Bedah Iskandar Japardi31
Bedah Iskandar Japardi31
Dr ISKANDAR JAPARDI
Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah
Univewrsitas Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN
C. Trombosis
Pembentukan trombus arteri dipengaruhi oleh 3 bagian yang penting,
yaitu adanya keadan subendotel vaskuler, trombin dan metabolisme asam
arakhidonat. Trombolis diawali dengan adanya kerusakan endotel, sehingga
tampak jaringan kolagen dibawahnya. Sherry mengatakan pula bahwa proses
trombosis terjadi akibat adanya interaksi antara trombosit dandinding pembuluh
darah, akibat adanya kerusakan endotel pembuluh darah.
Endotel pembuluh darah yang normal bersifat antitrombosis, hal ini disebabkan
karena adanya glikoptotein dan proteoglikan yang melapisi sel endotel dan
adanya prostasiklin (PGI2) pada endotel yang bersifat vasodilator dan inhibisi
paltelet agregasi.Pada endotel yang mengalami kerusakan, darah akan
berhubungan dengan serat-serat kolagen pembuluh darah, kemudian akan
merangsang trombosit dan agregasi trombosit dan merangsang trombosit
mengeluarkan zat-zat yang terdapat didalam granula-granula didalam trombosit
dan zat-zat yang berasal dari makrofag yang mengandung lemak.
A. Faktor Definitif
Usia
Usia merupakan faktor utama pembentukan ateroma, sehingga
merupakan faktor utama terjadinya stroke. Pembentukan ateroma terjadi
seiring bertambahnya usia, dimana stroke paling sering terjadi pada usia
lebih dari 65 tahun, tetapi jarang terjadi pada usia dibawah 40 tahun.
Dikatakan bahwa proses pembentukan ateroma tersebut dapat terjadi 20-
30 tahun tanpa menimbulkan gejala.
Jenis kelamin pria
Stroke lebih sering terjadi pada pria. Diperkirakan bahwa insidensi stroke
pada wanita lebih rendah dibandingkan pria, akibat adanya estrogen yang
berfungsi sebagai proteksi pada proses aterosklerosis. Di lain pihak
pemakaian hormon setrogen dosis tinggi menyebabkan peningkatan
B. Posibel
Peningkatan aktifitas faktor VII koagulan plasma
Diet
Pada makanan yang paling menentukan angka kejadian penyakit
kardiovaskuler adalah konsumsi garam yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan darah. Jika pada penderita kelainan vaskuler akibat
konsumsi minuman yang mengandung kafein, hal ini disebabkan karena
adanya efek hiperlipidemia pada minuman kopi, atau karena pada peminum
kopi sering disertai dengan adanya kebiasaan merokok.
Alkohol
Alkohol dapat menyebabkan terhambatnya proses fibrinolisis, biasanya
terjadi pada penderita dengan hipertensi dan diabetes mellitus. Ada yang
mengatakan bahwa alkohol masih merupakan faktor resiko yang
kontroversial. Walaupun behitu angka kejadian stroke meningkat pada
peminum alkohol sedang hingga berat dibandingkan dengan seseorang yang
bukan peminum alkohol.
Ras
Prevelansi yang berbeda terjadi pada orang dengan kulit putih, hitam
dan Asia, bukan hanya akibat faktor genetik. Hal ini akibat rendahnya
DAFTAR PUSTAKA
Asbury AK. Disease of the nervous system clinical neurology, vol 2. 2nd ed.
Philadelphia WBSaunders, 1992:1019-1029
Caplan LR. Stroke a clinical approach. 3rd ed. Wellington : Butterworth, 1993; 3,
517
Demyelinisasi Graba TJ. Atherogenesis and strokes, in barnet HJM, Strokes
pathophysiology, diagnosis and management 2nd ed. New York:
Churchill, 1992:29-41
Hacke W. Cerebral ischemia. Germany: Springer-Verlag, 1991
Lilly LS. Pathophysiology of heart disease. 1st ed. London: Lea & Febriger,
1993:84-84
Ross R. Factors influencing atherogenesis, in Schalnt The Heart arteries and
veins 8yh ed. New York: McGraw Hill, 1994:989-1006
Sacco RL. Pathogenesis, classification and epidemiology of cerebrovasular
disease, in Rowland LP, Merrits textbook of neurology. 9th ed.
Baltimore: William & Wilkin, 1999: 238-242
Sherry S. Fibrinolysis, thrombosis and hemostasis concepts, prespectives and
clinical aplication. London ; Lea & Febiger, 1992: 33-35
Warlow, CP. Stroke a practical guide management. 1st ed. Blackwell Science,
1997: 190-202
Whisman JP. Et al. Classification of cerebrovascular disease III, special report
from the National Institute of neurological Disorders and Stroke,
Stroke 1990: 657-659