Anda di halaman 1dari 9

Laporan Tugas Mandiri

Nur Wakhidaturrohmah ( 1606955403)


Konsep Dasar keperawatan 1- Ekstensi 2016-Kelas A
Konsep Caring dalam Keluarga Sepanjang Daur Kehidupan

Dalam memberikan pelayanan kepada keluarga, perawat harus


mempertimbangkan beberapa perspektif sebagai dasar untuk melakukan pengkajian
keluarga serta intervensinya. System kesehatan keluarga dan teori perkembangan
merupakan perspektif yang harus diterapkan sehingga perawat melayani keluarga
sebagai satu keseluruhan dan melayani individu dalam struktur kekeluargaan. Dalam
laporan tugas mandiri ini, mahasiswa akan menjelaskan pengertian keluarga, tipe
keluarga serta struktur dan fungsi keluarga.

1. Pengertian
Keluarga merupakan unit terkecil dalam sebuah masyarakat yang terdiri atas
beberapa individu, pria maupun wanita, muda atau tua, terkait secara hukum maupun
tidak, terkait secara genetik maupun tidak yang dianggap satu sama lain sebagai
orang terdekat (Kozier,2010). Keluarga adalah beberapa orang yang tergabung
kareana ikatan pernikahan, darah, atau adopsi yang membentuk rumah
tangga,berinteraksi dan berkomunikai satu sama lain,dalam peran social masing-
masing sebagai suami istri, ibu dan bapak, anak laki-laki dan anak perempuan dan
membentuk serta mempertahankan kebudayaan sendiri (Burgess and Locke,1983).
Menurut Hanson (2005) keluarga adalah dua orang atau lebih yang saling bergantung
satu sama lain dalam dukungan ekonomi, fisik dan ekonomi, setiap anggota keluarga
mendefinisikan diri mereka. Keluarga di definisikan sebagai suatu kelompok
hubungan atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing-masing
tanpa melihat adanya hubungan biologis ataupun hukum (Potter & Perry,2009).
Ciri keluarga Robert Macliver and Horton
Keluarga merupakan hubungan perkawinan
Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan
yang sengaja di bentuk atau dipelihara
Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama(nomenclatur) termasuk perhitungan
garis keturunan
Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak
Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

Ciri keluarga Indonesia


Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
Dijiwai oleh nilai budaya ketimuran
Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan dengan
musyawarah

2. Bentuk keluarga
Bentuk keluarga adalah pola individu yang di anggap anggota keluarga sebagai
salah satu bagian dari mereka (Potter & Perry,2009). Bentuk keluarga terus
mengalami perubahan, menurut Potter & Perry (2009), ada beberapa bentuk keluarga:
1. Keluarga Inti(Nuclear Family)
Keluarga ini terdiri atas suami dan istri dapat di sertai satu anak atau lebih
2. Keluarga Besar(Extended Family)
Keluarga inti ditambah kerabat (bibi, paman, kakek, nenek dan sepupu)
3. Keluarga orang tua tunggal (Single-Parent Family)
Keluarga ini terbentuk karena satu orang tua meninggalkan keluarga inti karena
kematian, perceraian atau melarikan diri, atau saat seseorang memutuskan untuk
mengadopsi anak.
4. Keluarga campuran(Blended Family)
Keluarga ini terbentuk saat menyertakan anak tanpa hubungan darah dari hubungan
sebelumnya atau orang tua asuh kedalam situasi kehidupan yang baru
5. Pola hubungan alternative (Alternative Patterns of Relationship)
Hubungan ini meliputi rumah tangga dengan jumlah individu dewasa yang banyak,
keluarga skip-generation(kakek nenek yang mengasuh cucu), kelompok dengan
anak,non keluarga(dewasa yang hidup sendiri), teman pada tempat tinggal yang
sama dan pasangan homoseksual.
Dalam masyarakat sekarang ini, terdapat beberapa tipe keluarga (Kozier, 2011),
yaitu:
a. Keluarga Tradisional
Keluarga tradional di pandang sebagai unit otonomi dengan kedua orang tua tinggal
di rumah bersama anak mereka, ibu memberikan peran pengasuhan sedangkan ayah
memberikan sumber ekonomi yang diperlukan keluarga.
b. Keluarga Karier Ganda
Kedua orang tua sama-sama bekerja. Kesempatan berkarier bagi wanita, keinginan
untuk meningkatkan standar hidup dan kebutuhan ekonomi mengakibatkan keluarga
berkarier ganda terus bertambah(Kozier,2011). Perawatan anak yang berkualitas dan
terjangkau merupakan stress terbesar yang di alami oleh kedua orang tua yang sama-
sama bekerja.
c. Keluarga Orang Tua Tunggal
Alasan terjadinya orang tua tunggal, seperti kematian pasangan, perpisahan,
perceraian, kelahiran anak dari dari wanita yang belum menikah atau adopsi seorang
anak oleh wanita atau pria lajang. Tekanan yang dihadapi keluarga orang tua tunggal
di antaranya: kekhawatiran tentang pengasuhan anak, urusan finansial, kelebiha
beban peran dan keletihan mengatur tugas harian, dan isolasi social.
d. Keluarga Remaja
Keluarga di mana orangtuanya masih muda dan remaja, sering kali tidak siap baik
dari segi perkembangan, fisik, emosi, maupun finansial untuk menanggung beban
tanggung jawab sebagai orangtua. Anak- anak yang lahir dari seorang remaja berisiko
tinggi mengalami masalah kesehatan dan social, mereka memiliki sedikt panutan
untuk membantu mereka keluar dari siklus kemiskinan.
e. Keluarga Angkat
Sebuah keluarga dengan atau tanpa anak kandung mereka dapat menampung lebih
dari satu anak angkat pada satu waktu atau anak yang berbeda selama bertahun-tahun.
Persetujuan legal antara keluarga angkat dan pengadilan terkait pengasuhan anak
mencakup ekspektasi orang tua angkat dan kompensasi finansial yang akan mereka
dapatkan. Anak angkat diharapkan dapat kembali pada orang tua kandung atau di
adopsi secara legal dan permanen oleh orang tua lain.
f. Keluarga Campuran
Beberapa unit keluarga yang telah terbentuk dan bergabung membentuk keluarga baru
dikenal sebagai keluarga campuran, keluarga tiri atau keluarga rekonstitusi. Stress
terjadi saat anggota keluarga keluarga campuran saling mengenal satu sama lain,
menghormati perbedaan dan membangun pola perilaku yang baru.
g. Keluarga intragenerasi
Dua generasi atau lebih yang tinggal bersama, anak-anak dapat terus tinggal bersama
dengan orangtuanya bahkan setelah memiliki anak sendiri atau kakek dan nenek
tinggal bersama anak mereka. Pada beberapa situasi, sebuah generasi di loncati atau
hilang, yaitu cucu tinggal bersama kakek nenek mereka tetapi orang tua anak tidak
tinggal bersama.
h. Keluarga Kohabitasi
Beberapa individu tinggal bersama dalam satu atap tanpa adanya ikatan pernikahan
atau keluarga kumpul kebo. Alasan untuk tinggal bersama berupa kebutuhan untuk
ditemani, keinginan untuk merasa memliki keluarga, menguji hubungan atau
komitmen serta berbagi biaya dan pengaturan rumah tangga.
i. Keluarga Lesbian atau Gay
Orang dewasa yang homoseksual dapat membentuk keluarga lesbian atau gay
berdasarkan tujuan asuhan dan komitmen yang sama seperti hubungan keluarga
heteroseksual. Anak-anak dari keluarga ini mengembangkan orientasi peran dan
perilaku seks yang sama dengan ank pada umumnya, tetapi serimgkali anak-anak
dalam keluarga ini menerima prasangka dan ejekan dari masyarakat.
j. Orang Dewasa Lajang Yang Hidup Sendiri
Orang dewasa muda yang mandiri dan baru saja meninggalkan keluarga inti lansia
yang tinggal sendiri karena kematian pasangannya, perpisahan atau perceraian
menggambarkan bagian penting dalam masyarakat saat ini.

3. Tahapan Perkembangan Keluarga


Teori perkembangan keluarga dalam siklusnya memiliki tugas yang berbeda.
Perkembangan keluarga dibutuhkan untuk menentukan dan mempertimbangkan
struktur keluarga dan fungsinya dalam hubungan social. Tingkatan perkembangan
keluarga memandu perawat untuk menganalisa data (Duval,1985). Tingkatan
perkembangan keluarga terdiri dari :
a. Pasangan nikah dan belum memiliki anak/Couple Family (without children)
b. Keluarga dengan anak pertama yang baru lahir/Childbearing Family (oldest child
birth-30 month)
c. Keluarga dengan anak pertama yang berusia prasekolah/Families with preschool
children (oldest child 2,5- 6 years)
d. Keluarga dengan anak yang telah masuk sekolah dasar/Families with School-
Aged Children (Oldest child 6-13 years )
e. Keluarga dengan anak yang telah remaja/Families with teenagers (oldest child
13- 20 years)
f. Keluarga dengan anak yang telah dewasa dan telah menikah/Families launching
young adults (first child gone to last childs leaving home)
g. Keluarga dengan orang tua yang telah pensiun/Middle Aged Parents (empty nest
to retirement)
h. Keluarga dengan orang tua yang telah lanjut usia/aging family
members(retirement to death of both spouse).
Terdapat perbedaan tugas perkembangan keluarga pada setiap tahap perkembangan
keluarga (Duval,1985):
a. Tahap Couple Family (without children) (pasangan nikah dan belum
memiliki anak).
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1. Membina hubungan intim dan memuaskan.
2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak.
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga, yakni: keluarga
suami, keluarga istri, dan keluarga sendiri.
b. Tahap Keluarga Child bearing (kelahiran anak pertama)
Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Tahap Keluarga dengan anak pra sekolah (family with preschool children)
Tugas perkembangan pada tahap ini ialah:
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

d. Keluarga dengan anak sekolah( family with school-aged children)


Tugas perkembangan pada tahap ini yakni:
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan
pada anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

e. Keluarga dengan anak remaja (family with adolescence)


Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
membimbing anak untuk bertanggungjawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan
anakny yang berusia remaja

f. Tahap Keluarga dengan anak dewasa ( family with young adults)


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

g. Keluarga usia pertengahan (family with middle-aged adults)


Tugas perkembangan pada usia perkawinan ini adalah:
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus utama dalam usia keluarga ini antara lain: mempertahankan kesehatan
pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan
dan lain sebagainya.

h. Keluarga usia lanjut(family with older adults)


Tugas perkembangan pada tahap usia perkawinan ini ialah:
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.
6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini.

4. Struktur dan Fungsi Keluarga

Struktur keluarga tediri atas orangtua dan keturunan mereka (Kozier,2011).


Struktur didasarkan pada keanggotaan keluarga yang sedang berlangsung dan pola
hubungan bersifat kompleks dan banyak. Pola hubungan membentuk kekuatan dan
struktur peran dalam keluarga. Struktur meningkatkan atau memperburuk
kemampuan keluarga dalam memberikan respon terhadap stressor. Struktur yang
terlalu kaku atau terlalu fleksibel akan menggangu fungsi. Stryktur yang terbuak
secara ekstrem dapat memberkan masalah pada keluarga (Potter & Perry,2009).

Fungsi keluarga merupakan apa yang dilakukan oleh keluarga tersebut yang
berfokus pada proses pencapaian tujuan oleh keluarga tersebut (Pottter & Perry,2009).
Keluarga berfungsi sebagai tempat interaksi untuk sosialisasi anggota keluarga yang
lebih muda, bekerja sama untuk pemenuhan ekonomi, cara hubungan dengan
masyarakat luas dan cara reproduksi keluarga (Hanson, et al, 2005).

Dalam masyarakat modern, anggota keluarga menjalankan peran dan fungsinya


dengan baik sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan sekitarnya. Apapun
tipe dan bentuk keluarga tidak mempengaruhi interaksi di antara anggota masyarakat.

Referensi

Edelman, C. L.,& Mandle, C. L (2006), Health Promotion: Throughout the Life


Span.6th Ed. St. Louis: Elsevier Mosby
Kaakinen, J.R et al, Family Health Care Nursing, 4th Ed. Philadelphia: F.A Davis
Company
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S..,& Frandsen, G. (2015). Fundamental Of
Nursing : Concepts, Process and Practice.10th Ed. New Jersey: Pearson Education
Potter, P.A., & Perry, A.G. (2009). Fundamental Of Nursing.7th Ed. St. Louis, MI:
Elsevier Mosby

Anda mungkin juga menyukai