PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada
payudara, berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun
komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan
Kanker payudara memiliki dampak fisik, psikologis dan sosial. Dampak fisik berupa
penurunan fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di amputasi, rasa nyeri dan
perubahan fisik karena efek samping dari pengobatan yang dijalani pasien. Dampak psikologis
dapat berupa reaksi psikologis terhadap diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi,
rangkaian terapi atau pengobatan yang di jalani pasien dan kondisi fisik yang baru. Dampak
sosial yang dapat terjadi yaitu perubahan status sosial karena kehilangan pekerjaan dari tempat
pasien, perubahan peran dan tugas karena tidak mampu melakukan tugasnya sebagai salah satu
Menurut Kumar dkk (2009), kurva insident usia pada kanker payudara bergerak naik
terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang di temukan pada wanita usia 20 tahun. Angka tertingi
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah
kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker hati.
Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar
kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker
nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita. Angka
kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara merupakan
penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir
menunjukkan bahwa kema tian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2
tertinggi (WHO).
Payudara di miliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki payudara
mengalami rudimeter dan tidak penting, sedangkan wanita menjadi berkembang dan penting.
Payudara merupakan salah satu organ paling penting bagi wanita yang erat kaitannya dengan
fungsi reproduksi dan kewanitaan (kecantikan). Karena itu gangguan payudara tidak sekedar
memberikan gangguan kesakitan sebagaimna penyakit pada umumnya, tetapi juga akan
Amerika Serikat tercatat lebih dari lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian.
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 keatas,
Di Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta populasi
Menurut Ramli dkk (2010), di dapatkan jumlah penderita kanker payudara stadium IIIA
dan IIIB sebanyak 43,4%, Stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana
Dari data yang penulis kumpulkan di RSUP DR.M. DJAMIL Padang tercatan angka
kejadian penderita kanker payudara meningkat 3 tahun terakhir. Yaitu pada tahun 2011 wanita
yang mengidap kanker payudara yaitu 234 orang diantaranya 14 orang meninggal dunia , pada
tahun 2012 terhitung sebanyak 272 orang orang wanita mengidap kanker payudara diantaranya
13 orang meninggal dunia, sedangkan pada tahun 2013 terhitung 312 orang wanita terkena
Peran perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara yaitu
pendidikan kesehatan tentang penyakit kanker payudara,upaya preventif yaitu mencegah infeksi
pada luka post op dengan cara perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik,upaya kuratif
meliputi pemberian pengobatan dan penganjuran klien untuk mematuhi terapi,serta upaya
rehabilitative meliputi perawatan luka di rumah dan menganjurkan untuk meneruskan terapi
yang telah diberikan.Peran perawat dalam aspek psikologis yaitu memberikan informasi dan
dukungan positif kepada jlien tentang proses pengobatan yang akan di jalani bahwa itu adalah
Berdasarkan data tersebut maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat masalah
kanker payudara pada studi kasus ini supaya bisa memberikan asuhan keperawatan secara
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
Bagaimana menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara di ruang HCU
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara di ruang
kanker payudara
f) Mampu melakukan pedokumentasian asuhan keperawatan terhadap klien dengan kanker
payudara.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan studi kasus ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam melakukan
TINJAUAN TEORITIS
sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan
tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara
dengan manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi
berubah menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-
2005,sumber : Harianto,dkk).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari parenkim, stoma areola, dan papila
ini:
Keterangan:
1. Korpus (badan)
2. Areola
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,di atas otot
dada.Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram. Pada payudara terdapat tiga bagian utama yaitu:
1) Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil yang
memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot
polos, dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus,yaitu beberapa
lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus ke
dalam saluran kecil(duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang
yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam putingndan bermuara ke luar. Di dalam dinding
alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
3) Papilla / Puting
Papila atau Puting,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).
3. Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,sebaliknya serangkaian faktor
genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini.
Bukti yang terus bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan
kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui.
Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein
yang menekan atau menigkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang
dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon
ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang
dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul kanker payudara terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di ubah
1) Umur
Semakin bertambahnya umur meningkat resiko kanker payudara. Wanita paling sering
terserang kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah wanita 40
tahun juga dapat terserang kanker payudara, namun resikonya lebih rendah dibandingkan wanita
Resiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi
pertama sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan
lamanya paparan hormone estrogen dan progesterone pada wanita yang berpengaruh terhadap
Sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. Kurang
dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal
menderita kanker payudara tertentu. Apabila BRCA 1 (Breast Cancer 2),yaitu suatu kerentanan
terhadap kanker payudara, untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan
sebesar 85% pada umur 70 tahun. 10% kanker payudara bersifat familial. Pada studi genetik
mengalami kanker payudara. Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan
desain cohort, wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis)
mempunyai resiko 2,0 kali lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara 4,0 kali lebih besar
1) Riwayat kehamilan
Usia lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan resiko mengalami kanker
payudara. Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita
yang kehamilan pertama setelah 35 tahun mempunyai resiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan
wanita yang kehamilan pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6).
Wanita yang multipara atau belum pernah melahirkan mempunyai faktor resiko 4,0 kali lebih
besar dibandingkan wanita multipara atau sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena
pasca menopause. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor resiko terjadinya kanker
payudara.
kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan
progestron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer
payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai resiko
4) Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara daripada
waita yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan
desain case control menunjukkan bahawa diperkirakaan resiko bagi wanita yang merokok untuk
terkena kanker payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok
(OR=2,36).
Radiasi diduga meningkatkan resiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi
ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan resiko kanker payudara.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control
menunjukkan bahwa diperkirakan resiko bagi wanita yang terpapar radiasi lebih dari 1 jam
sehari untuk terkena kanker payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).
4. Patofisiologi
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya perubahan genetik berkaitan
dengan kanker payudara namun ap yang menyebabkan genetik masih belum diketahui.Meskipun
belum ada penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui namun bisa diindentifikasi melalui
pencegahan.Hal yang selalu harus diingat adalah bahwa 60% yang di diagnosa kanker payudara
tidak mempunyai faktor resiko yang terindentifikas kecuali lingkungan hormonal mereka.Di
mengidentifikasi faktor resiko merupakan cara untuk mengidentifikasi wanita yang mungkin
diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat dan pengobatan dini (Prince,A
Sylvia.2006).
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal,
mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan
berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7
tahun untuk bertumbuh dari sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat
diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma
jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah (Prince, Sylvia, Wilson
Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi yang
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang jauh.Didalam sel
tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam maligna dan berubah menjadi
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi
terjadi suatu perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi maligna.perubahan dalam
denetic sel ini disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen,yang bisa berupa
bahan kimia, virus, radiasi atau penyinaran dan sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong
dan diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim
pengoreksi. Pada keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan
mengenali kesalahan resebut dan menghentikan sel dititik tersebut dari proses pembelahan.pada
titik ini, kesalahan DNA dapat diperbaiki,atau sel tersebut deprogram untuk melakukan bunuh
diri yang secara efektif menghambat pewarisan kesalahan sel-sel keturunan jika sel tersebut
kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi mutasi permanen dan bertahan di semua keturunan
(Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promoter,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahun pun
dapat membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Promotor adalah zat
non-mutagen tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen
produksi copi multiple gen (Sukarha, 2000). Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi
maligna. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh
karena itu, diperlukan beberapa faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif ini
timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna. Kanker payudara menginvasi
secara lokal dan menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau
keduanya. Kanker payudara yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama
setelah diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium hanya di
kenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan suatu
(Sukarja,2000).
5. WOC
6. Tanda dan gejala
Gejala- gejala kanker payudara yang tidak di sadari dan tidak di rasakan pada stadium
dini menyebabkan bayak penderita yang berobat dalam kondisi stadium lanjut. Hal tersebut akan
mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk di sembuhkan. Bila kanker
payudara dapat di ketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan (Ramli M,
2013)
Gejala yang timbul data penyakit memasuki stadium lanjut semakin bayak , seperti:
1) Timbul benjolan pada payudara yang dapat di raba dengan tangan, makin lama benjolan makin
6) Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak sedang
hamil.
7) Luka pada payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah diobati.
8) Kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau dorange) akibat dari neoplasma menyekat
Tumor teraba dalam payudara, bebas dari stadium jaringan sekitarnya, tidak ada fixasi/
infiltrasi ke kulit dan jaringan yang di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm dan tidak dapat
terdeteksi dari luar. Kelenjer getah bening regional belum teraba. Perawatan yang sangat
sistematis diberikan tujuannya agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjut pada
stadium selanjutnya. Pada stadium ini, kemungkinan penyembuhan pada penderita adalah 70%.
2) Stadium II
Tumor terbebas dalam payudara, besar tumor 2,5-5 cm, sudah ada atau beberapa kelenjer
getah bening axila yang masih bebas dengan diameter kurang dari 2 cm. Untuk mengangkat sel-
sel kanker biasanya dilakukan operasi dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada stadium ini, kemungkinan sembuh
Tumor sudah meluas pada payudara, besar tumor 5-10 cm, tapi masih bebas di jaringan
sekitarnya, kelenjar getah bening axila masih bebas satu sama lain. Menurut data Depkes, 87%
Tumor melekat pada kulit atau dinding dada, kulit merah, ada edema (lebih dari sepertiga
permukaan kulit payudara) ulserasi, kelenjar getah bening axila melekat satu sama lain atau ke
jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm. Kanker sudah menyebar pada seluruh bagian
payudara, bahkan mencapai kulit, dinding dada, tulang rusuk dan otot dada.
5) Stadium IV
Tumor seperti pada stadium I,II,III tapi sudah disertai dengan kelenjar getah bening axila
supra-klafikula dan metastasis jauh. Sel-sel kanker sudah merembet menyerang bagian tubuh
lainnya, biasanya tulang, paru-paru, hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di batang leher.
Tindakan yang harus dilakukan adalah mengangkat payudara. Tujuan pengobatan pada palliative
berfungsi dengan kuat. Jika nodus axilaris dan sistem limfe di angkat maka sistem kolater dan
axilaris harus mengambil ahli fungsi mereka. Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan
setiap sendi lebih tinggi dari sendi yang prokximal. Jika terjadi limfedema keluasan biasanya
berhubungan dengan jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan
invasive.
a. Non Invasive
1. Mammografi
Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang diradiasikan
pada payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba
(radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk melakukan
mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada perempuan
usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini berbeda-beda berkisar
antara 83%-95%.
2. Ultrasound
Ultrasound telah digunakan sejak awal 50-an. Alat tersebut sangat berguna dan akurat
dalam mengevaluasi densitas payudara dan dan akurat dalam membedakan antara kista dengan
massa padat. Namun untuk masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat divisualisasi dan
massa pada jaringan lemak payudara sulit dievaluasi. Keuntungannya adalah tidak ada radiasi
sudah mulai diselidiki. Teknik ini mengambil peran dalam mengevaluasi axila, mediastinum dan
area supralivikula untuk adenopati dan membantu dalam melakukan stging pada proses
keganasan.
b. Invasiv
1. Sitologi Aspirasi
Sitologi aspirasi dilakukan menggunakan jarum halus (ukuran 20 atau yang lebih kecil)
dengan spuit untuk mengaspirasi sel pada area yang dicuriga, lalu dismear di atas slide dan
difiksasi segera dan diwarnai untuk evaluasi sitologi. Jika specimen diambil secara tepat,
prosedur ini sangat akurat. Namun pemeriksaan ini tidak dapat untuk memeriksa gambaran
histopatologi jaringan sebab pemeriksaan ini tidak mampu mengambil struktur jaringan sekitar.
Teknik stereotaktik untuk sampling lesi nonpalble sudah menjadi hal umum diamerika serikat.
Kelemahan teknik ini adalah ketidak mampuan untuk menentukan secara akurat resptor estrogen
dan progesterone pada specimen yang sangat kecil. Untuk menegtahui resptor menggunakan
teknik ini sudah dikembangkan namun masih belum merata keberadaanya dilaboratorium
patologi anatomi.
2. Core Needle Biopsy (CNB)
Biopsi jarum dengan menggunakan jarum bor yang besar sering dilakukan. Hal tersebut
lebih invasive dibandingkan dengan aspires jarum. CNB lebih akurat dan bisa digunakan untuk
menentukan reseptor estrogen dan progesterone serta bisa dilakukan untuk memeriksa gambaran
histopatologi.
3. Biopsy
Ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan ultrasound. Biopsi
yang terlihat dan biasanya dengan sedikit batas jaringan yang sehat. Hal tersebut perlu
direncanakan secara hati-hati dan curiga lesinya bersifat gana. Kebanyakan boipsi bisa dilakukan
dengan lokal anestesi. Namun dengan kenyamanan pasien biasa dilakukan dengan sedasi
intravena. Poting beku biasa dilakukan dan bisa disimpan untuk tes resptor estrogen dan
progesterone.
b. Biopsi Insisi
Untuk lesi yang besar dan sulit untuk dilakukan biopsy eksisi biasanya dilakukan biopsy
insisi dengan hanya mengambil sedikit jaringan. Hal ini bisa dilakukan dalam anestesi lokal dan
secara klinis. Dan hal tersebut bisa dijadikan petokan dalam melakukan biopsy jarum dengan
bantuan mammografi. Teknik ini dilakukan atas dasar prinsip menghilangkan lesi secara presisi
tanpa mengorbankan jaringan sehat sekitar. Pasien dilakukan mamografi yang disesuaikan
dengan film aslinya dan dilakukan introduks berdasarkan gambaran film tersebut. Jadi bisa
dilakukan dengan pasien pada posisi supine, dan payudara discan menggunakan tranducer. Lalu
kulitnya ditandai dengan pensil; lalu dilakukan biopsy secara standard. Aspirasi kista juga bisa
pada gelas kaca difikasi dan dapat dilihat untuk dievaluasi secara sitologi. Dilaporkan, sitologi
dari NDS memiliki hasil negative palsu sebesar 18% dan positif sebesar 2,5% jadi dibutuhkan
diperbolehkan untuk dilakukan biopsy puting. Sebuah potongan nipple /areola complex bisa
stadium klinik payudara. Pengobatan kanker payudara biasanya meliputi pembedahan/ operasi,
radioterapi/ penyinaran, kemoterapi, dan terapi hormonal. Penatalaksanaan medis biasanya tidak
kanker payudara. Pembedahan paling utama dilakukan pada kanker payudara stadium I dan II.
gejala penyakit).
Tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cars yaitu:
a. Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Operasi
ini selalu diikuti dengan pemberian pemberian terapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan
pada penderita yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
b. Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan
kelenjer di ketiak.
c. Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan
payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
2. Radioterapi
Radiologi yaitu proses penyinaraan pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih
terisisa di payudara setelah payudara.tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh
menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb
dan leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi. Pengobatan ini biasanya diberikan
atau kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan
mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian tubuh
lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut
tindakan mengurangi pembentukan hormone dapat menghambat laju perkembangan sel kanker,
terapi hormonal disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya menghambat
atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan
Pencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker
payudara dan secara tidak langsung akan menurun angka kematian akibat kanker payudara.
a. Pencegahan Primodial
Pencegahan primodial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang
memiliki faktor resiko. Upaya yang dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada masyarakat
yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya
hidup dan faktor resiko lainnya. Pencegahan primodial dilakukan melalui promosi kesehatan
yang ditunjukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki
faktor resiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya
menghindari diri dari keterpaparan berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.
Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insiden kanker payudara yang dapat
dilakukan dengan:
1. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.
2. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolahraga.
3. Menghindari terlalu banyak terkena sinar X atau jenis radiasi lainnya.
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.Serat akan menyerap zat-zat yang
bersifat karsinigen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feces.
5. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahan seperti tahu atau tempe. Kedelai
mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai
ektrogen nabati (fitoestrogen). Ektrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel
epitel saluran kelenjer susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada
C, zat antioksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli,
dokter. Karena itu, wankita hares mewaspadai setiap [perubahan yang terjadi pada payudara.
karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini
memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dan bulan ke bulan. Pemeriksaan
optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu
retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika
ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jikan suadah menopause maka pilihlah satu
hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan.
Langkah 1 : Berdiri didepan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan dipinggang dan
dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan
yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau
membentuk lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan kearah
puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara
payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak kiri. akan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa
Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal apabila
Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan permukaan
rata. Berbaringlah dengan lengan kanan dibelakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk
diletakan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat
pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4).
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-
akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan
pemberian pengobatan.
B. Asuhan Keperawatan Teoritis Pada Klien Ca Mammae
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses keperawatan,
suatu kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan
untuk mendapatkan data subjektif dan objektif yang dilakukan dengan wawancara dan
pemeriksaan fisik, data tersebut kemudian diolah, dianalisa yang kemudian akan menghasilkan
suatu diagnosa keperawatan yang membutuhkan perencanaan untuk mengatasi masalah yang
timbul dan muncul.Tujuan utama pengkajian adalah memberikan gambaran secara terus menerus
meliputi:
1) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan,
,hyperplasia tipikal.
b. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai
resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal
dan pengawet.
f. Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia yang relative
melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak
menyusui
3) Riwayat kesehatan sekarang
a. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan,
makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
c. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang tidak
hamil.
d. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik
perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia kurang dari 60
tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
b. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium.
c. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium dibawah 40
tahun.
d. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
e. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
5) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien, BB,Tinggi badan, tekanan darah,
disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke paru-
paru.
4) Bibir
5) Gigi
Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan akibat rapuhnya pembuluh darah dan caries positif
6) Lidah
Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah klien kurang bersih.
c. Leher
tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm.
Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan kanker
sudah melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding dada,tulang rusuk,dan
otot dada.
Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan mestastase
b) Palpasi
Pada stadium 1
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .
Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah
metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru paru
metastase.
Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.
Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana parenkim
paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru paien yang
disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan efusi pleura jika
didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari kanker mammae
lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas tambahan tidak ada,
lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni nafas klien juga
dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti
yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan bronkovesikuler yaitu
pada daerah suprasternal, interscapula: campuran antara element vaskuler dengan bronchial.
Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan wheezing (-)
Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras nadanya
lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan seperti: Ronchi
dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh bagian payudara, dan
mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga mengakibatkan terjadinya
nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar. Dan terdapat
suara tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke bagian
tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan ekspansi
paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada daerah lobus paru.
e. Jantung (Kardiovaskuler)
1. Inspeksi
Biasanya iktus tidak terlihat
2. Palpasi
Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V
3. Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra, batas jantung kiri RIC
g. Mammae (payudara)
1. Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah dan payudara
2. Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba pembesaran
kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
h. Perut
1. Inspeksi
Biasanya tidak ada pembesaran
2. Palpasi
Biasanya bising usus (-)
3. Perkusi
Biasanya lien dan hepar tidak teraba
4. Auskultasi
Tympani
i. Genitourinaria
Biasanya genetalia bersih
j. Ekstremitas
Biasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi
k. Sistem intergument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak elastis
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Makan
Sehat: biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi
Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan setengah porsi
2) Minum
Sehat: biasanya minum 6-8 gelas sehari
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari
b. Eliminasi
1) Miksi
Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna kekunangan,pekat dan bau
khas
2) Defekasi
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau kemerahan,
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian payudara
d. Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci rambut 1 kali dalam
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali sehari,cuci rambut 2 kali
Biasanya di tanyakan pada klien tentang pekerjaan, sumber penghasilan dalam keluarga dan
perubahan yang dialami sejak klien sakit, penangguang jawab biaya perawatan klien selama sakit
8) Data psikologi
Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di rawat di rumah sakit, harapan klien
terhadap penyakitnya dapat segera sembuh setelah diobati,dukungan dari keluarga baik dalam
dengan sehat rutin dan rajin beribadah, pandangan klien terhadap penyakit tetap optimis selama
sinar X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah ada
untuk membedakan krista yang berisi cairan dengan jenis lesi lainnya.
d. Respon Hormone
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone estrogen dan progesteron.
e. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas. Biopsi
jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot dengan spuit 10
cc sampai jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi anatomi untuk mengetahui
missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein, HCG, asam dll)dapat membantu dalam
berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang sama dengan masalah yang di dapat pada pasien
(Gusneli,2007)
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diatas kemungkinan dignosa keperawatan yang timbul adalah:
1. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan penyakit(kompressi atau dekstruksi, jaringan
saraf, infiltrasi syaraf, atau suplai vaskulernya, obtruksi jaringan syaraf inflamasi dan adanya
iritasi lambung, penyimpangan, rasa mual, distress emosional, control nyeri batuk (Marilynn
E.doenges, 2000)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi energi, peningkatan energi (status
hipermetabolik) kebutuhan psikologis atau emosional berlebihan dan perubahan kimia tubuh:
perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi, ancaman kematian, perpisahan dari
keluarga, transmisi atau penularan perasaan interpersonal, perubahan gambaran tubuh (Marilynn
E doenges 2000).
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping kemoterapi atau radioterapi misal
kehilangan rambut, mual dan muntah, penurunan berat badan, impotensi, sterilisasi, kelelahan
o Keperawatan Kriteria
Hasil
c. Berikan tindakan
kenyamanan dasar
menyenagkan memfokuskan
mendengarkan
musik dan
menonton tv,
membaca buku.
d. Dorong penggunaan
keterampilan
manajement nyeri
musik,dan sentuhan
teraupetik
Kolaborasi
a. kembangkan
rencana manajemen
dan dokter
a. rencana terorganisasi
mengembangkan
kesempatan untuk
kontrol nyeri
terutama dengan
manajemen nyeri di
rumah
komplikasi dari
kanker, meskipun
respon individual
berbeda.saat
perubahan penyakit
atau pengobatan
terjadi,penilaian dosis
di perlukan
2. Ketidak efektifan Tujuan : Mandiri:
pola nafas pola nafasa. Atur posisi kliena. Isi rongga abdomen
mengeluarkan
pelan-pelan
nafas
Kolaborasi:
dalam mengatasi
mensuplai O2 yang
memperbesar ukuran
lumen trakeobroncial
3. Gangguan Tujuan: Mandiri:
karbonat, berikan
cairan 1 jam
sebelum atau 1 jam
setelah makan
e. Control faktor
lingkungan misalnya
sedap atau
kebisingan.hindari
makanan terlalu
manis, berlemak
e. Dapat menriger
atau makanan pedas
respon mual atau
Kolaborasi:
muntah
a. tinjau ulang
pemeriksaan
laboratorium sesuai
dengan indikasi
transferin serum,dan
albumin
a. Membantu
mengidentifikasi
derajat
ketidakseimbangan
biokimia atau
malnutrisi dan
mempengaruhi
tingkat aktivitas
sesuai dengan
frekuensi
jantung/pernafasan.
Kolaborasi :
a. Berikan 02
a. Adanya anemia/
indikasi menurunkan
ketersediaan 02 untuk
memperberat
keletihan.
meyakini bahwa
e. Mempertahankan
strategi kontrol atau
kontrak sering
koping tersedia.
dengan e. Memberikan
membutuhkan
penerimaan, sehingga
4. Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan pada kasus kanker payudara
kanker payudara diman ini telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Lukman
dengan cara identifikasi/ melihat sejauh mana tujuan dari implementasi kanker payudara tercapai
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner & Suddarth. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1 .Jakarta : EGC
2. Brunner & Suddarth. 2001 . Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 2 .Jakarta : EG
3. Donengoes Marilynn E.2000 Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien Edisi 3,Jakarta EGC
4. Dyayidi.2009 praktik SADARI dikalangan remaja putri dalam hal ini siswa SMA Negeri dan
Swasta.www.eprints.undip.ac.id
5. Nugroho ,Taufan 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas,Anak, Bedah, dan Penyakit Dalam
Yogyakarta : Nuha Medika
8. Rasjidi Iman .2009 Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker . Jakarta : CV Sagung Seto