Oleh:
Pembimbing:
dr. Tutuk W. Chamidy Sp.M
1
2015
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
kasus yang berjudul Glaukoma Akut dengan baik.
Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan
hati dan keikhlasan, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Tutuk W. Chamidy
Sp. M selaku dosen pembimbing. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
teman sekerja yang turut berperan mendukung dalam menyelesaikan laporan kasus
pendek ini.
Penulis
3
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Badriyah
Umur : 55 tahun
Agama : islam
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : Jln Slambrit o1/o1 keraton, pasuruan
II. ANAMNESA
Keluhan Utama
Mata kiri terlihat gelap
Riwayat Penyakit Sekarang
Mata kiri terlihat gelap sejak 3 bulan yang lalu awalnya buram
saja. Mengeluh sedikit nyeri di mata kiri, sedikit pusing, tidak silau
jika terkena sinar, mata tidak nerocos, mata tidak merah.
Riwayat penyakit dahulu
DM - , HT -, Alergi -,
Pasien sekitar 2 minggu yang lalu menderita glaukoma akut .
Riwayat Penyakit keluarga
Dikeluarga tidak ada yang sakit seperti ini
Riwayat Pengobatan
Pasien rutin kontrol di poli mata RSUD Bangil sejak 2 minggu yang
lalu.
4
III. PEMERIKSAAN FISIK
Visus
- VOD : 6/20 S+ 6/6
- VOS : LP (-)
Add +1,25
PD : 60/58
Segmen Anterior
OD OS
LENSA WARNA
PUTIH
Hematoma - -
Edema - -
Benjolan - -
1. Palpebra Dan silia
Ekimosis - -
Ektropion - -
Entropion - -
Lagoftalmus - -
Ptosis - -
Sikatriks - -
Xantelasma - -
Blefarospasme - -
Folikel - -
Papil - -
5
2. Konjungtiva Palpebra Sikatriks - -
Penebalan Konjungtiva - -
PCVI - -
CVI - -
Benjolan - -
3. Konjungtiva bulbi
Sekret - -
Ikterus - -
Corpus Alineum - -
4. Sklera
Benjolan - -
Hiperemi episklera - -
Jernih + +
Defek - -
Infiltrat - -
5. Kornea
Corpus Alineum - -
Edema - -
Dalam + +
Hifema - -
6. Bilik Mata Depan
Hipopion - -
Fler/Sel/Infiltrat - -
Reguler - -
Atrofi - -
Diameter 3 mm 3 mm
6
Isokor + +
8. Pupil
Reflek pupil + +
Keruh /putih - -
Keruh/putih - PUTIH
Subluksasi/Luksasi - -
9. Lensa
Lensa
Pemeriksaan penunjang :
TIO OS : 81,7
7
2. Glaukoma
3. Katarak
V. DIAGNOSA AKHIR
1. OS Glaukoma akut
2. OS katarak matur
VI. PENATALAKSANAAN
Terapi medikamentosa:
Teknik operasi
3. Fakoemulsifikasi + IOL
8
BAB II
Tinjauan Pustaka
I. Anatomi Mata
Yang termasuk media refraksi antara lain kornea, pupil, lensa, dan
vitreous. Media refraksi targetnya di retina sentral (macula). Gangguan media
refraksi menyebabkan visus turun (baik mendadak aupun perlahan). Bagian
berpigmen pada mata: uvea bagian iris, warna yang tampak tergantung pada
pigmen melanin di lapisan anterior iris (banyak pigmen = coklat, sedikit pigmen
= biru, tidak ada pigmen = merah / pada albino).
9
bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah
makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan
menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak
melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh(1).
A. Kornea
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke
depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel
gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di
sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan
makula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, eliktrolit, dan
glukosa yang merupakan barrier.
2. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen
yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan
stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi
10
3. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu
dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan
dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat
kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.
Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak
di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar
dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.
4. Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma
kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya
Bersifat sangat elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai
tebal 40 m. 5. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40
m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom
dan zonula okluden
11
B. Aqueous Humor (Cairan Mata)
Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa,
keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua
struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous
humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam
korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini
mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika
aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya
(sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan
akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan
intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma.
Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam
vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam
retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang
dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi.(1)
C. Lensa
Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa
di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di
belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk
seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya
akomodasi.
Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam
bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang
membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk
serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa
di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral
lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa
yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus
12
embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa
yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di
sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan
dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih
keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul
lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh
ekuatornya pada badan siliar.(1)
13
III. Definisi Glaukoma Akut
14
IV. Etiologi
15
Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan
tekanan intraokuler meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan
sudut bilik mata, sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau
jalinan trabekular. Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang
sempit (kadang-kadang disebut dengan dangerous angle).
Jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas, perifer iris
tidak kontak dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata depan tidak
tertutup dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. Ini merupakan perbedaan
dasar antara glaukoma sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup.
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata
maka keadaan ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder. Jika
glaukoma sudut tertutup tidak diketahui penyebabnya, kondisi ini dikenal dengan
glaukoma sudut tertutup primer.
Apabila sudut bilik mata depan tertutup secara cepat dan berat, ini dikenal
dengan glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda. Apabila
penutupan sudut bilik mata depan tidak sempurna dan kadang-kadang saja
terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup intermitten atau glaukoma
sudut tertutup kronik, dan disertai dengan sedikit gejala. Apabila glaukoma
sudut tertutup intermitten yang tidak mempunyai gejala, ini dikenal dengan
glaukoma sudut tertutup kreeping.
Satu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata
sempit akan berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya sebagian
kecil saja, terutama pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang (3,0 - 4,5mm)
yang dapat memungkinkan terjadinya blok pupil sehingga dapat berlanjut
menjadi sudut tertutup.
Akibat terjadinya blok pupil, maka tekanan intraocular lebih tinggi di
bilik mata belakang daripada bilik mata depan. Jika blok pupil semakin berat
tekanan intraokuler di bilik mata belakang semakin bertambah, sehingga
konveksivitas iris semakin bertambah juga, ini dikenal dg iris bombe, yang
16
membuat perifer iris kontak dengan jalinan trabekuler, dan menyebabkan sudut
bilik mata depan tertutup. Jika tekanan intraokuler meningkat secara drastis
akibat sudut tertutup komplit maka akan terjadi glaukoma akut.(3,4,5)
V. Epidemiologi
Insidensi pada populasi berusia diatas 60 tahun adalah 1 : 1000. Insidensi
pada wanita tiga kali lipat dibandingkan pada pria. Ras eskimo lebih sering
terkena penyakit ini dibandingkan golongan ras yang lainnya, adapun juga
penyakit ini jarang mengenai ras negro.
2. Fenomena autoimun
17
dapat menjadi keruhatau berawan dan pasien dapat melihat pijaran seperti
pelangi disekitar sumber cahaya serta pandangan menjadi kabur tiba-tiba.
Serangan glaukoma akut tidak selalu maksimal pada setiap kasus.
Terkadang pasien hanya merasakan beberapa gejala minor. Pandangan yang
sedikit kabur dengan pijaran seperti pelangi disekitar sumber cahaya dapat timbul
tanpa rasa nyeri atau mata merah. Gejalaini kadang dapat berkurang dengan
pindah ke ruangan yang redup cahaya atau tidur, kedua aktivitas ini secara
langsung membuat pupil berkonstriksi sehingga iris akan tertarik dari desakan
18
Slit Lamp
Kedalaman sentral dan perifer dari COA harus dievaluasi dengan
ketebalan dari kornea. COA yang memiliki kedalam kurang dari 3 kali ketebalan
kornea pada bagian sentral disertai kedalam bagian perifer kurang dari ketebalan
kornea memberikan kesan sudut yang sempit. Gonioskopi penting dilakukan
untuk evaluasi selanjutnya. Untuk evaluasi kedalaman dari COA dengan
pemeriksaan slit lamp biomiocroscop, pengaturan cahaya yang sempit dipilih.
Cahaya harus mengenai mata pada sudut penglihatan yang sempit dari garis
cahaya pemeriksa.
Gonioskopi
Sudut dari COA dievaluasi dengan gonioskop yang diletakkan secra
langsung pada kornea. Gonioskopi dapat membedakan beberapa kondisi:
Sudut terbuka : glaukoma sudut terbuka
Sudut terbuka tetapi disertai deposit sel inflamasi, eritrosit atau pigmen
pada jalinan trabekular : glaukoma sekunder sudut terbuka
Palpasi
19
Perbandingan palpasi dari kedua bola mata merupakan
pemeriksaan awal yang dapat mendeteksi peningkatan tekanan intraokular.
Jika pemeriksa dapat memasukkan bola mata dimana pada saat palpasi
berfluktuasi, tekanan kurang dari 20 mmHg. Bola mata yang tidak berpegas
tetapi keras seperti batu merupakan tanda tekanannya sekitar 60-70 mmHg
(glaukoma akut sudut tertutup).
Tonometri Schiotz
Pemeriksaan ini mengukur derajat dari kornea yang dapat
diindentasi pada posisi pasien supine. Semakin rendah tekanan intraokular,
semakin dalam pin tonometri yang masuk dan semakin besar jarak dari
jarum bergerak. Tonometri indentasi sering memberikan hasil yang tidak
tepat. Sebagai contohnya kekakuan dari sklera berkurang pada mata miop
dimana akan menyebabkan pin dari tonometer masuk lebih dalam. Oleh
karena itu tonometri indentasi telah digantikan oleh tonometri applanasi.
20
detik atau posisi supine . Tonometer dengan ujung yang datar memiliki
diameter 3.06 mm untuk applanasi pada kornea diatas area yang sesuai
(7,35 mm) . Metode ini dapat mengeliminasi kekakuan dari sklera yang
merupakan sumber dari kesalahan .
Partner Tonometry
Tonometer portable peneumatic non contact telah tersedia dan
sesuai untuk tonometri di rumah. Hal yang perlu dilakukan adalah
menyejajarkan tonometer dengan partner dan pengukurannya sendiri tidak
tergantung pada pemeriksa. Hasilnya dapat dipercaya. Kekurangan dari alat
ini alah harganya yang mahal.
Oftalmoskop
Diskus optikus memiliki indentasi yang disebut optic cup. Pada
keadaan peningkatan tekanan intraokular yang persisten, optic cup menjadi
membesar dan dapat dievaluasi dengan oftalmoskop. Pemeriksaan
stereoskopik dari diskus optikus melalui slit lamp biomicroscope dicoba
dengan lensa kontak memberikan gambaran 3 dimensi. Optic cup dapat
diperiksa stereoskop dengan pupil yang dilatasi. Nervus opticus
memurapakan glaucoma memory. Evaluasi struktur ini akan memberikan
informasi pada pemeriksa keruasakan akibat glaukoma terjadi dan berapa
jauh kerusakan tersebut.
Optic cup normal, anatomi normal dapat berbeda jauh. Optic cup
besar yang normal selalu bulat dan elongasi vertikal dari optic cup
didapatkan pada mata dengan glaukoma. Pengukuran diskus optikus, area
diskus optikus, opticus cup dan pinggiran neuroretinal (jaringan vital
diskus optikus) dapat diukur dengan planimetri pada gambaran 2 dimensi
dari nervus opticus.
21
Gambar 2.4 Diskus Optikus Normal
Perubahan glaukomatosa pada nervus opticus, glaukoma menimbulkan
perubahan tipikal pada bentuk dari opticus cup. Kerusakan progresiv dari
serabut saraf, jaringan fibrosa dan vaskular, serta jaringan glial akan
diobservasi. Atrofi jaringan ini akan menyebabkan peningkatan pada ukuran
dari optic cup dan wrna diskus optikus menjadi pucat. Perubahan progresiv
dari diskus optikus pada glaukoma berhubungan dekat dengan peningkatan
defek dari lapang pandang.
22
skotoma absolut. Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama
mengenai 30 lapang pandang bagian tengah.
XI. Penanganan
Serangan akut glaukoma merupakan suatu kegawat daruratan dan pasien
memerlukan tindakan segera dari dokter spesialis mata. Penyebab dasar dari
gangguan ini memerlukan prosedur pembedahan, meskipun terapi inisial berupa
konservatif.(4)
Therapi Medikal
Tujuan dari therapi konservatif adalah :
Menurunkan tekanan intraokular
Meredakan nyeri
23
Bagan 2.1. Alur terapi Glaukoma Akut
24
Iris ditarik dari sudut COA dengan pemberian obat miotika topikal. Tetes
mata Pilocarpine 1% diberikan setiap 15 menit dan konsentrasi
ditingkatkan hingga 4%. Obat miotika bukan pilihan utama dikarenakan
otot sphincter pupillae iskemik pada tekanan 40-50 mmHdan tidak akan
berespon terhadap obat miotika. Miotika juga membuat serat zonula
menjadi rilex, dimana menyebabkan lensa berpindah ke anterior,
selanjutnya akan mengkompresi COA. Hal ini membuat therapi inisial
dengan obat hiperosmotik menjadi penting untuk mengurangi volume dari
vitreous.
25
Gambar 2.5 Teknik YAG Laser iridiotomi
Tindakan operatif insisi diindikasikan untuk suatu keadaan glaukoma
dimana penurunan tekanan intraokular tidak dapat lagi dicapai dengan
modalitas lain. Indikasi operatif harus dibuat berdasarkan keadaan pasien,
derajat glaukoma, keluhan dan latar belakang pasien secara teliti. Ada beberapa
teknik operasi yang dapat dilakukan dalam menangani glaukoma namun
erdasarkan prinsipnya terbagi dalam tiga cara.(5,7,8)
Teknik filtrasi, yaitu membuat sebuah lubang kecil pada limbus kornea
untuk menciptakan jalur bagi aqueous humour antara bilik mata depan
dan subconjuctional space.
Teknik rekonstruksi saluran aqueous
Teknik operasi membebaskan blok pupil
X. Prognosis
Glaukoma akut sudut tertutup yang rekuren atau glaukoma sudut tertutup
yang berlangsung lebih dari 48 jam dapat menimbulkan sinekhia perifer antara iris
dan trabekula. Kasus ini tidak dapat dilakukan Nd:YAG laser iridotomy atau
iridectomy dan sudut tertutup dapat terus berlangsung meskipun dilakukan
pembedahan. Operasi filtrasi diindikasikan pada kasus ini. Saat tekanan intaokular
terkontrol dan kornea jernih, gonioskopi diindikasikan untuk melihat bahwa sudut
terbuka kembali dan untuk menyingkirkan sudut tertutup yang persisten.
26