PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sangat penting dan harus
dilaksanakan oleh evaluator secara professional sesuai diamanahkan dalam Keputusan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP/135/M.PAN/9/2004 serta dijelaskan
secara teknis melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petujuk Pelaksananan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
1
4. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan pangan dan gizi lingkup kota.
5. Pengelolaan obat pelayanan kesehatan dasar essensial.
6. Pengembangan sistem pembiayaan kesehatan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat dan sistem lain dalam lingkup kota.
7. Pencegahan dan pemberantasan penyakit serta surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah/kejadian luar biasa lingkup kota.
8. Pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan obat psikotropika, zat adiktif dan
bahan berbahaya lingkup kota .
9. Penelitian dan pengembangan kesehatan kota Yogyakarta.
10. Bimbingan dan pengendalian kegiatan pengobat tradisional.
11. Perizinan, pengelolaan sarana dan prasarana kesehatan umum, praktek tenaga
kesehatan dan distribusi pelayanan obat.
12. Pengelolaan tenaga kesehatan daerah.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Fungsi,
Rician Tugas dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, susunan organisasi Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Administrasi Data dan Pelaporan.
3. Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
2
4. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,terdiri dari:
a. Seksi Pengendalian Penyakit;
b. Seksi Penyehatan Lingkungan.
5. Bidang Promosi, Pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan terdiri dari:
a. Seksi Promosi dan Pengembangan Kesehatan;
b. Seksi Survailans dan Sistim Informasi Kesehatan
6. Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Seksi Regulasi Kesehatan.
b. Seksi Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.
7. Unit Pelaksana Teknis
a. UPT-PJKD
b. UPT- Farmasi dan Alat Kesehatan
c. Puskesmas
8. Kelompok Jabatan Fungsional
D. Fungsi
Fungsi dan Rincian tugas dari masing- masing struktural yang duduk dalam organisasi Dinas
Kesehatan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 12 Tahun
2012 tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai fungsi pelaksanaan urusan umum, kepegawaian, keuangan,
administrasi data dan pelaporan.
2. Bidang Pelayanan Kesehatan Mayarakat
Bidang Pelayanan Kesehatan masyarakat mempunyai fungsi penyusunan dan
pelaksanaan pedoman kegiatan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kesehatan
masyarakat.
3. Bidang Pengendalian Penyakit dan penyehatan Lingkungan
Bidang Pengendalian penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi
pengendalian penyakit dan penyehatan kesehatan lingkungan.
4. Bidang Promosi, Pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan
Bidang Promosi, Pengembangan dan Sistem Informasi Kesehatan mempunyai fungsi
penyelenggaraan promosi, pengembangan dan sistim informasi kesehatan.
5. Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Bidang Regulasi dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai fungsi
penyelenggaraan regulasi dan pengelolaan sumberdaya manusia kesehatan.
3
E. Lingkungan Strategis Yang Berpengaruh
1. Kepegawaian
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pada tahun 2015 sebanyak 777
orang tersebar di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan UPT ( Puskesmas, UPT PJKD
dan UPT Farmasi ) yang terdiri dari 665 PNS dan 112 Naban. Distribusi pegawai
menurut jenis pendidikan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Distribusi Pegawai menurut jenis Pendidikan di Lingkungan Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta Tahun 2015
TAHUN 2015
UPT
(Puskesmas, JML
No PENDIDIKAN DINKES
PJKD dan TOTAL
Farmasi)
PNS NABAN PNS NABAN
Spesialis Kedokteran gigi
1 1 1
anak
2 Spesialis Kedokteran anak 1 1
3 Spesialis Anak 1 1
Spesialis Ilmu kesehatan
4 1 1
anak
Spesialis Kedokteran
5 1 1
Radiologi
6 S2 Epidemiologi 1 1
7 S2 Kesehatan Masyarakat 1 3 4
8 S2 IKM 2 0 2
S2 Ilmu Kesehatan
9 3 1 4
Masyarakat
10 S2 Magister Kesehatan 1 1
S2 Magister Ilmu Kesehatan
11 1 1
Masyarakat
12 S2 Kesehatan Ibu dan Anak 1 1
S2 Manajemen Asuransi
13 1 1
Kesehatan
14 S2 Administrasi Publik 2 1
S2 Manajemen Sumber
15 2 2
Daya
16 S2 Manajemen 1 1
17 S2 Promosi Kesehatan 1 1
18 S2 1 1
4
TAHUN 2015
UPT
(Puskesmas, JML
PENDIDIKAN DINKES
PJKD dan TOTAL
Farmasi)
PNS NABAN PNS NABAN
19 S1 1 1
20 S1 Administrasi Negara 1 1
21 S1 Apoteker 1 10 11
22 S1 Ekonomi 2 1 3
23 S1 Ekonomi Akuntansi 1 1
24 S1 Gizi 2 1 1 4
26 S1 Kedokteran 5 74 79
27 S1 Kedokteran Gigi 1 34 35
28 S1 Kesehatan Lingkungan 1 1
29 S1 Kesehatan Masyarakat 11 9 19
30 S1 Pemerintahan 1 1
31 S1 Perawat 2 3 5
32 S1 Perawat (ners) 1 1
33 S1 Sanitarian 1 1
34 D4 Kebidanan 1 10 10
35 D4 Epidemiologi 1 1
36 D4 Gizi 5 5
37 D4 Perawat 1 11 12
38 D4 Kesehatan Gigi 1 8 9
39 D4 Kesehatan Lingkungan 4 4 8
41 D3 Administrasi 1 1
42 D3 Akuntansi 3 3
43 D3 Analis 2 2 17 1 21
44 D3 Ekonomi Pembangunan 1 1
5
TAHUN 2015
UPT
(Puskesmas, JML
No PENDIDIKAN DINKES
PJKD dan TOTAL
Farmasi)
PNS NABAN PNS NABAN
45 D3 Bidan 1 1 2
46 D3 Kebidanan 1 55 2 58
47 D3 Ekonomi 1 1 2
48 D3 Elektro medis 1 1
49 D3 Gizi 1 14 1 16
50 D3 Kesehatan Gigi 2 28 30
51 D3 Kesehatan Lingkungan 4 14 18
53 D3 Penata Rontgen 1 1
54 D3 Perawat 1 36 37
55 D3 Rekam Medik 16 16
56 D3 Manajemen Administrasi 1 1
57 D3 Rongent 1 1
58 D1 Bidan 8 8
59 KPAA 1 1
60 SLTA 12 9 50 55 126
61 SMAK 1 14 2 17
62 SMEA 1 5 1 7
63 SMIK 1 1
64 SMKK 3 3
65 STM 1 7 1 9
66 STM Teknik Mesin 1 1
67 SPAG 3 3
68 SPPH 1 7 8
69 SMF 33 33
6
TAHUN 2015
NO PENDIDIKAN UPT
JML
DINKES (Puskesmas,
TOTAL
PJKD, Farmasi)
70 SAA 1 1
71 SMA 1 18 19
72 SMK 8 8
73 SKKA 1 1
74 Paket C 1 1
75 SPK 30 30
76 SPRG 5 5
77 SPG 1 1
78 SLTP 2 18 2 22
79 SMP 2 2
80 SD 9 4 13
Pekarya 2 2
JUMLAH 86 14 579 98 777
Sumber : Dinas Kesehatan, 2015
Tabel 1.2. Distribusi Pegawai Tetap (PNS) menurut Pangkat di Wilayah Kerja Dinas
Kesehatan
UPT
Dinas (Puskesmas, JUMLAH
PANGKAT/GOL
Kesehatan PJKD dan TOTAL
Farmasi)
Juru Muda Tk I/b 1 0 1
Juru, I/c 0 8 8
Juru Tk I, I/d 0 1 1
Pengatur Muda, II/a 1 9 10
Pengatur Muda Tk I, II/b 3 14 17
Pengatur, II/c 3 44 47
Pengatur Tk I, II/d 5 75 80
Penata Muda, III/a 11 26 37
Penata Muda Tk I, III/b 28 70 98
Penata, III/c 11 129 140
7
UPT
Dinas (Puskesmas, JUMLAH
PANGKAT/GOL
Kesehatan PJKD dan TOTAL
Farmasi)
Penata Tk I, III/d 9 172 181
Pembina, IV/a 9 25 34
Pembina Tk I, IV/b 1 1 2
Pembina Utama Muda, IV/c 1 2 3
Pembina Utama Madya, IV/d 0 5 5
Pembina Utama, IV/e 0 1 1
2. Sarana
Sarana yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta seperti tersebut di bawah ini :
- Puskesmas Induk = 18 Unit
- Puskesmas Pembantu = 8 Unit
- Laboratorium Pengawasan Kualitas Air = 1 Unit
- Rumah Pemulihan Gizi (RPG) = 1 Unit
- UPT PJKD = 1 Unit
- UPT Farmasi dan Alat Kesehatan = 1 Unit
- Rumah Sehat Lansia (RESELA) = 1 Unit
3. Prasarana
Prasarana yang mendukung kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta adalah
tersebut di bawah ini :
1 AC 22 Kondisi Baik
2 Almari Besi 11 Kondisi Baik
8
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
9
NO NAMA BARANG JUMLAH KETERANGAN
4. Anggaran
Jumlah Anggaran yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan
tahun 2015 pada sumber anggaran APBD Kota Yogyakarta secara ringkas adalah
sebagai berikut :
Tabel 1.4. Ringkasan Jumlah Anggaran Perubahan Dinas Kesehatan Tahun 2015
ANGGARAN
NO. NAMA KEGIATAN
PERUBAHAN
Program Pelayanan Administrasi
I 3.266.345.544
Perkantoran
1 Pelayanan Jasa Surat menyurat 4.600.000
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya
2 15.000.000
Air & Listrik
10
ANGGARAN
NO. NAMA KEGIATAN
PERUBAHAN
4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 100.800.000
11
ANGGARAN
NO. NAMA KEGIATAN
PERUBAHAN
Upaya Kesehatan Perorangan
6 570.604.570
Gondokusuman II
12
ANGGARAN
NO. NAMA KEGIATAN
PERUBAHAN
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
31 916.719.016
Mergangsan
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
32 313.283.440
Ngampilan
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
33 304.336.050
Pakualaman
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
34 747.099.680
Tegalrejo
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
35 434.884.000
Umbulharjo I
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
36 567.710.095
Umbulharjo II
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
37 487.178.700
Wirobrajan
Program Upaya Pelayanan Gizi dan
VI 1.617.539.658
Kesehatan Keluarga
13
ANGGARAN
NO. NAMA KEGIATAN
PERUBAHAN
Program Penelitian, Pengembangan dan
XI 890.035.000
Informasi Kesehatan
14
5. Penyakit DBD
Kasus penyakit DBD di Kota Yogyakarta mengalami pasang surut. Tahun 2014 kasus
DBD mengalami penurunan yang cukup bagus, namun di tahun 2015 ada peningkatan
yang signifikan sehingga perlu adanya kewaspadaan dini dalam menanggulangi
terjadinya wabah DBD karena angka bebas jentiknya (ABJ) di Kota Yogyakarta belum
dapat mencapai 95%. ABJ di Kota Yogyakarta dengan kisaran angka 80-85%. Bahkan
masih ada Wilayah yang ABJ nya 82,5 % sehingga masih dimungkinkan terjadinya
peningkatan kasus DBD.
6. Penyakit HIV-AIDS
HIV-AIDS merupakan permasalahan kesehatan global. Di Kota Yogyakarta jumlah
penderita HIV-AIDS mengalami kenaikan yang signifikan dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir. Tahun 2014 jumlah penderita HIV mencapai 131 orang. Jumlah penderita HIV
baru yang ditemukan di tahun 2015 sampai dengan bulan September sejumlah 59
kasus.
7. Status Gizi
Prevalensi balita gizi buruk & kurang di Kota Yogyakarta sudah mencapai target
Nasional, namun kasus gizi buruk dan gizi kurang di Kota Yogyakarta masih tetap ada
meskipun hanya berkisar 0.59% 0.71% dan balita dengan gizi lebih juga sudah
muncul dengan kisaran 4.04% - 4.97%.
15
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2. Pernyataan Misi
Dalam rangka pencapaian Visi maka disusun Misi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yaitu
Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat dengan :
2.1 Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan menuju
Masyarakat Sehat dan Mandiri
2.2 Meningkatnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
2.3 Meningkatnya Sistem Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
2.4 Meningkatnya Jejaring kerja antara Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta
2.5 Meningkatnya Fungsi Regulasi Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
2.6 Meningkatnya Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
3. Nilai-Nilai
3.1 Pro Rakyat
Bahwa penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan baik untuk upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat akan senantiasa
mendahulukan kepentingan rakyat.
16
3.2 Inklusif
Bahwa seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas akan senantiasa memperhatikan peran serta aktif masyarakat dan
mengutamakan pemberdayaan upaya kesehatan bersumber masyarakat dari seluruh
komponen masyarakat kota yang terdiri dari forum kemasyarakatan, masyarakat
independen, tokoh masyarakat maupun kader kesehatan.
3.3 Responsif
Seluruh kegiatan yang direncanakan harus memenuhi kebutuhan dari masyarakat di
wilayah kerjanya dengan mengutamakan mekanisme perencanaan bersumber
masyarakat sehingga kegiatan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat dapat di
akomodir.
3.4 Efektif dan Efisien
Pelaksanaan Program dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan (termasuk UPT)
diupayakan tepat sasaran dengan penggunaan sumber daya yang optimal, adanya
perbaikan berkelanjutan serta berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan fungsi
organisasi.
3.5 Transparan dan Akuntabel
Pertanggungjawaban untuk setiap program dan kegiatan terkait dengan waktu, sasaran,
tujuan dan pemanfaatan dana dilaksanakan sesuai Peraturan Walikota yang berlaku
pada saat tahun berjalan.
4 Sasaran Strategis
4.1 Meningkatnya Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
4.1 Meningkatnya Ketersediaan Anggaran Publik untuk Kesehatan terutama bagi penduduk
miskin
4.2 Meningkatnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
4.3 Meningkatnya Kualitas Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
4.4 Meningkatnya Upaya Pembinaan Gizi Masyarakat serta Kesehatan Keluarga dan
Reproduksi
4.5 Meningkatnya Upaya Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan dan Upaya
Penyehatan Lingkungan
4.6 Meningkatnya fungsi regulasi dan terpenuhi ketersediaan Sumber Daya Kesehatan
4.7 Meningkatnya Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
5 Tujuan
5.1 Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan menuju
Masyarakat Sehat dan Mandiri
5.2 Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
5.3 Meningkatkan Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
17
5.4 Meningkatkan Jejaring kerja antara Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta
5.5 Meningkatkan Fungsi Regulasi Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan sesuai
standart
5.6 Meningkatkan Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
6 Strategi
6.1 Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui Community Deal
6.2 Mendorong partisipasi masyarakat dalam pembiayaan kesehatan secara mandiri
6.3 Memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Yogyakarta tanpa diskriminasi
6.4 Mengoptimalkan surveilans, monitoring, evaluasi untuk seluruh program dan kegiatan
kesehatan
6.5 Meningkatkan kualitas pelayanan gizi
6.6 Mendorong peran serta masyarakat melalui pemantauan balita dan Kelompok
Pendukung Ibu
6.7 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak melalui pemantapan PWS-
KIA
6.8 Meningkatkan peran serta masyaralat melalui Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K) dan pemantauan ibu hamil
6.9 Mengoptimalkan Advokasi. Komunikasi dan Mobilisasi Sosial bagi semua elemen
masyarakat
6.10 Mengaktifkan sweeping di masyarakat dalam upaya peningkatan cakupan hasil program
6.11 Mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan penyediaan fasilitas higiene dan
sanitasi dengan menggunakan pendekatan berbasis masyarakat
6.12 Mendorong peran serta aktif bagi sarana dan tenaga kesehatan untuk mempunyai izin
Meningkatkan kemampuan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dan
pemberdayaan SDM sesuai kemampuan dan kebutuhan organisasi
6.13 Melaksanakan perencanaan dan penganggaran kebutuhan farmasi dan alat kesehatan
sesuai standar
7 Kebijakan
7.1 Memasyarakatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat serta surveilans di
masyarakat
7.2 Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pembiayaan kesehatan
7.3 Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
7.4 Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui Community Deal
18
8.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
8.1.1 Pelayanan Jasa Surat menyurat
8.1.2 Pelayanan Jasa Komunikasi, Sumber daya Air dan Listrik
8.1.3 Penyediaan Jasa pemeliharaan & Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
8.1.4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
8.1.5 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
8.1.6 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
8.1.7 Penyediaan Alat Tulis Kantor
8.1.8 Penyediaan Barang Cetakan & Penggandaan
8.1.9 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor
8.1.10 Penyediaan Peralatan & Perlengkapan Kantor
8.1.11 Penyediaan Peralatan Rumah tangga
8.1.12 Penyediaan Bahan Bacaan & peraturan Perundang undangan
8.1.13 Penyediaan Makanan & Minuman
8.1.14 Rapat-rapat Koordinasi & Konsultasi ke Luar daerah
8.1.15 Penyediaan jasa tenaga bantuan
8.2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
8.2.1 Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
8.2.2 Pemeliharaan sarana gedung kantor
8.3 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja &
Keuangan
8.3.1 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
8.4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
8.4.1 Sosialisasi peraturan perundang-undangan
8.5 Program Upaya Pelayanan Kesehatan
8.5.1 Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
8.5.2 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Danurejan I
8.5.3 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Danurejan II
8.5.4 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Gedongtengen
8.5.5 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Gondokusuman I
8.5.6 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Gondokusuman II
8.5.7 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Gondomanan
8.5.8 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Jetis
8.5.9 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Kotagede I
8.5.10 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Kotagede II
8.5.11 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Kraton
8.5.12 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Mantrijeron
8.5.13 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Mergangsan
8.5.14 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Ngampilan
8.5.15 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Pakualaman
19
8.5.16 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Tegalrejo
8.5.17 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Umbulharjo I
8.5.18 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Umbulharjo II
8.5.19 Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Wirobrajan
8.5.20 Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Danurejan I
8.5.21 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Danurejan II
8.5.22 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Gedongtengen
8.5.23 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Gondokusuman I
8.5.24 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Gondokusuman II
8.5.25 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Gondomanan
8.5.26 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Jetis
8.5.27 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Kotagede I
8.5.28 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Kotagede II
8.5.29 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Kraton
8.5.30 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Mantrijeron
8.5.31 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Mergangsan
8.5.32 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Ngampilan
8.5.33 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Pakualaman
8.5.34 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Tegalrejo
8.5.35 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Umbulharjo I
8.5.36 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Umbulharjo II
8.5.37 Upaya Kesehatan Masyaraka Puskesmas Wirobrajan
8.6 Program Upaya pelayanan Gizi dan Kesehatan keluarga
8.6.1 Pelayanan Kesehatan keluarga dan reproduksi
8.6.2 Penyelenggaraan Perbaikan gizi dan PMT-AS
8.6.3 Pelayanan Rumah Pemulihan Gizi
8.7 Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
8.7.1 Pengendalian Penyakit Menular
8.7.2 Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM)
8.7.3 Pengawasan dan Pembinaan Kesehatan Lingkungan
8.8 Program Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
8.8.1 Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
8.9 Program regulasi dan pengembangan sumber daya kesehatan
8.9.1 Pembinaan dan Pelaksanaan Regulasi Pelayanan Kesehatan
8.9.2 Pengelolaan Sumber daya manusia Kesehatan
8.10 Program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
8.10.1 Pengelolaan Promosi Kesehatan
8.10.2 Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan
8.10.3 Upaya Pengendalian Dampak buruk Rokok terhadap Kesehatan (CHT)
20
8.11 Program Penelitian, Pengembangan dan Informasi Kesehatan
8.11.1 Pengelolaan managemen sistem informasi, penelitian & pengembangan
Kesehatan
8.11.2 Penyelenggaraan surveilans epidemiologi & penyelidikan KLB
8.12 Program Peningkatan Pelayanan kefarmasian dan Informasi Kesehatan
8.12.1 Peningkatan Pelayanan kefarmasian.
8.12.2 Pengelolaan Alat Kesehatan
21
Angka kematian balita dari 1.5
2,1 menjadi 1,3 per 1000
kelahiran hidup
Proporsi kelahiran yang 100%
ditolong tenaga kesehatan
terlatih (PN ) sebesar lebih
dari 96 persen
Jumlah kelurahan 40
melaksanakan sanitasi total Kelurahan
berbasis masyarakat
22
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja Tahun 2015 disusun dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang
efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil.
Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan berisi Sasaran strategis, Indikator sasaran dan Target yang
akan dicapai dalam tahun tertentu. Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun
2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 2.2. Perjanjian Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2015
Anggaran
Sasaran
Indikator Kinerja Target Program / kegiatan Perubahan
Strategis
(Rp.)
Terwujudnya Persentase 75% Program Pemberdayaan 2.033.726.069
peningkatan Cakupan Masyarakat & Promosi
Pemberdayaan Kelurahan Siaga Kesehatan :
Masyarakat di Aktif Mandiri
Bidang Persentase 71% Kegiatan Pemberdayaan
Kesehatan Cakupan Rumah Masyarakat di Bidang
Tangga yang kesehatan
Melaksanakan Kegiatan Pengelolaan
PHBS Promosi Kesehatan
Kegiatan Upaya
pengendalian dampak
buruk rokok terhadap
kesehatan
Terwujudnya Persentase 100% Program Pembiayaan 27.997.544.760
peningkatan Cakupan Jaminan dan Jaminan
ketersediaan Kesehatan bagi Pemeliharaan Kesehatan
Anggaran Publik penduduk miskin
untuk
Kesehatan Persentase 100% Kegiatan
terutama bagi Cakupan jaminan Penyelenggaraan
penduduk kesehatan bagi Jaminan Kesehatan
miskin penduduk rentan Masyarakat
miskin
23
Presentase kasus 75%
kegawatdaruratan Upaya Kesehatan
medis yang Perorangan Puskesmas
Danurejan I
ditangani YES 118
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Danurejan II
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Gedongtengen
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Gondokusuman I
Upaya Kesehatan
Perorangan
Gondokusuman II
Upaya Kesehatan
Perorangan Gondomanan
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Jetis
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Kotagede I
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Kotagede II
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Kraton
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Mantrijeron
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Mergangsan
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Ngampilan
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Pakualaman
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Tegalrejo
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Umbulharjo I
24
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Umbulharjo II
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
Wirobrajan
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Danurejan I
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Danurejan II
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Gedongtengen
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Gondokusuman I
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Gondokusuman II
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Gondomanan
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Jetis
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Kotagede I
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Kotagede II
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Kraton
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Mantrijeron
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Mergangsan
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Ngampilan
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Pakualaman
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Tegalrejo
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Umbulharjo I
25
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Umbulharjo II
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
Wirobrajan
Terwujudnya Indeks Kepuasan 0.798 Program Penelitian, 890.035.000
peningkatan Pelayanan Pengembangan dan
Kualitas Masyarakat Informasi Kesehatan
Informasi Seluruh Kejadian 100% Kegiatan Pengelolaan
Kesehatan Luar Biasa (KLB) manajemen dan
Berbasis Data bidang Kesehatan informasi kesehatan
yang Akurat dapat dicegah dan penelitian dan
ditangani < 24 pengembangan
jam kesehatan
Penyelenggaraan
surveilans epidemiologi
dan penyelidikan KLB
Terwujudnya Prevalensi 8.36% Kegiatan Upaya 1.617.539.658
peningkatan kekurangan gizi pembinaan Gizi
Upaya (terdiri dari gizi masyarakat
Pembinaan Gizi kurang dan gizi
Masyarakat buruk)
serta Kesehatan Cakupan Balita 100% Kegiatan Pengelolaan
Keluarga dan Gizi Buruk Rumah Pemulihan Gizi
Reproduksi Mendapatkan (RPG)
Perawatan
Cakupan balita 83% Kegiatan Upaya
ditimbang berat pembinaan Gizi
badannya masyarakat
Angka kematian 113 Kegiatan Upaya
ibu per 100.000 Kesehatan Keluarga dan
kelahiran hidup Reproduksi
Angka kematian 7.3 Kegiatan Upaya
bayi per 1000 Kesehatan Keluarga dan
kelahiran hidup Reproduksi
Angka kematian 1.5 Kegiatan Upaya
balita per 1000 Kesehatan Keluarga dan
kelahiran hidup Reproduksi
Proporsi kelahiran 100% Kegiatan Upaya
yang ditolong Kesehatan Keluarga dan
tenaga kesehatan Reproduksi
terlatih (PN )
sebesar lebih dari
96 persen
Terwujudnya Persentase bayi 98,80% Kegiatan Pengendalian
peningkatan usia 0-11 bulan penyakit Tidak menular 1.692.068.900
upaya yang mendapat
pengendalian imunisasi dasar
penyakit dan lengkap
masalah
26
kesehatan dan Proporsi jumlah 74% Kegiatan Pengendalian
upaya kasus Penyakit Menular
penyehatan Tuberkulosis yang
lingkungan terdeteksi dalam
program DOTS
(CDR)
Proporsi Kasus TB 80% Kegiatan Pengendalian
yang Berhasil Penyakit Menular
diobati dalam
Program DOTS
(Succes Rate)
Proporsi 91% Kegiatan Pengendalian
penduduk usia penyakit Menular
15-24 tahun yang
memiliki
pengetahuan
komprehensif
tentang HIV dan
AIDS
Cakupan 100% Kegiatan Pengendalian
Penemuan dan penyakit Menular
Penanganan
Penderita
Penyakit DBD
Persentase Sarana 94% Kegiatan Pengawasan
Sanitasi Dasar dan Pembinaan
Memenuhi Syarat Kesehatan Lingkungan
27
Terwujudnya Cakupan 94% Program Peningkatan
peningkatan ketersediaan Pelayanan Kefarmasian 24.126.502.200
Ketersediaan obat, vaksin dan dan Pengelolaan Alat
Farmasi dan Alat alat kesehatan Kesehatan :
Kesehatan untuk pelayanan
kesehatan dasar
di Puskesmas
Peningkatan Pelayanan
Kefarmasian
Pengelolaan Alat
kesehatan
28
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota
Yogyakarta melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
29
Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja
sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar
100%. Sedangkan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator
kinerja sasaran yang kurang dari 0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 0.
Realisasi atas indikator kinerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2015 menunjukan
hasil sebagai berikut:
30
Sasaran Target Realisasi Target
No Indikator Sasaran
Strategis 2015 Nas
2014 2015
5 Terwujudnya Cakupan balita
peningkatan ditimbang berat 83 % 77,53% 90.35% 80 %
Upaya badannya
Pembinaan Prevalensi balita < 10 %
Gizi 8.36 % 7.93% 7.97%
kekurangan gizi
Masyarakat Cakupan Balita Gizi
serta Buruk Mendapatkan 100 % 100% 100% 100%
Kesehatan Perawatan
Keluarga dan Proporsi kelahiran
Reproduksi yang ditolong tenaga 100 % 94.37% 99.97% 95%
kesehatan terlatih (PN)
Angka kematian ibu
per 100.000 kelahiran 113 45.78 125.88 102
hidup
Angka kematian bayi
per 1000 kelahiran 7.3 14.19 8.31 23
hidup
Angka kematian balita
dari 2,1 menjadi 1,3
1.5 1.6 1.51 32
per 1000 kelahiran
hidup
6 Terwujudnya Persentase bayi usia
peningkatan 0-11 bulan yang
98.8 % 96.93% 96.70% 100 %
Upaya mendapat imunisasi
Pengendalian dasar lengkap
Penyakit dan Proporsi jumlah kasus
Masalah Tuberkulosis yang
Kesehatan dan terdeteksi dalam 74 % 85% 80.99% 70 %
Upaya program DOTS ( CDR)
Penyehatan Proporsi kasus
Lingkungan Tuberkulosis yang
berhasil diobati dalam 80 % 83% 87.17% 85 %
program DOTS (
Succes rate)
Proporsi penduduk
usia 15-24 tahun yang
memiliki pengetahuan 91 % 78% 100% 85 %
komprehensif tentang
HIV dan AIDS
Cakupan Penemuan
dan Penanganan
100 % 100% 100% 100%
Penderita Penyakit
DBD
Persentase Sarana Target
Sanitasi Dasar 94 % 98% 94.10% DIY/Nas
Memenuhi Syarat tidakada
Semua Kelurahan 100%
Melaksanakan Sanitasi Desa
Total Berbasis 40 kel 45 Kel 42 Kel melaksa
Masyarakat (STBM) nakan
STBM
31
Sasaran
No Target Realisasi Target
Strategis Indikator Sasaran
2015 Nas
2014 2015
7 Terwujudnya Persentase Sarana
peningkatan Pelayanan Kesehatan Target
fungsi regulasiyang Memenuhi 93 % 92.34% 97.00% DIY/Nas
dan terpenuhi Standar Mutu Minimal tdk ada
ketersediaan dari 87 % menjadi 95%
Sumber Daya Cakupan Keamanan Target
Kesehatan Mutu Pangan dari 64 77 % 100% 100% DIY/Nas
% menjadi 95 % tdk ada
Cakupan SDM
Target
kesehatan yang
84 % 84.96% 97.92% DIY/Nas
memenuhi standart
tdk ada
kompetensi
8 Terwujudnya Cakupan ketersediaan
peningkatan obat, vaksin dan alat
Ketersediaan kesehatan untuk 94 % 91.97% 93.14% 90 %
Farmasi dan pelayanan kesehatan
Alat Kesehatan dasar di Puskesmas
Indikator Kinerja Strategis merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain Indikator Strategis digunakan sebagai
ukuran keberhasilan dari Instansi pemerintah yang bersangkutan termasuk didalamnya adalah
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Secara umum Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah dapat melaksanakan tugas
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RENSTRA maupun
32
RPJMD Tahun 2012-2016. Jumlah sasaran yang ditetapkan untuk mencapai Visi dan Misi
Dinas Kesehatan pada RPJMD Tahun 2012-2016 sebanyak 8 sasaran.
Dari 8 sasaran jangka menengah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dengan indikator
strategisnya sebanyak 27 indikator, maka dapat diuraikan Predikat capaian kinerjanya sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Predikat Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2015.
JUMLAH
NO PREDIKAT JUMLAH SASARAN
INDIKATOR KINERJA
1 Sangat Berhasil 8 25
2 Berhasil 0 2
3 Cukup Berhasil 0 0
4 Kurang Berhasil 0 0
5 Belum diketahui hasilnya 0 0
Berdasarkan Tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa predikat pencapaian indikator
stategis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dari 8 sasaran dan 27 indikator kinerja yang dinilai,
25 indikator kinerja berpredikat Sangat Berhasil, dan 2 indikator kinerja berpredikat berhasil.
Bila dibandingkan dengan tahun 2014, Capaian Kinerja Sasaran Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta tahun 2015 tidak mengalami perubahan karena semua sasarannya sudah
menunjukkan predikat sangat berhasil. Namun bila dilihat dari indikator sasarannya mengalami
penurunan. Seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.4. Perbandingan hasil Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2013 2015
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa capaian kinerja sasaran masih dapat dipertahankan
dari tahun 2015 yaitu semua sasaran mempunyai predikat sangat berhasil. Namun capaian per
indikator kinerja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sedikit ada penurunan bila dibandingkan
tahun 2014.
33
Rincian pencapaian kinerja masing-masing sasaran strategis Dinas kesehatan Kota Yogyakarta
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5 Pencapaian Indikator Strategis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2015
Terwujudnya
5
peningkatan Upaya
Pembinaan Gizi Sangat
Masyarakat serta 7 100.48% Berhasil
Kesehatan Keluarga
dan Reproduksi
Terwujudnya
6
peningkatan upaya
pengendalian penyakit Sangat
dan masalah 7 104.47% Berhasil
kesehatan dan upaya
penyehatan
lingkungan
Terwujudnya
7
peningkatan fungsi Sangat
regulasi dan terpenuhi 3 116.01% Berhasil
ketersediaan Sumber
Daya Kesehatan
Terwujudnya
8 Sangat
peningkatan
Ketersediaan Farmasi 1 99.14% Berhasil
dan Alat Kesehatan
Dari 8 sasaran strategis dengan 27 indikator kinerja, pencapaian realisasi indikator kinerja
sasaran terhadap target yang sudah ditetapkan sebagai berikut :
34
- Realisasi yang sudah mencapai target / melampaui target (100% atau lebih) sebanyak 19
indikator kinerja
SASARAN 1 :
Terwujudnya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran 1 yang terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja mendapatkan
nilai rata-rata capaian kinerja sasaran sebesar 100.28 % dengan predikat Sangat Berhasil
35
2. Cakupan Rumah Tangga yang Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Jumlah rumah tangga yang melaksanakan PHBS di Kota Yogyakarta tahun 2015 sebesar
75.09% dari 55.056 KK yang di survey. Capaian ini sudah melebihi target yang telah
ditentukan yaitu sebesar 71%. Namun jika dibandingkan tahun 2014 sebesar 77.22% terjadi
penurunan sebesar 2.13%.
Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja sasaran
RENSTRA tahun 2012-2016 sebagai berikut :
No Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Target
2012 2013 2014 2015 2016 DIY/Nas
1 Cakupan Kelurahan 80%
57.77% 66.67% 71.11% 71.10% 80%
Siaga Aktif Mandiri (2016)
2 Cakupan Rumah DIY =
Tangga yang 55% 68.40% 77.22% 75.09% 75% 39%
Melaksanakan PHBS (2016)
Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa indikator pertama setiap tahun terjadi
peningkatan pada ke dua indikator tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Indikator pertama
pada Sasaran 1 mempunyai kecenderungan dapat mencapai target yang telah ditentukan
sampai akhir tahun 2016. Sementara indikator ke 2 mengalami penurunan di tahun 2015
meskipun bila dibandingkan dengan terget 2016 sudah mencapai target. Indikator sasaran 1
tersebut dicapai melalui Program Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Capaian
indikator kinerja tersebut memanfaatkan dana sebesar Rp. 1.729.218.200,- (85,03%) dari
anggaran yang disediakan yaitu sebesar Rp. 2.033.726.069,-
Faktor yang mendukung tercapainya Sasaran 1 diantaranya adalah :
1. Dukungan kepada Kelurahan Siaga, Posyandu balita dan Kelompok Lansia berupa
fasilitasi kegiatan dan pembinaan teknis, dapat meningkatkan Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) seperti Kemandirian Kelurahan Siaga, Posyandu,
Kelompok Lansia, Kerjabakti kebersihan lingkungan, Gerakan Sayang Ibu, dan
sebagainya, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Kesadaran individu, kelompok dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
tahun 2015 semakin meningkat, yang diwujudkan dengan adanya kesepakatan
masyarakat dalam bentuk deklarasi antara lain Deklarasi sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM) dan RW Kawasan Bebas Asap Rokok (KBAR). Namun demikian
data menunjukkan adanya penurunan capaian Rumah tangga yang ber PHBS. Hal ini
disebabkan jumlah KK rumahtangga yang dipantau menurun dibandingkan 2 (dua) tahun
sebelumnya. Namun demikian bila dibandingkan dengan target, sudah dapat
mencapainya.
36
3. Peningkatan Model Media promosi Kesehatan pada sasaran layanan masyarakat, tempat
ibadah, sekolah serta puskesmas.
4. Setiap kelurahan siaga sudah memiliki Surat keputusan pendirian yang di tanda tangani
oleh lurah.
5. Tersedianya kader kesehatan sampai ke wilayah Rukun Warga.
6. Tersedianya anggaran yang cukup untuk Upaya Kesehatan Masyarakat
.
Faktor yang menghambat tercapainya Sasaran 1 diantaranya adalah :
1. Belum adanya payung hukum Kelurahan Siaga ditingkat Kota
2. Belum terbentuknya pembina Kelurahan Siaga ditingkat Kota.
3. Kegiatan untuk survey PHBS masih bersifat pendataan , belum ada pendampingan untuk
tindak lanjut dari permasalahan capaian 10 indikator PHBS.
Strategi Pemecahan Masalah :
1. Menyusun Kebijakan , Petunjuk Teknis dan Tim Pembina Kelurahan Siaga
2. Pendataan PHBS berbasis dasawisma
3. Setetah pendataan ada tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan terkait 10 indikator
PHBS yang belum tercapai.
SASARAN 2 :
Terwujudnya peningkatan Ketersediaan Anggaran Publik untuk Kesehatan terutama
bagi penduduk miskin
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran ke 2 (dua) yang terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja
mendapatkan nilai capaian kinerja sasaran sebesar 100 % dengan predikat Sangat Berhasil.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ke 2 tersebut adalah sebagai berikut
37
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut :
1. Cakupan Jaminan Kesehatan bagi Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin yang mendapat jamkesmas tahun 2015 sebanyak 26.170 jiwa
(100% dari yang ditargetkan). Hal ini menunjukkan bahwa semua penduduk miskin di
Kota Yogyakarta sudah tercover jamkesmas. Jumlah penduduk miskin yang
mendapatkan jamkesmas mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2014 sejumlah
105.632 jiwa, namun seluruh penduduk miskin sudah mendapatkan jaminan kesehatan.
2. Cakupan Jaminan Kesehatan bagi penduduk rentan miskin
Jumlah penduduk yang kurang mampu / rentan miskin yang tidak masuk jamkesmas
tetapi dijamin Jamkesda tahun 2015 sebanyak 34.060 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa
semua penduduk kurang mampu di Kota Yogyakarta tercover jaminan kesehatan
daerah. Jumlah penduduk yang kurang mampu di Kota Yogyakarta mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2014.
Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja sasaran
RENSTRA tahun 2012-2016 sebagai berikut :
Dari data diatas dapat dilihat bahwa setiap tahun pemerintah kota Yogyakarta selalu
menjamin kesehatan bagi seluruh penduduk miskin maupun penduduk yang rentan miskin.
Sasaran Peningkatan Ketersediaan Anggaran Publik untuk Kesehatan terutama bagi
penduduk miskin tersebut dicapai melalui program Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan dengan memanfaatkan dana sebesar Rp. 14.203.694.845,- (50,73%) dari
anggaran yang tersedia sebesar Rp. 27.997.544.760,-
Faktor yang mempengaruhi tercapainya sasaran antara lain :
1. Adanya dukungan kebijakan anggaran yang cukup untuk menjamin kesehatan
penduduk miskin dan rentan miskin di Kota Yogyakarta
38
2. Adanya kemudahan prosedur untuk mendapatkan bantuan penjaminan Jamkesda bagi
masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan
3. Adanya kemudahan masyarakat mengakses fasilitas kesehatan primer ( Puskesmas &
jejaringnya ) dan fasilitas kesehatan rujukan ( RS dan setara)
4. Banyaknya fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan Jamkesda, baik dari dalam
maupun luar Kota Yogyakarta.
5. Adanya dukungan pelaksanaan Jamkesda
SASARAN 3 :
Terwujudnya peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran ke 3 (Tiga) yaitu Terwujudnya peningkatan Pelayanan
Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau yang memiliki 3 (tiga) indikator, mendapatkan
rerata nilai capaian kinerja sasaran sebesar 172,48 % atau dengan predikat Sangat
Berhasil.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ke 3 (Tiga) adalah sebagai berikut :
39
menunjukkan adanya peningkatan kualitas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan di
Kota Yogyakarta.
3. Cakupan penanganan kegawatdaruratan YES 118
Jumlah kasus kegawatdaruratan medis yang ditangani oleh YES 118 tahun 2015
sebanyak 583 kasus (100%) dari 583 kasus YES 118. Jika dibandingkan tahun 2014
sebanyak 605 kasus (100% ditangani ), kasus kegawatdaruratan mengalami penurunan.
Hal ini disebabkan karena respon masyarakat untuk menolong kasus kecelakaan
semakin meningkat sehingga mempercepat penanganan / pengiriman kasus kecelakaan
ke sarana pelayanan kesehatan tanpa menunggu YES 118 datang.
Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja sasaran
RENSTRA tahun 2012-2016 sebagai berikut :
Dari data diatas terlihat adanya peningkatan kinerja setiap tahun pada 2 indikatornya.. Bila
dibandingkan dengan target jangka menengah (tahun 2016) yang termuat dalam Renstra
Dinas Kesehatan, ke 3 (tiga) indikator tersebut sudah dapat mencapai target.
Sasaran Terwujudnya Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Terjangkau
dapat tercapai melalui program Upaya Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan dana
sebesar Rp. 26.927.933.950,- (84.72%) dari anggaran sebesar Rp.31.784.824.191,-
40
2. Kondisi sarana dan prasarana di Puskesmas semakin membaik. Hal ini ditunjukkan
dengan kondisi bangunan beberapa Puskesmas yang lebih baik, Alat-alat kesehatan
yang ada di Puskesmas juga semakin lengkap dan canggih.
3. Dalam rangka mempercepat dan meningkatkan kualitas layanan di puskesmas pada
tahun 2014, semua Puskesmas yang ada di Kota Yogyakarta sudah menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
4. Dikembangkannya pola managemen mutu ISO di 6 (enam) Puskesmas (Puskesmas
Jetis, Puskesmas Mantrijeron, Puskesmas Umbulharjo II, Puskesmas Mergangsan,
Puskesmas Danurejan II dan Puskesmas Wirobrajan).
5. Sudah terakreditasinya 4 ( empat ) Puskesmas yaitu Puskesmas Mantrijeron,
Puskesmas Jetis, Puskesmas Umbulharjo 1, Puskesmas Umbulharjo II.
6. Adanya inovasi pelayanan kesehatan meliputi :
- Konsultasi psikologi klinis di 18 Puskesmas,
- Kesehatan tradisional komplementer di Puskesmas Gondomanan,
- Puskesmas buka hari Minggu di 5 Puskesmas (Puskesmas Umbulharjo I,
Puskesmas Mergangsan, Puskesmas Gedongtengen, Puskesmas Jetis dan
Puskesmas Tegalrejo)
- Puskesmas buka 24 jam di 3 Puskesmas ( Puskesmas Jetis, Mergangsan dan
Tegalrejo).
- Pelayanan One stop servis untuk layanan methadone ( Puskesmas umbulharjo I
dan Gedongtengen )
- Di bukanya layanan rumah sehat Lansia
7. Program YES 118 untuk pelayanan kegawatdaruratan medis dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta bekerjasama dengan PMI Kota Yogyakarta, RS
Pemerintah dan RS swasta.
SASARAN 4 :
Terwujudnya peningkatan Kualitas Informasi Kesehatan Berbasis Data yang Akurat
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran 4 yang terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja
mendapatkan angka capaian kinerja sebesar 97.49 % dengan predikat Sangat Berhasil.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran ke 4 dengan 2 indikator tersebut tersebut adalah
sebagai berikut :
41
Realisasi Tahun 2015
INDIKATOR Satuan Tahun PROGRAM
SASARAN 2014 Target Realisasi Capaian
Indeks kepuasan
Indeks 75.9 79.8 78.2 98.05%
layanan kesehatan
Cakupan Penelitian,
Desa/Kelurahan pengembangan
Mengalami KLB yang dan informasi
Persen 100 100 100 100
Dilakukan kesehatan
Penyelidikan
Epidemiologi < 24 jam
Dari data diatas terlihat adanya penurunan kinerja setiap tahun pada salah satu indikatornya.
Namun satu indikator lainnya sudah dapat mencapai target jangka menengah yang termuat
dalam Renstra Dinas Kesehatan yaitu 100%.
Sasaran Terwujudnya peningkatan Kualitas Informasi Kesehatan Berbasis Data yang
Akurat ini dicapai melalui program Penelitian, pengembangan dan informasi kesehatan
42
dengan serapan anggaran sebesar Rp. 788.091.830,- (88,55%) dari anggaran sebesar
Rp. 890.035.000,-
Faktor yang mempengaruhi tercapainya sasaran antara lain :
1. Perbaikan sistem pelaporan
2. Dukungan perbaikan Aplikasi SIMPUS dan gogle Drive
3. Puskesmas dan Rumah Sakit melaporkan setiap kasus yang berpotensi KLB secara
cepat
4. Jejaring surveilans Puskesmas , surveilans kelurahan dan kader berjalan baik.
5. Petugas surveilans kelurahan segera mendatangi ke wilayah ketika ada informasi.
Hambatan tidak tercapainya indicator sasaran antara lain :
1. Adanya program Jaminan Kesehatan Nasional, Jaminan Kesehatan Sosial dan Jaminan
Kesehatan Daerah bagi penduduk Kota Yogyakarta yang dilayani di Puskesmas
menyebabkan terjadi lonjakan kunjungan/pasien (kunjungan/pasien menjadi banyak)
sementara jumlah SDM terbatas, sehingga waktu tunggu terasa lebih lama dan pasien
merasa kecepatan pelayanan menjadi agak lambat, kondisi lingkungan juga menjadi
kurang nyaman. Indikator Indek kepuasan pelanggan yang nilai reratanya rendah / turun
dari tahun sebelumnya adalah kecepatan pelayanan dan kenyamanan.
Strategi pemecahan masalah
1. Membuat SOP pelayanan pada semua pelayanan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat.
2. Penambahan tenaga untuk melakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan
mengontrak tenaga medis, paramedis dan administrasi untuk melakukan pelayanan
kesehatan.
3. Menambah fasilitas promosi / informasi kesehatan melalui tayangan video di ruang
tunggu agar tidak terasa lama menunggu & nyaman.
4. Menginformasikan Standart Pelayanan Publik kepada masyarakat melalui media promosi.
SASARAN 5 :
Terwujudnya peningkatan Upaya Pembinaan Gizi Masyarakat serta Kesehatan Keluarga
dan Reproduksi
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran 5 dengan 7 (tujuh) indikator kinerja mendapatkan
angka capaian kinerja sasaran sebesar 98.22% dengan predikat sangat berhasil
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran 5 dengan 7 indikator adalah sebagai berikut :
43
Realisasi Tahun 2015
INDIKATOR
Satuan Tahun PROGRAM
SASARAN Target Realisasi Capaian
2014
Cakupan balita
ditimbang berat Persen 77.53 83 90.35 108.85 Upaya
badannya pelayanan gizi
dan kesehatan
Prevalensi balita Persen 7.93 8.36 7.97 104.67 keluarga
kekurangan gizi
Cakupan Balita Gizi
Buruk Mendapatkan Persen 100 100 100 100
Perawatan
Proporsi kelahiran
yang ditolong tenaga Persen 99.89 100 99.97 99.97
kesehatan terlatih (PN)
Angka kematian ibu Per
per 100.000 kelahiran 100.000
hidup 45.78 113 125.88 88.60
kelahiran
hidup
Angka kematian bayi Per 1.000
per 1000 kelahiran kelahiran
hidup 14.19 7.30 8.31 86.16
hidup
Angka kematian balita Per 1.000
per 1000 kelahiran kelahiran
hidup 2.27 1.5 1.51 99.30
hidup
44
tenaga kesehatan sebesar 0,3% di sebabkan karena ada bayi sudah lahir sebelum
kontak dengan tenaga kesehatan.
5. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 sebesar 125.88 meningkat
dibandingkan tahun 2014 sebesar 45,78 . Kematian ibu tahun 2015 sejumlah 5 kasus
dengan penyebab kematian TBC milier (2 orang), TBC HIV ( 1 orang), perdarahan (1
orang), Sepsis (1 orang)
6. Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.
Angka kematian bayi tahun 2015 sebesar 8,31 bayi per 1000 kelahiran hidup, terjadi
penurunan dibandingkan Angka kematian bayi di tahun 2014 yaitu 14.19 bayi per 1000
kelahiran hidup, hal ini menunjukan adanya keberhasilan pelaksanakan program.
7. Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup
Pada Tahun 2015 angka kematian balita per 1.000 kelahiran hidup 1,51 mengalami
penurunan dibanding tahun 2014 yaitu 1,6 per 1.000 kelahiran hidup Angka kematian.
Hal ini menunjukkan pelaksanaan program berhasil dalam mengendalikan angka
kematian balita
Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja sasaran
RENSTRA tahun 2012-2016 sebagai berikut :
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1 Cakupan balita
ditimbang berat 75 74,17 77.53 90.35 85
badannya
2 Prevalensi balita
7.95 7.33 7.93 7.97 8.0
kekurangan gizi
3 Cakupan Balita Gizi
Buruk Mendapatkan 100 100 100 100 100
Perawatan
4 Proporsi kelahiran yang
ditolong tenaga 100 100 99.89 99.97 96
kesehatan terlatih (PN)
5 Angka kematian ibu per
150.2 204.3 45.78 125.88 < 102
100.000 kelahiran hidup
6 Angka kematian bayi
per 1000 kelahiran 10.9 11.57 14.19 8.31 < 6.7
hidup
7 Angka kematian balita
dari 2,1 menjadi 1,3 per 1.5 2.27 1.6 1.51 < 1.3
1000 kelahiran hidup
45
Dari data diatas terlihat adanya penurunan dan peningkatan kinerja dari tahun sebelumnya.
Namun tahun 2014 ini sudah 85,7% indikator sasaran sudah dapat melampaui target jangka
menengah Dinas Kesehatan ( Tahun 2016).
Sasaran tersebut dicapai melalui program Upaya pelayanan gizi dan kesehatan keluarga.
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.449.647.717,- (89.62%) dari anggaran sebesar
Rp. 1.617.539.658,-
Faktor yang mempengaruhi tercapainya sasaran antara lain :
1. Adanya Rumah Pemulihan Gizi (RPG) yang memberikan pelayanan pemulihan terhadap
balita gizi kurang & buruk.
2. Adanya pedoman rujukan kehamilan , persalinan dan bayi baru lahir
3. Pemberian bantuan stimulan PMT Pemulihan bagi bumil dan balita gizi buruk
memberikan dampak pemulihan terhadap kondisi ibu hamil dan balita yang mengalami
penurunan gizi.
4. Implementasi ANC berkualitas atau ANC terpadu sehingga dapat mendeteksi adanya
faktor resiko dan komplikasi kehamilan.
5. Akses ke Puskesmas atau Fasilitas kesehatan lain sangat mudah
6. Berjalannya program suami siaga, pembinaan pada bidan praktek swasta serta
menyiapkan buku KIA untuk semua ibu hamil sebagai penghubung bagi semua tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kepada ibu hamil, kader pendamping, serta
keluarga/suami
Hambatan tercapainya sasaran antara lain :
1. Belum adanya RS mampu PONEK Paripurna
2. Sosial budaya masyarakat kurang mendukung terkait pengambilan keputusan dan
kepedulian masyarakat mengenai kehamilan dan persalinan yang aman
3. Peran Lintas Sektor & Lintas program belum optimal
4. Tingginya kasus kehamilan yang tidak diinginkan sehingga mempengaruhi kesehatan
ibu dan bayi
5. Tingginya remaja putri dan ibu hamil yang anemia (>25%) yang merupakan factor resiko
terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR)
6. Kurangnya sarana NICU di fasilitas kesehatan rujukan
7. Rendahnya Pemberian ASI Esklusif
8. Pemantauan status gizi cukup sulit karena beberapa orang tua / keluarga tidak
membawa anaknya yang kurus ke posyandu / puskesmas dengan berbagai alasan
sehingga tidak terpantau oleh kader pendamping balita gizi kurang dan buruk maupun
oleh tenaga kesehatan.
9. Masih ada ibu hamil yang belum memahami arti pentingnya pemeriksaan kehamilan
sejak dini, beberapa ibu hamil memeriksakan kehamilan setelah usia kehamilan
trimester 2 ke atas, ada juga ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan sehingga
46
tidak termonitor kesehatannya sehingga memungkinkan timbulnya resiko saat
melahirkan.
10. Tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi memungkinkan adanya pendatang yang dalam
kondisi kehamilan resiko tinggi dan balita gizi buruk. Faktor- faktor ini merupakan
penyebab kematian ibu melahirkan dan dapat menambah jumlah balita gizi buruk di Kota
Yogyakarta.
11. Sosialisasi P4K (Perencanaan Pertolongan Persalinan dan Penanganan Komplikasi)
yang digerakkan oleh kader pendamping ibu hamil masih belum optimal sehingga masih
memungkinkan terjadi kematian ibu melahirkan.
12. Adanya kasus persalinan dirumah.
13. Tingginya ibu hamil dengan faktor resiko ( Anemia, KEK, penyakit penyerta lainya)
14. Sistem manual rujukan maternal neonatal belum berjalan dengan optimal
15. Kesadaran masyarakat untuk mengikuti program Keluarga Berencana kurang optimal.
Strategi pemecahan masalah antara lain dengan :
1. Optimalisasi implementasi Manual Rujukan
2. Meningkatkan peran regulasi dalam meningkatkan kemampuan Rumah Sakit
3. Peningkatan kualitas ANC (ANC terpadu berkualitas ) kelas ibu, SMS bunda
4. Memperkuat jejaring rujukan dengan group WhatsApp
5. Mengoptimalkan peran YES 118 untuk melayani ibu hamil beresiko.
6. Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan
7. Meningkatkan promosi kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak
8. Mengoptimalkan peran kader pendamping bumil di wilayah
9. Mengoptimalkan peran lintas sektor dalam mendukung program kesehatan
10. Implementasi Perda tentang Pemberian ASI ( Air Susu Ibu) Ekslusif
11. Menciptakan suasana yang mendukung program ASI di Fasilitas kesehatan & di
masyarakat.
12. Melakukan penjaringan kasus anemia & KEK (Kekurangan Energi Kronis) sejak
remaja , calon pengantin dan WUS ( wanita usia subur)
13. Penyuluhan Gizi seimbang kepada masyarakat
14. Memberikan tablet tambah darah bagi remaja, calon pengantin dan WUS.
15. Meningkatkan kepesertaan KB aktif.
SASARAN 6 :
Terwujudnya peningkatan Upaya Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan dan
Upaya Penyehatan Lingkungan .
47
indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja sasaran rata-rata sebesar 104.47 %
dengan predikat Sangat Berhasil.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran 6 ini dapat dilihat pada table dibawah ini :
Realisasi Tahun 2015
INDIKATOR
Satuan Tahun PROGRAM
SASARAN Target Realisasi Capaian
2014
Persentase bayi usia Pengendalian
0-11 bulan yang Penyakit dan
Persen 96.93 98.80 96.70 97.9
mendapat imunisasi Penyehatan
dasar lengkap Lingkungan
Proporsi jumlah kasus Pengendalian
Tuberkulosis yang Penyakit dan
Persen 85 74 80.99 109.44
terdeteksi dalam Penyehatan
program DOTS ( CDR) Lingkungan
Proporsi kasus Pengendalian
Tuberkulosis yang Penyakit dan
berhasil diobati dalam Persen 83.19 80 87.17 108,96 Penyehatan
program DOTS ( Lingkungan
Succes rate)
Proporsi penduduk Pengendalian
usia 15-24 tahun yang Penyakit dan
memiliki pengetahuan Persen 78 91 100 109,89 Penyehatan
komprehensif tentang Lingkungan
HIV dan AIDS
Cakupan Penemuan Pengendalian
dan Penanganan Penyakit dan
Persen 100 100 100 100
Penderita Penyakit Penyehatan
DBD Lingkungan
Persentase Sarana Pengendalian
Sanitasi Dasar Penyakit dan
Persen 98,22 94 94,10 100.11
Memenuhi Syarat Penyehatan
Lingkungan
Semua Kelurahan Pengendalian
Melaksanakan Sanitasi Kelurah Penyakit dan
45 40 42 105%
Total Berbasis an Penyehatan
Masyarakat (STBM) Lingkungan
48
3,98%. Hal ini menunjukkan keberhasilan program dalam menanggulangi kasus TB di
Kota Yogyakata.
4. Proporsi penduduk usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang
HIV dan AIDS di tahun 2015 sudah dapat mengcover 100% remaja yang mengikuti
sosialisasi HIV-AIDS di usia 15-24.
5. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD di tahun 2012 sampai
dengan tahun 2015 sudah mencapai target yaitu sebesar 100%
6. Persentase Sarana Sanitasi Dasar Memenuhi Syarat sudah mencapai target di tahun
2015 yaitu sebesar 94.10% dari yang ditargetkan 94%. Bila dibandingkan dengan tahun
2014 sebesar 98,22% terjadi penurunan.
7. Indikator Semua Kelurahan Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
di tahun 2015 sudah 42 dari target sejumlah 40 Kelurahan yang melaksanakan STBM. Ini
berarti target jangka menengah sudah tercapai.
Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja sasaran 6 di
RENSTRA tahun 2012-2016 sebagai berikut :
No Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Target
2012 2013 2014 2015 2016 Nasional
1 Persentase bayi usia 0- 100 94 96.93 90,86 99 100 %
11 bulan yang
mendapat imunisasi
dasar lengkap
2 Proporsi jumlah kasus 87 88.69 85 80,99 75 70 %
Tuberkulosis yang
terdeteksi dalam
program DOTS ( CDR)
3 Proporsi kasus 89 80.04 83 87,17 83 80 %
Tuberkulosis yang
berhasil diobati dalam
program DOTS (
Succes rate)
4 Proporsi penduduk usia 81 47.79 78 100 95 90 %
15-24 tahun yang
memiliki pengetahuan
komprehensif tentang
HIV dan AIDS
5 Cakupan Penemuan 100 100 100 100 100 100 %
dan Penanganan
Penderita Penyakit
DBD
6 Persentase Sarana 93 98 98.22 94.10 94 Tidak
Sanitasi Dasar ada
Memenuhi Syarat
7 Semua Kelurahan 16 30 45 42 45 Semua
Melaksanakan Sanitasi keluraha
Total Berbasis
Masyarakat (STBM) n
49
melaksa
nakan
STBM
Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa ke 7 indikator mempunyai tren yang berbeda
namun ada 2 indikator yang setiap tahun realisasinya selalu meningkat dan sudah dapat
mencapai target jangka menengah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Sasaran tersebut diatas dicapai melalui program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan dengan realisasi dana sebesar Rp. 1.428.368.420,- (84,42%) dari anggaran
yang tersedia sebesar Rp. 1.692.068.900,-
Faktor yang mempengaruhi tercapainya sasaran antara lain :
1. Jejaring penanggulangan TB berjalan dengan baik.
2. Kewaspadaan dini Rumah Sakit berjalan dengan baik.
3. Pengembangan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kelurahan
4. Tim STBM di tingkat Kelurahan & Kecamatan berjalan dengan baik
5. Dukungan masyarakat terhadap program STBM cukup tinggi
6. Adanya anggaran yang memadai untuk pelaksanaan kegiatan STBM baik dari APBD
maupun APBN.
Hambatan tidak tercapainya sasaran antara lain :
1. Dari seluruh penderita TB Paru yang diobati terdapat beberapa yang tidak berobat
sampai sembuh dikarenakan beberapa hal, antara lain tidak melakukan folow up pada
akhir pengobatan, putus berobat di tengah jalan, gagal dalam pengobatan (kuman kebal
obat), serta pindah ke luar DIY (propinsi lain) sebelum sembuh sehingga dimungkinkan
masih ada menularan bagi masyarakat lainnya.
2. Adanya beberapa orang tua bayi yang kurang sepaham dengan program imunisasi
(beberapa bayi tidak boleh diimunisasi dengan alasan agama)
3. Adanya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 9 bulan ( imunisasi dasar lengkap
di usia 0-9 bulan) sehingga menurunkan angka capaian.
4. Pada kasus HIV-AIDS, saat ini masih dalam proses sosialisasi dan belum semua
kelompok umur 15-24 tahun terjangkau sosialisasi tersebut.
5. Belum semua RW di setiap Kelurahan melaksanakan kegiatan STBM sehingga
menyebebkan timbulnya penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang kurang
sehat.
Strategi pemecahan masalah antara lain dengan :
1. Ada aturan di sekolah siswa yang mendaftar harus mau di imunisasi
2. Komitmen kapala sekolah, guru kelas dan komite sekolah tentang pentingnya imunisasi
50
3. Optimalisasi PMO (Pengawasan Menelan Obat) dalam kepatuhan dan pengawasan
minum obat penderita TB.
4. Penambahan Reward untuk penderita TB sembuh dan PMO
5. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan dengan RS dan Puskesmas LKB (Layanan
Kerkelanjutan) baik untuk deteksi dini maupun perawatan ODHA
6. Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat, petugas kesehatan & sekolah tentang
HIV-AIDS secara komprehensif
7. Melakukan advokasi & sinkronisasi kegiatan untuk meningkatkan kepedulian lintas
program & lintas sector terkait.
8. Meningkatkan sosialisasi tentang Imunisasi dan PD3I kepada masyarakat, orang tua
murid serta guru dan Dinas Pendididkan, serta Kementrian Agama.
9. Up date knolege pada petugas Imunisasi dan Diare
SASARAN 7 :
Terwujudnya peningkatan fungsi regulasi dan terpenuhi ketersediaan Sumber Daya
Kesehatan
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Terwujudnya peningkatan fungsi regulasi dan
terpenuhi ketersediaan Sumber Daya Kesehatan dengan 3 (tiga) indikator kinerja
mendapatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 116.73 % dengan predikat Sangat
Berhasil.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran 7 dengan 3 indikator kinerja dapat dilihat pada
table dibawah ini :
51
Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut :
1. Persentase Sarana Pelayanan Kesehatan yang Memenuhi Standar Mutu Minimal
mengalami peningkatan ditahun 2015 menjadi 97% dibandingkan tahun 2014 yang baru
mencapai 92.34% dan sudah mencapai target yang telah ditentukan yaitu 93%.
2. Cakupan Keamanan Mutu Pangan di tahun 2015 sudah mencapai sebesar 100% dari
target 74%
3. Cakupan SDM kesehatan yang memenuhi standart kompetensi di tahun 2015 sudah
mencapai 97.92 % dari target 84%
Tingkat capaian indikator kinerja sasaran per tahun terhadap target kinerja sasaran
RENSTRA tahun 2012-2016 sebagai berikut :
No Indikator Realiasasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Target
2012 2013 2014 2015 2016 Nasional
1 Persentase Sarana
Pelayanan Kesehatan
Tidak
yang Memenuhi 89% 87.46% 92.34% 97.00% 95%
ada
Standar Mutu Minimal
dari 87 % menjadi 95%
2 Cakupan Keamanan
Tidak
Mutu Pangan dari 64 67% 99.60% 100% 100% 80%
ada
% menjadi 95 %
3 Cakupan SDM
kesehatan yang Tidak
- 83.57% 84.96% 97.92% 88%
memenuhi standart ada
kompetensi
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa ke 3 (tiga) indikator sasaran ke 7 selalu ada
peningkatan. Dengan demikian dapat diprediksikan bahwa target jangka menengah akan
tercapai di tahun 2016.
Sasaran tersebut dicapai melalui program Regulasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan
sumber daya manusia kesehatan dengan memanfaatkan dana sebesar Rp. 591.684.030,-
(69.07%) dari anggaran Rp. 856.698.791,-
Faktor yang mempengaruhi tercapainya sasaran antara lain :
1. Adanya standart mutu institusi pelayanan kesehatan dan instrumen monitoring mutu
institusi pelayanan kesehatan, untuk pemantauan mutu pelayanan kesehatan sehingga
mutu pelayanan kesehatan lebih terjamin
2. Adanya pembinaan secara berkesinambungan terhadap Perizinan pada sarana
pelayanan kesehatan, menunjukkan peningkatan yang signifikan terutama pada
pelayanan kesehatan bidang medik dasar dan spesialis, bidang penunjang medik.
Meningkatnya penyehat/pengobat tradisional di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
52
3. Dengan diberlakukannya UU no 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran maka tenaga
medis yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara mandiri maupun yang ada
di sarana pelayanan kesehatan telah banyak yang mengajukan ijin praktek (SIP).
Dengan diberlakukannya UU No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan maka
ketenagaan yang berada di fasilitas kesehatan atau praktek mandiri mengalami
peningkatan dalam pengurusan izin praktek.
4. Adanya Pembinaan pada industri rumah tangga makanan dan minuman melalui
penyuluhan / pelatihan dapat memotivasi para pengusaha industri rumah tangga untuk
melakukan kegiatan / proses produksi dengan didasari Higyene Sanitasi Personal
maupun lingkungan sehingga akan mengeluarkan produk makanan & minuman yang
bersih, sehat, aman untuk dikonsumsi, serta sesuai dengan standart produksi dan
distribusi.
Hambatan tidak tercapainya sasaran antara lain :
1. Belum optimalnya sosialisasi Perda No. 2 tahun 2008 tentang izin penyelenggaraan
sarana dan tenaga kesehatan kepada semua penyelenggara pelayanan kesehatan.
2. Adanya perubahan peraturan perundang-undangan diatasnya untuk dapat disesuaikan
dalam mencapai target yang diharapkan.
3. Motivasi tenaga kesehatan untuk meningkatkan kompetensi belum optimal dikarenakan
bertambahnya organisasi profesi yang baru.
4. Masih kurangnya kemampuan industri rumah tangga dalam melengkapi persyaratan
dikarenakan tingkat perekonomian masih rendah.
Strategi pemecahan masalah antara lain dengan :
1. Penguatan jejaring lintas sektor, baik SKPD, Organisasi Profesi maupun perguruan
Tinggi.
2. Pembinaan, pengawasan dan penindakan terhadap sarana pelayanan kesehatan dan
tenaga kesehatan secara berkesinambungan.
3. Memberikan motivasi, memfasilitasi kepada pengelola pelayanan kesehatan dan tenaga
kesehatan dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat
4. Membuat forum komunikasi bagi pengelola pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan.
SASARAN 8 :
Terwujudnya peningkatan Ketersediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Terwujudnya peningkatan Ketersediaan Farmasi dan
Alat Kesehatan dengan 1 (satu) indikator kinerja mendapatkan angka capaian kinerja
sasaran sebesar 99.14% dengan predikat Sangat Berhasil.
Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Terwujudnya peningkatan Ketersediaan Farmasi
dan Alat Kesehatan adalah sebagai berikut :
53
Realisasi Tahun 2015
INDIKATOR
Satuan Tahun PROGRAM
SASARAN Target Realisasi Capaian
2014
Peningkatan
Cakupan ketersediaan pelayanan
obat, vaksin dan alat kefarmasian
Persen 93 94 93.19 99.14
kesehatan untuk dan
pelayanan kesehatan Pengelolaan
dasar di Puskesmas Alat kesehatan
Dari data tersebut diatas terlihat bahwa realisasi tahun 2015 meningkat bila dibandingkan
tahun 2014 meskipun belum dapat mencapai terget tahun 2015.
Sasaran tersebut dicapai melalui program Peningkatan pelayanan kefarmasian dan
Pengelolaan Alat kesehatan dengan realisasi dana sebesar Rp. 22.847.108.554,- (94.70%)
dari anggaran Rp. 24.124.502.200,-
Faktor yang mempengaruhi tercapainya sasaran antara lain :
1. Ketersediaan anggaran untuk pengadaan obat, vaksin dan alat kesehatan tahun 2015
sudah cukup untuk pelayanan kesehatan dasar di puskesmas meskipun ada beberapa
obat yang tidak terbeli karena tidak ada stok di pasaran pada akhir tahun 2015.
Faktor penghambat sasaran antara lain :
1. Adanya obat dengan ketersediaan dipasar terbatas, dengan batas kadaluwarsa yang
tidak sesuai dengan waktu pemakaian.
Strategi pemecahan masalah antara lain dengan :
1. Mematangkan perencanaan kebutuhan serta melaksanakan pengadaan obat dan alat
kesehatan dengan tatakala yang tepat.
54
B. REALISASI ANGGARAN
Hasil pengukuran pemanfaatan dana untuk mencapai sasaran strategis tahun 2015 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
ANGGARAN & REALISASI TA 2015
ANGGARAN
NO KEGIATAN MURNI PERUBAHAN REALISASI %
Program Pelayanan
I Administrasi Perkantoran 3.065.871.544 3.266.345.544 2.823.068.777 86,43
Penyediaan jasa surat
1 menyurat 4.600.000 4.600.000 2.443.320 53,12
Penyediaan jasa komunikasi,
2 sumber daya air dan listrik 15.000.000 15.000.000 10.499.864 70
Penyediaan jasa
pemeliharaan dan perizinan
kendaraan
3 dinas/operasional 17.880.000 17.880.000 14.385.200 80,45
Penyediaan jasa
4 administrasi keuangan 100.800.000 100.800.000 88.375.000 87,67
Penyediaan jasa kebersihan
5 kantor 66.420.100 147.420.100 97.183.852 65,92
Penyediaan jasa perbaikan
6 peralatan kerja 4.415.000 17.315.000 10.462.000 60,42
7 Penyediaan Alat Tulis Kantor 69.504.160 69.504.160 59.297.400 85,31
Penyediaan barang cetakan
8 dan penggandaan 218.739.250 218.738.250 162.297.465 74,2
Penyediaan komponen
instalasi listrik/penerangan
9 bangunan kantor 13.000.000 13.000.000 10.067.000 77,44
Penyediaan peralatan dan
10 perlengkapan kantor 112.412.000 112.412.000 40.111.000 35,68
Penyediaan peralatan
11 rumah tangga 10.000.000 82.575.000 76.855.650 93,07
Penyediaan bahan bacaan
dan peraturan perundang-
12 undangan 6.700.000 6.700.000 4.535.000 67,69
Penyediaan makanan dan
13 minuman 159.568.000 159.568.000 117.012.000 73,33
Penyediaan rapat-rapat
kordinasi dan konsultasi
14 keluar daerah 104.380.000 138.380.000 136.036.280 98,31
Penyediaan Jasa Tenaga
15 Bantuan 2.162.453.034 2.162.453.034 1.993.507.746 92.19
55
Program Peningkatan
II Sarana dan Prasarana 486.115.898 486.115.898 297.174.872 61.13
Aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala
16 gedung kantor 141.419.898 141.419.898 137.101.568 96,95
Pemeliharaan rutin/berkala
kendaraan
17 dinas/operasional 344.696.000 344.696.000 160.073.304 46,44
Program Peningkatan
III Kapasitas Sumber Daya 15.000.000 15.000.000 6.050.000 40,33
Aparatur
Sosialisasi peraturan
18 perundang-undangan 15.000.000 15.000.000 6.050.000 40,33
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
IV 292.379.000 292.379.000 272.035.000 93,04
Pelaporan Capaian Kinerja
& Keuangan
Penyusunan laporan capaian
kinerja dan ikhtisar realisasi
19 kinerja SKPD 292.379.000 292.379.000 272.035.000 93,04
Program Upaya Pelayanan
V 25.904.508.297 31.784.824.191 26.927.933.950 61,74
Kesehatan
Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan Dasar
20 dan Rujukan 1.074.178.408 1.027.748.308 976.212.532 94,99
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
21 Danurejan I 412.134.000 787.563.922 590.588.820 74,99
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
22 Danurejan II 353.836.575 519.159.361 469.753.142 90,48
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
23 Gedongtengen 762.401.604 1.452.510.096 1.086.468.696 74,8
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
24 Gondokusuman I (BLUD) 866.408.482 1.230.652.261 1.161.270.032 94,36
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
25 Gondokusuman II 496.618.980 570.604.570 529.337.881 92,77
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
26 Gondomanan (BLUD) 588.201.942 899.899.546 830.977.125 92,34
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas Jetis
27 (BLUD) 1.357.634.760 1.776.790.614 1.721.910.843 96,91
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
28 Kotagede I (BLUD) 826.726.646 1.202.095.223 1.013.134.440 84,28
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
29 Kotagede II 449.870.134 670.432.061 602.256.320 89,83
56
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
30 Kraton 722.627.322 967.080.697 904.818.451 93,56
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
31 Mantrijeron (BLUD) 1.297.265.500 2.032.092.695 1.883.371.176 92,68
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
32 Mergangsan (BLUD) 1.309.078.420 1.889.789.472 1.584.780.895 83,86
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
33 Ngampilan 424.501.760 824.422.428 708.094.386 85,89
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
34 Pakualaman 437.424.346 611.030.841 539.685.775 88,32
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
35 Tegalrejo (BLUD) 1.996.807.648 2.117.599.718 1.814.829.777 85,7
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
36 Umbulharjo I (BLUD) 1.448.657.811 2.246.783.552 1.919.025.352 85,41
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
37 Umbulharjo II 803.000.000 963.310.149 841.540.822 87,36
Upaya Kesehatan
Perorangan Puskesmas
38 Wirobrajan 1.026.345.724 1.273.626.850 1.162.629.506 91,28
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
39 Danurejan I 489.471.582 489.471.582 401.718.067 82,07
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
40 Danurejan II 431.416.325 403.121.325 337.435.771 83,71
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
41 Gedongtengen 652.411.601 628.517.189 445.890.007 70,94
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
42 Gondokusuman I (BLUD) 525.995.575 379.461.575 292.574.410 77,1
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
43 Gondokusuman II 405.987.000 405.987.000 348.433.694 85,82
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
44 Gondomanan (BLUD) 426.044.750 420.454.100 381.582.621 90,75
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas Jetis
45 (BLUD) 715.259.175 740.259.175 567.877.364 76,71
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
46 Kotagede I (BLUD) 295.389.600 282.030.100 229.679.993 81,44
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
47 Kotagede II 224.311.550 193.336.000 145.719.765 75,37
57
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
48 Kraton 369.770.800 354.000.000 330.737.540 93,43
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
49 Mantrijeron (BLUD) 749.609.900 653.782.000 593.743.560 90,82
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
50 Mergangsan (BLUD) 1.001.852.212 916.719.016 500.652.845 54,61
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
51 Ngampilan 313.283.440 313.283.440 268.819.935 85,81
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
52 Pakualaman 332.176.050 304.336.050 259.333.984 85,21
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
53 Tegalrejo (BLUD) 720.729.680 747.099.680 398.920.565 53,4
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
54 Umbulharjo I (BLUD) 434.884.000 434.884.000 334.764.517 76,98
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
55 Umbulharjo II 586.430.445 567.710.095 359.292.003 63,29
Upaya Kesehatan
Masyarakat Puskesmas
56 Wirobrajan 575.765.450 487.178.700 390.071.338 80,07
Program Upaya pelayanan
VI Gizi dan Kesehatan 1.606.221.488 1.617.539.658 1.449.647.717 89,62
keluarga
Upaya Kesehatan Keluarga
57 dan Reproduksi 552.813.000 552.813.000 522.830.000 94,58
Upaya Pembinaan Gizi
58 Masyarakat 615.102.000 595.619.000 546.600.500 91,77
Pengelolaan Operasional
59 Rumah Pemulihan Gizi (RPG) 438.306.488 469.107.658 380.217.217 81,05
Program Pengendalian
VII Penyakit dan Penyehatan 1.607.347.900 1.692.068.900 1.428.368.420 84,42
Lingkungan
Pengendalian Penyakit
60 Menular 830.337.700 899.737.700 746.902.280 83,01
Pengendalian Penyakit Tidak
61 Menular 164.202.500 163.002.500 149.522.950 91,73
Pengawasan dan Pembinaan
62 Kesehatan Lingkungan 612.807.700 629.328.700 531.943.190 84,53
Program Pembiayaan dan
VIII Jaminan Pemeliharaan 27.997.544.760 27.997.544.760 14.203.694.845 50,73
Kesehatan
Penyelenggaraan Jaminan
63 Kesehatan Masyarakat 27.997.544.760 27.997.544.760 14.203.694.845 50,73
58
Program regulasi dan
IX pengembangan sumber 809.587.607 856.698.791 591.684.030 69,07
daya kesehatan
Pembinaan dan Pelaksanaan
Regulasi Pelayanan
64 Kesehatan 267.183.500 285.013.500 208.395.560 73,12
Pengelolaan Sumber Daya
65 Manusia Kesehatan 542.404.107 571.685.291 383.288.470 67,05
Program pemberdayaan
X masyarakat dan Promosi 2.150.931.069 2.033.726.069 1.729.218.200 85,03
Kesehatanm
Pemberdayaan Masyarakat
66 di Bidang Kesehatan 695.079.900 602.944.900 512.823.950 85,05
Pengelolaan Promosi
67 Kesehatan 970.003.669 916.003.669 784.897.590 85,69
Upaya Pengendalian
Dampak Buruk Rokok
68 Terhadap Kesehatan 485.847.500 514.777.500 431.496.660 83,82
Program Penelitian,
XI Pengembangan dan 866.335.500 890.035.000 788.091.830 88,55
Informasi Kesehatan
Penyelenggaraan Surveilans
Epidemiologi dan
69 Penyelidikan KLB 329.770.000 329.770.000 308.432.465 93,53
Pengelolaan Sistem
Informasi Kesehatan dan
Penelitian dan
70 Pengembangan Kesehatan 536.565.000 560.265.000 479.659.365 85,61
Program Peningkatan
XII Pelayanan kefarmasian 23.661.892.200 24.126.502.200 22.847.108.554 94,7
dan Informasi Kesehatan
Peningkatan Pelayanan
71 Kefarmasian 4.487.177.200 4.487.177.200 4.227.959.087 94,22
72 Pengelolaan Alat Kesehatan 19.174.715.000 19.639.325.000 18.619.149.467 94,81
JUMLAH 88.463.734.763 95.058.780.011 73.364.076.195 77,18
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Serapan Belanja Daerah (APBD) Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta tahun 2015 untuk mewujudkan kinerja Dinas Kesehatan sesuai dengan dokumen
Perjanjian Kinerja tersebut diatas adalah sebesar 77.18%. Serapan anggaran tahun 2015 ini
menurun 11.98 % dibandingkan tahun sebelumnya ( tahun 2014 ) yaitu sebesar 89.16 %.
Secara umum target kinerja di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta termasuk kategori baik, namun
penyerapan dana / realisasi anggaran yang dilaksanakan tidak dapat terserap 100 % . Hal ini
disebabkan karena :
59
1. Kegiatan Dinas Kesehatan tidak bersifat rutinitas saja, namun ada beberapa kegiatan yang
inovatif, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan, situasi serta kondisi pada tahun
yang bersangkutan. Perencanaan anggaran adalah untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk
dari kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Anggaran yang terserap dibeberapa kegiatan
disesuaikan dengan banyaknya kasus yang ada di lapangan. Semakin sedikit kasus yang ada
maka prosentase penyerapan anggaran juga semakin kecil.
2. Adanya sumber anggaran lain yang mendukung pelaksanaan kegiatan di bidang kesehatan yaitu
APBN ( BOK, Jamkesmas & Jampersal )
3. Adanya efisiensi anggaran, khususnya pada kegiatan yang melibatkan pihak ketiga melalui
negosiasi harga barang / jasa.
4. Ada alat kesehatan yang tidak tersedia ditahun 2015 sehingga anggaran dikembalikan.
5. Obat melalui pengadaan non E katalog turun kontrak karena barang tidak tersedia sesuai jadwal,
sehingga sebagian anggaran dikembalikan.
6. Anggaran untuk persipan operasional RS Pratama yang dianggarkan pada anggaran perubahan
2016 selama 3 bulan ( untuk cleaning service dan jasa keamanan ) tidak bisa direalisasikan
penuh karena serah terima gedung dilakukan pada pertengahan bulan November 2015.
7. Anggaran untuk panitia pengadaan tenaga non PNS RS Pratama dikembalikan karena tatakala
grand opening RS Pratama akhir bulan Maret 2016.
Meskipun semua kegiatan di Dinas Kesehatan tidak dapat menyerap semua ( 100 %) dari
anggaran yang disediakan, program yang dilaksanakan sudah sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan yaitu :
a. Memasyarakatkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat ( pola hidup dan lingkungan) ,
surveilans serta monitoring kesehatan, melalui program pemberdayaan masyarakat dan
promosi kesehatan, program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.
b. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas melalui
program upaya pelayanan kesehatan, program peningkatan pelayanan kefarmasian dan
pengelolaan alat kesehatan, program Upaya pelayanan Gizi dan Kesehatan keluarga,
program regulasi dan pengembangan sumber daya kesehatan.
c. Meningkatkan Jaminan Kesehatan Masyarakat melalui program Pembiayaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat.
60
BAB IV
PENUTUP
Hasil kinerja tersebut di atas perlu diikuti keberhasilan dalam manfaat dan dampak,
sehingga visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat terwujud. Beberapa
program telah menunjukkan keberhasilannya sedangkan beberapa hambatan merupakan
tantangan yang harus disusun solusi pemecahan dan langkah-langkah antisipatif untuk
mencapai keberhasilan di masa yang akan datang.
Langkah antisipasi penyelesaian masalah yang dilakukan ke depan diantaranya
adalah pembinaan dan peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia, prasarana
dan sarana, peningkatkan peran serta / partisipasi masyarakat di bidang kesehatan melalui
promosi kesehatan, penguatan koordinasi lintas sektor, perbaikan sistem informasi kesehatan
serta peningkatan regulasi kesehatan.
61