Anda di halaman 1dari 10

Arthropoda

Arthropoda berasal dari bahasa yunani yaitu arhtos, sendi dan


podos, kaki oleh karena itu ciri-ciri utama hewan yang masuk dalam filum
ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas, jumlah spesies filum ini
terlalu banyak. Contoh anggota filum ini antara lain : kepiting, udang,
serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang dan kaki seribu serta dengan
spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan
filum arhtropoda di air dan di darat. ( 1Yusminah Hala. Daras Biologi Umum
II. (Makasar: Uin Press). Hlm, 30.)
Arthropoda dalam bahasa latin nya arthra : ruas, buku, segmen
podos : kaki. Hewan ini merupakan hewan yang memiliki cirri kaki beruas,
berbuku atau bersegmen. Tubuhnya merupakan simetri bilateral dan
tergolong tripoblastik selomata, jumblah segmennya bervariasi. Tiap
segmen terdapat sepasang kaki yang beruas. Segmen tergabung
membentuk bagian tubuh, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut) (Makasar: Uin Press). Hlm, 30.)
Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti sendi (ruas) dan Podos
berarti kaki. Jadi arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki bersendi-sendi (beruas-
ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan laut, serta didalam tanah. Hewan
ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis atau macam spesiesnya, lebih kurang
75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012:87).
Segmen terdapat juga ditubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral
dan tergolong triplobastik selomata. Ukuran dan bentuk tubuh sangat beragam, beberapa
diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm, namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu
pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam. Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah
segmen yang bervariasi. Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.
Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu kaput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut). Atrhropoda ditemukan adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar
(eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang disekresikan oleh sel kulit.
eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton
terdiri dari lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.
Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikti pertumbuhan tubuh. Oleh karena itu, tahap
pertumbuhan. Arthropoda selalu di ikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan
pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau
ekdisis. Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba
(Erwin, 2010:122-123)
Filum Arthropoda saat ini yang paling spesies- beragam filum dalam kerajaan
hewan, terdiri dari lebih tigaperempat dari semua spesies yang dikenal. Approximatelly
1.100.000 spesies Arthropoda telah direkam, dan kemungkinan bahwa lebih banyak tetap
harus diklasifikasikan. Pada kenyataannya, berdasarkan survei fauna serangga di kanopi
hutan hujan, banyak perkiraan spesies belum terdekskripsikan jauh lebih tinggi. Arthropoda
termasuk laba-laba, kalajengking, kutu, tungau, krustasea, kaki seribu, lipan, serangga, dan
lainnya kurang baikkelompok terkenal. Selain itu, ada catatan fosil yang kaya meluas ke
masa prakambium sangat terlambat. Arthropoda adalah prostomes eskolomate dengan baik
sitem organ di kembangkan, dan mereka berbagi dengan Annelida miliki segmentasi
mencolok. Namun, analisis molekuler terbaru komparatif menunjukkan bahwa Annelida, dan
arthropoda berevolusi dari nenek moyang yang berbeda (Roberts, 2006: 374).
Arthropoda diklasifikasikan menjadi empat kelas yang paling umum,
yaitu :
1. Keras arachnoidea
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno : laba-laba) disebut
juga kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.
Kalejengking adalah salah satu contoh kelas arachnoidea yang jumlahnya
sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh arachnoidea bervariasi, arachnoidea
merupakan hewan terrestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun
parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea
dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu scorpionida contoh hewan ini
kalajengking (uroctonus mordax) dan ketunggeng (buthus after),
arachnida contoh hewan ini adalah laba-laba serigala (pardosa amenata),
laba-laba kemlandingan (nephila maculate)

2. Kelas myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myriad : banyak, podos :kaki)
merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satu
nya yang terkadang kita lihat dilingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup
di darat pada tempat lembab, misalnya dibawah daun, batu, atau
tumpukan kayu. Bagian tubuh myriapoda sulit di bedakan antara toraks
dan abdomen. Tubuh nya memanjang seperti cacing.
3. Kelas crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya , crusta : kulit) memiliki kulit yang
keras. Udang, lopster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya
hewan crustacea merupakan hewan akuatif, meskipun ada yang hidup di
darat. Crustacea dibedakan menjadi 2 sub kelas berdasarkan ukuran
tubuhnya , yaitu entomostraca dan malacostraca.

4. Kelas insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti : serangga). Banyak anggota
hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk,
lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang. Cirri khususnya adalah
kakinya yang berjumblah enam buah. Karena itu pula sering disebut
hexapoda. Tubuh insecta di bedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput,
torak.(2Ruyana,Adun.2011.Zooligi invertebrata.Bandung:ALFABETA.)

Arthtropoda merupakan filum terbesar dari animalium kingdom.


Jumlah spesies dalam arthropoda lebih banyak daripada semua
spesiessari phyla lain. Arthropoda merupakan hewan yang dominan dalam
dunia ini. Arthropoda terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu: crustacea,
onychopora, chilopoda, diplopoda, insecta, arachnoidea, pauropoda,
symphyla. (3Jasin, Maskoeri. Sistematik Hewan (Invertebrate Dan
Vertebrata). (Surabaya : Cv Sinar Wijaya). Hlm, 164.)
Bersel banyak, bilateral simetris mempunyai coelom yang
sebenarnya dan mengalami segmentasi metamerik, tubuh bersegmen,
terdiri atas ruas kepala, dada, dan tubuh belakang, berangka luar, kaki
beruas-ruas, alat pencernaan: mulut, usus tak bercabang, anus. Proses
pencernaan diluar sel, makanan yang sudah dicerna dibagikan
keseluruhan tubuh oleh darah. (4Anwar, Anik.Ringkasan Biologi.
(Bandung : Ganeca Exact Bandung). Hlm, 137.)
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, anik.1988.ringkasan biologi.Bandung : Ganeca exact bandung.
Campbell, Jhon W. 2004. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Jasin,Maskoeri. 1989. Sistematika Hewan (Invertebrata dan vertebrata)
untuk Universitas.Surabaya: Dinar Wijaya.
Hala, yusminah. 2007. Daras Biologi Umum II. Makasar : allauddin press.
Kastawi, yusuf. 2005. Zoology Avertebrata. Malang : um press.
Kimbal, Jhon. W. 1999. Biologi Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta. iii +
234 hlm.
Rusyana, adun.2011.Zoologi Invertebrata.Bandung : Alfabeta.
Tim dosen. 2011. Penuntun Praktikum Zoology Invertebrate. Makasar :
universitas islam allauddin makasar.
DAFTAR PUSTAKA
Erwin, Mulyo. Binatang serangga. Jakarta: UIP , 2011.
Roberts, dkk. Zoologyy. San fransisco, California: thriteend edition, 2009.
Setiati. Artropoda. Jakarta: Lusdt, 2007.

Pembahasan
Udang (Panneus monodon)
1. Morfologi
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan.
Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalotorax yang terdiri dari 13 ruas,
yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri
dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang
beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing.
2. Anatomi
Pada anatomi udang bagian-bagiannya yaitu mimbar, otak cardium, pricardium,
jantung, ostium, usus, anus, vas deferens, ganglion, kelenjar pencernaan mulut, dan kelenjar
antenal. Kelompok udang-udangan mempunyai lima pasang antena, dua pasang di rahang
bawah. Dua pasang rahang atas dan satu dibadan yang berfungsi bila bernafas.

3. Sistem organ
a. Sistem pencernaan
Alat pencernaannya berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan
esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar
pencernaan atau hati yang terletak di kepala dan dada kedua. Hepathopancreas dapat
diidentikkan dengan lambung udang. Organ ini merupakan pusat dari pencernaan udang dan
terletak di bagian kepala dan pada posisi normal berbentuk segitita serta berwarna
kecokelatan.
b. Sistem pernafasan
Pada umumnya udang bernafas dengan insang. Kecuali udang kecil yang bertubuh
sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan tubuhnya. Insangnya terletak di bagian torax
badannya. Insang udang tidak mirip dengan insang ikan. Insang udang kecil sedangkan udang
lebar.
c. Sistem reproduksi
Alat reproduksinya umumnya terpisah, kecuali pada beberapa udang rendah. Alat
kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat
pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh). Dalam
pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian kulit. apabila kita menangkap
udang, udang akan melepaskan pangkal kakinya. Kemudian kaki tersebut akan tumbuh
kembali melalui proses regenarasi.
d. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah udang disebut peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar
tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin
yang daya ikatan terhadap O2 (oksigen rendah).
4. Habitat
Habitat udang adalah di air tawar, air laut, danau, air sungai, kali, empang, teluk, dan
sebagainya.
5. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada udang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Panaeidae
Genus : Panneus
Spesies : Panneus monodon (Alex, 2009).

Belalang (Valanga nigricornis)


1. Morfologi
Tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara
bentuk pendewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing.
Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut
(abdomen). Caput merupakan sebuah konstruksi yang padat dan keras dan terdapat beberapa
suture yang menurut teori evolusi caput tersebut terdiri dari empat ruas yang mengalami
penyatuan. Torax terdiri dari tiga ruas yang jelas terlihat, sedangkan abdomen terdiri dari 9
ruas. Antena terdapat dua. Berupa alat tambahan yang berfungsi sebagai alat sensor.
2. Anatomi
Belalang memiliki kepala. Bagian-bagiannya yaitu ocellus merupakan belalang
sederhana yang bertugas mendeteksi perbedaan benda berdasarkan intensitas cahaya.
Compound eye merupakan mata mejemuk. Sebuah mata yang terdiri dari titik-titik mata.
Antena merupakan sungut beruas-ruas dibagian kepala. Dibagian atas mulut. Terdiri dari
fungsi-fungsi sensor seperti menyentuh, membaui, dan kadang digunakan untuk sedikit
mendengar. Gena bagian kepala dibawah mata majemuk. Frons bagian kepala dibagian depan
diantara mata mejemuk dan mulut. Belalang tidak mempunyai telinga.
3. Sistem organ
a. Sistem reproduksi
Pada saat bereproduksi belalang jantan akan meletakkan sperma pada vagina belalang
betina. Sperma diletakkan melalui bantuan aedeagus. Sperma diletakkan pada ovipositor
betina. Sperma akan memasuki telur lewat jalan yang disebut micropyles.
b. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan belalang terdiri dari mulut, kerongkongan, tembolok, lambung,
kelenjar, usus besar, rektum, dan anus. Belalang mencari makan secara aktif, sehingga di
bagian mulut terdapat alat pelengkap khusus sehingga dapat memakan daun dengan cepat.
Dari, mulut makanan melalui tenggorokan masuk ke dalam tembolok untuk disimpan
sementara. Di tembolok untuk makanan menuju ke empedal. Di empedal makanan digiling,
kemudian masuk ke dalam lambung. Didalam lambung terjadi pencernaan secara kimiawi
dan penyerapan sari makanan. Makanan tersebut masuk kedalam darah dan diedarkan
keseluruh tubuh. Sisa makanan yang terbentuk padat dikumpulkan dan bermuara pada usus
besar, lalu sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
c. Sistem pernafasan
Corong hawa (trakea) adalah alat pernafasan yang dimiliki oleh serangga dan
arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar
(eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat
kitin dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel mempunyai katup yang
dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada
umumnya spirakel terbuka selama serangga beristirahat. Oksigen dari luar masuk ke spirakel.
Kemudian spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan menuju trakeolus sehingga dapat
mencapai jaringan dan alat tubuh bagian dalam.
d. Sistem ekskresi
Alat ekskresi pada belalang adalah tubus malpighi. Badan malpighi berbentuk halus
yang terikat pada ujung usus posterior belalang yang terikat ada ujung usus posterior belalang
dan berwarna kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh (hemolimfa) oleh
saluran.
4. Habitat
Belalang mudah dijumpai di berbagai tempat, bertengger pada tanaman, didalam
tanah, dalam tumpukan jerami, didalam air, dalam tempat penyimpanan beras, bahkan dalam
kotoran. Setiap sisi kehidupannya, akan memperlihatkan keajaiban pemciptanya.
5. Klasifikasi
Adapun klasifikasi pada belalang adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Caelifera
Famili : Trydactyliodea
Genus : Valanga
Spesies : Valanga nigricornis (Alex, 2004).

Morfologi udang (Penaeus sp)


Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks (kepala dada)
merupakan pennyatuan bagian kepala dan badan. Udang memiliki rangka luar dari kitin yang
keras. Rangka luar yang keras ini karena mengandung zat kapur. Dibagian kepala terdapat
sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada setiap segmen abdomen terdapat kaki
renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod). (Anonim, 2010)
Uropod terletak di antara sisi ekor yang mendatar (telson).
Udang merupakan organisme akuatik asli pantai pasifik meksiko, amerika tengah dan
amerika selatan. Bagian tubuh udang vanamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan
dada (chepalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vanamei terdiri dari antenula ,
antena, mandibula, dan sepasang maxillae. Kepala udang vanamei juga dilengkapi dengan 5
pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari 2 pasang maxillae dan 3 pasang maxiliped.
Perut udang vanamei terdiri dar 6 ruas dan juga terdapat pasang kaki renang (pleopod) serta
sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson. Sift udang
vanamei aktif pada kondisi gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas lebar dan suka
memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi terus menerus (continous feeder)
serta mencari makan lewat organ sensor. Spesies ini memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia
protozoa, 3 stadia mysis dan stadia post larva dalam siklus hidupnya. Stadia post larva
berkembang menjadi juvenil dan akhirnya menjadi dewasa (Haliman 2005 diacu dalam
Pranoto 2007).
b. Anatomi udang (Penaeus sp)
Struktur Tubuh
Tubuh udang bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala
dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan
lebih lebar, sedangkan posterior (ujung belakang)nya sempit.
Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu:
dua pasang antena
satu pasang mandibulla, untuk menggigit mangsanya,
satu pasang maksilla,
satu pasang maksiliped. (Cherian dan Sim, 1994).
Maksilla dan maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan
menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap
ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang, merangkak atau
menempel di dasar perairan.
Sistem Organ
Sistem Pencernaan
Makanan udang berupa bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan.
Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian anterior tubuhnya,
sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus terletak di bagian
posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau hati yang terletak
di kepala dada di kedua sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang
melalui anus, juga dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang
terletak di dalam kepala. (Eldred dan Hutton 1960 diacu dalam Muzaki 2004).
Sistem Saraf
Susunan saraf udang adalah tangga tali. Ganglion otak berhubungan
dengan alat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat
keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah terbuka.
Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah. Darah tidak
mengandung haemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya
terhadap O2 (oksigen) rendah.
Sistem Pernafasan
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali Crustacea
yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan
tubuhnya. (Brown dan Patlan 1974).
Alat Reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa
Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga.
Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki kelima.
Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh) Dalam pertumbuhannya, udang
mengalami ekdisis atau pergantian kulit. Udang dewasa melakukan ekdisis dua kali setahun,
sedangkan udang yang masih muda mengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang
mampu melakukan autotomi (pemutusan sebagian anggota tubuhnya). Misalnya: udang akan
memutuskan sebagian pangkal kakinya, bila kita menangkap udang pada bagian kakinya.
Kemudian kaki tersebut akan tumbuh kembali melalui proses regenerasi. (Sihombing, 2005).
Habitat
Udang ini umumnya terdapat dimana-mana, bagian pesisir pantai sampai ke laut

dalam dan pada air tawar.

c. Klasifikasi
Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Crustacea
Ordo : Paneasuicea
Family : Panaesuides
Genus : Panaesus
Species: Panaesus sp

Morfologi belalang (Sexava sp)


Tubuh belalang terdiri atas kepala, dada, dan perut. Dibagian kepala terdapat sepasang
antena yang berfungsi sebagai indra pembau. Selain antena, dibagian kepala juga terdapat
mata majemuk dan mulut. Mulut pada belalang terdiri atas mandibula, maksila, dan labium.
Dada terdiri dari tiga ruas dan dibagian dada (toraks) terdapat 3 pasang kaki yang terdiri atas
1 pasang kaki yang berukuran besar dan 2 pasang kaki yang berukuran kecil. Setiap ujung
kaki pada belalang terdapat seperti duri. Dibagian perut (abdomen) terbagi atas 11 segmen,
segmen terakhir berubah menjadi alat reproduksi. Belalang memiliki sayap yang menutupi
bagian atas perut (abdomen).
Habitat belalang adalah di padang pasir dengan makanan utamanya adalah rerumputan.
Belalang merupakan salah satu contoh hewan dari kelas insecta dalam filum arthropoda.
(Paul.1999).

Berikut ini klasifikasi dari belalang :


Kingdom: Animalia
Phylum: Arthropoda
Class: Insecta
Family : Coelifera
Genus : Dissostira
Species: Dissostira carolina

Anda mungkin juga menyukai