Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO 2

Perawatan Periodontal Fase II


Seorang perempuan berusia 34 tahun untuk pertama kali datang ke klinik bagian periodonsia atas sara
saudaranya untuk dilakukan perawatan pada penyangga gigi. Pasien mengeluh gusinya yang kadang-kadang
bengkak, sering berdarah saat menggosok gigi dan terasa longgar pada gigi-gigi depan rahang atas dan
bawah. Riwayat pasin menceritakan bahwa gusi berdarah sudah terjadi sekitar 2 tahun yang lalu
pemeriksaan fisik umum menunjukan tidak ada kelainan sistemik dan tidak ada riwayat penyakit
keluarga/genetik. Pemeriksaan klinis menunjukkan sebagai berikut: 1) kebersihan pasien buruk dan terdapat
deposit plak pada permukaan gigi-gigi kedua rahang; 2) banyak terdapat kalkulus pada permukaan lingual
insisivus rahang bawah dan subgingiva disemua sektan; 3) terdapat resesi gingiva, poket periodontal 4-6 mm
dan kehilangan perlekatan di regio rahang atas dan bawah anterior; 4) terdapat bleeding on probing dalam
sulkus gingiva semua gigi; 5) semua gigi anterior goyang 02 kecuali gigi kaninus atas. Radiografi
menunjukkan resorbsi tulang sampai panjang akar di regio anterior bawah. Dokter gigi yang memeriksa
menjelaskan rencana perawatan yang harus dilakukan mengenai penyakit tersebut dan perlu adanya
perawatan pada daerah yang dikeluhan tersebut.
STEP 1

1. Poket periodontal
Pendalaman sulkus gingiva secara patologis dan merupakan ciri khas penyakit periodontal. Terdapat
2 jenis poket periodontal yaitu true poket: hilangnya perlekatan ke arah apikal dan false poket:
naiknya margin gingiva ke arah koronal.
2. Penyangga gigi
Jaringan periodonsium yang terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal, dan
cementum.
3. Bleeding on probing
Observasi perdarahan dalam pemeriksaan periodontal dengan cara memasukkan ujung probe
kedalam sulkus gingiva.
4. Perawatan periodontal fase II
Kelanjutan evaluasi respon perawatan periodontal fase I yang berkembang sebagai hasil dari
penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi/rekurensi dari penyakit periodontal.
5. Resesi gingiva
Penurunan margin gingiva ke arah apikal.
6. Gigi goyang 02
Kegoyang yang terjadi yang bisa dirasakan dokter gigi dan juga pasien pada gigi sebesar 1 mm pada
satu arah saja (mesio distal atau palato/linguo bukal).
STEP 2

1. Apa diagnosa penyakit pada skenario?


2. a. Apa perawatan pendahuluan sebelum perawatan periodontal fase II?
b. Kenapa pada pasien perlu dilakukan perawatan periodontal fase II?
c. Apa mungkin dilakukan perawatan periodontal fase II tanpa perawatan periodontal fase I terlebih
dahulu?
3. Apa pertimbangan dokter gigi dalam melakukan perawatan periodontal pasien pada skenario?
4. Apa rencana perawatan yang tepat pada skenario serta tahapan perawatannya?
5. Apa saja intruksi yang diberikan pada pasien setelah perawatan periodontal fase II?

STEP 3

1. Diagnosa penyakit pada skenario adalah periodontitis kronis.


2. Sebelum dilakukan terapi bedah perlu dilakukan perawatan pendahuluan seperti:
a. Pemeriksaan kalkulus, apabila dalam pemeriksaan didapatkan kalkulus maka dilakukan scalling
dan rootplaning,
b. Instreuksi DHE pada pasien,
c. Memastikan bahwa pasian tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik, apabila ada penyakit
sistemik maka kompromis medis harus dikontrol terlebih dahulu,
d. Dilakukan medikasi terlebih dahulu apabila terjadi inflamasi akut,
e. Diberikan antibiotic profilaksis (kehilangan perlekatan, bleeding on probing, supurasi) untuk
menghindari kontaminasi pada daerah yang akan di bedah (1 jam sebelum perawatan) dan pada
pasien kompromise medis,
f. Setelah evaluasi 2-7 hari atau 1 bulan tidak ada perubahan maka dilakukan scaling dan root
planing ulang apabila belum ada perubahan baru dilakukan perawatan periodontal fase II
3. Pertimbangan seorang dokter gigi dalam melakukan perawatan adalah:
a. Re-attachment poket (regenerasi, repair, dan new attachment)
b. Untuk menghilangkan jaringan granulasi yang ada pada dinding poket
c. Menghilangkan akumulasi bakteri yang ada pada poket
d. Adanya jaringan granulasi yang ditutupi oleh epitel sehingga jaringan granulasi harus
dihilangkan terlebih dahulu.
e. Pada skenario dapat dilhat bahwa poket pada skenario adalah true pocket, dan adanya
resorbsi tulang alveolar sehingga tidak dapat dilakukan gingivektomi (kontraindikasi
apabila ada defek tulang).
f. Memberitau pasien tentang prognosa, komplikasi, dan post treatment
g. Motivasi pada pasien
h. Adanya resesi gingiva interdental
4. Perawatan yang sesuai dengan kasus pada skenario
Berdasarkan tanda-tanda klinis pada skenario: 1) kebersihan pasien buruk dan terdapat
deposit plak pada permukaan gigi-gigi kedua rahang; 2) banyak terdapat kalkulus pada permukaan
lingual insisivus rahang bawah dan subgingiva disemua sektan; 3) terdapat resesi gingiva, poket
periodontal 4-6 mm dan kehilangan perlekatan di regio rahang atas dan bawah anterior; 4) terdapat
bleeding on probing dalam sulkus gingiva semua gigi; 5) semua gigi anterior goyang 02 kecuali gigi
kaninus atas.Kuretase. Serta adanya pemeriksaan penunjang radiografi yang menunjukkan resorbsi
tulang sampai panjang akar di regio anterior bawah.
Kuretase adalah prosedur yang dilakukan pada jaringan lunak yang terinflamasi yang berada
di lateral dinding poket .pada pelaksanaannya, jaringan nekrotik harus dihilangkan. Pada kasus di
skenario terjadi perdarahan saat dilakukan probing karena hal ini merupakan pertahanan jaringan
sehingga terjadi vaskularisasi dan terbentuknya eksudat, maka apabila dibiarkan proses
penyembuhan akan lama. Perawatan kuretase dilakukan apabila setelah skaling dan rootplaning tidak
ada perubahan jaringan.
Prosedur perawatan kuretase:
1. Pemeriksaan, dari pemeriksaan didapatkan diagnosa penyakit,
2. Perawatan fase 1, yaitu: skaling evaluasi, apabila tidak ada perubahan jaringan maka
dilakukan kuretase,
3. Anastesi local,
4. Memasukkan kuret dengan psisi sejajar dengan aksisi gigi,
5. Planning atau pengerokan
6. Aplikasi periodontal dressing
7. Kontrol
Kuretase terdiri dari kuretase tertutup dan terbuka. Kuretase tertutup adalah tindakan kuretase
yang dilakukan yang dilakukan tanpa eksisi, sebaliknya kuretase terbuka adalah prosedur kuretase
yang dilakukuan dengan tindakan eksisi. Kuretase tertutub terdiri dari kuretase gingiva (dilakukan
pada dinding poket) dan kuretase subgingiva (dilakukan mulai dari dasar sulkus). Pada kasus di
skenario menggunakan tindakan kuretase subgingiva.

5. Perawatan Pascaoperasi
Pasien perlu diberi informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pascaoperasi. Nasehat
berikut ini harus diberikan secara tertulis.
1 Hindari makan atau minum selama satu jam.
2 Jangan minum minuman panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumur-kumur satu hari
setelah operasi.
3 Jangan makan makanan yang keras, kasar, atau lengket dan kunyahlah makanan dengan sisi
yang tidak dioperasi.
4 Minumlah analgesik bila anda merasakan sakit setelah efek anestesi hilang. Aspirin merupakan
kontraindikasi selama 24 jam.
5 Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan kumur klorheksidin di
pagi hari dan malam hari bila anda tidak dapat melakukan pengontrolan plak secara mekanis.
Larutan ini dapat langsung digunakan pada hari pertama setelah operasi asalkan tidak
dikumurkan terlalu kuat di dalam mulut. Teh, kopi, dan rokok harus dihindari apabila anda
menggunakan larutan kumur klorheksidin untuk mengurangi stain.
6 Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan
bersih yang sudah dipanaskan; jangan berkumur; hubungi dokter anda bila perdarahan tidak juga
berhenti.
7 Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.
8 Bila tahap pascaoperasi tidak menimbulkan gangguan namun sakit dan bengkak timbul 2-3
hari kemudian, segeralah hubungi dokter anda.
STEP 4

Pemeriksaan

Periodontitis kronis

Terapi fase 1

Evaluasi
Hal yang perlu dipertimbangkan Terapi fase 2

Macam perawatan

Indikasi & kontra indikasi Teknik dan alat Tahapan

Intruksi

Perawatan periodontal fase IV

Anda mungkin juga menyukai