Anda di halaman 1dari 1

CO 1

Pertanyaan 1
Diskusikan yang mana risiko signifikan dan risiko bisnis dari peristiwa yang diberikan!
Jawab
Risiko bisnis berasal dari kondisi, peristiwa, situasi, tindakan, bahkan tidak mengambil
tindakan yang berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan mencapai tujuannya dan
melaksanakan strateginya. Risiko bisnis juga meliputi peristiwa yang timbul akibat perubahan,
kompleksitas, atau gagal melihat kebutuhan untuk berubah. Risiko bisnis yang timbul dari
Bristol Myers Squibb selama periode 2001-2003 berupa
Kerugian penjualan sekitar $2 miliyar (11%) karena berakhirnya paten atas tiga obat yaitu
obat kemoterapi Taxol, obat anti-diabetes Glucophage, dan obat anti-kecemasan BuSpar,
sehingga Bristol Myers Squibb kehilangan pangsa pasar untuk obat generik yang dihasilkan
pada tahun 2002.
Hilangnya investasi sekitar dua per tiga sahamnya di perusahaan bioteknologi ImClone pada
akhir tahun 2001 karena pertama, adanya keterlambatan pengumuman FDA (Food and Drug
Administration), dimana FDA menolak obat kanker Erbitux dan menolak mengakui produksi
komersial tersebut, kedua, diperparah dengan adanya skandal insider yang berpusat di sekitar
pendiri ImClone, yaitu Samuel Waksal, dimana ia telah melakukan upaya lobi yang hebat
dengan melakukan kontak-kontak pribadi dengan FDA agar pengumuman atas Erbitux
ditunda atau ditangguhkan dan ia juga mengatakan secara rahasia kepada investor tertentu
mengenai jatuhnya saham ImClone di masa mendatang. Akibat perbuatannya, Samuel Waksal
dijatuhi hukuman 87 bulan penjara.

Risiko signifikan adalah risiko salah saji yang material yang dinilai begitu besarnya, yang
menurut pendapat auditor akan memerlukan pendapat audit khusus. Risiko signifikan timbul
sesudah risiko bisnis diidentifikasi dan dinilai.
Sepanjang tahun 1999 sampai 2001, Bristol Myers Squibb mengakui bahwa ia telah melebih-
lebihkan pendapatan sebesar 2,5 miliyar dengan pencatatan penjualan untuk partai besar,
umumnya menjelang akhir kuartal, dalam rangka memenuhi proyeksi penjualan yang
ditetapkan oleh manajemen senior. Praktek tersebut dikenal channel stuffing, dimana Bristol
Myers Squibb mendorong atau membujuk pelanggan grosir untuk membeli obat lebih dari
permintaan dijamin dengan tujuan agar Bristol Myers Squibb bisa memenuhi target
pendapatan untuk tahun tersebut. Praktek ini memiliki kelemahan dalam validitas pesanan
pembeli dan cut-off penjualan yang tidak sesuai.

Anda mungkin juga menyukai

  • UU
    UU
    Dokumen4 halaman
    UU
    Ratno
    Belum ada peringkat
  • Risiko
    Risiko
    Dokumen1 halaman
    Risiko
    Ratno
    Belum ada peringkat
  • TA
    TA
    Dokumen7 halaman
    TA
    Ratno
    Belum ada peringkat
  • Tugas Magic
    Tugas Magic
    Dokumen25 halaman
    Tugas Magic
    Ratno
    Belum ada peringkat