Anda di halaman 1dari 9

1.

POTENSI DESA DAN PERKEMBANGAN DESA-KOTA Desa dalam kehidupan


sehari-hari sering diistilahkan dengan kampung,yaitu suatu daerah yang letaknya jauh
dari keramaian kota dan dihuni olehsekelompok masyarakat yang sebagian besar mata
pencahariannya dalam bidangpertanian. Hal ini sejalan dengan pengertian desa
menurut Daldjoeni (2003)bahwa, Desa merupakan permukiman manusia yang
letaknya di luar kota danpenduduknya berpangupajiwa agraris. Desa dengan
berbagai karakteristik fisikmaupun sosial, memperlihatkan adanya kesatuan di antara
unsur-unsurnya. Sebagaimana menurut R. Bintarto (1977) bahwa wilayah
perdesaanmerupakan suatu perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-
unsurfisiografi, sosial, ekonomis, politis dan kultural yang terdapat di situ
dalamhubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya. Adapun
secara administratif, desa adalah daerah yang terdiri atas satu ataulebih dukuh atau
dusun yang digabungkan, sehingga menjadi suatu daerah yangberdiri sendiri dan
berhak mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi).1. Ciri khas desa Suatu daerah
dikatakan sebagai desa, karena memiliki beberapa ciri khasyang dapat dibedakan
dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertianDirjen Pembangunan Desa
(Dirjen Bangdes), ciri-ciri desa yaitu sebagai berikut:a. perbandingan lahan dengan
manusia (mand land ratio) cukup besar;b. lapangan kerja yang dominan ialah sektor
pertanian (agraris);c. hubungan antarwarga desa masih sangat akrab;d. sifat-sifat
masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku. Masih banyak ciri-ciri
desa lainnya yang dapat kita temui. Sekarang, cobakamu kenali hal-hal lain yang
dapat dijadikan sebagai ciri-ciri desa Sebagaidaerah otonom, desa memiliki tiga unsur
penting yang satu sama lain merupakansatu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut
menurut R. Bintarto (1977) antaralain:a. Daerah, terdiri atas tanah-tanah produktif dan
non produktif serta penggunaannya, lokasi, luas, dan batas yang merupakan
lingkungan geografi setempat.

2. b. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata


pencaharian penduduk.c. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-
ikatan pergaulan warga desa. Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan hidup (living
unit), karenadaerah yang menyediakan kemungkinan hidup. Penduduk dapat
menggunakankemungkinan tersebut untuk mempertahankan hidupnya. Tata
kehidupan, dalamartian yang baik, memberikan jaminan akan ketenteraman dan
keserasian hidupbersama di desa.2. Potensi desa Maju mundurnya desa, sangat
tergantung pada ketiga unsur di atas.Karena, unsur-unsur ini merupakan kekuasaan
desa atau potensi desa. Potensidesa adalah berbagai sumber alam (fisik) dan sumber
manusia (non fisik) yangtersimpan dan terdapat di suatu desa, dan diharapkan
kemanfaatannya bagikelangsungan dan perkembangan desa. Adapun yang termasuk
ke dalam potensidesa antara lain sebagai berikut.a. Potensi fisikPotensi fisik desa
antara lain meliputi:1) tanah, dalam artian sumber tambang dan mineral, sumber
tanaman yang merupakan sumber mata pencaharian, bahan makanan, dan tempat
tinggal.2) air, dalam artian sumber air, kondisi dan tata airnya untuk irigasi, pertanian
dan kebutuhan hidup sehari-hari.3) iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang
bersifat agraris.4) ternak, sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan.5)
manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power) baik pengolah
tanah dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri di kota.b.
Potensi non fisikPotensi nonfisik desa antara lain meliputi:1) masyarakat desa, yang
hidup berdasarkan gotong royong dan dapat merupakan suatu kekuatan berproduksi
dan kekuatan membangun atas dasar kerja sama dan saling pengertian.
3. 2) lembaga-lembaga sosial, pendidikan, dan organisasi-organisasi sosial yang dapat
memberikan bantuan sosial dan bimbingan terhadap masyarakat.3) aparatur atau
pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan demi kelancaran jalannya
pemerintahan desa.3. Perkembangan desa-kota Potensi suatu desa tidaklah sama,
tergantung pada unsur-unsur desa yangdimiliki. Kondisi lingkungan geografis dan
penduduk suatu desa dengan desalainnya berbeda, maka potensi desa pun berbeda.
Potensi yang tersimpan dandimiliki desa seperti potensi sosial, ekonomi, demografis,
agraris, politis, kulturaldan sebagainya merupakan indikator untuk mengadakan suatu
evaluasi terhadapmaju mundurnya suatu desa (nilai desa). Dengan adanya indikator
ini, makaberdasarkan tingkat pembangunan dan kemampuan mengembangkan
potensi-potensi yang dimiliki, desa diklasifikasikan menjadi desa swadaya,
desaswakarya, dan desa swasembada.a. Desa swadaya (desa terbelakang) adalah suatu
wilayah desa yang masyarakat sebagian besar memenuhi kebutuhannya dengan cara
mengadakan sendiri. Desa ini umumnya terpencil dan masyarakatnya jarang
berhubungan dengan masyarakat luar, sehingga proses kemajuannya sangat lamban
karena kurang berinteraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak sama sekali.b. Desa
swakarya (desa sedang berkembang), keadaannya sudah lebih maju dibandingkan
desa swadaya. Masyarakat di desa ini sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi
ke daerah lain, di samping untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi sudah mulai
nampak, walaupun intensitasnya belum terlalu sering.c. Desa swasembada (desa
maju) adalah desa yang sudah mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki
secara optimal. Hal ini ditandai dengan kemampuan masyarakatnya untuk
mengadakan interaksi dengan masyarakat luar, melakukan tukar-menukar barang
dengan wilayah lain (fungsi perdaganagan) dan kemampuan untuk saling
mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain. Dari hasil interaksi tersebut,
masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan sumber dayanya
sehingga proses pembangunan berjalan dengan baik.

4. Selama ini, membangun desa-desa di Indonesia sudah banyak dilakukanoleh


pemerintah, seperti program PMD (Pembangunan Masyarakat Desa) danmodernisasi
desa. Pembangunan desa berarti membina dan mengembangkanswadaya masyarakat
desa melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki secaraoptimal, sehingga tercapai
kesejahteraan dan kemakmuran seluruh masyarakatdesa. Baik PMD maupun
modernisasi desa pada dasarnya memiliki tujuan yangsama, yaitu:a. memberi gairah
dan semangat hidup baru dengan menghilangkan pola kehidupan yang monoton,
sehingga warga desa tidak merasa jenuh;b. meningkatkan kesejahteraan sosial
ekonomi warga desa;c. meningkatkan bidang pendidikan. Adanya pembangunan di
pedesan seperti ini, diharapkan dapat menahanlaju urbanisasi yang selama ini menjadi
permasalahan kompleks terutama bagidaerah perkotaan. Perkembangan desa tidak
hanya dipengaruhi oleh potensinya,beberapa faktor lain juga sangat menentukan,
seperti faktor interaksi (hubungan)dan lokasi desa. Adanya kemajuan-kemajuan di
bidang perhubungan dan lalulintas antardaerah, menyebabkan sifat isolasi desa
berangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang berdekatan dengan kota mengalami
perkembangan yangcepat dibandingkan desa lainnya akibat dari banyaknya pengaruh
kota yangmasuk. Daerah pedesaan di perbatasan kota yang mudah dipengaruhi oleh
tatakehidupan kota disebut dengan rural urban areas atau daerah desa-kota. Daerahini
juga merupakan suburban fringe, yaitu suatu area melingkari suburban danmerupakan
daerah peralihan antara daerah rural dengan daerah urban. MenurutBintarto (1977),
petani-petani di daerah desa-kota keadaannya lebih maju daripetani di daerah
pedesaan, karena:1) jarak yang dekat dengan kota, sehingga pergaulan antarwarga
boleh dikatakan agak tinggi;2) kemungkinan bersekolah bagi anak-anak lebih besar
daripada anak-anak di desa-desa yang agak jauh;3) kesempatan memperoleh mata
pencaharian tambahan di kota dimungkinkan dengan adanya letak yang berdekatan
dengan kota.

Potensi desa adalah sumber daya yang terdapat di suatu desa yang dapat

dikembangkan dan diaktifkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa, mencakup keadaan alam (cenderung bersifat tetap), manusia (cenderung

berubah dan berkembang) dan hasil kerja manusianya.

1. Komponen Alam.

Komponen alam yang ada di desa adalah sbb :

a. Lokasi Desa.

Dapat menjadi indicator bagi perkembangan desa. Desa dengan lokasi

Strategis memiliki potensi lebih cepat berkembang disbanding desa

terpencil. Lokasi desa terhadappusat fasilitas dibedakan menjadi 4 katagori

1. Kategori I

Desa yang lokasinya berada disekitar ibukota propinsi dan kota. Ada
pelabuhan utama dan pusat2 industri besar, pusat pasar regional, bank,
pusat pendidikan tinggi dll

2. Kategori II

Desa yang lokasinya berada disekitar ibukota kabupaten. Memiliki pusat-


pusat terminal antar kota, pasar sub regional, bank-bank dagang pusat dan
pusat pendidikan menengah atas.

3. Kategori III

Desa yang lokasinya berada di sekitar ibukota kecamatan atau kota-kota


kecil.

4. Kategori IV

Desa yang lokasinya terpencil. Letaknya jauh dari pusat fasilitas.

b. Luas Desa
Wilayah desa meliputi luas lahan pertanian, pemukiman dll.

c. Keadaan Tanah

Dapat mencirikan kesuburan lahan pertanian.

d. Keadaan Iklim

Mencakup curah hujan, temperature, kelembaban, penyinaran matahari

dan angina.

e. Ketersediaan nabati, jenis hewan dan produksinya.

f. Keadaan bentang alam.

Penting, karena mempunyai hubungan yang erat dengan persebaran

Penduduk. Bentang alamini al :

1. Pegunungan

2. Perbukitan

3. Dataran

2. Komponen Manusia dan Kegiatannya

Merupakan potensi bagi desa itu, makin banyak jumlah penduduk desa

terutama penduduk usia produktif, maka makin besar potensi desa tsb.

3. Program Pembangunan Desa.

Hal ini berkaitan erat dengan keadaan masyarakat, pemerintah, kondisi

geografi dan lembaga-lembaga desanya

2 comments.

Potensi Desa dan Kaitannya dengan


Perkembangan Desa-Kota
Posted on 30 Oktober 2009 by indahpurnamawati.
Categories: Potensi Desa dan Kaitannya dengan Perkembangan Desa-Kota, geografi 12.

Potensi desa adalah sumber daya yang terdapat di suatu desa yang dapat
dikembangkan dan diaktifkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa, mencakup keadaan alam (cenderung bersifat tetap), manusia (cenderung

berubah dan berkembang) dan hasil kerja manusianya.

1. Komponen Alam.

Komponen alam yang ada di desa adalah sbb :

a. Lokasi Desa.

Dapat menjadi indicator bagi perkembangan desa. Desa dengan lokasi

Strategis memiliki potensi lebih cepat berkembang disbanding desa

terpencil. Lokasi desa terhadappusat fasilitas dibedakan menjadi 4 katagori

1. Kategori I

Desa yang lokasinya berada disekitar ibukota propinsi dan kota. Ada
pelabuhan utama dan pusat2 industri besar, pusat pasar regional, bank,
pusat pendidikan tinggi dll

2. Kategori II

Desa yang lokasinya berada disekitar ibukota kabupaten. Memiliki pusat-


pusat terminal antar kota, pasar sub regional, bank-bank dagang pusat dan
pusat pendidikan menengah atas.

3. Kategori III

Desa yang lokasinya berada di sekitar ibukota kecamatan atau kota-kota


kecil.

4. Kategori IV

Desa yang lokasinya terpencil. Letaknya jauh dari pusat fasilitas.

b. Luas Desa

Wilayah desa meliputi luas lahan pertanian, pemukiman dll.

c. Keadaan Tanah

Dapat mencirikan kesuburan lahan pertanian.

d. Keadaan Iklim

Mencakup curah hujan, temperature, kelembaban, penyinaran


matahari

dan angina.

e. Ketersediaan nabati, jenis hewan dan produksinya.

f. Keadaan bentang alam.

Penting, karena mempunyai hubungan yang erat dengan

persebaran

Penduduk. Bentang alamini al :

1. Pegunungan

2. Perbukitan

3. Dataran

2. Komponen Manusia dan Kegiatannya

Merupakan potensi bagi desa itu, makin banyak jumlah penduduk desa

terutama penduduk usia produktif, maka makin besar potensi desa

tsb.

3. Program Pembangunan Desa.

Hal ini berkaitan erat dengan keadaan masyarakat, pemerintah, kondisi

geografi dan lembaga-lembaga desanya

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Ketertinggalan Daerah

Dari seluruh kabupaten yang ada di seluruh Indonesia saat ini masih terdapat 183 kabupaten daerah
tertinggal. Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang dibanding
daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk yang relatif terbelakang. Daerah tertinggal
umumnya ditandai dengan (1) adanya kesenjangan pada beberapa sektor kehidupan, (2) tingginya
angka kemiskinan dan (3) tingginya angka pengangguran penduduk. Hal ini terjadi karena beberapa
faktor penghambat antara lain : letak geografi, topografi dan kekayaan alam, serta SDM yang relatif
masih rendah. Secara rinci kabupaten tertinggal ditandai dengan adanya desa-desa dengan kondisi
penduduk dan wilayah sebagai berikut :

1) Masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran,

2) Belum berkembangnya tingkat perekonomian masyarakat,

3) Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat (SDM) serta terbatasnya sarana-prasarana


pendidikan,

4) Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat serta terbatasnya sarana-prasarana kesehatan,

5) Belum memadainya sarana infrastruktur transportasi,

6) Letak wilayah desa yang terisolir atau di daerah perbatasan,

7) Kurang memadainya sarana-prasarana Air bersih,

8) Belum tersedianya sarana penerangan listrik,

9) Rendahnya penguasaan teknologi dan pasar,

10) Terbatasnya Sarana Komunikasi telepon/internet,

11) Sulitnya merubah sosial budaya masyarakat,

12) Kondisi keamanan relatif masih rentan dan rawan.

Dari beberapa hal tersebut, maka terjadinya ketertinggalan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Banyaknya desa-desa yang letaknya terisolir dan kondisi medan alam yang sulit dijangkau
seperti daerah berawa, perbukitan dan pegunungan.

2. Keterbatasan dana untuk pembangunan infrastruktur wilayah, karena memerlukan dana yang
besar sebab daerah tersebut berawa dan pegunungan

3. Rendahnya partisifasi dan kemampuan masyarakat untuk memajukan desanya.

Adapun masyarakat yang berada di wilayah tertinggal pada umumnya masih belum banyak tersentuh
oleh program-program pembangunan sehingga akses terhadap pelayanan sosial, pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dan politik masih sangat terbatas. Oleh karena itu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang hidup di daerah tertinggal memerlukan perhatian dan keberpihakan
pembangunan yang besar dari semua sektor.

Faktor-faktor penyebab diatas telah mengakibatkan kesulitan dalam mempercepat kemajuan wilayah
dibandingkan dengan perkotaan, hingga terjadinya kelambatan dalam mengurangi angka
kemiskinan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan strategi dan kebijakan yang terpadu antar
tingkat pemerintahan pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa, terintegrasi pada beberapa
sektor dan wilayah, dilakukan secara intensif dan berkesinambungan, serta melibatkan masyarakat
secara aktif melalui pemberdayaan kelembagaan dan masyarakat desa.

2. Konsepsi Ketahanan Nasional

Konsepsi ketahanan nasional pada hakekatnya merupakan suatu konsepdi dalam pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan serta keamanan di dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan
dilakukan berdasarkanKonsep-konsep Aspek Ketahanan Nasional sebagai berikut :

1. Aspek Tri Gatra, yaitu :

a. Posisi dan lokasi geografi; Desa tertinggal umumnya terletak di daerah perairan/rawa-rawa,
bantaran sungai, pantai, perbukitan, pegunungan,di perbatasan dan terisolir, yang sulit bagi
masyarakat untuk berkembang.Pendekatan yang dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan masyarakat secara aktif untuk menyiapkan seluruh infrastruktur, baik transportasi,
pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

b. Keadaan dan kekayaan alam; Desa-desa tertinggal umumnya memiliki keadaan alam seperti
lahan berawa-rawa yang luas dan tidak produktif dan potensi kekayaan alam yang sangat terbatas
dan belum dikelola; pendekatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam memanfaatkan potensi kekayaan alam yang tersedia disekitar desa guna
membangkitkan perekonomian, serta mengadopsi inovasi teknologi yang sesuai dengan keadaan
alam di desa tersebut.

c. Keadaan dan kemampuan penduduk; Keadaan penduduk Desa tertinggal adalah dengan
pemukiman yang terpencar-pencar, terbatasnya fasilitas, sulitnya merubah budaya, masih banyaknya
pengangguran, dan rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, serta daya beli masyarakat yang
masih rendah; pendekatan yang harus dilakukan adalah untuk meningkatkan kemampuan penduduk
hingga keluar dariseluruh aspek ketertinggalannya.

2. Dari Aspek Panca Gatra, yaitu :

a. Ideologi; Pancasila sebagai satu-satunya dasar negara Indonesia adalah landasan Idiil bagi
rakyat dalam bernegara yang harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari dengan
mengamalkan makna yang terkandung didalam setiap sila-sila Pancasila; pendekatan yang dilakukan
adalah untuk meningkatkan aktivitas keagamaan sesuai dengan agama dan keyakinan masing-
masing, adanya rasa kemanusiaan, kebersamaan, gotong royong sama, semangat kebangsaan,
adanya rasa persatuan dan kesatuan berbangsa dan bernegara, mendahulukan musyawarah dalam
menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada dalam masyarakat, dan meningkatkan solidaritas
dalam masyarakat serta mengurangi kesenjangan antar sesama.

b. Politik; Pengetahuan Masyarakat desa tertinggal akan kehidupan berpolitik umumnya masih
terbatas, karena itu pendekatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang
tujuan berpolitik, dan menjamin hak-hak kehidupan politik setiap warga agar mendapat tempat yang
semestinya.

c. Ekonomi; Perekonomian masyarakat desa tertinggal umumnya masih sangat rendah, rendahnya
pengetahuan dalam mengelola SDA, rendah dalam permodalan, rendah dalam penguasaan IPTEK,
karena itu pendekatan yang dilakukan adalah dengan penentuan kebijakan ekonomi, pembinaan
ekonomi yang berpihak kepada pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan faktor-faktor SDA, serta
meningkatkan kelancaran arus distribusi hasil produksi.

d. Sosial Budaya; Kondisi Sosial-Budaya masyarakat desa tertinggal umumnya masih sangat
rendah, rata-rata tingkat pendidikan masih rendah dan kesehatan yang masih rentan terhadap
berbagai macam penyakit, pendekatan yang dilakukan adalah menyiapkan infrastruktur transportasi,
pendidikan, kesehatan, tenaga pendidik dan tenaga kesehatan yang berkualitas, menjaga kelestarian
budaya, serta menghindari masuknya budaya yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat bangsa
dan negara.

e. Pertahanan dan Keamanan; yaitu daya upaya rakyat semesta dengan angkatan bersenjata,
dan menjadi tanggungjawab semua lapisan masyarakat dan pemerintah, dalam menjalankan
kebijakan arah pembangunan untuk mewujudkan ketahanan nasional, dalam kerangka negara
kesatuan republik Indonesia, pendekatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan semangat
masyarakat bela negara terhadap ancaman baik yang timbul dari dalam dan maupun ancaman dari
luar.

3. Dari Aspek Asta Gatra, yaitu :merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuhberupa hubungan
timbal balik yang erat dan saling ketergantungan antara Tri Gatra dan Panca Gatra, pendekatan
yang dilakukan adalah untuk memadukan dan mengintegrasikan beberapa aspek gatra diatas dalam
rangka percepatan pembangunan di daerah tertinggal dengan tujuan untuk mempercepat tercapainya
tujuan nasional.

Pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan sebagai suatu pendekatan partisipatif,


fokusnya tidak hanya pada bukan hanya sebagai penerima tetapi ikut serta dalam proses
pembangunan,baik dalam perencanaan, pembangunan dan pengawasan,guna mengoptimalkan
percepatan pembangunan daerah tertinggal.
Dari uraian diatas, maka rumusan yang menjadi pokok masalah pembangunan daerah tertinggal
adalah : Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Dioptimalkan Guna Mempercepat
Pembangunan Daerah Tertinggal Dalam Rangka Ketahanan Nasional ?.

Anda mungkin juga menyukai