PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu menginginkan agar kelangsungan
hidup perusahaan dapat terus dipertahankan, dapat memperoleh laba yang maksimum, dan dapat
memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki sehingga tujuan dan
target yang telah ditetapkan dapt tercapai.
Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, sering dihadapkan oleh berbagai
hambatan dan tantangan yang akhirnya berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan. Hambatan dan
tantangan yang dimaksud antara lain adalah perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu cepat. Persaingan
bisnis yang semakin kompetitif, serta pembatasan oleh berbagai peraturan pemerintah, keterbatasan sumber
daya manusia dan lain sebagainya.
Menyadari akan hal tersebut, maka dalam menghadapi dan mengantisipasi hambatan dan tantangan ini
perusahaan harus mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas dan handal, yang mampu mengantisipasi
setiap perubahan yang terjadi, serta mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat agar perusahaan
tetap mampu bersaing, sehingga pada saat perusahaan membutuhkan tenega kerja dan mengadakan
rekrutmen, perusahaan selalu menginginkan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai. Namun untuk
mendapatkannya tidaklah mudah selain karena karyawan tersebut sudah bekerja pada perusahaan lain mungkin
juga karena letak perusahaan itu sendiri yang jauh dari tempat, dimana sumber daya manusia lebih mudah
didapatkan.
Oleh karena itu sumber daya manusia yang telah ada dalam perusahaan harus dapat dikembangkan
sendiri dan harus ditangani secara serius. Sebagaimana kita ketahui bahwa yang menjadi faktor utama yang
paling menentukan dalam perusahaan adalah sumber daya manusianya, yang apabila tidak dimanfaatkan
dengan baik maka dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan perusahaan bahkan mungkin menggagalkan
aktivitas perusahaan. Pengelolahan sumber daya manusia ini biasa juga diistilahkan dengan manajemen sumber
daya manusia atau manajemen personalia yang tujuannya untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia, dimana diarahkan untuk merencanakan, manarik, dan mengembangkannya secara efektif.
Dikeluarkannya paket deregulasi dan regulasi di bidang perbankan, undang perbankan yang baru,
perkembangan teknologi yang terus-menerus dan era globalisasi serta perubahan status BRI menjadi PT.
Persero, secara drastis telah merubah posisi dengan penampilan BRI dalam arena industri perbankan
khususnya dan perekonomian Indonesia pada umumnya. Persaingan industri perbankan semakin ketat ditambah
dengan persaingan yang datangnya dari lembaga keuangan bukan bank, menurut BRI untuk beroperasi sebagai
bank BUMN dan bank swasta lainnya.
Sampai saat ini BRI terus tumbuh menjadi bank yang besar dan kompleks di dalam situasi bisnis yang
secara dinamis terus berubah. Boleh dikatakan semua segmen pasar telah dijangkau oleh BRI ini terbukti
dengan eksistensi BRI di semua wilayah Indonesia. salah satu contohnya BRI cabang Sengkang yang
bekedudukan di kota Sengkang Kabupaten Wajo untuk mendukung dan mempertahankan keberhasilan tersebut,
peningkatan daya saing merupakan satu keharusan apabila pangsa pasar tidak ingin dicaplok oleh bank-bank
lain yaitu dengan berbagai cara seperti pemberian pendidikan dan pelatihan pada karyawannya agar
produktivitas perusahaan dapat ditingkatkan. Dalam artian peningkatan jumlah nasabah, pelayanan yang cepat
dan tepat serta tercapai keseimbangan antara kemampuan karyawan dan kepentingan bank.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
Analisis Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Karyawan dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan pada PT.
BRI (Persero) Cabang Sengkang Kabupaten Wajo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi masalah pokok dalam penulisan ini
adalah :
Bagaimana Pengaruh Pendidikan dan pelatihan karyawan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan
pada PT. BRI Cabang Sengkang Kabupaten Wajo. Dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan karyawan pada PT. BRI Cabang Sengkang?
2. Bagaimana peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT. BRI Cabang Sengkang?
3. Bagaimana pengaruh pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada PT. BRI
Cabang Sengkang?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui sisitem pendidikan dan pelatihan karyawan dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan.
2. Untuk mengetahui peningkatan produktivitas karyawan pada PT. BRI Cabang Sengkang.
3. Untuk mengetahui sejauh mana pelatihan dan pendidikan karyawan berpengaruh terhadap peningkatan
produktivitas kerja karyawan.
D. Kegunaan penelitian
Sedangkan kegunaan penulisan ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi kepada PT. BRI Cabang Sengkang dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan obyek penelitian tersebut.
Selanjutnya menurut Bambang Try Cahyono (1996 : 163) mengemukakan pengertian pendidikan dan
pelatihan adalah investasi di bidang tenaga kerja untuk masa yang akan datang.
Pendidikan dan pelatihan dapat di pandang sebagai salah satu bentuk investasi yang pasti akan
memberikan keuntungan kepada organisasi yang melaksanakannya oleh karena itu setiap organisasi atau
instansi yang ingin berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya harus memperoleh perhatian
yang besar. Pentingnya program pendidikan dan pelatihan bagi suatu organisasi antara lain sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu
mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Oleh sebab
itu karyawan atau staf baru ini perlu penambahan kemampuan yang mereka perlukan.
2. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan mempengaruhi suatu organisasi/instansi. Oleh sebab
itu jabatan-jabatan yang dulu belum diperlukan, sekarang diperlukan. Kemampuan orang yang akan menempati
jabatan tersebut kadang-kadang tidak ada. Dengan demikian maka diperlukan penambahan atau peningkatan
kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut.
3. Promosi dalam suatu organisasi/instansi adalah suatu keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang.
Pentingnya promosi bagi seseorang adalah sebagai salah satu perangsang yang berupa promosi dapat
meningkatkan produktivitas kerja bagi seseorang karyawan. Kadang-kadang kemampuan seorang karyawan
yang akan dipromosikan untuk menduduki jabatan tertentu ini masih belum cukup. Untuk itu maka diperlukan
pendidikan dan pelatihan tambahan.
C. Prinsip-Prinsip Pelatihan
Dalam merencanakan dan melaksanakan sesuatu latihan harus tetap diingat adanya perbedaan-
perbedaan yang dimiliki oleh setiap orang seperti, latar belakang pendidikan, pengalaman maupun keinginan.
Oleh karenanya waktu, sifat dan cara latihan harus direncanakan dan dilaksanakan sedemikian rupa. Latihan
yang diberikan oleh setiap karyawan harus diberikan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman
agar latihan itu dapat bermanfaat bagi kepentingan organisasi maupun kepentingan pribadi.
Berikut ini akan disajikan beberapa prinsip-prinsip pelatihan yang dikemukakan oleh Agus Taulus
(1992 : 101) yaitu :
1. Motivasi
Semakin tinggi motivasi seseorang semakin cepat dan sungguh-sungguh ia akan mempelajari satu keterampilan
atau pengatahuan baru. Pelatihan haruslah ada hubungannya dengan tujuan yang dicapai (imbalan uang,
kedudukan, pengakuan, promosi, dan sebagainya).
2. Laporan kemajuan
Ternyata terdapat hubungan antara kekhususan serta banyaknya informasi kemajuan dengan kecepatan serta
efektivitas belajar. Tetapi perlu dijaga jangan sampai diberitahukan informasi terlalu banyak atau pun informasi
yang mungkin dapat disalahtafsirkan.
3. Peneguhan
Apabila suatu ketrampilan telah dipelajari hasilnya hendaknya diperkuat (reinforced) dengan cara memberi
penghargaan dan hukuman dimana promosi, kenaikan usaha dan pujian merupakan peneguhan positif
Manajemen hendaknya berhati-hati untuk menjaga bahwa penghargaan selalu dikaitkan dengan keberhasilan
yang dicapai seseorang.
4. Masa latihan
Untuk dapat menguasai secara efektif suatu keterampilan, pengatahuan atau sikap, partisipasi aktif seseorang
merupakan sesuatu yang esensial. Jarak waktu antar masa-masa latihan yang diatur secara cermat dan tepat
sangat menunjang efektivitas belajar.
5. Keseluruhan utuh versus per bagian
Mana cara yang lebih baik, mengajarkan keseluruhan pekerjaan sekaligus atau serangkaian sasaran antara
bagian per bagian, amat tergantung oleh situasi. Semakin lama dan kompleks sesuatu pekerjaan semakin tepat
untuk mengerjakannya bagian per bagian. Bilamana bagian per bagian yang diajarkan, pelatihan biasanya
beranjak dari diketahui ke belum yang diketahui, dari yang mudah ke yang sulit. Menciptakan motivasi para
peserta selalu merupakan tugas penting seorang pelatih.
Susilo Martoyo (1992 : 61) mengemukakan beberapa prinsip-prinsip dari pelatihan, yang dikemukakan
Dale Yoder dalam bukunya Personnel Principles and Policies, yaitu :
a. Individual differences
Kenyataan di dunia tidak ada dua individu yang mempunyai sifat yang benar-benar sama. Tiap-tiap individu
mempunyai ciri khas yang berbeda satu sama lain, baik mengenai sifatnya, tingkah-lakunya, bentuk badannya
maupun dalam pekerjaannya.
b. Relation to job analysis
Analisis jabatan dapat dianggap merupakan alat bagi pimpinan dalam memecahkan masalah-masalah
kemanusiaan. Masalah kemanusiaan dalam perusahaan dianggap merupakan faktor yang sangat penting dan
harus diperhatikan.
c. Motivation
Motivasi adalah suatu usaha menimbulkan dorongan untuk melakukan suatu tugas. Sehubungan dengan itu,
training sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar dapat menimbulkan motivasi bagi para trainers.
d. Active participation
Di dalam pelaksanaan pendidikan training, para trainers, harus turut aktif mengambil bagian dalam
pembicaraan-pembicaraan mengenai pelajaran yang diberikan, sehingga akan menimbulkan kepuasan kepada
para trainers apabila saran-sarannya diperhatikan dan dipergunakan sebagai bahan-bahan penimbangan untuk
memecahkan kesulitan yang mungkin timbul.
e. Selection of trainer
Training sebaiknya diberikan kepada yang berminat dan menunjukkan bakat untuk dapat mengikuti latihan
dengan berhasil. Apabila latihan diberikan kepada yang mereka tak mempunyai minat, bakat dan pengalaman,
kemungkinan untuk berhasil sedikit sekali. Oleh karena itulah sangat perlu diadakan seleksi. Adanya seleksi
yang demikian merupakan daya perangsang pula. Pada umumnya orang menganggap bahwa adanya seleksi
memberi gambaran, bahwa orang - orang yang cakap saja yang dapat mengikuti latihan itu.
f. Selection of trainers
Seorang trainers yang cakap belum tentu dapat berhasil memberikan kepandaiannya kepada orang lain.
Tergantung kepada ada tidaknya persamaan kualifikasi orang tersebut dengan kualifikasi yang tercantum dalam
analisa jabatan mengajar.
g. Trainer Training
Trainer sebelum diserahi tanggung jawab untuk memberikan pelajaran hendaknya telah mendapatkan
pendidikan untuk menjadi tenaga pelatih. Dengan demikian salah satu azas yang penting dalam pendidikan ialah
agar para pelatih mendapatkan pendidikan sebagai pelatih.
D. Teknik-Teknik Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Oleh karena itu setiap
organisasi atau instansi yang ingin berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi karyawannya harus
memperoleh perhatian yang serius.
Pada garis besarnya ada empat macam atau pendekatan yang digunakan dalam pelatihan karyawan,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Heidjracman dan Suad Husnan (1990 : 83) yaitu :
1. On the job training
On the job training merupakan metode latihan yang paling banyak dipergunakan. Sistem ini terutama
memberikan tugas kepada atasan langsung untuk memberikan latihan kepada karyawan yang baru, untuk
melatih mereka. Karena itu para manajer sering beranggapan bahwa sistem ini merupakan sistem yang
ekonomis (hemat), karena tidak perlu menyediakan fasilitas khusus untuk latihan. Meskipun demikian cara ini
mempunyai efek fisik dan psikologis yang kuat terhadap para karyawan yang dilatih karena dijalankan pada
tempat kerja yang sebenarnya.
2. Vestibule school
Vestibule school merupakan bentuk latihan dimana pelatihnya bukanlah atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih
khusus. Alasannya terutama adalah untuk menghindari para atasan langsung tersebut tambahan kewajiban dan
memusatkan latihan hanya kepada para ahli dalam bidang pelatihan. Meskipun demikian, cara semacam ini bisa
menimbulkan konflik antara atasan langsung dengan para pelatih apabila ternyata nantinya para karyawan yang
telah dilatih dianggap tidak baik.
3. Apprenticeship (magang)
Appretinchesip (magang) bisa dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang
relatif lebih tinggi. Program apprenticeship biasa mengkombinasikan on the job training dan pengalaman dengan
petunjuk-petunjuk di kelas dalam pengetahuan-pengetahuan tersebut.
4. Kursuskursus khusus
Kursus-kursus khusus merupakan bentuk pengembangan karyawan yang lebih mirip pendidikan daripada
latihan. Kursus-kursus ini biasanya diadakan untuk memenuhi minat dari para karyawan dalam bidang-bidang
pengetahuan tertentu (di luar bidang pekerjaan) seperti kursus bahasa asing, kursus manajamen, kepemimpinan
dan lain sebagainya.
F. Kerangka Pemikiran
Teriring dengan perkembangan zaman dan disertai perkembangan tekhnologi yang terus menerus,
dihadapkan dengan yang namanya era globalisasi. Dimana dalam persaingan industri perbankan khususnya dan
perekonomian Indonesia pada umumnya terjadi persaingan yang semakin ketat. Banyaknya bermunculan
perusahaan yang datangnya dari lembaga keuangan bukan bank, itu membuat semakin ketat persaingan dalam
dunia perbankan yang pastinya kita tidak dapat menghindari keadaan tersebut. Oleh karena itu dalam
menghadapi segala resiko yang terjadi akibat persaingan, maka perusahaan perlu merubah posisi dengan
penampilan agar tetap eksis dan berkembang.
Bahwa sesungguhnya PT. BRI Cabang Sengkang melihat tantangan tersebut, maka dalam menghadapi
dan mengantisipasi hambatan dan tantangan perusahaan, harus mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas dan handal, yang mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi serta mampu mengambil keputusan
dengan cepat dan tepat agar perusahaan tetap mampu bersaing.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, digambarkan sebagai berikut :
G. Hipotesis
Sehubungan dengan
permasalahan yang dikemukakan, maka
penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut :
1. Diduga bahwa pelaksanaan sistem pendidikan dan pelatihan karyawan PT. BRI (Persero) Cabang Sengkang
sudah berjalan dengan baik.
2. Diduga terjadi peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT. BRI (Persero) Cabang Sengkang.
3. Diduga bahwa dengan melalui pendidikan dan pelatihan karyawan akan berpengaruh nyata terhadap
peningkatan produktivitas kerja karyawan PT. BRI (Persero) Cabang Sengkang.
untuk penggunaan rumus produktivitas keseluruhan karyawan BRI yang dilihat dari jumlah karyawan dengan
jumlah nasabah yang ada.
2. untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap peningkatan produktivitas karyawan digunakan
nilai koefisien Determinasi (r).
Y = a + bx
Dimana :
y = Volume penjualan
x = Harga
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
F. Defenisi Operasional
1. pendidikan adalah suatu kegiatan dimana anggota organisasi dapat mengembangkan atau mengasah potensi
dalam diri anggota organisasi itu sendiri untuk mencapai hasil yang optimal.
2. Pelatihan yaitu bagian dari pendidikan itu sendiri yang mana merupakan kegiatan yang langsung dipraktekan
sehingga memperoleh penguasaan ketrampilan yang abstrak dan teoritis secara sistimatis guna memenuhi
kebutuhan pegawai.
3. produktivitas yaitu segala tindakan anggota organisasi yang dapat menghasilkan sesuatu yang berharga untuk
pencapaian tujuan organisasi serta hasil yang diperoleh tersebut akan diusahakan agar menjadi lebih baik.
4. Karyawan adalah individu-individu yang melakukan aktivitas kerja pada suatu organisasi yang ditempatkan pada
suatu bidang tertentu, sesuai dengan tingkat pendidikan yang diperolehnya serta dalam mewujudkan pencapaian
tujuan organisasi.
5. Bank adalah suatu lembaga keuangan , yaitu suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit.
IV. JADWAL PENELITIAN
Waktu penelitian direncanakan akan berlangsung selama 5 (lima) bulan terhitung sejak penyusunan
rencana penelitian sampai selesai skripsi, untuk tahapan penelitian dapat diproyeksikan sebagai berikut :
1. April 2007
Persiapan proposal
2. April 2007
Penyusunan proposal
3. Mei 2007
Konsultasi pembimbing
4. Juni 2007
Seminar proposal
5. Juli 2007
Pengumpulan dan pengolahan data
6. Agustus 2007
Analisis dan penyusunan hasil penelitian ujian skripsi
7. Agustus 2007