Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HIPERTENSI

Pendahuluan
Tekanan darah merupakan salah satu parameter hemodinamik yang
sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah
menggambarkan situasi hemodinamik seseorang saat itu. Hemodinamik
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah, aliran darah, dapat
mempertahankan perfusi atau pertukaran zat dijaringan tubuh.
Tekanan darah yang tinggi atau hipertensi sering tidak memberikan
keluhan pada seseorang, tetapi penderita memiliki resiko kematian
kardiovaskuler lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai
tekanan darah normal. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan makin tinginya tekanan darah.
Tekanan darah akan berubah setiap saat bergantung pada keadaan
seseorang. Tekanan darah terendah adalah pada keadaan tidur, tekanan
darah dapat naik pada saat aktivitas fisik ataupun psikis. Oleh sebab itu
pengobatan dini pada hipertensi sangatlah penting, karena dapat mencegah
timbulnya beberapa komplikasi organ seperti jantung, ginjal, dan otak.

Definisi
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan
tekanan diastolik > 90 mmHg. Tekanan darah berasal dari mekanisme
pompa jantung yang mendorong sejumlah volume darah dengan tekanan
yang tinggi agar darah sampai ke seluruh organ tubuh melalui pembuluh
darah. Jadi tingginya tekanan darah ditentukan oleh jumlah darah yang
dipompakan jantung (curah jantung) dan diameter pembuluh darah.

TD : CJ x Resistensi Perifer

Penyebab
a. Hipertensi Primer (essensial)
Merupakan bagian terbesar (90%) dari penderita hipertensi.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti hipertensi ini namun
diduga karena faktor genetik.
b. Hipertensi Sekunder
Merupakan hipertensi yang disebabkan sekunder dari penyakit lain.
Kelainan ginjal: glomerulonefritis akut, glomerulonefritis kronis,
pyelonefritis kronis, penyempitan arteri renalis.
Kelainan hormon: diabetes mellitus, pil KB, tumor adrenal.
Kelainan neurologis: polineuritis, polimyelitis
Lain-lain: obat-obatan, preeklampsi.

Klasifikasi Hipertensi

Kategori Sistolik Diatolik

Normal < 130 < 85


High-Normal 130-139 85-89
Hipertensi
Derajat 1 140-159 90-99
Derajat 2 160-179 100-109
Derajat 3 > 180 > 110

Pengaruh Terhadap Organ


Penyakit pembuluh darah otak: stroke, perdarahan otak, TIA (transien
ischemic attack)
Penyakit jantung: gagal jantung, infark miokard, angina pektoris.
Penyakit ginjal: gagal ginjal
Penyakit pembuluh darah: atherosklerosis.
Penyakit mata: edema pupil, penebalan retina, perdarahan retina.

Manifestasi Klinis
Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan.
Beberapa pasien mengeluh: sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas,
kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis,
kelemahan otot, atau perubahan mental.

Riwayat Penyakit
Riwayat hipertensi
Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit cerebrovaskuler
Riwayat penyakit ginjal
Riwayat diabetes mellitus
Riwayat kehamilan
Riwayat minum obat-obatan

Pemeriksaan Fisik
BB dan TB
Mata: retina, pupil
Leher: JVP, bising
Paru: pernafasan, suara nafas
Jantung: TD, denyut nadi, suara jantung, bising jantung.
EKG
Laboratorium: fungsi ginjal
Rontgen

Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan
mortalitas dengan minimalnya atau tanpa efek samping.
Jika memungkinkan Td dipertahankan sistol 140 mmHg dan diastol 90
mmHg.
Penatalaksanaan farmakologi: diuretik, beta bloker, kalsium antagonis,
ACE inhibitor, alpa-adrenergik bloking agen.

Penatalaksanaan Non Farmakologi


Perubahan gaya hidup
Mengurangi asupan garam dan lemak
Mengurangi asupan alkohol
Berhenti merokok
Mengurangi BB
Meningkatkan aktifitas fisik
Olahraga teratur
Menghindari stress
Istirahat

Diagnosa Keperawatan
Penurunan curah jantung b. d peningkatan resistensi perifer
Intoleransi aktifitas b. d ketidakseimbangan
Perubahan rasa nyaman; nyeri kepala
Peruabahan nutrisi
Perubahan pola nafas

Tujuan yang diharapkan


Tekanan darah terkontrol dengan baik dalam batas yang diharapkan
Tidak terjadi komplikasi pada sistem otak, jantung, ginjal, mata dan,
pembuluh darah.
Pasien dapat mengerti tentang prognosis terapi penyakitnya.
Perubahan cara hidup sehat.
Patofisiologi Hipertensi

Saraf Simpatis

Penurunan Aliran Darah

Renin

Angiotensinogen (hati)

Angiotensin I (paru)

ACE (Angiotensin
Converting enzyme)

Angiotensin II
Rangsang Saraf Vasokontriksi Aldosteron
Pusat Haus

ADH Retensi Na

Over Volume TD Over Volume

Sistem RAA (Renin Angiotensin Aldosteron)


Penurunan sirkulasi darah ginjal akan merangsang apparatus
jukstaglomerous ginjal mengeluarkan rennin. Selanjutnya renin akan
mengubah angiotensinogen yang dihasilkan hati menjadi angiotensin
I, kemudian enzim paru akan mengubah angiotensin I menjadi
angiotensin II. Aakhirnya angiotensin II akan memberikan efek dan
mekanisme kompensasi termasuk sekresi aldosteron oleh ginjal.

Anda mungkin juga menyukai