Faktor Resiko Diki
Faktor Resiko Diki
Penyakit ginjal yang diduga timbul akibat adanya induksi dari obat-obatan
tertentu biasanya dapat dideteksi secara dini melalui kreatinin serum dan nitrogen
urea darah. Kedua parameter tersebut layak dijadikan parameter karena keduanya
memiliki hubungan temporal antara tingkat toksisitas ginjal dan penggunaan obat-
obat yang berpotensi nefrotoksik. Mekanisme terbentuknya penyakit ginjal akibat
induksi obat dapat terjadi melalui toksisitas imunologik (misal: glomerulonefritis
dan nefritis interstisial alergik) maupun toksisitas nonimunologik. Toksisitas
imunologik maupun nonimunologik secara langsung akan mempengaruhi
karakteristik fungsi ginjal yang normal. Pencegahan penyakit ginjal akibat induksi
obat yang terbaik adalah dengan menghindari penggunaan obat-obat yang
potensial nefrotoksik. Namun, dalam kondisi tertentu dimana penggunaan obat-
obat tersebut tidak dapat dihindari, maka minimalisasi faktor resiko dengan teknik
spesifik seperti hidrasi dapat digunakan untuk mengurangi resiko nefrotoksik
tersebut.
1. Kelainana asam-basa
2. Ketidakseimbangan elektrolit
3. Kelainan pada sedimentasi urin
4. Proteinuria
5. Pyuria, dan atau
6. Hematuria
Namun manivestasi paling umum dari nefrotoksisitas ini adalah adanya
penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR = glomerular filtration rate) yang
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kreatinin serum (Scr) dan nitrogen
urea darah (BUN = blood urea nitrogen). Sehingga wajar jika BUN dan Scr
dijadikan sebagai sarana deteksi awal bagi penyakit ginjal akibat induksi obat ini.
BUN dan Scr akan memberikan gambaran temporal antara tingkat toksisitas ginjal
dengan jangka waktu penggunaan obat-obat yang berpotensi menyebabkan
nefrotoksik.
Epidemiologi
Beberapa faktor risiko pasien terkait untuk nefrotoksisitas akibat obat yang
menginduksi kerusakan ginjal:
DAFTAR PUSTAKA
Kaufman J, Dhakal M, Patel B, Hamburger R. 1991. Community-acquired
acute renal failure. Am J Kidney Dis.;17(2):19119