Anda di halaman 1dari 9

MASALAH TRANSPORTASI KHUSUS

1. MASALAH TRANSPORTASI BERPOLA MAKSIMUM

Pada pembahasan terdahulu telah diuraikan bagaimana menyelesaikan masalah transportasi


dengan fungsi tujuan meminimumkan. Selanjutnya akan dibahas masalah transportasi berpola
maksimum.
Diberikan masalah transportasi sebagai berikut :
Mencari xij 0
m n
yang memaksimumkan C cij xij
i 1 j 1

n
dengan kendala x b , i 1,2,..., m
j 1
ij i

x a , j 1,2,..., n
i 1
ij j

m n
dengan b a
i 1
i
j 1
j
.

Masalah transportasi berpola maksimum ini dapat diubah menjadi berpola minimum dengan
melakukan transformasi
c ij P cij (*)
dengan P adalah sebarang bilangan yang memenuhi P max{cij , i, j}.

Jika kedua ruas (*) dikalikan dengan xij untuk semua i dan j, diperoleh
m n m n m n m n
C c ij xij ( P cij ) xij Pij xij cij xij
i 1 j 1 i 1 j 1 i 1 j 1 i 1 j 1

Atau
m n
C Pij xij C .
i 1 j 1

m n
Karena Px ij
konstan, maka C akan mencapai maksimum jika C mencapai minimum
i 1 j 1

untuk xij yang telah tertentu.


Jadi masalah transportasi berpola maksimum di atas dapat diubah menjadi berpola minimum
(bagaimana menyelesaikannya sudah dibahas di depan) sebagai berikut.

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 1


Mencari xij 0
m n
yang meminimumkan C c x ij
ij
dengan c ij P cij , P cij sebarang
i 1 j 1

n
dengan kendala x b , i 1,2,..., m
j 1
ij i

x a , j 1,2,..., n
i 1
ij j

m n
dengan bi a j .
i 1 j 1

CONTOH 1
Diberikan masalah transportasi dengan tabel biaya sebagai berikut.
D1 D2 D3 bi
O1 4 3 2 40

O2 5 4 6 40

O3 2 7 6 40

aj 50 50 20 120

Masalah transportasi berpola maksimum ini diubah menjadi berpola minimum dengan

mentransformasikan ongkos cij menjadi c ij 7 cij sehingga diperoleh tabel biaya sekaligus
tabel awal (dengan Vogel) sebagai berikut.
D1 D2 D3 bi
O1 3 4 5 40
30 10
O2 2 3 1 40
20 20
O3 5 0 1 40
40
aj 50 50 20 120

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 2


Banyak kotak terisi 5=m+n-1 sehingga tabel tidak merosot dan proses dapat dilanjutkan.

Selanjutnya akan dicek apakah tabel ini sudah optimum dengan Metode Batu Loncatan.
Kotak kosong Lintasan c c ij '
K13 K13K23K21K11 +5-1+2-3 = 3 -3
K22 K22K21K11K12 +3-2+3-4 = 0 0
K31 K31K11K12K32 +5-3+4-0 = 6 -6
K33 K33K32K12K11K21K23 +1-0+4-3+2-1 = 3 -3

Tabel sudah optimum karena semua c ij ' 0 .


Penyelesaian optimalnya :
x11 = 30, x12 = 10, x21 = 20, x23 = 20, dan x32 = 40.
Biaya total minimum :
m n
C c ij xij 3.30 4.10 2.20 1.20 0.40 190
i 1 j 1

Biaya total maksimum :


m n m n
c Pij xij C 7 xij 190 7 x120 190 650 .
i 1 j 1 i 1 j 1

Biaya total maksimum ini juga dapat diperoleh dengan mengalikan ongkos semula dengan sel
basis pada tabel optimum, yaitu
C = 4.30 + 3.10 + 5.20 + 6.20 + 7.40 = 120 + 30 + 100 + 120 + 280 = 650.

2. MASALAH TRANSPORTASI TIDAK SEIMBANG

Masalah transportasi yang sudah dibahas sampai sejauh ini adalah untuk masalah transportasi
m n
yang seimbang, yaitu banyaknya penawaran sama dengan banyaknya permintaan, bi a j .
i 1 j 1

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 3


m n
Berikut akan dibahas untuk kasus tidak seimbang, yaitu b a . Langkah awal untuk
i j
i 1 j 1

menyelesaikannya adalah menjadikannya masalah transportasi seimbang.

m n
a. b a
i 1
i
j 1
j

Untuk kasus ini, banyaknya penawaran lebih besar dari banyaknya permintaan. Masalah
ini dibuat seimbang dengan menambahkan permintaan semu (menambah tujuan semu) sebesar :
m n
an1 bi a j dengan ci ( n1) 0 .
i 1 j 1

Selanjutnya, masalah ini diselesaikan dengan cara biasa yang sudah dibahas di depan. Akan
tetapi sedikit berbeda dalam menyusun awal. Misalnya tabel awal disusun dengan metode
terkecil, maka sel pada tujuan semu ( ci ( n1) 0 ) diabaikan dahulu (diisi terakhir). Begitu juga
jika tabel awal disusun dengan Vogel. Selisih dua cij terkecil dihitung tanpa melibatkan tujuan
semu.

CONTOH 2
Diberikan masalah transportasi dengan tabel biaya berikut.
D1 D2 D3 bi
O1 4 4 2 45

O2 3 7 8 45

O3 2 5 6 70

aj 40 50 60

3
Banyaknya persediaan pada masalah transportasi ini adalah b 160 , sedangkan banyaknya
i 1
i

3
permintaan adalah a 150 . Masalah ini disetimbangkan dengan menambahkan tujuan semu
i 1
j

D4 dengan a4 10 dan ci 4 0 sehingga tabel menjadi :

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 4


D1 D2 D3 D4 bi
O1 4 4 2 0 45

O2 3 7 8 0 45

O3 2 5 6 0 70

aj 40 50 60 10 160

Selanjutnya disusun tabel awal dengan metode cij terkecil dengan urutan pengisian
sebagai berikut :
K13 = 45, K31 = 40, K32 = 30, K22 = 20, K23 = 15 (tabel tanpa tujuan semu, masih sisa
10).
Kotak terakhir yang diisi adalah K24 = 10. Diperoleh tabel awal berikut.
D1 D2 D3 D4 bi
O1 4 4 2 0 45
45
O2 3 7 8 0 45
20 15 10
O3 2 5 6 0 70
40 30
aj 40 50 60 10 160

Dari uji keoptimuman tabel awal, diperoleh bahwa tabel sudah optimum dengan PO x 13=45,
x22=20, x23=15, x24=10, x31=40, dan x32=30. Dari PO ini terlihat bahwa ada kelebihan total
permintaan sebesar 10. Hal ini karena ada tambahan tujuan (semu) yang sebenarnya tidak ada
(permintaan).

m n
b. b a
i 1
i
j 1
j

Masalah transportasi ini disetimbangkan dengan menambahkan penawaran/tujuan/gudang


semu dengan

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 5


n m
bm1 a j bi dan c( m1) j 0 .
j 1 i 1

Selanjutnya masalah diselesaikan dengan cara yang sama dengan kasus a.

CONTOH 3
Diberikan tabel biaya dari suatu masalah transportasi berikut
D1 D2 D3 D4 persediaan
O1 4 4 2 8 50

O2 5 7 9 1 100

O3 3 3 4 9 90

O4 6 5 8 7 100

permintaan 150 60 60 80

Tabel ini disetimbangkan dengan menambah origin/gudang semu O5 dengan kapasitas 10 dan
ongkos masing-masing selnya 0 sehingga diperoleh tabel biaya berikut.
D1 D2 D3 D4 persediaan
O1 4 4 7 8 50

O2 5 7 9 1 100

O3 3 3 4 9 100

O4 6 5 8 7 100

O5 0 0 0 0 10

permintaan 150 60 60 80 350

3. ADA JALUR RUSAK/DIBLOKIR

Yang dimaksud dengan ada jalur yang rusak atau diblokir di sini adalah ada sel/kotak yang tidak
boleh diisi. Misal Kkl, hal ini dapat berarti komoditi dari gudang k tidak dapat dikirim ke tujuan l.
Jalur yang rusak/diblokir ini kemudian diganti ongkosnya dengan M, bilangan positif cukup

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 6


besar. Selanjutnya diselesaikan dengan cara biasa.
Bila semula ckl>0, maka dengan adanya koefisien M yang bernilai positif cukup besar, algoritma
simpleks akan segera mengeluarkan xkl dari basis sehingga bernilai nol. Dalam istilah
pemrograman linear hal ini berarti xkl dianggap sebagai perubah semu dalam soal berpola
minimum.

SOAL LATIHAN

1. Tentukan biaya minimum dari masalah transportasi dengan tabel biaya sebagai berikut.
D1 D2 D3 bi
O1 5 3 4 40

O2 3 2 3 60

aj 30 40 30 100

2. Tentukan penyelesaian optimum masalah transportasi minimum berikut.


D1 D2 D3 bi
O1 5 4 6 25

O2 3 6 7 35

O3 4 5 3 40

aj 40 30 30 100

3. Tentukan biaya total minimum dan biaya total maksimum dari masalah transportasi dengan
tabel biaya berikut.

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 7


D1 D2 D3 D4 persediaan
O1 10 0 20 11 15

O2 12 7 9 20 25

O3 0 14 10 18 5

permintaan 5 15 15 10

4. Tentukan biaya total minimum dan biaya total maksimum masalah transportasi berikut.
D1 D2 D3 D4 persediaan
O1 5 3 7 6 30

O2 2 3 5 4 20

O3 1 7 4 3 30

permintaan 20 20 25 25

5. Tentukan biaya total minimum masalah transportasi berikut jika jalur K11 rusak.
D1 D2 D3 D4 D5 bi
O1 12 4 9 5 9 55

O2 8 1 6 6 7 45

O3 1 12 4 7 7 30

O4 10 15 6 9 1 50

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 8


aj 40 20 50 30 40

Modul Pemrograman Linier Himmawati P.L. 9

Anda mungkin juga menyukai