oleh:
A. Latar Belakang
dirinya, sehingga melalui kerja orang bisa lebih dikenal siapa dia sebenarnya. Oleh karena itu,
kerja bagi kita bukan hanya sekedar untuk mendapat upah atau gaji, jabatan atau kekuasaan,
dan berbagai maksud-maksud lainnya. Dalam dan melalui kerja manusia mengungkapkan
dirinya lebih otentik sebagai manusia yang disiplin, bertanggung jawab, jujur, tekun, pantang
menyerah, punya visi, dan sebagainya; atau sebaliknya, tidak disiplin, tidak bisa dipercaya,
tidak dapat diandalkan, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya. Dunia kerja merupakan
sarana bagi perwujudan dan sekaligus pelatihan diri untuk menjadi semakin baik.
Untuk lebih mendalami mengenai dunia kerja, perlu lebih mendalami topik-topik yang
berkaitan dengan peningkatan kualitas diri pribadi sebagai seorang pekerja maupun sebagai
ethos kerja, menggunakan atau mengelola waku dengan baik dan efisien, melaksanakan
organisasi atau perusahaan, meningkatkan mutu pelayanan di tempat kerja, dan meningkatkan
profesionalitas kerja sebagai jawaban atas berbagai perubahan yang ada di masyarakat, yang
telah membawa dampak pada tingginya tuntutan dalam dunia kerja atau profesi.
(Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrikal. Walaupun kegiatan konstruksi
dikenal sebagai suatu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan suatu
kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda yang dirangkai menjadi satu
unit bangunan, itulah sebabnya ada bidang/sub bidang yang dikenal sebagai klasifikasi.
Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang dilakukan oleh
konsultan perencana (team Leader) dan kemudian dilaksanakan oleh kontraktor konstruksi
yang manajer proyek/kepala proyek. Orang-orang ini bekerja didalam kantor, sedangkan
pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan,
tukang dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Transfer
perintah tersebut dilakukan oleh Pelaksana Lapangan. Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga
BAB II
PERMASALAHAN
1. Dasar motivasi yang terdapat dalam budaya suatu masyarakat, yang menjadi
kerja.
2. Nilai - nilai tertinggi dalam gagasan budaya masyarakat terhadap kerja yang
Etos kerja atau semangat kerja yang merupakan karakteristik pribadi atau kelompok
masyarakat, yang dipengaruhi oleh orientasi nilai-nilai budaya mereka. Antar etos kerja
1. Agama
Pada dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai ini tentunya
akan mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak seseorang pastilah diwarnai oleh ajaran agama yang
kalau ajaran agama itu mengandung nilai-nilai yang dapat memacu pembangunan,
jelaslah bahwa agama akan turut menentukan jalannya pembangunan atau
modernisasi.
2. Budaya
Kualitas etos kerja ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat yang
bersangkutan. Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya maju akan memiliki
etos kerja yang tinggi. Sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya
yang konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah, bahkan bisa sama sekali
3. Sosial politik
Menurut Siagian (1995), tinggi atau rendahnya etos kerja suatu masyarakat
dipengaruhi juga oleh ada atau tidaknya struktur politik yang mendorong masyarakat
untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
Siagian (1995) juga menemukan adanya indikasi bahwa etos kerja dapat muncul
mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk
5. Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang merata
dan bermutu, disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan, keahlian dan
Anoraga (2009) mengatakan bahwa individu memiliki etos kerja yang tinggi adalah
individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap,
yang tentunya didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan ini
menjadi suatu motivasi kerja, yang mempengaruhi juga etos kerja seseorang.
sistem yang praktis, relevan, handal, dan dapat diterima, sehingga hasil yang dicapai
dari penilaian tersebut bisa bermanfaat baik untuk pegawai itu sendiri maupun bagi
Suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik harus bisa menampung berbagai
tantangan eksternal yang dihadapi oleh para pegawai, terutama yang mempunyai
dampak kuat terhadap pelaksanaan tugasnya. Tidak dapat disangkal bahwa berbagai
situasi yang dihadapi oleh seseorang di luar pekerjaannya, seperti masalah keluarga,
keadaan keuangan, tanggung jawab sosial dan berbagai masalah pribadi lainnya pasti
Tekad dan kesanggupan mentaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus
dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku sehari-hari dalam perbuatan dalam
melaksanakan tugas.
a. Prestasi Kerja
Suatu hasil kerja yang secara nyata dapat dicapai oleh seorang karyawan dalam
b. Tanggung Jawab
kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul
c. Ketaatan
undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang
diberikan oleh atasan yang berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar
d. Kejujuran
Ketulusan hati seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk
dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna
f. Prakarsa
g. Kepemimpinan
Etos kerja yang positif secara pasti akan menunjukkan kaitan yang sangat erat
antara modal organisasi dengan nilai kepercayaan untuk mencapai visi dan misi secara
konsisten melalui norma-norma nilai kerja yang menciptakan suasana nyaman, aman, dan
Organisasi bisnis memerlukan fleksibilitas yang tinggi dengan budaya kerja "high
trust". Tujuannya adalah untuk membangun kredibilitas yang memberikan rasa percaya
kepada setiap orang, bahwa budaya kerja organisasi dikerjakan dengan etos kerja yang
terukur dalam sebuah sistem, prosedur, dan kebijakan yang memiliki tingkat keperdulian
sosial bisnis untuk secara konsisten mampu memberikan nilai-nilai kebutuhan para
Etos kerja adalah suara hati yang tulus dan ikhlas dari setiap sumber daya manusia
organisasi untuk mau bekerja keras tanpa pamrih dalam memberikan pelayanan terbaik
Bisnis, organisasi, dan sejenisnya ada hanya dengan satu tujuan mulia yaitu
memberikan pelayanan bernilai tambah tertinggi dengan manfaat ekonomi, sosial, dan
Etos kerja yang baik harus selalu dibungkus dengan pengetahuan, keterampilan,
teknologi, dan keinginan untuk selalu berbuat baik. Etos kerja juga harus memiliki
kebiasaan-kebiasaan yang menjadi budaya rutin yang efektif dalam memberikan sinar
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Etos kerja profesonal adalah seperangkat perilaku kerja positif yang berakar pada
kesadaran yang kental, keyakinan yang fundamental, disertai komitmen yang total
2. Etos kerja karyawan dimulai dari komitmen total dari dalam diri karyawan
mendalami visi dan misi organisasi, mematuhi dan tunduk terhadap aturan-aturan
yang berlaku, melaksanakan tugas sesuai dengan bidang dan keahlian yang dimiliki,
yang nantinya dapat dilihat pada produktivitas kerjanya, dan mengerti tentang sistem
3. Untuk dapat membangun etos kerja perlu ada motivasi diri sendiri dengan
berkomitmen bahwa kerja adalah rahmat, kerja adalah amanah, kerja adalah
panggilan kerja adalah aktualisasi, kerja adalah ibadah, kerja adalah seni, kerja
4. Etos kerja yang tinggi dapat ditentukan melalui proses penilaian pelaksanaan
pekerjaan. Nilai inilah nanti akan menentukan kepada karyawan dalam hal; kenaikan
jabatan.
5. Etos kerja berpandangan bahwa kualitas kerja karyawan pada hari ini harus lebih
baik daripada hari kemarin, dan kualitas kerja karyawan di hari esok harus lebih baik
B. Saran
BAB V
PENUTUP
Ketika kita membicarakan etos kerja, atau prinsip-prinsip etika ataupun norma, perlu kita
sadari sasaran mendasar yang menjadi tujuan pengembangan etos tersebut. Kant, seorang Bapak
sebuah sasaran pengembangan etos kerja. Artinya, pembicaraan etos kerja dan manajemen
perubahan haruslah memberi penekanan pada arti penting dari manusia itu sendiri sebagai tujuan
perubahan. Yang perlu diutamakan adalah mau memulai dan dari diri sendiri, termasuk dari para
pemimpin bangsa. Faktor pemimpin selalu menjadi aspek menentukan. Kalau pemimpinnya
baik, ia selalu menjadi teladan yang hebat. Membangkitkan seluruh potensi karyawan serta
menumbuhkembangkan seluruh budaya yang berorientasi pada tanggung jawab, merupakan cara