Anda di halaman 1dari 7

ISOLASI JAMUR DAN BAKTERI DARI DALAM TANAH

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga
untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Ada beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan
ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Mikroorganisme biasanya
dianggap mencakup semua prokariota, protista dan alga renik.
Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi
bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka
dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat
dari bakteri benda yang liat atau padat, misalnya daging maka zat tersebut dihancurkan
terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran
dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/ direndam. Apabila bakteri hendak
diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang berisi media agar steril
beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi
menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan
kemampuan biokimiawinya.
Fungi, terutama yang berukuran kecil dan membentuk hifa, dapat pula dianggap
sebagai bagiannya meskipun banyak yang tidak setuju. Sel makroorganisme tidak dapat
hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian struktur multiseluler yang membentuk
jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara itu, sebagian besar mikrooganisme dapat
menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan
bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain. Isolasi adalah mengambil
mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.
Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan
suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur
yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang
dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara
taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta
micromanipulator.
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan
dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni
sel yang tetap pada tempatnya. Dalam pelaksanaan isolasi mikrobia perlu dilakukan
kegiatan sterilisasi alat-alat laboratorium terlebih dahulu. Sterilisasi adalah cara untuk
mendapatkan suatu kondisi bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara
fisika, kimia, dan mekanik untuk membunuh semua bentuk kehidupan terutama
mikroorganisme.

1.2. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara isolasi bakteri dan jamur dalam tanah


2. Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur yang terdapat pada media

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai jasad renik (mikroorganisme) hidup di dalam tanah melakukan berbagai


kegiatan yang menguntungkan bagi kehidupan makhluk-makhluk hidup lainnya atau dengan
perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan hidup siklus kehidupan
makhluk-makhluk alami. Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam populasi
campuran. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan
penngenceran bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan
nikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapat mempelajari sifat
biakan, morfologi, dan sifat mikroba lainnya (Puspitasari, dkk, 2012). Pemanfaatan mikroba
tanah dapat diaplikasikan untuk menambahkan kualitas pada sektor ertanian. Biofertilezer
merupakan inokulan berbahan aktif mikroba hidup yang berfungsi untuk menambah hara
tertentu atau memfasilitasi tersedianya unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman bisa
tumbuh optimal [1]. Mikroba yang dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer diantaranya
adalah mikroba penambat hara, pengikat hara, dan pemantap agregrat (Saryono, dkk, 2012).
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah
kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat
dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi
adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya,
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel
mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk
mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara
penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi
pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Mutiara, T, dkk, 2006).
Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan
pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk
pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu
bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar
lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi.
Berdasarkan hasil identifikasi secara mikrobiologis maupun fisiologis melalui uji biokimia
ditemukan tujuh isolat bakteri yang termasuk kedalam bakteri patogen maupun non patogen
(Rahmaningsih, dkk. 2012).
Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat
menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang
berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat
atau dihasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Sifat ketergantungan
terhadap organisme lain menyebabkan jamur digolongkan sebagai tumbuhan heterotrofik
Djarijah dan Djarijah, 2001 (dalam Arif, dkk, 2012). Menurut Zabel dan Morrel 1992 (dalam
Arif, dkk, 2012), sebagai tumbuhan heterotrofik, jamur membutuhkan sumber makanan
sebagai substrat, sumber energi, aktivitas metabolisme, dan nutrisi. Energi dapat diperoleh
dari oksidasi senyawa karbon, metabolisme untuk mensintesis senyawa-senyawa yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hifa jamur, dan sumber nutrisi yang
dibutuhkan seperti vitamin, CO2, dan nitrogen (Arif, dkk, 2007).
Pada proses isolasi dan identifikasi jamur serta proses produksi digunakan berbagai
bahan kimia yang berderajat murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi
bahan kimia yang digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur
menggunakan medium PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH suasana
asam jika dibandingkan dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga dengan cara ini juga
telah terjadi seleksi terhadap mikroba yang sedang diisolasi (Saryono, dkk, 2002)
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah,
menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses
pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari
kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.
NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif,
dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat
dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan
dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk
membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni dengan cara disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama
15 menit (Fathir et al., 2009).

BAB 3. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari .. tanggal . dimulai pada pukul


bertempat di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Semarang.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat :

1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
3. Jarum Ose
4. Pipet
5. Vortex
6. Laminary air flow
7. Lampu Bunsen
8. Hand counter
9. Colony counter

3.2.2. Bahan
1. Sampel tanah
2. Air steril
3. Medium PDA dan NA
4. Alkohol 95%

3.3. Cara Kerja

1. Menimbang 1 gr tanah dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi 100 ml air steril
kemudian menggojok sampai terbentuk suspense yang homogen. Selanjutnya,
mendiamkan dan mengambil 1 ml bagian yang jernih dan memasukkan ke dalam tabung
reaksi berisi 9 ml air steril. Dilakukan sampai pengenceran 103.
2. Untuk mengisolasi jamur, pada pengenceran 103 (1 : 1000) diambil 100 ml dan
menuangkan ke dalam cawan petri steril yang telah berisi asam asetat 3 tetes. Selanjutnya
medium PDA dengan suhu 45 50oC dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
3. Untuk mengisolasi bakteri pada pengenceran 103 (1 : 1000) mengambil 100 ml dan me-
nuangkan ke dalam cawan petri steril yang telah berisi Asam Asetat tiga tetes.
Selanjutnya medium NA dengan suhu 45 50o dituangkan ke dalam cawan petri tersebut.
4. Menggoyang-goyang cawan petri dengan harapan agar tercampur rata dan diinkubasikan
pada suhu ruang selama 24 72 jam.
5. Akhirnya melakukan pengamatan dan penghitungan jumlah koloni yang tumbuh dengan
colony counter.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

a. Pengamatan hari ke-1

Bentuk

Kel Perlakuan Mikrobia Lonjong/bulat/spt Warna Gram Jumlah


Tunggal/kelompok
anggur dll

b. Pengamatan hari ke-2

Bentuk

Kel Perlakuan Mikrobia Warna Gram Jumlah


Lonjong/bulat/spt
Tunggal/kelom-pok
anggur dll

4.2. Pembahasan

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arif, A, dkk. 2007. Isolasi dan Identifikasi Jamur Kayu dari Hutan Pendidikan dan
Latihan Taboo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Perrenial, 3(2): 49-54.
Fathir, dkk. 2009. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Mutiara, T, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Erangga.
Puspita,H.E.2008.MorfologiBakteri.http://one.indoskripsi.com//mikrobiol
ogi/morfolgi-bakteri. Diakses 15 November 2010.
Puspitasari, F.D. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Aerob
Proteolitik dari Tangki Septik.Sains dan Seni ITS, 1(1): 1-4.
Rahmaningsih, S, dkk. 2012.. Bakteri Patogen dari Perairan Pantai dan Kawasan Tambak
di Kecamatan Jenu Kabupaten Tuban. Ekologia, 12(1):1-5.
Saryono, dkk. 202. Isolasi dan Karakteristik Jamur Penghasil Inulinase yang Tumbuh
pada Umbi Dahlia. Natural Indones

Anda mungkin juga menyukai