Anda di halaman 1dari 3

A.

Berfikir Sejarah

Untuk memahami peristiwa sejarah pada masa kini maupun masa yang akan datang, maka
harus memiliki kemampuan berpikir sebagai berikut :
1. Diakronik, bermakna bahwa sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam
waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas. Adapun ciri-ciri pemikiran diakronis ialah.
a) Mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu.
b) Memandang masyarakat sebagai sesuatu yang terus bergerak dan memiliki
hubungan kausalitas atau sebab akibat.
c) Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu
kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
d) Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis.
e) Digunakan dalam ilmu sejarah.

Misalnya, sejarah Perang Dingin 1945-1989

2. Sinkronik, menyatakan sejarah sebagai ilmu yang meneliti gejala-gejala yang


meluas dalam ruang, tetapi dalam waktu yang terbatas. Ciri-ciri pemikiran sinkronis
adalah :
a) Mengamati kehidupan sosial secara meluas berdimensi ruang.
b) Memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan
saling berkaitan antara satu unit dengan unit lainnya.
c) Menguraikan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi
bagian.
d) Menjelaskan struktur dan fungsi masing-masing unit dalam kondisi statis.
e) Digunakan oleh ilmu-ilmu sosial, seperti geografi, sosiologi, politik,ekonomi,
antropologi, dan arkeologi.

Misalnya, membahas kota-kota metropolitan seperti Jakarta, Surabaya, Medan.

Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kelahiran sejarah baru yang sangat
dipengaruhi perkembangan ilmu-ilmu sosial. Pengaruh tersebut berupa :
1) Konsep

Bahasa Latin, conseptus artinya gagasan atau ide. Dalam hal ini para
sejarawan sering menggunakan konsep-konsep ilmu sosial.
2) Teori

Bahasa Yunani, theoria berarti kaidah yang mendasari suatu gejala yang sudah
melalui verifikasi.

3) Permasalahan
Sejarah, banyak mengangkat permasalahan ilmu sosial seperti mobilitas sosial,
kriminalitas, migrasi, gerakan petani, budaya istana, kebangkitan kelas
menengah dan sebagainya.

3. Kausalitas, menyangkut hubungan sebab akibat antara dua atau lebih peristiwa.
Uraian penyebab terjadinya suatu peristiwa dalam ilmu sejarah disebut kausalitas.
Teori kausalitas ada dua :

a. Monokausalitas
Memandang bahwa penyebab terjadinya suatu peristiwa adalah tunggal. Adapun
faktor tunggal itu, antara lain, geografis, rasial, dan ekonomis. Misalnya, bangsa
yang tinggal di empat musim pada umumnya maju karena ekologinya.
b. Multikausalitas
Memandang bahwa penyebab terjadinya suatu peristiwa ialah karena berbagai
penyebab.

Misalnya, penyebab terjadinya Perang Dunia ke-1 tahun 1914 tidak hanya disebabkan
oleh terbunuhnya putra mahkota Austria tetapi juga disebabkan oleh berbagai faktor
menyangkut hubungan internasional.

4. Kronologi adalah sesuai dengan urutan waktu. Peristiwa sejarah selalu berurutan
sesuai dengan urutan waktu kejadian. Peristiwa sejarah tidak terjadi secara
melompat-lompat urutan waktunya atau bahkan berbalik urutan waktunya
(anakronik).
Berikut ini kronologi jatuhnya Orde Baru :
22 Januari 1998
Krisis moneter mendera Indonesia.
12 Mei 1998
Kasus Trisakti terjadi.
18 Mei 1998
Mahasiswa menduduki gedung MPR/DPR, menuntut turunnya Presiden Soeharto.
21 Mei 1998
Soeharto mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI.
Kronik adalah catatan atau kisah sejarah yang ditulis berdasarkan urutan waktu. Misalnya,
sejarah lahirnya organisasi-organisasi kebangsaan Indonesia sejak 1908 sampai dengan
1942.
5. Periodisasi ialah pembagian atau pembabakan peristiwa-peristiwa masa lampau yang
sangat panjang menjadi beberapa zaman.
Kegunaan periodisasi adalah memudahkan mempelajari sejarah dan membantu memahami
peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis.

Anda mungkin juga menyukai