Anda di halaman 1dari 19

KONTROL DIRI PADA PECANDU ALKOHOL

Naskah Publikasi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


Untuk Memenuhi Sebagiai Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi

Diajukan Oleh :

NURULINA
F 100 090 137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

i i
KONTROL DIRI PADA PECANDU ALKOHOL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi

Diajukan Oleh :

NURULINA
F 100 090 137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

ii
ilt
t l0z llnl 8l 'BuelsJ'.rs
SurqLurque.l
: rlaJo tnlnlasrp tlclo.l.
rsdr.rlg rin?ue.1 uel\a6 urdep tp
ueIuBLIeIadrp 1nlun rnln1asr p qeleJ
It 1060001:l
BurlnlnN
qelo uelnlurp 8uetr
TOHOXTY ftGNYSgd YGYd lt{Ifi TOUJ,NOX
At
*4d V14tr'!sd'g'ruuqluy UqsY BlBlurad
ll Eutdtuupued lfn8uad
ls'tr4i "lsd'g'8un[u1gag lrs nusld\
; Surduepua4 r[nEua6
lsd ''!S'14l '4'rrutq ua!^lI&\'BrO
euutn r[n8ue4
1e:e(s lqnuatuou qplal uelule,{urp ue6
E I0Z Ilnf g 1 1e33u4 epe.1
rftr8ue4 uB^\oC uudep Ip uulueqeuodrp qule1
rer06000lc
eurlnJnN
. : qelO uelnlurp 3ue1
TOHOXIV n(INY3gd YOYd [UI(I TOUTI.JOX
KONTROL DIRI PADA PECANDU ALKOHOL
Nurulina
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
lilina_16@yahoo.co.id

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami secara jelas


gambaran mengenai kontrol diri pada pecandu alkohol dan indikator perilaku kontrol
diri yang dilakukan oleh pecandu alkohol dalam menghadapi suatu permasalahan.
Karakteristik subjek sesuai dengan tujuan penelitian adalah pecandu alkohol yang
berusia antara 21-39 tahun sebanyak 30 orang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif yaitu dengan menggunakan metode pendekatan fenomenologi.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
angket terbuka untuk menyatakan kontrol diri. Hasil penelitian ini adalah kontrol diri
pada pecandu alkohol dalam kehidupan sehari-hari cenderung berusaha untuk
menjaga perilaku dengan baik, berusaha menghibur diri, dan berusaha menahan
emosi. Pecandu alkohol ketika mabuk cenderung tidak berpikir panjang mengenai
dampak yang akan terjadi ketika mabuk. Sedangkan ketika tidak mabuk, pecandu
alkohol masih mampu berpikir mengenai dampak dari tindakan yang akan dilakukan.
Ketika menemui masalah, pecandu alkohol cenderung melakukan tindakan negatif,
hanya menyesal terhadap tindakan yang dilakukan, dan mengambil keputusan untuk
memecahkan masalah. Kontrol diri pecandu alkohol ketika memutuskan untuk
mengkonsumsi alkohol yaitu pecandu alkohol berusaha untuk mengurangi konsumsi
alkohol, ketika sedang mengkonsumsi alkohol kurang berpikir panjang terhadap
dampak yang akan terjadi karena ada dorongan dari diri pecandu untuk
mengkonsumsi alkohol serta mengkonsumsi alkohol dijadikan sebagai jalan pintas
untuk menyelesaikan masalah.

Kata kunci : Kontrol diri dan Pecandu Alkohol.

v
PENDAHULUAN ketergantungan terhadap alkohol ini
Minuman berakohol adalah tidak hanya berdampak buruk terhadap
minuman yang mengandung etanol. peminumnya tetapi juga berdampak
Etanol adalah bahan psikoaktif yang buruk bagi teman dan anggota
akan menyebabkan penurunan keluarga yang mengelilingi mereka
kesadaran bagi seseorang yang yang menjadi ketergantungan alkohol.
mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Hal tersebut dikarenakan
Pada awalnya, alkohol menawarkan mengkonsumsi alkohol dapat
solusi yang seketika dari masalah yang menimbulkan penyimpangan perilaku,
dihadapi seseorang. Hal tersebut agama, moral, psikologi dan
dikarenakan alkohol bekerja dengan kesehatan. Ketergantungan alkohol ini
sistem menekan aktifitas susunan saraf sering disebut alkoholisme.
pusat. Dalam jumlah yang sedikit akan Alkoholisme merupakan kekacauan
mempengaruhi pusat pengendalian diri dan rusaknya kepribadian yang
dari otak yang menyebabkan rasa malu disebabkan oleh nafsu minum yang
peminum alkohol berkurang, sehingga bersifat kompulsif atau suatu keadaan
akan lebih berani berbicara dan atau kondisi seseorang yang minum
berkomunikasi dengan orang lain, dan secara berlebihan dan minuman
menghilangkan rasa cemas. Pada tersebut mengandung alkohol berkadar
masyarakat dan budaya juga tinggi (terlalu banyak) dan hal tersebut
beranggapan bahwa meminum dijadikan suatu kebiasaan (Chaplin,
alkohol merupakan hal yang biasa 2011).
sehingga alkohol jarang disebut Data dari World Health
sebagai obat atau zat terlarang. Organization (WHO) memperkirakan
Pada kenyataannya, saat ini jumlah pecandu alkohol
penyalahgunaan alkohol dan diseluruh dunia mencapai 64 juta
ketergantungan menjadi masalah orang, dengan angka ketergantungan
serius bagi jutaan orang dewasa di yang beragam di setiap negara. Di
seluruh dunia. Penyalahgunaan dan Amerika misalnya, terdapat lebih dari

1
2

15 juta orang yang mengalami cenderung cadel, banyak bicara,


ketergantungan alkohol dengan 25% koordinasi motorik terganggu (jalan
diantaranya adalah pecandu dari sempoyongan), bola mata bergerak-
kalangan wanita. Di Indonesia, Badan gerak ke samping (nystagmus), mata
Narkotika Nasional (BNN) merah, terjadi perubahan alam
memperkirakan ada 3,2 juta orang perasaan, mudah marah. Ciri utama
(1.5% dari total populasi) di Indonesia seorang pecandu alkohol yaitu seorang
mempunyai riwayat menggunakan peminum terlihat lebih cerewet dari
NAPZA diantaranya 4.6% adalah biasanya, menunjukkan peningkatan
perilaku minum alkohol (Prmob, kepercayaan diri dan kehilangan
2013). kendali diri (Suriawiria, 2002).
Faktorfaktor yang Hawari (2011) mengemukakan
melatarbelakangi seseorang bahwa dampak yang ditimbulkan
mengkonsumsi alkohol sampai karena mengkonsumsi alkohol yaitu
menjadi pecandu alkohol adalah alkohol menyebabkan seseorang
karena adanya faktor genetika, mengalami perubahan perilaku
penyakit mental, penggunaan alkohol (perkelahian, tindak kekerasan,
sejak dini, faktor lingkungan sosial dan ketidakmampuan menilai realitas,
trauma masa kecil (Sitenar, 2013). gangguan dalam fungsi sosial dan
Ciriciri orang yang terpengaruh kerja), dampak fisiologis (berbicara
dengan minuman keras, yaitu cadel, gangguan koordinasi, cara
sempoyongan, berbicara menjadi tidak berjalan yang tidak mantap, mata
jelas (cadel), daya ingat dan jereng (nistaqmus), muka merah),
kemampuan menilai sesuatu terganggu dampak gangguan psikologis
untuk sementara waktu. Dalam jumlah (perubahan alam perasaan, mudah
lebih banyak lagi dapat menimbulkan marah dan tersinggung, banyak
koma bahkan kematian. Pada berbicara ngelantur, hilangnya
intoksikasi (keracunan/mabuk), terlihat hambatan impuls seksual dan agresif,
pembicaraan seorang pecandu gangguan perhatian dan konsentrasi).
3

Pecandu alkohol sering minuman keras pada remaja laki-laki


dihubungkan dengan masalah kontrol menunjukkan ada hubungan negatif
diri yang rendah. Hal tersebut yang signifikan antara kontrol diri
dikarenakan seorang pecandu alkohol dengan perilaku minum-minuman
yang sangat peka terhadap minuman keras pada remaja laki-laki yaitu
keras dapat mengalami perubahan semakin tinggi kontrol diri maka
tingkah laku yang nyata, yaitu menjadi semakin rendah perilaku minum-
agresif dan cenderung melawan orang minuman keras. Sebaliknya, semakin
lain walaupun ia hanya mengkonsumsi rendah kontrol diri maka semakin
dalam jumlah sedikit (Febby, 2013). tinggi perilaku minum-minuman keras.
Seseorang yang berada dalam Fenomena yang menunjukkan
pengaruh alkohol ini sering tidak permasalahan mengenai kontrol diri
mampu untuk mengendalikan diri yang rendah pada pecandu alkohol
(melakukan kontrol diri) sehingga yaitu data statistik tingkat kejahatan
sering melakukan tindakan yang melonjak serta adanya peningkatan
emosional yang menimbulkan suatu terhadap kasus penyakit mental yang
tindakan kriminal (perkelahian). Tidak disebabkan oleh konsumsi alkohol.
jarang individu yang mengalami Data statistik menunjukkan bahwa 8%
ketergantungan terhadap alkohol juga orang Amerika melakukan inses yaitu
berurusan dengan hukum karena di setiap 12-13 orang di Amerika
pelanggaran tertentu yang dilakukan terlibat inses. Kasus pezinaan,inses
dalam pengaruh alkohol sehingga pemerkosaan, dan AIDS ditemukan
3
individu tidak mampu untuk lebih banyak pada pecandu alkohol.
mengendalikan diri (Fausiah & Data dari Survei Kejahatan Nasional
Widury, 2003). Viktimtisasi Biro Kehakiman (US
Penelitian yang dilakukan oleh Departement of Justice) pada tahun
Indraprasti dan Mira (2008) yang 1996, menunjukkan terjadi kasus
mengkaji tentang hubungan antara pemerkosaan rata-rata 2.713 dalam
kontrol diri dengan perilaku minum- sehari (Prmob, 2013).
4

Fenomena di Indonesia yang pengkonsumsi minuman berakohol


berkaitan dengan perilaku alkoholisme tersebut. Pihak kepolisian hanya
adalah sepanjang 2011 jumlah kasus mendokumentasikan kasuskasus yang
narkoba dan miras di Sukoharjo terjadi dimana kasus tersebut
sebanyak 24 kasus dan semua kasus disebabkan dari mengkonsumsi
dapat diselesaikan, pada tahun 2012 minuman berakohol seperti keracunan
berjumlah 50 kasus dengan jumlah alkohol, kasus pemerkosaan dan
tersangka yang bertambah. Sepanjang pencurian.
2011 sebanyak 25 orang sedangkan di Berdasarkan pemaparan fenomena
tahun 2013 berjumlah 50 orang maupun penelitian diatas, seorang
(Solopos, 2013). Beberapa kasus pecandu alkohol memerlukan suatu
berkaitan dengan perilaku alkoholisme kemampuan untuk mengontrol dirinya
lainnya adalah perilaku pemerkosaan, baik kontrol kognitif, emosi maupun
tindakan kriminal (perkelahian), perilaku. Setiap individu memiliki
pencurian, bahkan pembunuhan. suatu mekanisme yang dapat
Data dari Kepolisian Daerah membantu mengatur dan mengarahkan
Jawa Tengah Resort Boyolali, Sektor perilaku. Mekanisme yang dimaksud
Boyolali kota dari beberapa kali diatas adalah kontrol diri.
operasi terhadap peredaran minuman Chaplin (2011) mengemukakan
keras yang menunjukkan daerah bahwa kontrol diri (self control)
penjualan minuman berakohol, antara merupakan suatu kemampuan untuk
lain : Sonolayu, Pasar Boyolali, Pasar membimbing tingkah laku sendiri;
Sunggingan, Pulisen, Pasar Gambiran, kemampuan untuk menekan atau
dan Terminal Boyolali. Lokasi merintangi impulsimpuls atau tingkah
penjualan minuman berakohol banyak laku impulsif. Sarafino (1994)
ditemui di Terminal Boyolali dan mengemukakan bahwa kontrol diri
sekitarnya, yaitu berjumlah 6 kios. pada satu individu dengan individu
Pihak kepolisian setempat tidak pernah yang lain tidaklah sama. Ada individu
mendokumentasikan tentang para yang memiliki kontrol diri yang tinggi
5

dan ada pula individu yang memiliki akan semakin sulit untuk menahan
kontrol diri yang rendah. Kontrol diri impuls yang datang secara tiba-tiba.
ini diperlukan untuk mengatur perilaku Jika seorang pecandu alkohol memiliki
yang diinginkan untuk menghadapi kontrol diri yang cukup baik, maka
stimulus sehingga menghasilkan akibat kemungkinan ia akan lebih dapat
yang diinginkan dan menghindari yang menahan dorongan yang timbul, dan
tidak diinginkan). Kontrol diri ini juga akan mampu pula untuk
digunakan sebagai penyeimbang mengendalikan dirinya, sehingga
dalam emosi bukan sebagai penekan diharapkan akan mampu
emosi. Hal tersebut dikarenakan setiap mengendalikan tindakan maupun
perasaan memiliki nilai dan makna dorongan-dorongan yang seringkali
tertentu dalan kehidupan seseorang timbul untuk melakukan perilaku
(Goleman, 2002). negatif.
Penelitian dari Sari (2005) Berdasarkan fenomena dan uraian
menunjukkan bahwa seseorang yang di atas maka rumusan masalah dalam
mampu mengelola emosi dengan baik, penelitian ini yaitu Bagaimanakah
memiliki pengendalian terhadap gambaran kontrol diri pada pecandu
dirinya sendiri dengan baik yang akan alkohol?. Berdasarkan rumusan
menghindarkan dirinya sendiri pada permasalahan diatas, penulis tertarik
perilaku yang melanggar norma untuk melakukan penelitian yang
norma yang berlaku yang pada berjudul Kontrol Diri pada Pecandu
5
akhirnya seseorang dapat mencapai Alkohol.
kebahagiaan maupun kesejahteraan
dalam kehidupannya. TUJUAN PENELITIAN
Ditinjau dari apa yang telah Tujuan penelitian adalah untuk
dipaparkan diatas maka kontrol diri mengetahui dan memahami secara
sangatlah penting untuk dimiliki oleh jelas gambaran mengenai kontrol diri
seorang pecandu alkohol. Jika kontrol pada pecandu alkohol dan indikator
diri pecandu alkohol rendah, maka perilaku kontrol diri yang dilakukan
6

oleh pecandu alkohol dalam pada perilaku alkoholisme .


menghadapi suatu permasalahan.
METODE PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini akan dilakukan dengan
1. Manfaat Teoritis metode kualitatif dengan pendekatan
Penelitian yang akan dilakukan penelitian fenomenologi.
diharapkan dapat memberi manfaat Fenomenologi merupakan pandangan
bagi khasanah ilmu psikologi berpikir yang menekankan pada
terutama psikologi klinis. pengalaman-pengalaman subjektif
2. Manfaat Praktis manusia dan interpretasi-interpretasi
a. Bagi subyek, dunia (Moleong, 2012).
Diharapkan akan semakin
memahami keadaan yang terjadi SUBJEK PENELITIAN
pada diri subyek, melakukan Subjek dalam penelitian ini adalah
upaya-upaya preventif terhadap pecandu alkohol situasional yang
perilaku meminum minuman berusia 21-39 tahun yang berjumlah 30
keras. orang. Penentuan informan penelitian
b. Bagi masyarakat. akan dilakukan dengan menggunakan
Diharapkan memberi gambaran tteknik sampling bola salju (Snowball
tentang kontrol diri pada Sampling). Snowball Sampling ini
pecandu alkohol agar masyarakat adalah teknik penentuan sampel yang
mengerti tentang dampak mula-mula jumlahnya kecil kemudian
alkohol dalam kaitannya dengan membesar. (Herdiansyah, 2010).
kontrol diri.
c. Bagi peneliti lain METODE PENGUMPULAN DATA
Diharapkan menambah referensi Metode pengumpulan data dalam
untuk penelitian yang penelitian ini dengan menggunakan
selanjutnya yang berkaitan kuesioner yaitu metode pengumpulan
dengan kontrol diri khususnya data yang digunakan dalam suatu
7

penelitian dengan memberikan suatu dalam penelitian ini akan


daftar pertanyaan yang akan dijawab dilakukan dengan mereduksi
oleh subjek penelitian yang data kuesioner terbuka yaitu
bersangkutan. dengan melakukan edit data;
lalu koding; mencari kata
ANALISIS DATA kunci; mencari tema-tema
Pada penelitian ini utama; mencari kategori;
menggunakan teknik analisis data melakukan prosentase dan
model interaktif menurut Miles & mendeskripsikan hasil kategori
Huberman (dalam Herdiansyah, 2010) dan prosentase terhadap data
yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu yang diperoleh.
mengumpulkan data, reduksi data, 3. Display Data
penyajian data, dan penarikan Display data merupakan suatu
kesimpulan. Tahapan analisis data proses menggabungkan data
sebagai berikut : yang telah diperoleh dengan
1. Pengumpulan Data membuat uraian singkat, bagan
Pada penelitian ini dan hubungan antar kategori,
pengumpulan data dilakukan dilanjutkan dengan menyajikan
7
dengan membagikan kuesioner data secara narasi.
terbuka kepada pecandu 4. Penarikan Kesimpulan
alkohol. Penarikan kesimpulan secara
2. Reduksi Data esensial berisi tentang uraian
Reduksi data merupakan suatu dari seluruh sub kategorisasi
proses penggabungan dan tema yang tercantum pada tabel
penyeragaman segala bentuk kategorisasi dan pengkodean
data atau informasi yang yang sudah terselesaikan. Pada
diperoleh menjadi satu bentuk tahapan ini ada tiga langkah
tulisan (script) yang akan yang harus dilalui, yaitu
dianalisis. Proses reduksi data menguraikan subkategori tema
8

dalam tabel kategorisasi dan alkohol juga terlihat pada kontrol


pengkodean; menjelaskan hasil dalam pengambilan keputusan.
dari data penelitian yang Pecandu alkohol cenderung tidak
dilakukan dengan menjawab berpikir panjang ketika memutuskan
pertanyaan penelitian mengkonsumsi alkohol karena
berdasarkan aspek dari kontrol pecandu alkohol melakukan tindakan
diri dimensi secara central tersebut sebagai jalan pintas untuk
phenomenon penelitian dan mengatasi permasalahan yang
membuat kesimpulan dari data dihadapi. Sedangkan kontrol pecandu
hasil penelitian tersebut dengan alkohol dalam kehidupan sehari- hari
memberikan penjelasan dari cenderung mampu mengambil suatu
jawaban pertanyaan penelitian keputusan kearah positif seperti
yang diajukan. berusaha menghadapi dan mengatasi
masalah dengan baik, sabar dan
HASIL PENELITIAN bermusyawarah dengan orang lain.
Hasil penelitian dalan penelitian Kontrol diri pecandu alkohol secara
ini dapat disimpulkan secara umum khusus dapat disimpulkan,sebaagai
bahwa kontrol diri pada pecandu berikut:
alkohol ketika mabuk dan tidak mabuk
ternyata berbeda. Perbedaan tersebut 1. Kontrol diri subjek dalam
terlihat pada kontrol kognitif dimana kehidupan sehari-hari, adalah:
pecandu alkohol ketika sedang mabuk a. Kontrol perilaku yang
cenderung tidak berpikir panjang dilakukan subjek
mengenai dampak yang akan terjadi Hasil penelitian dapat
ketika mabuk. Sedangkan ketika tidak diketahui bahwa sebanyak 9
mabuk, pecandu alkohol masih mampu dari 30 orang subjek dengan
berpikir mengenai dampak dari hasil prosentase sebesar 30%
tindakan yang akan dilakukan. menjawab bahwa subjek
Perbedaan kontrol diri pecandu cenderung melakukan
9

tindakan kearah negatif keluar atas permasalahan


berupa bertengkar, mabuk, yang dialami. Sebjek
merokok, dan selingkuh. mengungkapkan bahwa
Hasil penelitian ini juga subjek cenderung diam dan
memperlihatkan bahwa mencari jalan keluar,
subjek penelitian yang lain menghadapi permasalahan
memiliki kontrol perilaku yang dihadapi, mencoba
dalam mengatasi berpikir lebih baik.
permasalahan yang dialami Hasil penelitian juga
yaitu sebanyak 6 orang dari mengungkapkan bahwa
30 orang subjek dengan pengendalian perilaku yang
prosentase sebesar 20% dilakukan subjek penelitian
mengungkapkan ketika dalam kehidupan sehari-hari
menemui masalah subjek berupa subjek berusaha
cenderung bercerita dengan menjaga perilakunya dengan
keluarga maupun teman, baik, mencoba menghibur
sebanyak 5 dari 30 orang diri, mencoba menahan
subjek penelitian dengan emosi, dan merenung.
prosentase sebesar 16,6% b. Kontrol kognitif yang
mengungkapkan bahwa dilakukan subjek
subjek berusaha untuk bekerja Hasil penelitian ini
dengan baik ketika menemui menunjukkan bahwa
masalah mengenai pekerjaan, sebanyak 10 dari 30 orang
sebanyak 5 dari 30 orang subjek penelitian dengan
subjek penelitian dengan prosentase sebesar 33,3%
prosentase sebesar 16,6% mengungkapkan bahwa
mengungkapkan ketika subjek subjek menyesal
menemui masalah subjek terhadap tindakan yang
cenderung mencari jalan dilakukan (subjek merasa
10

malu pada dirinya sendiri, menjawab bahwa subjek


kecewa, dan menyesal setelah berusaha untuk memecahkan
melakukan tindakan negatif), masalah yang dialami (subjek
sebanyak 8 dari 30 orang berusaha menghadapi
subjek penelitian dengan masalah dengan baik dan
prosentase sebesar 26,6% sabar, sharing, musyawarah
mengungkapkan bahwa dengan orang yang bisa
subjek tidak memikirkan membantu subjek), sebanyak
dampak dari tindakan yang 5 dari 30 orang subjek
dilakukan dengan alasan penelitian dengan presentase
sudah terbiasa dengan sebesar 16,6% menjawab
tindakan yang dilakukan, bahwa subjek memutuskan
sebanyak 7 dari 30 orang untuk mengkonsumsi alkohol
subjek penelitian dengan (mabuk), sebanyak 4 dari 30
prosentase jawaban sebesar orang subjek penelitian
23,3% mengungkapkan dengan presentase sebesar
bahwa subjek memikirkan 13,3% menjawab bahwa
dampak yang dialami subjek subjek hanya diam serta
memikirkan tentang dampak menyesal,
yang akan dialami ketika 2. Kontrol diri yang dilakukan
mengkonsumsi alkohol. subjek yang berkaitan dengan
c. Kontrol dalam pengambilan konsumsi alkohol, adalah:
keputusan yang dilakukan a. Kontrol perilaku subjek
subjek ketika mengkonsumsi
Hasil peneltian ini alkohol.
menunjukkan bahwa Hasil penelitian
sebanyak 21 dari 30 orang menunjukkan bahwa cara
subjek penelitian dengan yang dilakukan subjek untuk
presentase sebesar 70% mengendalikan atau
11

meminimalisir dampak yang b. Kontrol kognitif subjek


terjadi pada saat sebelum mengkonsumsi
mengkonsumsi alkohol yaitu alkohol.
sebanyak 9 dari 30 orang
Hasil penelitian
subjek penelitian dengan
menunjukkan bahwa subjek
prosentase sebesar 30%
penelitian belum memiliki
mengungkapkan bahwa
kemampuan kontrol kognitif
subjek cenderung memilih
subjek berupa pemikiran
tidur untuk mengendalikan
subjek sebelum memutuskan
perilaku ketika
untuk mengkonsumsi alkohol
mengkonsumsi alkohol,
yaitu sebanyak 15 dari 30
sebanyak 7 dari 30 orang
orang subjek dengan
subjek penelitian dengan
prosentase jawaban sebesar
prosentase sebesar 23,3%
50% mengungkapkan bahwa
mengungkapkan bahwa
subjek tidak memikirkan
subjek cenderung memilih
dampak yang akan terjadi
mengurangi dalam
ketika mengkonsumsi
mengkonsumsi alkohol untuk
alkohol, sebanyak 11 dari 30
mengendalikan perilaku
orang subjek dengan
ketika mengkonsumsi
prosentase jawaban sebesar
alkohol, sebanyak 7 dari 30
36,6% mengungkapkan
orang subjek penelitian
bahwa subjek memikirkan
dengan prosentase sebesar
dampak yang akan terjadi
23,3% mengemukakan bahwa
ketika mengkonsumsi
tergantung suasana yang
alkohol, sebanyak 4 dari 30
dialami subjek, seperti pada
orang subjek dengan
saat pusing, galau, ada
prosentase jawaban sebesar
keinginan untuk
13,3% mengungkapkan
mengkonsumsi alkohol.
12

bahwa subjek terkadang mengkonsumsi alkohol


memikirkan dampak yang dikarenakan adanya dorongan
akan terjadi ketika dari diri subjek untuk
mengkonsumsi alkohol. mengkonsumsi alkohol,
c. Kontrol pengambilan sebanyak 6 dari 30 orang
keputusan subjek penelitian subjek penelitian dengan
sebelum mengkonsumsi prosentase sebesar 20%
alkohol. mengemukakan bahwa subjek
Hasil penelitian melakukan tindakan tersebut
menunjukkan bahwa subjek sebagai jalan pintas untuk
penelitian belum memiliki menyelesaikan masalah yaitu
kontrol dalam pengambilan suatu tindakan yang
keputusan berupa dilakukan subjek untuk
pertimbangan yang dipikirkan melupakan masalah yang
subjek ketika memutuskan dialaminya karena mereka
untuk mengkonsumsi alkohol tidak menemukan jalan keluar
yaitu sebanyak 12 dari 30 atas permasalahan yang
orang subjek penelitian dialami.
dengan prosentase sebesar SARAN
40% mengungkapkan bahwa Berdasarkan kesimpulan yang
subjek tidak berpikir panjang diperoleh dari penelitian ini, peneliti
tentang dampak yang akan memberikan saran yang dapat
terjadi ketika memutuskan dipertimbangkan oleh berbagai pihak,
mengkonsumsi alkohol, yaitu:
sebanyak 8 dari 30 orang 1. Bagi subyek,
subjek penelitian dengan Subjek disarankan agar
prosentase sebesar 26,6% menyadari dampak negatif dari
mengungkapkan bahwa konsumsi alkohol, sehingga
subjek melakukan tindakan mampu untuk melakukan upaya-
13

upaya preventif terhadap DAFTAR PUSTAKA


perilaku meminum minuman
Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap
keras seperti menghindari Psikologi. Jakarta Utara: PT
Rajagrafindo Persada.
pergaulan dengan teman yang
sering mengajak ke tindakan Fausiah, F & Widury, J. 2003.
Psikologi Abnormal: Klinis
negatif dan lebih mendekatkan
Dewasa. Depok: Universitas
diri kepadaa Tuhan. Gunadarma.
2. Bagi masyarakat.
Febby,Z. 2013. Dampak
Disarankan agar dapat Penyalahgunaan Alkohol.
http://edukasi.kompasiana.com/2
membantu mengurangi
013/01/27/dampak-
pengkonsumsian alkohol di penyalahgunaan-alkohol-
523331.html, diakses pada
lingkungan sekitar serta lebih
tanggal 20 Febuari 2013 pada
menjaga diri dari tindakan pukul 21.28 wib.
negatif terutama dalam
Goleman, D. 2002. Healing Emotions
kaitannya perilaku alkoholisme (Penyembuhan Emosi). Batam:
The Mind and Life Institude.
yang menimbulkan dampak
negatif seperti melarang Hawari, D. 2011. Petunjuk Praktis
Terapi (Detoksifikasi) Miras dan
penggunaan minuman keras di
Narkoba (Naza) tanpa Anestesi
lingkungan sekitar. dan Subtitusi dan HIV/AID.
Jakarta: Penerbit Fakultas
3. Bagi peneliti lain
Kedokteran UI.
Diharapkan peneliti selanjutnya
Herdiansyah, H. 2010. Metode
diharapkan dapat lebih
Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-
mengembangkan penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
Humanika.
yang telah dilakukan
khususnya yang bekaitan
dengan perilaku alkoholisme.
14

Indraprasti, D. & Rachmawati, M. A. Sitenar. 2013. Penyebab Utama


2008. Hubungan Antara Kontrol Menjadi Pecandu.
Diri Dengan Perilaku MIinum- http://www.sitenar.com/5-
Minuman Keras Pada Remaja penyebab-utama-menjadi-
Laki-Laki. Naskah Publikasi. pecandu/, diakses pada tanggal
Yogyakarta: Fakultas Psikologi 12 Febuari 2013 pada pukul
dan Ilmu Budaya Universitas 22.06 wib.
Islam Indonesia.
Solopos. 2013. Kasus Narkoba dan
Moleong, L. J. 2012. Metodologi Miras di Sukoharjo Naik.
Penelitian Kualitatif. Bandung: http://www.solopos.com/2013/0
PT Remaja Rosdakarya. 1/01/kasus-narkoba-dan-miras-
di-sukoharjo-naik-lebih-dari-50-
Prmob. 2013. Mengapa konsumsi 363609, diakses pada tanggal 24
alkohol dilarang dalam Islam.
http://id.prmob.net/alkoholisme/ Supraktiknya. 1995. Mengenal
alkohol/alkohol-keracunan- Perilaku Abnormal. Yogyakarta:
9093.html, diakses pada tanggal Penerbit Kanisius (Anggota
14 April 2013 wib. IKAPI).

Sarafino, E. P. 1994. Health Suriawiria. 2002. Dampak dan Bahaya


Psychology Biopsychologycal Minuman Keras.
Interactions. New York: John http://www.pikiran-
Wiley & Son Inc. rakyat.com/cetak/0902/05/khaz
anah/index.htm, diakses pada
Sari, M. Y. 2005. Kecerdasan tanggal 18 Maret 2013 pada
Emosional dan Kecenderungan pukul 14.46 wib.
Psikopatik pada Remaja
Delinkuen di Lembaga Wikipedia. 2013. Minuman berakohol.
Permasyarakatan. Anima, http://id.wikipedia.org/wiki/Mi
Indonesian Psychological numan_beralkohol, diakses
Journal: Halm.139- 148. pada tanggal 8 april 2013 pukul
5.45 wib.

Anda mungkin juga menyukai