Anda di halaman 1dari 13

1.

PENGUKURAN KINERJA
Kualitas merupakan komponen penting yang harus dimiliki perusahaan manufaktur,
jasa, usaha kecil, dan usaha besar. Kualitas merupakan cerminan bagi kinerja suatu
perusahaan. Samapi saat ini, banyak pendapat yang telah meyakinkan bahwa kualitas telah
menjadi kebutuhan kompetitif bagi sebuah perusahaan. Perusahaan yang telah menerapkan
program untuk perbaikan kualitas akan membutuhkan suatu sistem untuk melakukan
pemantauan dan memberikan laporan adanya kemajuan dari kinerja program-program yang
dijalankan. Manajer perlu mengetahui mengenai biayalkualitasldanlbagaimana biaya tersebut
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Penting adanya pelaporan dan pengukuran
kinerja tersebut karena terkait dengan hasil dari program perbaikan kualitas yang sedang
diterapkan. Persyaratan untuk adanya pelaporan ini adalah pengukuran dari biaya-biaya
kualitas. Akan tetapi pengertian operasional terkait dengan kualitas diperlukan dalam
memmengukur biaya-biaya kualitas tersebut.
1.1 Definisi Kualitas
Kualitas umumnya didefinisikan sebagai nilai dari sebuah produk ataupun jasa.
Secaraloperasional, kualitas dari produk dan jasa didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
memenuhilatau memberikan kelebihan dari yang dapat diharapkan oleh konsumen. Harapan
dari konsumen digambarkan melaluin atribut sebuah kualitas yang disebut dimensi kualitas.
Produk dan jasa yang dikatakan berkualitas memenuhi kriteria berikut:
a) Kinerja terkait dengan konsistensi dan fungsi-fungsi dari produk yang dihasilkan,
b) Nilai estetika merupakan penilaian terkait dengan rupa dari produk yang dihasilkan
dan dalam bidang jasa terkait dengan fasilitas yang dapat diberikan,
c) Mudah dalam merawat atau memperbaiki produk tersebut.
d) Fitur merupakan karakteristik dari produk yang membedakan produk tersebut dengan
produk yang serupa,
e) Keandalaan merupakan kemungkinan dari suatu produk atau jasa dapat berfungsi
dalamljangkalwaktultertentu,
f) Tahan lama mendefinisikan jangkalwaktu suatu produk berfungsi dengan baik,
g) Kualitas kesesuaian merupakan ukuran dari sebuah produk apakah telah memenuhi
spesifikasi yang ditentukan atau tidak,
h) Kecocokan merupakan bagaimana kinerja produk apakah sesuai seperti yang telah di
promosikan.
Dimensi pertama hingga keempat merupakan atribut dari kualitas yang penting akan
tetapi tidak dapat diukur karena penilaian setiap orang yang menggunakannya akan berbeda.
Jadi perbaikan kualitas merupakan perbaikan terhadap satau atau leboh dari delapan dimensi
tersebut. Menghasilkan produk yang memiliki kualitas lebih baik daripada yang dihasilkan
pesaing sangat diharapkan oleh setiap perusahaan. Kesesuaiin merupakan dasar yang
digunakan dalam mendefinisikan produk yang tidak sesuai atau disebut produk cacat. Produk
cacat merupakan produk yanghtidaklsesuaildengan spesifikasi yangltelahlditetapkan dan
tidaklmemiliki delapan dimensi terkait kualitas suatu produk.
1.2 Definisilbiayalkualitas
Biayalkualitas merupakan biaya-biayalyang muncul dikarenakan ada produk yang
memiliki kualitas yang buruk. Definisi inti terkait dengan kegiatan-kegiatan yang memiliki
kaitan dengan kualitas yaitu kegiatanlpengendalian dan kegiatanlkarena adanya kegagalan.
Kegiatanlpengendalian dilaksanakan untuk menemukan atau mencegah adanya produk
dengan kualitas yang buruk. Kegiatan pengendalian terbagi atas kegiatan pencegahan dan
kegiatan penilaianlproduk. Kegiatanlkarena adanya kegagalan merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan atau oleh pelanggan dalam memberikan respons terhadap kualitas
yang buruk dari suatu produk. Apabila produk cacat ditemukan sebelum produk tersebut
sampai ke pelanggan maka disebut sebagai kegagalan internal. Namun sebaliknya apa bila
produk cacat ditemukan setelah sampai ke pelanggan makan dikatakan sebagai kegagalan
eksternal.
Dari keempat kegiatan terkait kualitas tersebut akan muncul empatlkategorilbiaya
kualitas. Yang pertama adalah biayalpencegahan merupakan biaya yang timbul guna
mencegah munculnya kualitashyanghburuk dari produk ataupun jasalyangldihasilkan. Yang
kedua adalah biayalpenilaian merupakan biayaluntukhmenentukanhapakahhproduk dan jasa
yang dihasilkan telah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Ketiga biayalkegagalan
internal merupakan biaya yang timbul karenalproduklatauljasalyangldihasilkanltidakpsesuai
denganlkebutuhanlpelangganldanlspesifikasi yang telah ditetapkan sebelum produk sampai
ke pelanggan. Dan yang keempat adalah biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang
timbul karenalproduklatauljasalyanghdihasilkanltidaklsesuaildengan kebutuhan pelanggan
danlspesifikasi yang telah ditetapkan setelah produk samapai ke pelanggan.
1.3 Mengukur Biayalkualitas
Biayalkualitasldapat diklasifikasin menjadi biayalyangldapatldiamatilatau disebut
biayavyang tersembunyi. Biayajkualitasjyangjdapat diamati merupakan biaya-biayajyang
tersedia dalam catatan akuntansi milik perusahaan. Biayavkualitasvyangvtersembunyi
merupakan biaya yang muncul karena adanya kualitaslyanglburuk. Biaya-biaya tersembunyi
tersebut harus dapat diestimasi karena munculnya tidak dapat diprediksi. Karena
mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi sulit untuk diestimasikan, maka terdapat tiga
metoda yang digunakan untuk mengestimasi biaya tersembunyi tersebut yakni:
a. Metode Pengali
Metode pengali ini mengasumsikan bahwa jumlah dari seluruh biayalkegagalan
merupakan hasillkali darilbiaya-biayalkegagalanlyangldapat diukur.
Totallbiayalkegagalanleksternal = kl(biayalkegagalanleksternallyanglterukur)
klmerupakanlefeklpengali, nilailk ini diperolehldarilpengalaman.
b. MetodelPenelitianlPasar
Metode penelitian pasarlformal merupakanlmetode penelitian yangldigunakan dalam
menilai dampak darilkualitaslburuk terhadap penjualanldan target pasar. Penelitian ini
dilakukan dengan wawancara dan survey terhadap pelanggan. Hasil dari penelitian ini
digunakan dalam memperhitungkan laba yang dihalang dimasa mendatang karena adanya
kualitaslyanglburuk.
c. FungsilKerugianlKualitaslTaguchi
Fungsilkerugian kualitas taguchilmengasumsikan adanya penyimpanan dari
nilailtargetlsuatu karakteristik dari kualitaspdapatpmenimbulkanpbiayapkualitaspyang
tersembunyi. Biaya kualitas yang tersembunyi ini terjadi peningkatan saat nilai yang
sebenarnya mnyimpang dengan nilai dari target. Fungsi kerugian kualitas taguchi ini di
gambarkan dalam persamaan berikut:
L(y)l=lk(y-T)2l
Penjelasan:
kl=lkonstanta proporsi yanglbesarnya tergantunglpadalstrukturlbiaya dari adanya
kegagalanl ekstrenal,
yl= nilailaktual atau sebenarnya darilkarakterstiklkualitas,
Tl= nilailtargetldari adanya karakterstiklkualitas,
Ll= kerugianldarilkualitas.
Dalam menggunakan fungsi kerugian taguchi ini, harus ada estimasi untuk nilai k.
Dimana nilailk ini dihitungldenganlmembagi dari estimasijbiayajpadajsalahlsatulbatas
spesifikasiltertentuldenganlmenggunakanldeviasilkuadratldarilbataslnilailtargetnya.
kl=lcld2l
penjelasan :
cl=lkerugianldarilpadalbataslspesifikasilataslataulbawah,
dl=ljaraklbatasldarilnilailtarget.

2. PELAPORAN MENGENAI INFORMASI BIAYA KUALITAS


Pada sistem pelaporan mengenai biaya kualitas sering diartikan sebagai perusahaan
menaruh suatu perhatian yang mengkhusus terhadap hal hal seperti perbaikan serta
pengendalian biaya kualitas. Langkah awal dalam membuat suatu sistem biaya berkualitas ini
adalah dengan melakukan penilaian biaya kualitas akrual dari perusahaan pada saat ini.
Dalam melakuakan pencatatan biaya kualitas dilakukan pemberian masukan masukan
penting. Masukan yang pertama yaitu catatan tersebut harus mengungkap bahwa besarnya
suatu biaya kualitas dalam setiap kategori atau jenis akan membuat manajer melakukan
penilaian atas dampak keuangan yang terjadi pada perusahaan. Masukan yang kedua yaitu
catatan haruslah dapat menunjukkan bahwa penyebaran dari biaya kualitas berdasarkan
kategori yakni memberikan kemungkinan pada manajer untuk menilai bagaimana
kepentingan relatif dari setiap jenis atau kategori yang ada.
Laporan tentang biaya kualitas
Biaya kualitas merupakan komponen penting yang dibutuhkan oleh perusahaaan
sebab dari sisi keuangan perusahaan dapat menilai dan dinilai dengan lebih mudah seperti
dengan memperlihatkan biaya - biaya kualitas yang memiliki peran sebagai persentase
penjualan sesungguhnya perusahaan. Contoh kerangka dari laporan biaya kualitas adalah
sebagai berikut :
Ladd Lighting Co.
Laporan Biaya Kualitas
Utk Tahun yang Berakhir 31 Maret 20xx
Biaya Kualitas Persentase atau %
(dari penjualan)
Biaya pencegahan :
Pelatihan kualitas
Rekayasa kendala
Biaya penilaian :
Pemeriksaaan bahan
baku
Penerimaan produk
Biaya kegagalan
internal :
Sisa bahan
Pengerjaan ulang
Biaya kegagalan
eksternal :
Keluhan pelanggan
Garansi
Perbaikan
Total biaya kualitas
Fungsi Biaya Kualitas (Pandangan dari Biaya Kualitas yang dapat Diterima)
Persepsi kualitas yang dapat diterima atau yang disebut pula acceptable quality level
(AQL) memberikan penjelasan secara tidak langsung bahwa terdapat suatu perbandingan
yang terbalik mengenai biaya pengendalian serta biaya kegagalan perusahaan. Pada saat
biaya pengendalian mengalami peningkatan, maka biaya kegagalan seharusnya mengalami
penurunan. Sepanjang menurunnya biaya kegagalan menunjukkan penurunan yang lebih
besar dibandingkan dengan peningkatan dari biaya pengendalian, maka hal yang harus
dilakukan oleh perusahaan terkait adalah melakukan peningkatan usaha dengan tujuan
mencegah unit unit yang menyimpang atau tidak sesuai. Akan tetapi pada akhirnya,
perusahaan dapat mencapai suatu titik mengenai kenaikkan biaya tambahan dalam usahanya
tersebut yang akan memberikan biaya lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan yang
terjadi.
2.1 Fungsi Biaya Kualitas (Persepsi cacat tidak ada atau nol)
Persepsi dari AQL didasarkan atas pengertian dari produk yang cacat. Produk yang
dapat digolongkan ke dalam produk cacat adalah produk yang memiliki kualitas dibawah
batas toleransi atau batas standar kualitas yang ditetapkan perusahaan. Berdasarkan persepsi
ini yang terjadi adalah biaya kegagalan dari suatu perusahaan akan timbul apabila produk
yang dihasilkan tidak memenuhi spesifikasi serta adanya perbandingan terbalik atas biaya
kegagagalan dan biaya pengendalian. Pada persepsi AQL produk yang dihasilkan didukung
adanya produk produk yang kemungkinan cacat, namun pada akhirnya setelah muncul
persepsi produk tanpa cacat atau produk cacat sama dengan nol maka yang terjadi adalah
penurunan biaya yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu penyimpangan
yang sangat jauh terhadap spesifikasi produk akan memberikan kerugian kepada perusahaan
semakin besar, maka perusahaaan haruslah menekan produk yang dihasilkan dengan
spesifikasi menyimpang hingga nol.
2.2 Sifat Dinamis dari Biaya Kualitas
Pada saat perusahaan menambah biaya pencegahan, maka perusahaan akan
mengalami penurunan pada biaya kegagalan. Langkah selanjutnya dari perusahaan adalah
melakukan pengurangan terhadap biaya pencegahan dan penilaiannya. Cara perusahaan
dalam melakukan penekanan padabiaya kualitas adalah
a) Menekan biaya kegagalan hingga ke titik sama dengan nol
b) Investasi pada kegiatan kegiatan pencegahan yang tepat untuk menghasilkan produk
perbaikan
c) Mengurangi biaya penilaian berdasarkan hasi. Yang ingin dicapai nantinya
d) Mengevaluasi secara kontinuitas serta mengarahkan kembali segala usaha pencegahan
dalam mencapai perbaikan yang lebih lanjut
Cara dan kiat perusahaan ini didasarkan pada hal hal berikut :
a) Suatu kegagalan memiliki alasan dan penyebabnya
b) Pencegahan terjadinya suatu kegagalan dapat dilakukan
c) Pencegahan selalu lebih murah dalam biayanya
2.3 Manajemen yang Berbasis Aktivitas serta Biaya Kualitas Optimal
ABM adalah kegiatan yang dapat menggolongkan kegiatan kegiatan yang mana
merupakan kegiatan yang bernilai tambah dan yang mana tidak. Prinsip ABM ini dapat
digunakan pula pada biaya kualitas. Kegiatan dalam biaya kualitas seperti penilaian, kegiatan
kegagalan, dan kegiatan lainnya yang tidak dapat menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan
harus dihilangkan. Setelah melakukan penggolongan kegiatan dari biaya kualitas ini dan
diperoleh perbaikan pembiayaan dari kegiatan dalam peningkatan kualitas produk
perusahaan.
2.4 AnalisisITren
Grafik!tren dapat digunakan untuk mengetahui signifikansi peningkatan maupun
penurunan di setiap waktu dari kualitas yang dihasilkan. Jika demikian, maka grafik tersebut
merupakan laporan tren kualitas multiperiode (multi-period quality trend report). Penilaian
seluruh tren program kualitas bisa dinilai dengan penggambaran biaya kualitas menjadi
persentase penjualan. Disini, tahun pertama merupakan gambaran dari tahun sebelum
dilakukannya pengimplementasian program perbaikan kualitas.
3. PENGGUNAAN INFORMASI BIAYA KUALITAS
Perbaikan serta mempermudah ketika merencanakan, mengendalikan, dan mengambil
keputusan manajerial merupakan tujuan utama dari adanya laporan biaya kualitas. Hal
tersebut hanya satu dari berbagai kegunaan dari informasi biaya kualitas dalam menetapkan
harga yang strategis serta menganalisis profitabilitas dari suatu desain produk baru.
3.1 Skenario A: Menetapkan Harga yang Strategis
Berdasarkan ilustrasi yang ada, bisa disimpulkan bahwa yang berguna untuk
mengambil sebuah keputusan yang strategis adalah informasi mengenai biaya kualitas serta
pengimplementasian kegiatan untuk mengendalikan kualitas total. Ternyata penurunan harga
secara sekaligus tidak dapat ditutupi dengan cara mengurangkan biaya yang telah ditawarkan.
Melainkan harus dicari metode-metode yang berbeda sehingga dapat menjaga kontinuitas
dari produk tersebut.

3.2 Skenario B: Menganalisis Produk yang Baru


Berdasarkan ilustrasi yang ada, bisa kita simpulkan bahwa sangat penting dilakukan
pengklasifikasian yang lebih dalam mengenai biaya kualitas yang diukur berdasarkan
perilakunya. Sehingga diputuskan bahwa perancangan produk yang baru diharapkan dapat
meminimalisir biaya kualitas, dan perusahaan dapat mengetahui adanya kesalahan saat
menganalisis laba maupun kerugian dari siklus hidup.
4. PRODUKTIVITAS:IPENGUKURANJDANJPENGENDALIAN
Produktivitas erat kaitannya dengan output yang diproduksi seefisien mungkin, atau
dapat dikatakan pula hubungan dari output yang diproduksi menggunakan output dan juga
input. Yang dimaksudkan dengan efisiensi produktif total adalah titik ketika terpenuhinya
kondisi-kondisi berikut ini:
a) Setiap input dalam bauran input yang digunakan tidak akan melebihi dari yang
diperlukan dalam kegiatan memperoleh output, dimana hubungan teknis (efisiensi
teknis) yang menjadi penggeraknya. Di sini seluruh kegiatan yang tidak memberikan
nilai tambah akan dihapuskan, sedangkan kegiatan yang memberikan nilai tambah
akan dilakukan untuk mencapai output dengan kuantitas paling minimal.
b) Bauran input yang terpilih adalah yang memiliki biaya yang paling rendah, dimana
hubungan relatif harga input yang (efisiensi trade-off input) yang menjadi
penggeraknya. Di sini yang menjadi penentu proporsi relatif dari setiap input yang
digunakan adalah harga input, dan penyimpangan dari proporsi tersebut disebut akan
menghasilkan trade-off input yang tidak efisien.
Efisiensi produk total dapat dicapai dengan cara meningkatkan produktivitas.
Mengingkatnya produktivitas sendiri bisa diraih dengan meminimumkan pemakaian input
dan menghasilkan output yang sama, serta memaksimumkan output dengan tingkat input
yang sama. Selain itu jalan yang berbeda juga bisa diambil untuk meningkatkan produktivitas
adalah dengan menukarkan input yang berharga lebih mahal ke input dengan harga lebih
murah.
4.1 Pengukuran Produktivitas Parsial
Berubahnya produktivitas yang dinilai secara kuantitatif disebut dengan pengukuran
produktivitas. Pengukuran ini beretujuan untuk memberikan penilaian atas peningkatan atau
penurunan suatu efisiensi produktif yang dilakukan. Pengukuran ini dapat berupa:
a) Pengukuran produktivitas aktual, yang bisa membantu menajer dalam memberikan
penilaian, pemantauan, serta pengendalian untuk perubahan. Pengukuran ini bisa
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, baik itu untuk input secara terpisah maupun
bersamaan. Pengukuran produktivitas atas satu input yang dilakukan bersamaan
disebut dengan pengukuran produktivitas parsial.
b) Pengukuran perspektif, yang dapat membantu manajer untuk melihat masa depan
perusahaan, dan dapat menjadi input ketika akan mengambil keputusan yang strategis.
Atau yang lebih spesifik lagi, pengukuran ini dapat membantu manajer ketika hendak
melakukan perbandingan berbagai macam input untuk mengetahui manfaat relatifnya,
memilih input, serta memilih bauran input yang paling maksimal.
4.2 Definisi Pengukuran Produktivitas Parsial
Apabila input yang digunakan adalah tunggal, maka produktivitasnya dapat diukur
dengan perhitungan perbandingan antara output dengan input. Ketika pengukuran atas input
dan output dilakukan berdasarkan jumlah fisiknya, maka yang diperoleh adalah ukuran
produktivitas operasional. Apabila pengukuran atas input dan output dilakukan berdasarkan
dolar, maka yang diperoleh adalah ukuran produktivitas keuangan.
4.3 Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Penrubahan Efisiensi Produktif
Informasi tentang peningkatan maupun penurunan produktivitas serta efisiensi
produktif dapat ditunjukkan oleh rasio produktivitas. Sedangkan, untuk membuat laporan
mengenai meningkatnya atau menurunnya efisiensi produktivitas dapat dilakukan dengan
mengukur seberapa besar perubahan yang terjadi terhadap produktivitas tersebut. Dimana
yang menjadi tolak ukur perubahannya adalah perbandingan antara produktivitas
sesungguhnya pada periode berjalan dengan produktivitas di periode sebelumnya, yang
disebut dengan periode dasar dan sekaligus dijadikan sebagai landasan perubahan efisiensi
produktif perusahaan.
4.4 Keunggulan Ukuran Parsial
Ukuran parsial membuat seorang manajer untuk fokus memberi perhatian terhadap
penggunaan suatu beberapa input. Ukuran-ukuran parsial juga memiliki suatu keunggulan
dimana penggunaannya tidak sulit diumpamakan berbagai ersonel dalam perusahaan oleh
karena itu ukuran-ukuran itu gampang dipergunakan sebagai penilaian suatu pekerjaan
produktivitas oleh seorang pegawai operasionall. Suatu ukuran opperasional parsial mampu
menyediakan umpan imbalan yang berhubungan dengan karyawan operasional dan sangat
erat kaitannya dengan input tertentu dalam kendali tertentu di perusahaan. Itu merupakan hal
yang mampu menaikkan kemungkinan dimana suatu ukuran opperasional parsial bisa
direspon dengan baik oleh personel opperasional perusahaan.
4.5 Kelemahan dalam Ukuran Parsial
Ukuran-ukuran parsial yang cara penggunaannya tidak menyatu bisa mengakibatkan
permasalahan. Sebagai contoh, merubah proses dimana agar tenaga kerja langsungnya
mempergunakan kurang lebih waktunya untuk merancang barang yang bisa saja
meningkatkan sisa bahan baku ataupun limbaah produksinya, sedangkan output secara
keseluruhannya belum mengalami perubahan. Apabila biaya sisa dari bahan baku dan
limbaah produksinya naik lebih dari penghematan adanya pengurangan tenaga kerja
langsung, secara otomatis produktivitas secara menyeluruh akan turun. Dapat disimpulkan
yaitu : (1) mungkin saja terjadi trade-off (penurunan produktivitas) menyebabkan ukuran
produktiviras totalnya untuk memberikan penilaian kelebihan berbagai keputusan
produktivitasnya. Jika hanya dengan melihat total pengaruh produktivitas dari seluruh input
ini manajer akan mampu mengambil kesimpulan secara tepat mengenai kinerja produktivitas
secara menyeluruh. (2) mungkin saja terjadi penurunan ukuran dalam produktivitas totalnya
dipikirkan pula akibat dari keuangan agregattnya.
4.6 Pengukuran terhadap Produktivitas Total
Yang dimaksud pengukuran terhadap produktivitas total yaitu pengukuran
produktivitas seluruh input. Perusahaan mengukur suatu poduktivitas hanya dari mulculnya
masalah yang dirasa sebagai indikator wajar bagi suatu kemenangan dari pencapaian
perusahaan. Dapat dikatakan dalam istilah praktisnya, suatu pengukuran produktivitas total
hanya memfokuskan perhatian hanya pada beberapa input yang melihat dari keberhasilan
perusahaan secara menyeluruh. Dalam setiap kasus dalam pengukuran produktivitas total ini
memberi syarat pada pengembangan dari pendekatan pengukuran multifaktorr. Ada dua
pendekatan yang sudah diperoleh dari pernyataan yaitu ukuran profil serta pengukuran
poduktivitas dimana terkait labaa.
4.7 Pengukuran pada Profil Produktivitas
Proses dibuatnya prodek yang memilih langsung input utama seperti modal, tenaga
kerja langsung, energi serta bahan lain. Dalam hal ini juga menyediakan beberapa vektor
ukuran opperasional parsial yang berbedaa serta tidak menyatu. Profil produktivitas bisa
dibandingkat dari perpindahan waktunya yang berguna memberi info tentang berubahnya
produktivitass.
4.8 Pengukuran Produktivitas yang Berkaitan dengan Laba
Suatu laba itu mengalami perubahan melalui periode yang mendasar ke periode yang
sedang berjalan. Apabila labaa berubah maka itu disebabkan oleh produktivitasnya. Dengan
adanya pengaruh produktivitas, maka manajer mudah mengetahui manfaat ekonomis dari
perubahan produktifitasnya. Dalam periode berjalan, kita harus menghitung biaya inputnya
yang harusnya dipergunakan pada situasi dimana tidak berubahnya produktivitass lalu
bandingkanlah biaya-harga itu pada input aktual yang dipergunakan. Pengurangan yang
terjadi pada biaya yaitu jumlah perubahan labaa yang doisebabkan dari produktivitas. Agar
dapat menjalankan ketentuan tersebut, maka pemasukan harus digunakan selama pada
periode berjalan dalam keadaan tidak berubahnya produktivitasnya agar dipikirkan lebih
dulu. Contohnya, XY merupakan jumlah input , dibagi dengan keluaran pada periode
berjalan dengan rasio produktivitasnya masukan pada periode dasar. Rumusnya yaitu: XY=
outputt pada periode berlangsung/ratio produktivitasnya pada periodi mendasar. Sebagai
contohnya, dapat diilustrasikan seperti dibawah ini:
2009 2010
Jumlah mesin yang akan diproduksi 130.00000 160.0000
Jam pekerja yang akan dipergunakan 50.00000 38.5000
Bahan yg dipergunakan (pon) 1.300.0000
1.800.0000
Harga menjual perunit $600 $49
Upah pekerja perjam $120 $13
Biaya bahan per pon $30 $4

Rasio Produktivitas Parsial


Profit 2009
profit 2010
Ratio produktivitasnya pekerja 4,000. 5,000.0
Ratio produktivitasnya BB 0,200. 0,099.
*pekerja: 130.0000/50..000; BB: 130..000/1.300.000.)
*pekerja: 160.0000/38..500; BB: 160..000/1.800.000.)
Tampilan 15.22
Dalam ilustrasi tersebut output pada periode berjalan tahun 2009 sebesar 160.000
mesin. Dengan melihat tampilan tersebut, ratio produktivitasnya pada periode yang mendasar
untuk bahan dan pekerja adalah (4 ; 0,200). Adanya keterangn itu, total setiap iput pada
situasi yg tidak adanya pengaruh produktivits bisa dicari dengan cara:
XY (pekerja)= 160.000/4= 40.000 perjam
XY (BB)= 160.000/0.200= 800.000 pon
total yang harusnya diberikan, dapat dicari memalui pengalian jumlahh dalam inpt
(XY) dengan biaya pada periode yang berlangsung (X) lalu dijumlahkan:
Biaya pekerja (40.000x$13) $ 520.0000
Biaya BB (800.000x$4) 3.200.0000
Totall XY $3.720.0000
Biaya masukant aktualnya didapat dari cara jumlah input aktualnya dikalikan (QZ)
dengan harga berjalan setiap inputt X lalu dijumlahkan:
Biaya pekerja (38.500.x$13) $ 500.5000
Biaya BB (1..800.000.x$4) 7.200.0000
keseluruhan biaya pada periode brjalan $7.700.0000
Pengaruh dari laba adalah = keseluruhan biaya XY seluruh biaya pada periode yg
berlangsung
= $3.720.000. - $7.700.000.
= $4.680.000. penurunan laba
4.9 Komponen Pemulihan pada Harga
Komponen pemulihan pada harga ini yaitu pengurangan antara berubahnya total labaa
serta adanya produktivitas yang berubah dengan keterkaitan laba. Kualitas tersebut
merupakan pendapatan yg berubah dikurangi dengan berubahnya biaya dengan maksud tidak
adanya produktivitas yg berubah. Maka, pemulihan pada komponen di harganya melihat
seberapa mampu berubah pada pemasukan untuk menutup berubahnya biayaamasukan bahwa
tidak terdapat perubahan produktivitass. Naiknya pendapatan tidak cukup untuk menutupi
kenaikan biaya input, karena penurunan produktivitas akan memperburuk masalah pemulihan
pada harga.
4.10 Kualitas serta produktivitas
Meningkatnya kualitas dapat juga meningkatkan produktivitas. Apabila pengerjaan
ulang berkurang disebabkan unit produk cacat yang menurun, maka akan lebih sedikit bahan
dan tenaga kerja yang dipakai agar menciptakan suatu keluaran yang jumlahnya sama dengan
unit yang cacat apabila menurun akan memperbaiki kualitas, tetapi jika jumlah input yang
digunakan dikurangi untuk meningkatkan produktivitas. Sebagian besar peningkatan kualitas
mengurangi jumlah dari sumber daya yang dipakai untuk membuat lalu menjual keluaran
perusahaan, maka peningkatan kualitas akan meningkatkan produktivitasnya.
4.11 Insentif dalam Pembagian keuntungan
Hal ini berarti uang tunai yang diberikan secara insentif untuk seluruh pekerja
diperusahaan sebagai personel yang berhasil mencapai produktivitasnya. Misalnya,
diperusahaan mempunyai tujuan ingin mengurangkan beberapa unitt yang rusak mencapai
15% selanjutnya pada bagian terpilih. Apabila keinginan terpenuhi, perusahaaan dapat
mengandai-andai bisa saja terjadi penghematan melalui perbaikan serta memperbaiki pada
saat sisa waktu.
Sebagai contoh, Honda mobil company memberi usul pemeriksaan program
kompensasinya dapat memberi penetapan kompensasi terbaru sekaligus mengganti rangka
bonus dari penggerak keuntungan dengan ukuran nilai kinerja secara menyeluruh. Tentunya
jumlah bonus ini bisa berkurang ataupun bertambah dan itu tergantung pada seberapa baik
target produktivitas serta kualitas dapat terpenuhi. Ada contoh lain yang diperlihatka oleh
Mike Macrosystem, yaitu dia membuktikan ukuran kualitas planggan yang dilihat dari
loyalitas pelanggan dan indeks kualitas pelanggan. Keterlambatan atau kerusakan barang
dibuktikannya telah menurun bertahap, sedangkan loyalitas pelanggannya meningkat. Dalam
perencanaan pembayaran perkinerjanya bisa membuat karyawannya agar saling memberi
keuntungan yang sama sehingga terlihat membuat komitmen serta minat. Sangat menarik
rencana pembagian keuntungan tersebut bisa saling melengkapi.
Refrensi :

Hansen & Mowen, 2009. Akuntansi Manajerial 1, Edisi 8, Jakarta; Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai