Anda di halaman 1dari 24

MOTTO

1. Buku adalah jendela ilmu.


2. Waktu adalah modal utama dalam hidup kita.
3. Awalilah kesuksesanmu dengan berani.
4. Gapailah cita-citamu setinggi langit.
5. Lebih baik bertanya daripada tersesat.
6. Lebih baik pandai berbuat daripada pandai berucap.
7. Kegagalan adalah bagian dari kesuksesan.
8. Sedikitlah bicara dan banyaklah berfikir.
9. Hasil akhir dari belajar adalah tindakan bukan pengetahuan.

PERSEMBAHAN
Laporan prakerin ini dipersembahkan kepada :

Ayah dan ibu tercinta, yang selalu memberikan semangat dan


doa kepada penulis
Bapak Samingin, S.Pd kepala sekolah SMK KARYA MANDIRI
Nusawungu
Bapak warsito Rachmat, Selaku pimpinan KSU BMT TELAGA
MITRA SEJAHTERA Cabang Sikanco
Ibu Aryatun selaku pembimbing industry
Karyawan-karyawati KSU BMT TELAGA MITRA SEJAHTERA
Cabang Sikanco
Ibu Suwarni SE, Selaku ketua progam keahlian akuntansi di
SMK KARYA MANDIRI Nusawungu
Ibu Ravika Sukmawati S.Pd.Ek, Selaku pembimbing Industri di
SMK KARYA MANDIRI Nusawungu
Bapak dan ibu guru serta staf dan karyawan SMK KARYA
MANDIRI Nusawungu
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan praktek kerja industri merupakan kurikulum
pendidikan dari sekolah menengah kejuruan yang mendukung
kegiatan belajar mengajar siswa melalui kegiatan praktek kerja
secara langsung di dunia kerja sesuai dengan progam studi
tertentu untuk tujuan mencapai keahlian bekerja sebagai bekal
untuk menjadi pekerja professional di dunia kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diterapkan suatu


sistem pendidikan yang dikenal dengan istilah praktek kerja
industri. Sistem ini merupakan suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian professional yang memadukan progam
pendidikan di sekolah dengan penguasa keahlian di dunia kerja
untuk mencapai keahlian professional tertentu.
Pelaksanaan pendidikan sistem ganda yang selanjutnya
disebut sebagai praktek kerja industri. Sebagai perwujudan dan
pelaksanaan atau (keterkaitan dan ketersepadanan) antara
sekolah dan dunia kerja selain agar siswa memiliki
profesionalisme yang semakin meningkat sesuai dengan
tuntunan kebutuhan, juga siswa akan memiliki etos kerja yang
meliputi: kemampuan kerja, motivasi kerja, kreatifitas, hasil
kerja yang berkualitas, disiplin waktu dan kerajinan dalam
bekerja.
B. Dasar penulisan
Kegiatan prakerin di KSU BMT TELAGA MITRA SEJAHTERA selama
2 bulan yang telah memberikan pengalaman serta pengetahuan
mengenai dunia kerja dan dunia perbankan yang belum penulis
mengerti dan pahami, sehingga prakerin ini sangat membantu
penulis dalam penyusunan laporan prakerin ini. Penjelasan mengenai
ilmu-ilmu yang penulis dapat baik di sekolah maupun di tempat
prakerin, dari Bapak/Ibu guru serta karyawan dan karyawati di KSU
BMT TELAGA MITRA SEJAHTERA, dan buku-buku yang penulis pelajari.

C . Maksud Dan Tujuan Penulisan Laporan Prakerin

Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Industri yang diwujudkan


dalam kerja di suatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat
tugas akhir Praktek Kerja Indusrti (Prakerin) juga sebagai kegiatan
siswa untuk mencari pengalaman kerja sebelum memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya, yang tercemin dalam Pendidikan Nasional
yang berdasarkan Pancasila yang bertujuan meningkatkan
kecerdasan, kreativitas, dan ketrampilan agar dapat menumbuhkan
manusia yang dapat membangun dirinya sendiri serta bertanggung
jawab atas Pembangunan Bangsa dan Negara pencapaian
perekonomian meningkat dan kehidupan yang makmur.
c. BMT

Baitul mal wa tamwil adalah lembaga keuangan mikro yang


dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuhkembangkan bisnis
usaha mikro dan kecil dalam rangka mengangkat martabat dan
serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual,
BMT memiliki dua fungsi Baitul Tamwil (Bait = Rumah, At Tamwil =
Pengembangan Harta).
Jadi BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya
berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha proktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha bawah dan kecil
dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang
pembiayaan kegiatan.
Baitul mal wa tamwil atau pendanaan balai usaha mandiri
terpadu adalaha lembaga ekonomi atau keuangan mikro yang di
operaikan berdaarkan prinsip bagi hasil dan disebut sebagai lembaga
keuangan syariah non perbankan yang sifatnya informal. Disebut
informal karena lembaga ini dibentuk atau didirikan oleh kelompok
swadaya masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga keuangan
perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Sebagai lembaga
keuangan ia bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota
BMT) dan menyalurkan dana kepada masyarakat (anggota BMT).
Sebagai lembaga ekonomi ia juga berhak melakukan kegiatan
ekonomi, seperti perdagangan, industri, dan pertanian.
Dengan begitu, BMT dikelola secara profesional sehingga
mencapaitingkat efisiensi tertentu, demi mewujudkan kesejahteraan
anggota, seiring penguatan kelembagaan BMT itu sendiri. Pada sudut
pandang sosial, BMT (dalam hal ini baitul mal) berorientasi pada
peningkatan kehidupan anggota yang tidak mungkin dijangkau
dengan prinsip bisnis. Stimulan melalu dana ZIS akan mengarahkan
anggota untuk mengembangkan usahanya, yang pada akhirnya
mampu mengembangkan dana bisnis.

a. Sejarah dan Perkembangan BMT di Indonesia

Sejarah BMT ada di Indonesia, dimulai tahun 1984


dikembangkan mahasiswa ITB di Masjid Salman yang mencoba
menggulirkan lembaga pembiayaan berdasarkan syariah bagi usaha
kecil. Kemudian BMT lebih di berdayakan oleh ICMI (Ikatan
Cendikiawan Muslim Indonesia) sebagai sebuah gerakan yang secara
operasional ditindaklanjuti oleh Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil
(PINBUK).

BMT membuka kerjasama dengan lembaga pemberi pinjaman


dan peminjam bisnis skala kecil dengan berpegang pada prinsip dasar
tata ekonomi dalam agama Islam yakni saling rela, percaya dan
tanggung jawab, serta terutama system bagi hailnya. BMT terus
berkembang. BMT akan terus berproses dan berupaya mencari
trobosan baru untuk memajukan perekonomian masyarakat, karena
masalah muammalat memang berkembang dari waktu ke waktu. BMT
begitu marak belakangan ini seiring dengan upaya umat untuk
kembali berekonomi sesuai syariah dan berkontribusi menanggulangi
krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. Karena
prinsip penentuan suka rela yang tak memberatkan, kehadirat BMT
menjadi angin segar bagi para nasabahnya. Itu terlihat dari
operasinya yang semula hanya terbatas di lingkungannya, kemudian
menyebar kedaerah lainnya. Dari semua ini, jumlah BMT pada tahun
2003 ditaksir 3000-an tersebar di indonesia, dan tidak menutup
kemungkinan pertumbuhan BMT pun akan semakin meningkat
seiring bertambahnya kepercayaan masyarakat.
Seperti halnya lembaga keuangan syariah yang lainnya BMT
dalam kegiatan opersionalnya menggunakan 3 prinsip, yaitu:
1. Prinsip bagi hasil
a. Mudharabah
b. Musyarakah
c. Muzaraah
d. Musaqah
2. Jual beli dengan margin (keuntungan);
a. Murabahah
b. Bai As-Salam
c. Bai Al-Istina
3. Sistem profit lainnya;
Kegiatan operasional dalam menghimpun dana dari
masyarakat dapat berbentuk giro wadiah, tabungan
mudharabah, deposito investasi mudharabah, tabungan haji,
tabungan Qurban.
BMT suatu lembaga keuangan mikro syariah yang digerakan
awal tahun sembilan puluhan oleh para aktivis muslim yang
resah melihat keberpihakan ekonomi negara yang tidak
berpihak kepada pelaku ekonomi kecil dan menengah.
b. Dampak Perkembangan Dan Pertumbuhan
BMT di Indonesia
1. Membangkitkan usaha mikro di kalangan masyarakat
menengah kebawah.
2. Membantu masyarakat dalam hal simpan pinjam.
3. Meningkatkan taraf hidup melalui mekanisme
kerjasama ekonomi dan bisnis.
4. Dengan adanya BMT maka tidak terjadi penimbunan
uang karena uang terus berputar.
5. Memperluas lapangan pekerjaan khususnya didalam
sektor riil.

c. Kendala
1. BMT masih kurang dikenal oleh masyarakat luas,
sehingga jumlah nasabahnya pun idak terlalu
banyak.
2. Kurang promosi terhadap lembaga itu sendiri, maka
kepercayaan masyarakat terhadap BMT masih kurang
3. Mayoritas orang-orang kota mempunyai rasa gengsi
untuk menabung dalam jumlah kecil
4. Minimnya modal yang dimiliki oleh lembaga BMT
d. Penghimpunan dan penyaluran Dana BMT
1. Penghimpunan dana

Penghimpunan dana BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu


dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan
ke sektor produktif dan bentuk pembiayaan. Simpanan ini dapat
berbentuk tabungan wadiah, simpanan mudharabah jangka pendek
dan jangka panjang.

2. Penyaluran dana

Penyaluran dana BMT kepada nasabah terdiri atas dua jenis:

a.) Pembiayaan dengan sistem bagi hasil


b.) Jual beli dengan pembayaran di tanggguhkan

Pembiayaan merupakan penyaluran dana BMT kepada pihak ketiga


berdasarkan keepakatan pembiayaan antara BMT dengan pihak lain
dengan jangka waktu tertentu dan nisbah bagi hasil yang disepakati.

Pembiayaan dibedakan menjadi pembiayaan mudharabah dan


muyarakah. Penyaluran dana dalam bentuk jual beli dengan
pembayaran ditangguhkan adalah penjualan barang dari BMT kepada
nasabah, dengan harga ditetapkan sebesar biaya perolehan ditambah
dengan margin keuntungan yang disepakati untuk keuangan BMT.
a Problematika BMT

Dengan segala kekurangan, kelebihan, keunggulan, dari BMT,


problematika tetap saja ada, antara lain :

1. Modal
Modal yang relatif kecil menjadi permasalahan yang
setiap saat ada pada BMT. Didukung dengan perputaran modal
yang belum tentu kembali 100% untuk BMT. Diperlukan adanya
suntikan dana yang cukup baik dari pemerintah atau pihak-
pihak yang tertarik untuk berinvestasi di BMT.
2. Kredit Macet
Lambatnya angsuran yang diterima oleh BMT menjadi
alasan yang klasik bagi BMT. Persoalan ini sudah menjadi
santapan tiap terjadi akad-akad pembiayaan walaupun tidak
semua peminjam selalu bermasalah.

3. Likuiditas
Dengan modal yang relatif kecil dan diharuskan terjadi
perputaran untuk memperoleh laba, di samping dana pihak
ketiga juga ikut diputar agar dana yang disimpan memperoleh
bagi hasil, maka BMT akan mengalami permasalahan likuiditas
jika tidak dapat memenuhi permintaan uang oleh nasabah.
4. Pangsa Pasar
Pasar yang digarap oleh BMT (Dana Mentari) adalah
terbatas lingkup kabupaten, sehingga jika diambil sebuah
analisis, di kabupaten Banyumas tidak terdapat industri-industri
yang besar sehingga kurang mendukung adanya BMT sebagai
intermediasi. Selain itu, pangsa pasar di Purwokerto sudah
terbatas karena saat ini banyak bank yang sudah masuk
kegiatan ekonomi skala kecil.

f. Peran BMT Sebagai Lembaga Keuangan Syariah


Terhadap Perekonomian Masyarakat

Hernandi de Soto dalam bukunya The Mystery of


Capital (2001) menggambarkan betapa besarnya sektor
ekonomi informal dalam memainkan perannya dalam
aktifitas ekonomi di negara berkembang. Ia juga
mensinyalir keterpurukan ekonomi di negara berkembang
disebabkan ketidakmampuan untuk menumbuhkan
lembaga permodalan bagi masyarakatnya yang mayoritas
pengusaha kecil.
Indonesia misalnya, adalah negara berkembang
yang jumlah pengusaha kecilnya mencapai 39,04 juta
jiwa. Namun para pengusaha kecil tersebut tidak memiliki
akses yang signifikan ke lembaga perbankan, sebagai
lembaga permodalan. Lembaga-lembaga perbankan belum
bisa menjangkau kebutuhan para pengusaha kecil,
terutama di daerah dan pedesaan.
Belum adanya lembaga keuangan yang menjangkau
daerah pedesaan (sektor pertanian dan sektor informal)
secara memadai yang mampu memberikan alternatif
pelayanan (produk jasa) simpan pinjam yang kompatibel
dengan kondisi sosial kultural serta kebutuhan ekonomi
masyarakat desa menyebabkan konep BMT (Baitul Mal
wat Tamwil) dapat dihadirkan di daerah kabupaten kota
bahkan di kecamatan dan pedesaan.
Konsep BMT ebagai lembaga keuangan mikro
syariah, merupakan konsep pengelolaan dana (simpan
pinjam) di tingkat komunitas yang sebenarnya searah
dengan konsep otonomi daerah yang bertumpu pada
pengelolaan sumber daya di tingkat pemerintahan.

BAB III

PROSEDUR PEMBIAYAAN MURABAHAH

A. Pengertian pembiayaan murabahah


Secara garis besar, operasi bank islam didasarkan pada
dua prinsip. Pertama, system bagi hasil, yaitu system yang
meliputi cara pembagian hasil usaha antara bank dengan
penyimpan dana dan antara bank dengan nasabah penerima
kredit murabahah.

Hasil usaha bank yang dibagikan kepada penyimpan dana


adalah laba usaha bank yang telah dihitung selama periode
tertentu. Hasil usaha nasabah penerima kredit murabahah yang
dibagi dengan bank adalah laba usaha yang dihasilkan
penerima kredit murabahah dari salah satu usahanya yang
secara utuh dibiayai dari kredit murabahah dari bank, setelah
melewati suatu periode tertentu yang disepakati bersama dan
setelah dikurangi pajak`
Kedua, system mark-up, yaitu semacam biaya-biaya bank
yang diperhitungkan langsung dalam bentuk nominal diatas
nilai kredit yang diterima nasabah penerima kredit dari bank.
Biaya bank tersebut ditetapkan sesuai dengan ksepakatan
antara bank dengan nasabah.

B. Tujuan Pembiayaan Murabahah


Tujuan pembiayaan murabahah
1. Bank Islam mendapatkan keuntungan yang pantas dari
pembiayaan murabahah.

2. Beberapa bank islam memiliki pengalaman untuk


membeli produk tertentu.
3. Untuk klien, bank islam mandanai pembelian produk
kemudian pembeli (klien) akan membayar dalam
jangka waktu yang telah disepakati.
4. Pembiayaan murabahah memberikan alternatif jual-beli
bebas riba selagi perbandingan dalam system
perbankan konvensional.

C. Syarat-Syarat Pembiayaan Murabahah

Menurut perspektif Islam, Pembiayaan murabahah adalah


bentuk penjualan karena itu kondisi murabahah sama dengan
dengan penjualan pada umumnya yang meliputi:

1. Bank islam harus memberitahu biaya kepada nasabah.


2. Kontrak pertama harus syah.
3. Kontrak harus bebas dari unsur riba
4. Bank islam harus memiliki dan menguasai barang
komoditi tersebut sebelum menjualnya.
5. Komoditi yang diperjual-belikan harus halal.
6. Bank islam seharusnya mengungkapkan setiap cacat
yang terjadi setelah pembelian atas produk dan
membuka semua hal yang berhubungan dengan cacat.
7. Bank islam harus membuka semua ukuran yang
berlaku bagi harga pembelian.

3. Setelah memeriksa dan mengesahkan pembiayaan murabahah,


bank meminta pembeli untuk menandatangani kontrak
perjanjian. Pada tahap ini, biaya operasi pembiayaan
murabahah dan penentuan pembagian laba didiskusikan dan
disepakati. Di samping itu bank islam meminta pembeli untuk
membayar angsuran pertama harga murabahah. Bentuk paling
umum kotrak pembelian bank islam disini adalah pernyataan
oleh klien bahwa klien akan menyelesaikan penjanjian
pembeliannya ketika diberitahukan oleh bank bahwa produk
telah tersedia.
4. Setelah bank islam membeli produk, kemudian bank islam dan
pembeli menandatangani kontrak penjualan murabahah. Pada
kontrak tersebut, biaya operasi yang sesunguhnya pembiayaan
murabahah dan keuntungan yang diperoleh bank harus
diketahui.
5. Pembeli menerima produk.
5. Sistem pengendalian internal pengeluaran kas untuk
pembiayaan mudharabah di KSU BMT Telaga Mitra Sejahtera
sudah dilaksanakan beberapa unsur pengendalian intern
diantaranya telah memisahkan fungsi penyimpanan kas
dengan funsi akuntansi dan penerapan prosedur otorisasi
serta pelaksanaan praktik sehat dalam masing-masing
bagian dan fungsi.
6. Hambatan yang dihadapi adalah formulir sebagai bukti
pengeluaran kas untuk pembiayaan mudharabah, belum
dibuat dalam bentuk baku dan khusus untuk pembiayaan
mudharabah, pencatatan tidak pada saat transaksi sehingga
sering terjadi kesalahan perhitungan, keterbatasan SDM KSU
BMT Telaga Mitra Sejahtera menyebabkan sistem akuntansi
pengeluaran kas untuk pembiayaan akuntansi di KSU BMT
Telaga Mitra Sejahtera kurang berjalan dengan optimal, dan
adanya data yang tidak benar yang diajukan nasabah untuk
pembiayaan mudharabah.
7. Cara mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi adalah
mencatat di lembar formuir, ditulis dengan tulisan tangan
kata mudharabah, bagian pembukuan sering mengecek
ulang pekerjaannya, mengadakan evaluasi kerja secara
periodik, dan meningkatkan kehati-hatian dalam meneliti
data calon nasabah pembiayaan mudharabah.

BAB II

PELAKSAAN PEKERJAAN

A. Dasar Teori

Tinjauan umum tentang bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari


masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalrkan dana ke
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Berdasarkan fungsinya bank dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Bank Sentral
Bank Sentral yang dimaksud adalah bank indonesia. Bank
indonesia adalah lembaga negara yang independen yang
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari
campur tangan pemerintah atau pihak lain, kecuali untuk
hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang.
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvesional dan atau berdasakan prisip
syaiah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank
umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh
jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut
bank komersial.

1. Tujuan Bagi Sekolah


a. Manjalin hubungan kerjaama antara sekolah dengan
dunia kerja/dunia industri.
b. Memenuhi progam kurikulum yang telah ditetapkan
oleh pemerintah.
2. Tujuan Bagi Siswa
a. Mempelajari organisasi perusahaan dari tempat
industri.
b. Mendorong penulis untuk berjiwa wiraswasta.
c. Membekali penulis dengan pengalaman sebenarnya
dalam dunia kerja sebagai persiapan guna
menghadapi tantangan dalam dunia kerja dan
masyarakat`
d. Memantapkan keterampilan penulis dari pelajaran
teori dan praktek.
e. Meningkatkan disiplin dan tanggung jawab penulis.
f. Untuk melengkapi tigas, Serta salah satu syarat
ketentuan guna menyelesaikan pendidikan semester
4.
g. Sebagai bukti tertulis bahwa penulis telah
melaksankan kegiatan prakerin.
h. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
sekolah di SMK KARYA MANDIRI NUSAWUNGU.

Mengutip formulasi Bambang Ismawan (1994) tentang lembag


keuangan mikro, maka setidaknya terdapat beberapa hal yang
diperankan BMT dalam otonomi daerah:

1. Mendukung Pemerataan Tumbuhan


Pelayanan BMT secara luas dan efetif sehingga akan
terlayani berbagai kelompok usaha mikro. Perkembangan usaha
mikro yang kemudian berubah menjadi usaha kecil, hal ini
akan memfasilitasi pemerataan pertumbuhan.
2. Mengatasi kesenjangan kota dan desa
Akibat jangkauan BMT yang luas, bisa meliputi desa dan
kota, hal ini merupakan terobosan pembangunan. Harus diakui
pembangunan saat ini sering kali kurang adil pada masyarakat
desa, sebab lebih condong mengembangkan kota. Salah satu
faktornya adalah dari derasnya arus urbanisasi dan pesatnya
perkembangan keuangan mikro yang berkemampuan
menjangkau desa, tentu saja akan mengurangi kesenjangan
desa dan kota.
3. Mengatasi kesenjangan usaha besar dan usaha kecil
Sektor yang selama ini mendapat akses dan kemudahan
dalam diri adalah usaha besar, akibatnya timbul jarang yang
lebar antara perkembangan usaha besar dan semakin tak
terkejar oleh usaha kecil. Dengan dukungan pembiayaan usaha
kecil, tentunya hal ini akan mengurangi kesenjangan yang
terjadi.

4. Mengurangi capital outflow


Perkembangan kota-kota besar yang sdemikian pesat,
semakin meninggalkan pertumbuhan daerah-daerah pedesaan.
Lembaga keuangan mikro syariah BMT lebih berkemampuan
memfasilitasi agar tabungan dari masyarakat desa atau daerah
terkait dapat memanfaatkan kembali tabungan yang mereka
kumpulkan.
5. Meningkatkan kemandirian daerah
Dengan adanya faktor-faktor produksi (capital, tanah,
SDM) yang merupakan kekuatan yang dimiliki oleh daerah,
dimanfaatkan dan didayagunakan sepenuhnya unuk
memanfaatkan bebagai peluang yang ada, maka
ketergantungan terhadap investasi dari luar daerah (maupun
luar negri) akan terkurangi, serta investasi ekonomi rakyat
dapat berkembang pesat.
Adanya pemerataan pertumbuhan, terjadinya
keseimbangan pertumbuhan kota dan desa, berkurangnya
kesenjangan usaha besar-usaha kecil, tentunya hal ini akan
mengurangi kemungkinan ketidakstabilan daerah. Kecemburuan
sosial dengan sendirinya akan terkurangi, sebab adanya
kesejahteraan yang merata akan menimbulkan multiplie effect
maupun interdependensiantar satu bagian dengan bagian lain.
Era otonomi daerah merupakan peluang untuk
memberdayakan ekonomi rakyat dengan memanfaatkan
lembaga keuangan mikro syariah BMT. Melalui keuangan mikro
syariah, kebangkitan ekonomi rakyat (sekaligus ekonomi
nasional) maupun pengurangan kemiskinan akan dilakukan oleh
rakyat sendiri.

B. Persiapan kerja
Sebelum melakukan suatu pekerjaan, terlebih dahulu kita
harus melakukan persiapan kerja, hal ini bertujuan supaya
pekerjaan berjalan dengan lancar dan baik, adapun yang perlu
dipersiapkan anta lain:
1. Berdoa sebelum melaksankan kegiatan.
2. Mempelajari ATK (alat tulis kantor) yang diperlukan.
3. Memmpersiapkan semua bahan yang yang diperlukan, mulai
dari formulir pengenal nasabah, slip setoran tabungan, slip
penarikan tabungan, bukti penerimaan umum, buku tamades,
dsb.
4. Selalu meneliti pekerjaan yang akan dilakukan maupun yang
sudah selesai dilakukan.
C. Keselamatan Kerja
Selain melakukan persiapan kerja, kita juga harus
memperhatikan keselamatan kerja, baik keselamatn pribadi,
orang lain maupun lingkungan sekitar. Hal tersebut dilakukan
demi kelancaran, keamanan dan kenyamanan dalam melakukan
pekerjaan. Berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan
untuk menjaga keselamatan kerja:
1. Siapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Gunakan bahnn dan peraltan sesuai dengan fungsi dan
kegunaan.
3. Kenakan pakaian kerja yang sopan dan sesuai aturan.
4. Patuhi peraturan dan tata tertib yang ada.
5. Berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan.
6. Selalu menjaga kebersihan lingkungan kerja.

7. Jika syarat dalam 1, 6 atau 7 tidak dipenuhi, pembeli


memiliki pilihan: Melanjutkan pembelian seperti apa adanya
atau kembali kepada penjual dan mengatakan
ketidaksetujuan atau membatalkan kontrak.
8. Prosedur pembiayaan murbahah

D. Prosedur Pembiayaan Murabahah


Pembiayaan murabahah dalam islam harus megikuti
prosedur sebagai berikut:

1. Klien meminta bank melalui form tertulis untuk


membeli produk tertentu, dimana klien akan membeli
melalui murabahah. Form tersebut berisi tentang
spesifikasi produk yang diminta, persyaratan dokumen,
total nilai produk, informasi tentang klien, pembagian
laba dan sumber penawaran produk.
2. Bank islam mempelajari form surat permohonan dari
klien dari segala aspek yang meliputi:
a. Mempelajari posisi klien, seperti jenis bisnis klien,
situsi kredit dan likuiditas.
b. Meliputi produk dari segi ekonomi, gambaran situasi
pasar umum, yaitu jumlah penawaran dan
permintaan produk.
c. Mempelajari metode penawaran pembelian, seperti
biaya operasi pembiayaan murabahah dan jangka
waktu perjanjian serta laba pembiayaan.
d. Meminta jaminan untuk melindungi hak bank dalam
mendapatkan kembali uangnya sesuai dengan waktu
perjanjian.

C. Saran-Saran
1. Untuk managemen KSU BMT Telaga Mitra
Sejahtera

o Tempat kerja harus bersih, supaya para customer merasa


nyaman di bank.
o Usahakan setiap melayani nasabah dilakukan dengan
sungguh-sungguh agar hasil yang didapatkan bisa
memuaskan para nasabah.
o Karyawan haruslah memimpin para siswa yang sedang
melaksanakan praktek kerja industri (prakerin) dengan baik.
o Bila sedang bekerja harap berhati-hati karena keselamatan
kerja adalah yang paling utama.
o Kembangkan perusahaan tersebut supaya lebih maju.
2. Untuk Sekolah
o Sebaiknya sekolah memberikan arahan-
arahan pada waktu siswa akan
melaksanakan praktek kerja industri.
o Sekolah seharusnya melakukan bimbingan
khusus untuk bekal siswa.
o Pihak sekolah agar lebih memperhatikan
keadaan siswa prakerin.
o Pihak sekolah dapat menjalin kerjasama
yang baik dengan perusahaan.
3. Untuk Siswa
o Siswa prakerin harus mematuhi tata
tertib yang ada di tempat prakerin.
o Siswa prakerin bisa mengambil hikmah
selama prakerin.
o Siswa prakerin harus mempunyai rasa
tanggung jawab terhadap apa yang
sudah menjadi kewajibannya.
o Siswa harus memberi yang terbaik
terhadap pihak sekolah, keluarga maupun
pihak instansi.

Anda mungkin juga menyukai