Anda di halaman 1dari 5

Tugas II

Revisi Evaluasi Lahan Secara Langsung


MK. Evaluasi Lahan

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Muhamad Rizky Permana 150510150008
Ikrima Maulida Rahman 150510150023
Fikri Utami Wulandari 150510150026
Bobby Ibrahim S 150510150199

Kelas H

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017

FORM ISIAN TUGAS


-Evaluasi Lahan secara Langsung -

Lembar 1. Data Produksi

Lokasi : Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung


Luas Lahan : 2.613 ha (2012)
Tanaman Budidaya : Singkong / Ubi Kayu
Varietas : UJ-3

Luas Lahan
Tahun/musim tanam Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/ha)
(Ha)
2009 3707 66.93 18.06
2010 3971 71.70 18.06
2011 4678 34.13 7.30
2012 2613 77.61 29.70
Rata-rata 3742.25 62.59 18.28

Tabel 1 . Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu di Provinsi Lampung
luas Panen Produksi Produktivita
Tahun (Ha) (Ton) s (Ton/
Ha)
2009 309.047 7.569,178 24,50
2010 346.217 8.637,594 24,95
2011 368.096 9.193,676 24,98
2012 324.749 8.387,351 25,83

Rata-Rata 337.027 8.446,95 25,07


0
(BPS, 2012)
Kabupaten Tulang Bawang memiliki produktivitas ubi kayu terbesar ketiga setelah
Kabupaten Mesuji dan Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten ini dipilih, karena
merupakan kabupaten yang terluas diantara ketiga kabupaten tersebut. Kecamatan Menggala
memiliki produktivitas terbesar diantara kecamatan lainnya. Jumlah produksi ubi kayu di
kecamatan tersebut pada tahun 2012 sebesar 77.612 ton dengan luas panen 2.613 hektar,
sehingga produktivitasnya sebesar 29,70 ton per hektar. Produktvitas kecamatan Menggala
mendekati rata-rata produktivitas Provinsi Lampung, dan dapat disebut sebagai daerah
potensial untuk produksi Singkong atau Ubi Kayu. (BPS Provinsi Lampung 2012).
Lembar 2. Data Pengolahan Lahan

Lokasi : Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung


Luas Lahan : 2.613 (2012)
Tanaman Budidaya : Singkong / Ubi Kayu
Varietas : UJ- 3

Perlakuan kelas
Pengolahan
Tahun/ Kapur Pupuk Bahan Organik metode pengelo
tanah
Musim konservasi aan laha

tanam Jmlh Jmlh Jmlh


Jenis Jenis Jenis
Kg/ha Kg/ha ton/ha
Metode
NPK 182
konservasi
Pupuk Ordinary
2009- Kalsit/ Maximum Mekanik
300 Urea 116 5
kaptan kandang Manage
2012 Tillage (pembuatan
KCl 260 ment
teras)
SP36 100

Di Provinsi Lampung ubi kayu sebagian besar ditanam di lahan Ultisol bersifat
masam, Al-dd tinggi dan kandungan hara relatif miskin. Dari segi keracunan Al, tanaman
ubikayu tergolong tahan, karena kadar kritis kejenuhan Al-dd bagi ubikayu adalah sekitar
80%, padahal tingkat kejenuhan Al-dd tanah Ultisol di Indonesia umumnya jarang yang
melampaui 75%. Walaupun demikian, pemberian kapur dengan takaran rendah yang
ditujukan untuk memupuk Ca dan/atau Ca + Mg ternyata dapat meningkatkan hasil ubi kayu,
dan takaran kapurnya cukup 300 kg/ha. Jenis kapur yang digunakan yaitu kapur kalsit atau
kaptan yang diaplikasikan saat pengolahan lahan.( Howeler, 2002)

Ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada tanah ultisol dengan pH 6,1. Klon yang
umum ditanam petani adalah klon unggul UJ-3 dan UJ-5 , oleh karena itu dilakukan
pengapuran dengan (Balai Penelitian Kacang dan Ubi, 2013). Sebagian besar tekstur tanah di
Kecamatan Menggala memiliki tekstur yang remah. Tekstur tersebut cocok untuk komodti
ubi kayu karena mempermudah umbi untuk mencari sumber hara. Hal tersebut dapat
membuat umbi menjadi lebih besar dan lebih panjang. Kondisi fisik ubi kayu juga
mempengaruhi ketertarikan para pemborong untuk bernegoisasi harga. Semakin baik kondisi
fisiknya, maka harga beli ubi kayu akan, sedikit lebih mahal. (Ginting,2002)
Lembar 3. Penilaian Potensi Lahan

Lokasi : Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang,Provinsi Lampung


Luas Lahan : 2.613 (2012)
Tanaman Budidaya : Singkong / Ubi Kayu
Varietas : UJ-3

Kegiatan budidaya atau produksi tanaman Singkong / Ubi Kayu dengan organ target akar di
daerah Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung ini telah
ditunjang dengan potensi lahan yang baik dan cocok, sehingga daerah ini termasuk kedalam
daerah sentra produsen Singkong/ Ubi kayu terbesar di Indonesia. Namun ada beberapa
kendala yang menghambat produksi yaitu ketersediaan lahan produktif yang sempit atau
berkurang dari tahun ke tahun, petani masih kurang pengetahuan mengenai penggunaan
pupuk, dan penggunaan saprotan yang kurang memadai.
Sebagai langkah untuk menyelesaikan beberapa kendala tersebut, berikut rekomendasi yang
bisa menjadi solusi :
1. Membuka lahan atau mengolah lahan yang tidur atau tidak digunakan untuk
menambah lahan produktif bagi pertanaman tanaman singkong /Ubi kayu, agar
semakin bertambah produksi singkong tersebut dan meningkatkan produktivitasnya
semakin mendekati rata-rata produktivitas Provinsi Lampung.
2. Memberikan penyuluhan kepada para petani dalam mengolah lahan seperti anjuran
pemberian pupuk dan mengelola lahan dan produksi melalui pembuatan gapoktan agar
indeks produksi meningkatdan terstruktur.
3. Menggunakan pupuk organik berbasis ramah lingkungan yaitu pupuk bioslurry,
sebagai alternatif pengganti pupuk kandang biasa.
Bio-slurry merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan campuran kotoran
ternak dan air melalui prosesfermentasi yaitu tanpa oksigen (anaerobik) di dalam ruang
tertutup. Hasil komposisi dalam bio-slurry dari kotoran sapi pada analisis berbasis
keringmemiliki kandungan bahan organik 68,59%, C-Organik 17,87%, N-Total
1,47%,C/N ratio 9,09%, P2O5 0,52%, dan K2O 0,38%. Kandungan lain yang terdapat
dalam bio slurry yaitu asam amino, asam lemak, asam organik, asam humat, vitamin
B-12, hormon auksin, sitokinin, antibiotik, dan nutrisi mikro yaitu besi(Fe), tembaga
(Cu), zink (Zn), mangan (Mn), dan molibdenum (Mo). Penggunaan pupuk organik bio-
slurry secara tepat dapat memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produksi
tanaman lebih tinggi dibandingkan pupukkandang biasa. Pemakaian bio-slurry akan
memberi manfaat dalam memperbaikistruktur fisik tanah yaitu tanah menjadi lebih
gembur, meningkatkan kemampuanntanah mengikat atau menahan air lebih lama yang
bermanfaat saat musim
kemarau, meningkatkan kesuburan tanah yaitu tanah menjadi lebih bernutrisi dan
lengkap kandungannya dan dapat meningkatkan aktivitas cacing danmikroorganisme
tanah yang bermanfaat untuk tanah dan tanaman singkong.

Daftar Pustaka

Balitkabi. 2011. Deskripsi varietas unggul kacang-kacangan dan umbi-umbian. Balitkabi


Malang.179 hal.

BPS [Badan Pusat Statistik]. 2013. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman
Pangan Ubi Kayu di Indonesia Periode 2004-2013. http://www.bps.go.id/. Diakses
pada tanggal 24 Februari 2017.
BPS [Badan Pusat Statistik] Provinsi Lampung. 2012. Tulang Bawang dalam
Angka. Lampung. BPS Provinsi Lampung.

Ginting E. 2002. Teknologi Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Ubikayu Menjadi
Produk Antara Untuk Mendukung Agroindustri. Buletin Palawija, 4: 67-83.

Howeler, R.H. 2002. Cassava mineral nutrition and fertilization. In. R.J. Hillocks, J.M.
Thresh and A.C.Belloti (ed). Cassava Biology. Production and Utilization. Pp: 115
147. Cabi Publishing, CAB International, Wallingford. Oxon.

Anda mungkin juga menyukai