Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Masa nifas ( puepurium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 8
minggu. ( Askeb Ibu Masa Nifas, 2011 )
Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa risiko yang mungkin terjadi pada
masa itu, antara lain : anemia, pre eklampsia/ eklampsia, perdarahan post partum, depresi masa nifas,
dan infeksi masa nifas. Diantara resiko tersebut ada dua yang paling sering mengakibatkan kematian
pada ibu nifas, yakni infeksi dan perdarahan. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2002 / 2003 menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada
angka 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 AKI menjadi 263 per 100.000
kelahiran hidup.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengkajian pada ibu nifas?

1.3. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami bagaimana pengkajian pada ibu nifas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian masa nifas.
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pembagian masa nifas.
c. Mahasiswa mampu mengetahui pengkajian pada ibu nifas.

1
BAB II
KONSEP DASAR

2.1. PENGERTIAN
Suatu pengkajian fisik lengkap termasuk pengukuran tanda-tanda vital dilakukan pada
saat masuk ke unit pasca partum. Hal penting lain yang juga harus diperoleh saat itu diterima
dalam unit pasca partum ialah laporan yang komprehensif tentang peristiwa yang terjadi
selama periode intra partum. Komponen pengkajian awal yang lain ialah status emosi ibu,
tingkat energi, derajat kelelahan fisik, rasa lapar dan rasa haus. Pada tingkatan tertentu
pengetahuan ibu tentang perawatn diri dan perawatan bayi ditentukan pada kesempatan ini.
1. Tanda-tanda vital
Pengkajian tekanan darah, nadi, dan pernapasan pasien biasanya dilakuka setiap 5 menit
selam 1 jam pertama setelah bayi lahir. Apabila kondisi ibu tetap stabil, frekuensi
pengkajian dikurangi setelah masa awal periode pemulihan terakhir, misalnya setiap 30
menit selama 2jam berikutnya, kemudian setiap jam pada 2 jam selanjutnya. Suhu badan
ibu dikasji saat ibu masuk keruang pemulihaan dan diulang 1 jam kemudian. Apabila
tanda-tanda vital ibu tetp dalam batas normal pengkajian umumnya dilakukan setiap 4
sampai 8 jam sepanjang masa inap yang tersisa di rumah sakit.
Tekanan darah
Tekanan darah (BP) bervariasi dengan posisi klien dan lengan yang digunakan
untuk pengukurannya. Untuk mendapatkan hasil yang akurat BP harus diukur
pada lengan yang sama dan dengan ibu dalam posisi yang sama setiap kali dan ini
harus didokumentasikan bersama dengan hasilnya. Pasca melahirkan BP harus
dibandingkan dengan periode yang predelivery sehingga penyimpangan dari apa
yang normal bagi ibu dapat dengan cepat diidentifikasi. Peningkatan dari baseline
mungkin disebabkan oleh rasa sakit atau kecemasan. Jika BP adalah 140/90
mmHg atau lebih tinggu, preeklampsia dapat hadir.
Ortostatik hipotensi
Selain penurunan secara TD secara cepat di BP dari 20 mmHg sistolik ketika
wanita itu bergerak dari cumbent kembali ke posisi duduk. Sebagai akibat
penurunan tiba-tiba di BP, ibu merasa pusing atau pusing dan mungkin pingsan
ketika mereka berdiri. Hipotensi juga dapat menunjukkan hipovolemia.

2
Nadi
Bradikardia didefinisikan sebagai denyut nadi dari 50 sampai 70 x/menit.
Takikardia dapat menunjukkan denyut nadi biasanya > 100 x/menit.
Respirasi
Tingkat pernapasan normal 12 sampai 20 napas permenit harus dipertahankan.
Suhu
Sebuah suhu hingga 38C (100,4F)

2. Pengkajian Fisik
Ibu pasca partum harus dievaluasi secara seksama pada setiap pergantian jada selama
mereka dirawat. Pengkajian fisik mencakup pemeriksaan payudara, tinggi fundus, lochea,
perineum, fungsi kemih dan defekasi, dan ekstremitas bawah.
Payudara
Ukuran, simetri, dan bentuk payudara harus diamati. Kulit harus diperiksa untuk
dimpling atau penebalan walaupun jarang, dapat menunjukkan tumor payudara.
Areola dan puting harus diteliti dengan seksama untuk potensi masalah seperti
puting datar atau ditarik, yang mungkin membuat menyusui lebih sulit.
Fundus
Fundus harus dinilai untuk konsistensi dan lokasi. Perlu di tegas dikontrak dan di
atau dekat tingkat umbilikus. Jika rahim berada diatas tingkat yang diharapkan
atau bergeser dari tengah perut atau garis tengah posisi (biasanya ke kanan),
kandung kemih dapat buncit.
Lokia
Penilaian penting termasuk jumlah, warna, bau lokia dan jenis. Perawat
mengamati jumlah dan warna lokia pada perineum dan sementara memeriksa
perineum. Mereka juga menilai keputuhan sementara meraba atau memijat fundus
untuk menentukan jumlah lokia dan jumlah ukuran dari setiap gumoalan
diungkapkan selama prosedur ini.

Perineum
Akronim REDA digunakan sebagai pengingat bahwa situs episiotomi atau laserasi
perineum harus dinilai selama 5 tanda-tanda : kemerahan (R), edema (E),
ecchymosis (E) (memar), discharge (D) dan pendekatan (A) (tepi luka harus
dekat, seolah-olah terjebak atau direkatkan.
Kemerahan karena luka jaitan dapat menunjukkan respon inflamasi terhadap
cidera.
Kandung kemih

3
Kandung kemih distensi sering menghasilkan tonjolan yang jelas atau teraba yang
terasa seperti massa bergerak lembut diatas fisis pubis simbolis. Tanda-tanda
lainnya termasuk perpindahan ke atas dan lateral fundus uteri dan peningkatan
lokia.
Ekstrimitas bawah
Kaki diperiksa untuk varises dan tanda-tanda dan gejala-gejala dari tromboflebitis.
Indikasi tromboflebitis termasuk lokal daerah kemerahan, panas, edema dan nyeri.

3. Uji laboratorium
Beberapa uji laboratorium bisa segera di lakukan pada periode pasca partum. Nilai
hemoglobin dan hematokrit sering kali dibutuhkan pada hari pertama pasca partum untuk
mengkaji kehilangan darah pada saat melahirkan. Di beberapa rumah sakit pengambilan
spesimen urin dilakukan dengan menggunakan kateter atau dengan teknikpengambilan
bersih (clean cacth). Spesimen dikirim ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan
urinalisis rutin atau kultur dan sensitifitas, terutama jika kateter indwelling dipakai selama
masa intra partum. Selain itu catatan prenatal ibu harus dikaji untuk menentukan status
rubella dan rhesus dan kebutuhan terapi yang mungkin.

2.2. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah mengumpulkan semua data yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Tenaga
kesehatan dapat melakukan pengkajian dengan efektif, maka harus menggunakan format
pengkajian yang terstandar agar pertayaan yang diajukan lebih terarah dan relevan.

Pengkajian data dibagi menjadi :


1. Data Subjektif
a. Biodata Klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Alamat, No. Medikal Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
b. Keluhan Utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alsan meminta pertolongan.
c. Riwayat haid

4
Umur Menarche pertama kali. Lama haid,jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir,perkiraan tanggal partus.
d. Riwayat Perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa? Apakah perkawinan
sah atau tidak,atau tidak direstui orang tua?
e. Riwayat Obstetri
- Riwayat Kehamilan
Beberapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, Keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan
impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
- Riwayat Persalinan
Riwayat Persalinan Lalu
Jumlah Gravida,jumlah partal, dan jumlah abortus, umur kehamilan saat
bersalin, jenis persalinan, penolong persalinan, BB bayi, kelainan fisik,
kondisi anak saat ini.

Riwayat Nifas pada Persalinan Lalu


Pernah mengalami demam, kedaan lochia, kondisi perdarahan selama
nifas, tingkat aktifitas setelah melahirkan, keadaan perineal, abdomial,
nyeri pada payudara, kesulitan eliminasi, kebersihan pemberian
ASI,respon dan support keluarga.

Riwayat Persalinan Saat ini


Kapan mulai timbulnya his, pembukaan, bloody show, kondisi ketuban,
lama persalinan, dengan episiotomi atu tidak, kondisi perineum dan
jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi atau tidak,panjang tali
pusat,lama pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah
perdarahan.
- Riwayat New Born
Apakah bayi lahir spontan atau denagn induksi/tindakan khusus,kondisi
bayi saat lahir (langsung menangis atau tidak), apakah membutuhkan
resusitasi,nilai APGAR skor, Jenis Kelamin Bayi, BB, panjang badan,
kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding attetchment secara dini
denagn ibunya, apakah langsung diberikan ASI atau susu formula.
f. Riwayat KB dan Perencenaan Keluarga

5
Kaji pengetahuin klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi
yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
g. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan
yang dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut
diderita sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang.
h. Riwayat Psikososial-Kultural
Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,
apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalem. Pola koping, hubungan
dengan suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga
lain,hubungan sosial, dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga untuk
memberikan perawatan klien. Adakah masalah perkawinan, ketidakmampuan
merawat bayi baru lahir, krisis keluarga.
Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung, dan mudah
menangis.
Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian, ketidakamanan,
berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak
berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya atau bayinya, sering
cemas saat hamil, bayi rewel, perkawinan tidak bahagia, suasana hati
yang tidak bahagia, kehilnagan kontrol, perasaan bersalah,
merenungkan tentang kematian, kesedihan yang berlebihan,
kehilangan nafsu makan, insomnia, sulit berkonsentrasi. Kultur yang
dianutntermasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya
pada perawatan postpartum, makanan atau minuman, menyendiri bila
menyusui, pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-
cita.
i. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetik, menular, kelainan conginetal atau gangguan kejiwaan yang pernah di
derita oleh keluarga.
j. Profil keluarga

6
Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, tipe
rumah, comunity setting, penghasilan keluarga, hubungan sosial dan
keterlibatan dalam kegiatan masyarakat.
k. Kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi : pola menu makanan yang di konsumsi, jumlah, jenis
makanan (kalori, protein, vitamun, tinggi serat), freguensi, konsumsi
snack (makanan ringan), napsu makan, pola makan, frekuensi.
Pola istirahat dan tidur : lamanya, kapan (siang, malam), rasa tidak
nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau
remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-
suara , posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
Pola eliminasi : apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya involunter pengeluaran urine), hilangnya
kontrol blas, terjadi over distensi blas atau retensi urine karena rasa
takut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola freguensi,
konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet.
Personal Hygiene : pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tata
rias rambut dan wajah.
Aktivitas : kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan
bekerja dan menyusui.
Rekreasi dan hiburan : situasi atau tempat yang menyenangkan,
kegiatan yang membuat fress dan rileks.
Seksual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi
freguensi koitus atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang
seks, keyakinan, kesulitan melakukan seks, kontinuitas hubungan
seksual. Pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan intercouse
pascapartum (dapat dilakukan setelah luka episiotomy membaik dan
loche terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3). Bagaimana cara
memulai hubungan seksual berdasarkan pengalamannya, nilai yang
dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu,
7
berciuman, ketawa, gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat
hubungan seks apakah menggunaan lubrikasi untuk kenyamanan.
Posisi saat koitus, kedalam penetrasi penis. Perasaan ibu saat
menyusui apakah memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor
pengganggu ekskresi seksual : bayi menangis, perubahan mood ibu,
gangguan tidur, frustasi yang disebabkan penurunan libido.
Konsep diri
Konsep penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu untuk
menyusui, persepsi ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-
perubahan selama kehamilan, perasaan klien bila mengalami operasi
SC karena CPD atau karena bentuk tubuh yang tinggi.
Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan
tugas-tugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan
perubahan involusi uterus, perubahan fungsi blas dan bowl.
Pengetahuan tentang keadaan umum bayi, tanda vital bayi, perubahan
karakteristik feses bayi, kebutuhan emosional dan kenyamanan,
kebutuhan minum, perubahan kulit. Keterampilan melakukan
perawatan diri sendiri ( nutrisi dan personal hygiene, payudara) dan
kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat,
menyusui, memandikan dan mengganti baju atau pupuk bayi,
membina hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengn
ayah, dengan sibling dan kakek atau nenek). Keamanan bayi saat tidur,
diperjalanan, mengeluarkan sekret dan perawatan saat terdesak atau
mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal
imunisasi.

2. Data objektif
a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2) BB, TB, LLA, Tanda vital normal (RR konsisten, nadi cenderung bradikardi,
suhu 36,2-38, respirasi 16-24)
3) Kepala : rambut, wajah, mata (conjungtiva), hidung, mulut, fungsi
pengecapan, pendenganran, dan leher.

8
4) Breast : pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembekakan, benjolan,
nyeri, produksi laktasi atau colostrum. Perabaan pembesaran getah bening di
ketiak.
5) Abdomen : teraba lembut, tekstur doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fudus
uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri,
perabaan distensi blass.
6) Anogenital.
7) Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin, kendur
atau lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perinium : keadaan luka
episiotemy,echimosis,edema,kemerahan,eritema,drainage.Lochea
(warna,bau,jumlah,bekuan darah atau konsistensi, 1-3 hr rubra, 4-10 hr
serosa,> 10 hr alba), Anus : hemiroid dan trombosis pada anus.
8) Muskoloskeletal : tanda homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10g %
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, trombosit.
2) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.

9
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Pengkajian ibu nifas merupakan suatu pengkajian fisik lengkap termasuk pengukuran
tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pereriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat
masuk ke unit pasca partum.
Pengkajian data ibu nifas dibagi menjadi data subjektif dan data objektif
a. Riwayat kesehatan ibu
b. Riwayat sosial ekonomi
c. Pemeriksaan fisik :
Tanda-tanda vital
Payudara
Fundus
Lokia
Kandung kemih
Ekstrimitas bawah
d. Pengkajian psikologis dan pengetahuan ibu

10
DAFTAR PUSTAKA

Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen
Publishing

Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. ASUHAN IBU NIFAS ASKEB III. Yogyakarta : Cyrillus
Publisher

Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

11

Anda mungkin juga menyukai