitasnya. Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang pada
saat mengkonsumsi obat anti konvulsan (fenitoin), carbenzemide, barbiturat, dan obat anti
tuberculosi (rifampisin).
Adapun cara untuk menjaga kehandalan mini pil antara lain:
1) Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
2) Penggunaan mini pil jangan sampai ada yang lupa.
3) Senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum mini pil.
Manfaat
Mini pil mempunyai manfaat kontrasepsi sebagai berikut:
1. Sangat efektif apabila digunakan dengan benar dan konsisten.
2. Tidak mempengaruhi ASI.
3. Nyaman dan mudah digunakan.
4. Hubungan seksual tidak terganggu.
5. Kesuburan cepat kembali.
6. Efek samping sedikit.
7. Dapat dihentikan setiap saat.
8. Tidak mengandung estrogen.
Mini pil mempunyai manfaat non kontrasepsi sebagai berikut:
A. Mengurangi jumlah darah haid.
B. Mengurangi kejadian anemia.
C. Menurunkan pembekuan darah.
D. Mengurangi nyeri haid.
E. Mencegah kanker endometrium.
F. Melindungi dari penyakit radang panggul.
G. Penderita endometriosis, kencing manis yang belum mengalami komplikasi dapat
menggunakan.
H. Tidak menyebabkan peningkaan tekanan darah, nyeri kepala dan depresi.
I. Mengurangi gejala pre menstrual sindrom.
Kerugian
Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai kerugian, antara lain:
20

A. Memerlukan biaya.
B. Harus selalu tersedia.
C. Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang.
D. Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis atau epilepsi akan
mengakibatkan efektifitas menjadi rendah.
E. Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang sama.
F. Angka kegagalan tinggi apabila penggunaan tidak benar dan konsisten.
G. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk HBV dan HIV/AIDS.
H. Mini pil tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium bagi wanita yang pernah
mengalami kehamilan ektopik.
Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan pil progestin atau mini pil antara lain:
A. Gangguan haid (perdarahan bercak, spotting, amenorea dan haid tidak teratur).
B. Peningkatan/penurunan berat badan.
C. Payudara tegang.
D. Mual.
E. Pusing.
F. Perubahan mood.
G. Dermatitis atau jerawat.
H. Hirsutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka), tetapi
sangat jarang.
Indikasi
Kriteria yang boleh menggunakan pil progestin atau mini pil antara lain:
1. Wanita usia reproduksi.
2. Wanita yang telah memiliki anak maupun yang belum mempunyai anak.
3. Pasca persalinan dan tidak menyusui.
4. Menginginkan metode kontrasepsi efektif selama masa menyusui.
5. Pasca keguguran.
6. Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg atau dengan masalah pembekuan darah.
7. Tidak boleh mengkonsumsi estrogen atau lebih senang menggunakan progestin.
8. Perokok segala usia.
Kontra Indikasi
Wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya.
Wanita yang diduga hamil atau hamil.
Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
Riwayat kehamilan ektopik.
Riwayat kanker payudara atau penderita kanker payudara.
Wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil.
Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak maupun ganas.
21

Wanita dengan mioma uterus.


Riwayat stroke.
3) Pil sekuenseal.
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 1416 hari pertama
diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 57 hari terakhir.
4) Once a month pill.
Pil hormon yang mengandung estrogen yang long acting yaitu biasanya pil ini terutama
diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
5) Morning after pill.
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi yang hanya
diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.

Suntikan
Kontrasepsi suntikan kombinasi mengandung 25mg DMPA dan 5mg Estradiol sipionat, diberikan
IM sebulan sekali (cyclofem), 50 mg Noretindron enantat dan 5 mg Estradiol valerat, diberikan IM
sebulan sekali.
Sedangkan kontrasepsi suntikan progestin mengandung 150 mg DMPA diberikan setiap 3 bulan
secara IM, depo noretisteron enantat (depo noristerat) mengandung 200 mg noretindrone enatat,
diberikan setiap 2 bulan secara IM
Cara kerja
1. Menekan ovulasi
2. Mengkentalkan lendir
3. Perubahan pada endometrium
Yang tidak boleh menggunakan
- Hamil atau diduga hamil
- Menyusui postpartum < 6minggu
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas
- Penyakit hepatitis
- Usia > 35 tahun yang merokok
- Riwayat stroke dgn tekanan darah tinggi
- Riwayat kelainan tromboemboli dgn DM > 20 tahun
- Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
- Keganasan payudara

Implant
Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam
kapsul silastic-silicone dan disusukkan dibawah kulit sebanyak 6 kapsul dan masing-masing
kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap hari sebanyak 30 mcg
22

levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel
adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-pill atau kombinasi atau pun
pada AKDR yang bioaktif. (5)
Mekanisme kerja
Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma.
Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk
implantasi zygote.
Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
Efek kontrasepsi norplabt merupakan gabungan dari ketiga mekanisme kerja tersebut di
atas. Daya guna norplant cukup tingi. Efektivitas antara 0,3-0,5 /100wanita/tahun.
Keuntungan
Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung
estrogen
Perdarahan yang terjadi lebih ringan
Tidak menaikkan tekanan darah,
Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan pemakaian alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Selain itu cara Norplant ini dapat digunakan untuk jangka panjang ( 5 tahun dan bersifat
reversibel. Menurut data-data klinis yang ada dalam waktu satu tahun setelah pengangkatan
Norplant, 80 % sampai 90 % wanita daat menjadi hamil kembali.
Efek samping
Gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting, perdarahan memanjang atau lebih sering
berdarah ( metrorrhagia ), Amenore,
Mual-mual, anoreksia, pening, sakit kepala,
Kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan.
Timbulnya jerawat.
Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah sangat kecil, maka efek
samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaaan KB.
Indikasi
23

Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama tetapi
tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR
Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen
Kontraindikasi
Kehamilan atau disangka hamil
Penderita penyakit hati
Kanker payudara
Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis ),
varikosis
Riwayat kehamilan ektopik
Diabetes mellitus
Kelainan kardiovaskuler.
Waktu Pemasangan
Sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan
dapat disingkirkan.
Macam-macam
- Norplant 6 batang
- Norplant 2 batang
- - Impanon /Norplant 1 batang

E. Kontrasepsi Mantap
1. Sterilisasi perempuan / Tubektomi
Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. (1)
Manfaat
Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempan selama tahun pertama penggunaan)
Permanent
Tidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding)
Tidak bergantung pada faktor senggama
Pembedahan sederhana dapat dilakukan dengan anastesi lokal
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada produksi hormon ovarium.
Nonkontrasepsi
24

Berkurangnya resiko kanker ovarium.


Sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat berikut:
1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2. Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup
3. Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Yang sebaiknya tidak menjalani tubektomi
a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Perdarahan vaginal yang belum jelas penyebabnya
c. Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
d. Belum memberikan persetujuan tertulis
Kapan Dilakukan
Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional pasien tersebut
tidak hamil.
Hari ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstrasi (fase proliferasi)
Pasca persalinan:
o minilap: didalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu
o laparoskopi: tidak tepat untuk klien-klien pasca persalinan
Pasca keguguran:
a. Trismester I: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap
atau laparoskopi)
b. Trismester II: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilap
saja)
2. Vasektomi
Pengikatan/pemotongan vas deferens kiri dan kanan pad pria untuk mencegah transport
spermatozoa dari testis melalui vasa ke arah uretra. Dilakukan dengan cara operasi, dapat dengan
operasi kecil atau (minor Surgery)
25

Vasektomi
Seorang yang telah mengalami vasektomi baru dapat dikatakan betul-betul steril jika dia telah
mengalami 8-12 kali ejakulasi setelah vasectomy. Oleh karena itu sebelum hal tersebut diatas
tercapai, yang bersangkutan dianjurkan pada saat koitus memakai kontrasepsi lain. (1)
Komplikasi vasektomi antara lain adalah infeksi pada sayatan, rasa nyari, terjadinya hematoma
karena perdarahan kapiler, epididimitis dan granuloma. (4)
Kegagalan vasektomi dapat terjadi oleh karena terjadi rekanalisasi spontan, gagal mengenal dan
memotong vas deferens, tidak diketahui adanya anomali vas deferns misalnya ada 2 vas deferens
pada kanan atau kiri, koitus dilakukan sebelum kantong seminalnya batul-betul kosong.

BAB III
KESIMPULAN

Kontrasepsi ialah suatu usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Dan usaha-
usaha pencegahan itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanent. Dalam hal ini setiap
calon peserta KB (akseptor KB) bebas dalam menentukan dan memilih jenis alat dan obat
kontrasepsi yang paling cocok untuk dirinya.
Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya cocok untuk mereka
baik dalam hal rasionalitas, efektivitas dan efisiensi, maka masyarakat harus dapat memperoleh
26

informasi yang benar, jujur, dan terbuka mengenai kelebihan, kekurangan, efek samping, dan
kontrasindikasi dari masing-masing alat atau obat tersebut dari para penyelenggara KB tersebut.
Ada pun maksud dan tujuan dari program KB tersebut ialah untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan Sumber Daya
Manusia pada umumnya dan untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan harmonis pada
khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta;


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.
2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta; Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002
3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2. Jakarta; Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2006
27

4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama.cetakan kedua.


Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001
5. Sarwono. Kontrasepsi; Dalam Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono;
2002.
6. Lesnewski R, Prine L Initiating Hormonal Contraception accessed from www.aafp.org/afp
7. Postpartum Contraception accessed from
http://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introduction
28

Anda mungkin juga menyukai