Anda di halaman 1dari 18

TUGAS BELAJAR MANDIRI 1

OBAT SESUAI DG PERMENKES NO 5 TAHUN 2014 TENTANG


PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
PRIMER

NO PENYAKIT OBAT
1. TBC (INH dan RIF), 3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4
tablet (INH, RIF, PZA, EMB).
2 MORBILI Suplementasi vitamin A
3 VARICELLA Antivirus oral
4 MALARIA Dihydroartemisinin (DHA) + Piperakuin (DHP) / Kina
+ Doksisiklin/ Tetrasiklin + Primakuin
5 DBD Analgesik
Antipiretik
Terapi Cairan
Infus Kristaloid
6 Leptospirosis Antibiotik oral : Doksisiklin, Ampicillin, Amoxicillin,
Eritromicin
Antibiotik injeksi : Penicillin dosis tinggi
7 Infeksi pada Antiseptik : Klorheksidin, Imodium Povidon 2,5%
Umbilicus Kain Kasa
Salep Antibiotik
Antibiotik Oral : Kloksasilin, kombinasi dengan
Aminoglikosida
8 Candidiasis Gentian Violet 1%, larutan nistatin 100.000 200.000
Mulut iu/ml
Obat anti jamur
9 Lepra Rifampisin, DDS/Dapson, Lampren/Klofazimin,
Vit B1, Vit B6, Vit B12
10 Kerancunan Antibiotik
Makanan Rehidrasi oral (oralit)
Suplemen elektrolit
Infus Natrium Klorida isotonik, Larutan Ringer Laktat
Obat absorben : kaopectate, aluminium hidroksida,
Diphenoxylate dengan atropin (lomotil) tablet dan cair
11 Alergi makanan: Diet
12 Exanthematous Kortikosteroid sistemik : prednison tablet
Drug Eruption Antihistamin sistemik : setrizin, loratadine
Topikal : Bedak salisilat 2% dan antipruritus (menthol
0,5-1%)
13 Fixed Drug Kortikosteroid sistemik : Prednison oral
Eruption Antihistamine sistemik : hidroksisin, loratadine
Topikal : Kompres NaCl 0,9%, Larutan Permangat
Kalikus 1/10.000
Kasa
Topikal Kortikosteroid : hidrokortisone krim 2,5% ,
mometasone furoat krim 0,1%
14 Reaksi Oksigen
anafilaktik Infus : Dextran, Ringer Laktat, Na Cl 0,9%
Adrenalin inj
Aminofilin inj
Antihistamin inj (difenhidramine HCl 5-20 mg)
Kortikosteroid inj (dexamethasone 5-10 mg,
hidrokortisone 100 250 mg)
15 Shock Infus : Dextran, Ringer Laktat, Na Cl 0,9%
Oksigen
16 Anemia Sulfas ferrosus, Ferrous fumarat, ferrous glukonat
Vit B12
Asam folat
17 HIV tanpa ARV
komplikasi
18 Limfadenitis Antibotika oral : penicillin, cephalexin, erytromycin
19 Refluks Proton Pump Inhibitor (PPI) : Omeprazole,
Gastroesofageal Iansoprazole
Prokinetik : domperidon
H2 Bloker : simetidin, ranitidin, famotidin
20 Gastritis H2 bloker : simetidin, ranitidin, famotidin
PPI : Omeprazole, Iansoprazole
Antasida
21 Intoleransi Suplemen vitamin dan mineral
makanan Suplemen enzim pencernaan
22 Malabsorsi Suplemen vitamin dan mineral
Makanan Suplemen enzim pencernaan
23 Demam Tifoid Antipiretik
Antibiotik : Kloramphenikol, Ampisillin, Amoksisilin,
Trimetropim-sulfametoxazole (kotrimoksazol)
Antibiotik : Ceftriaxone, Cefotaxime, Quinolon
24 Gastroenteritis Antidiare : loperamide, difenoksilat atropine, tinktur
(termasuk opium
disentri, kolera Obat mengeraskan tinja : atapulgit, smectite
dan giardiasis) Obat anti sekretorik : hidrasec
Antimokroba : quinolon (ciprofloxacin),
trimetroprim/sulfamethoxazole
Antiparasit : Metronodazole
Probiotik
Terapi cairan : oralit, RL, NaCl 0,9%
25 Disentri Basiler Antibiotik : fluorokuinolon, makrolide azitromicin,
dan Disentri sefiksim, asam nalidiksik
Amuba Antiparasit : Metronidazole
26 Apendisitis Akut Cairan parenteral
Antibiotik
27 Perdarahan Inj Antagonis reseptor H2
Saluran Makan Inj PPI
Bagian Atas Sitoprotektor : sulkralfat
Antasida
Inj Vitamin K
Propanolol
Laktulosa sirup
Neomicin
28 Perdarahan Estrogen progesteron
Saluran Makan Tablet Sulfas Ferosus
Bagian Bawah obat antiinflamasi
29 Hemoroid Grade Anti inflamasi non steroid
1-2
30 Hepatitis A Antipiretik : Ibuprofen
Antiemetik : Metoklopropamid, Domperidon
H2 Bloker : Simetidin, Ranitidin
PPI : Omeprazole
31 Hepatitis B Antipiretik : Paracetamol
Antiemetik : Metoklopropamid, Domperidon
H2 Bloker : Simetidin, Ranitidin
PPI : Omeprazole
32 Parotitis Antibiotik
33 Askariasis Pirantel pamoat
Mebendazol
Albendazol
34 Cutaneus Larva Tiabendazol, Albendazol
Migrans
35 Penyakit Cacing Pirantel pamoat
Tambang Mebendazol
Albendazol
36 Skistosomiasis Prazikuantel
37 Strongiloidiasis Albendazol
Mebendazol
38 Taeniasis Albendazol
Mebendazol
39 Peritonitis Terapi Cairan
Antibiotik iv
40 Kolesistitis Infus
Antibiotik iv : Penicillin, amoksilin, Sefalosporin
Metronidazle
41 Mata Kering Cairan air mata buatan (Karboksimetilselulosa
tetesmata)
42 Buta Senja Vitamin A dosis tinggi
43 Hordeolum Oxytetrasiklin salep mata
Kloramfenikol salep mata, tetes mata
Eritromicin oral, Diklosasilin oral
44 Konjungtivitis Kloramfenikol salep mata, tetes mata
Flumetolon tetes mata
Salep acyclovir 3%
45 Blefaritis Salep mata eritromicin
Basitrasin tetes mata, gentamicin tetes mata
46 Perdarahan Tidak diperlukan
Subkonjungtiva
47 Benda asing di Pantokain 2%
konjungtiva
48 Astigmatism Tidak diperlukan
49 Hipermetropia Tidak diperlukan
50 Miopia Ringan Tidak diperlukan
51 Presbiopia Tidak diperlukan
52 Katarak pada Tidak diperlukan
pasien dewasa
53 Glaukoma akut Aserasolamid HCl
KCl
Timolol tetes mata
Tetes mata kombinasi kortikosteroid + antibiotik
54 Otitis Eksterna Salep Ikhtiol
Antibiotik salep : polymixin B, basitrasin
Hidrokortisone salep
Anastesi topikal
Laritan asam asetat2% dalam alkohol 70%
Asetat-nonakuaeous 2%
m-kresilasetat
55 Otitis Media Obat tetes hidung HCl efedrin 0,5%, oksimatazolin
Akut 0,025%
H2O2 obat cuci telinga 3%
Ofloxacin tetes telinga
Antihistamin
Antipiretik : paracetamol
Antibiotik : ampicilin, Amoksisilin, Eritromicin,
kombinasi asam klavulanat, sefalosporin
56 Serumen Prop Tetes korbogliserin 10%
57 Benda Asing di Antibiotik sistemik
hidung
58 Angina Pektoris Nitrat
Beta bloker
Calsium Chanel Blocker
antiplatetet
59 Infark Miokard Morfin
Oksigen
Nitrat
Aspirin
Clopidogel
60 Takikardia Tidak stabil : - Resusitasi jantung paru
- Oksigen
Stabil : SVT - Adenosin
VT - Infus
J - Oksigen
J - Rujuk
61 Gagal Jantung Gagal jantung akut : - oksigen
Akut dan Kronik - Furosemide
Gagal jantung kronis : - duretik : furosemide,
thiazide
- ACE Inhibitor / ARB
- Digoxin
62 Cardiorespirator - Resusitasi jantung paru
y Arrest - Oksigen
- Epinefrin
63 Hipertensi HT st I: diurteik (HCT 12.5-50mg/hari) atau ACEi
Essensia (captopril 3x12.5-50mg/hr) atau Ca-CB (nifedipin long
acting 30-60mg/hr).

HT st II: kombinasi HCT atau diuretik lain dan ACEi


atau Beta-blocker atau Ca-CB.
64 Infark ABC
Serebral/Stroke Oksigen adekuat
Head-up trunk 300
Stroke iskemik: asetosal, clopidogrel
65 Fraktur Terbuka Irigasi luka dengan NaCl
Bebat luka
grade II-III: fiksasi eksternal.
Antibiotik: Cephalosporin dan aminoglikosida.
Injeksi 7us toksoid (riwayat imunisasi tetanus) atau
Tetanus Imunoglobulin (tanpa riwayat imunisasi)
66 Fraktur Tertutup 1. Semua fraktur dikelola secara emergensi dengan
metode ATLS
2. Lakukan stabilisasi fraktur dengan bidai, waspadai
adanya tanda-tanda compartment syndrome
seperti edema, kulit yang mengkilat, dan adanya
nyeri tekan
3. Rujuk segera ke layanan sekunder (segera setelah
kondisi lebih stabil dengan tetap mengawasi tanda
vital)
67 Polimialgia 1. Prednison 10-15 mg per oral setiap hari
Reumatik 2. ESR (Eritrocyte Sedimentation Rate) biasanya
kembali ke normal selama pengobatan awak,
keputusan terapi berikutnya haruus berdasarkan
status ESR dan klinis
3. Terapi glukokortikoid dapat diturunkan secara
bertahap dengan maintenance dose 5-10 mg per
hari, dilanjutkan selama minimal satu tahun untuk
meminimalkan risiko kambuh
68 Artritis 1. Pengunaan decker terutama pada masa akut untuk
Reumatoid proteksi sendi
2. Pemberian NSAID seperti: Na diklofenak 50-100 mg
2x/hari, meloksikan 7,5-15 mg/hari, celcoxib 200-
400 mg/hari
3. Pemberian steroid seperti prednisone atau metil
prednisolone dosis rendah sebagai bridging
therapy
4. Fisioterapi, tatalaksana okupasi, bila perlu dapat
diberikan ortosis
69 Artritis Analgesik topical
Osteoartritis NSAID (oral): non selective (diklofenak, ibuprofen,
piroksikam, mefenamat, metampiron), selective
(meloksikam)
70 Lipoma Eksisi lipoma
Pasca eksisi: antibiotic, antinyeri
71 Kejang Demam Diazepam rectal 0,5mg/kgBB
Jika kejang berulang, diazepam rectal 0,5mg/kgBB
Jika kejang berulang, fenitoin IV dosis inisial
20mg/kgBB diencerkan dengan PZ 10mg:1ml
kecepatan pemberian 1mg/kgBB/menit, maksimal
50mg/menit, maksimal dosis 1000mg. Jika kejang
berhenti, rumatan 12 jam berikutnya 5-
7mg/kgBB/hari dalam 2 dosis
Jika kejang berulang, fenobarbital IV dosis inisial
20mg/kgBB kecepatan pemberian 20mg/menit. Jika
kejang berhenti, rumatan 12 jamberikutnya 4-
6mg/kgBB/hari dalam 2 dosis
72 Vertigo Latihan vestibuler (Brand Daroff, Prosedur Seamont,
Manuver Epley)
Antihistamin: dimenhidrinat, difenhidramin HCL,
betahistin
Kalsium antagonis: cinnarizine
73 Delrium Jaga agar terhidar dari resiko kecelakaan selama
perawatan
Antipsikotik: haloperidol
74 Tetanus Manajemen luka: debridemen
TT jika boster terakhir> 10 tahun/riwayat imunisasi
tidak diketahui
Tetanus immunoglobulin diberikan pada riwayat
imunisasi > 10 tahun
Ruang isolasi
Diet cukup kalori (3500-4500/hari) dan protein (100-
150 gr)
Oksigen, pernapasan buatan, trakeostomi bla peru
Antikonvulsan: diazepam
ATS
Antibiotik: penicillin prokain, tetrasiklin
75 Rabies a. Isolasi pasien penting segera setelah diagnosis
ditegakkan untuk menghindari rangsangan-
rangsangan yang bisa menimbulkan spasme
otot ataupun untuk mencegah penularan.
b. Fase awal: Luka gigitan harus segera dicuci
dengan air sabun (detergen) 5-10 menit
kemudian dibilas dengan air bersih, dilakukan
debridement dan diberikan desinfektan seperti
alkohol 40-70%, tinktura yodii atau larutan
ephiran, Jika terkena selaput lendir seperti
mata, hidung atau mulut, maka cucilah
kawasan tersebut dengan air lebih lama;
pencegahan dilakukan dengan pembersihan
luka dan vaksinasi.
c. Fase lanjut: tidak ada terapi untuk penderita
rabies yang sudah menunjukkan gejala rabies,
penanganan hanya berupa tindakan suportif
dalam penanganan gagal jantung dan gagal
nafas.
d. Pemberian Serum Anti Rabies (SAR) Bila serum
heterolog (berasal dari serum kuda) Dosis 40
IU/ kgBB disuntikkan infiltrasi pada luka
sebanyak-banyaknya, sisanya disuntikkan
secara IM. Skin test perlu dilakukan terlebih
dahulu. Bila serum homolog (berasal dari
serum manusia) dengan dosis 20 IU/ kgBB,
dengan cara yang sama.
e. Pemberian serum dapat dikombinasikan
dengan Vaksin Anti Rabies (VAR) pada hari
pertama kunjungan.
f. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dalam
waktu 10 hari infeksi yang dikenal sebagai
post-exposure prophylaxis atau PEPVAR
secara IM pada otot deltoid atau anterolateral
paha dengan dosis 0,5 ml pada hari 0, 3, 7,14,
28 (regimen Essen atau rekomendasi WHO),
atau pemberian VAR 0,5 ml pada hari 0, 7, 21
(regimen Zagreb/rekomendasi Depkes RI).
g. Pada orang yang sudah mendapat vaksin
rabies dalam waktu 5 tahun terakhir, bila
digigit binatang tersangka rabies, vaksin cukup
diberikan 2 dosis pada hari 0 dan 3, namun bila
gigitan berat vaksin diberikan lengkap.
Pada luka gigitan yang parah, gigitan di daerah leher
ke atas, pada jari tangan dan genitalia diberikan SAR
20 IU/kgBB dosis tunggal. Cara pemberian SAR adalah
setengah dosis infiltrasi pada sekitar luka dan
setengah dosis IM pada tempat yang berlainan
dengan suntikan SAR, diberikan pada hari yang sama
dengan dosis pertama SAR
76 Epilepsi Asam Valproat
Carbamazepine
77 Status Pasien dengan status epilektikus, harus dirujuk ke
Epileptikus Fasilitas Pelayanan Kesehatan sekunder yang memiliki
dokter spesialis saraf. Pengelolaan SE sebelum sampai
fasilitas pelayanan kesehatan sekunder.
Stadium I (0-10 menit)
a. Memperbaiki fungsi kardiorespirasi
b. Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen,
resusitasi bila perlu
c. Pemberian benzodiazepin rektal 10 mg
Stadium II (1-60 menit)
a. Pemeriksaan status neurologis
b. Pengukuran tekanan darah, nadi dan suhu
c. Pemeriksaan EKG (bila tersedia)
Memasang infus pada pembuluh darah besar dengan
NaCl 0,9 %
78 Migren Preventif : asam valproat 500-1000 mg/hari
Abortif : ergotamin atau sumatriptan 50 mg/hari
79 BellsPalsy Steroid prednisone 60 mg/hari
80 Tension Preventif : amitriptilin
Headache Abortif : ibuprofen
81 Insomnia Lorazepam 0,5-2 mg, atau
Diazepam 2-5 mg (malam hari)
82 Demensia Haloperidol 0,5-1 mg / hari
Inhibitor asetilkolinesterase : donepezil, galantamine,
rivastigmine, memantine
83 Gangguan Antidepresan dosis rendah: Fluoksetin 1 x 10-
Campuran 20mg/hari, Sertralin 1 x 25-50mg/hari, Amitriptilin1 x
Anxietas dan 12,5-50mg/hari, Imipramin 1-2 x 10-25mg/hari
Depresi
Antianxietas: Diazepam 1 x 2-5mg, Lorazepam 1-2 x
0,5-1mg, Klobazam 2 x 5-10mg, Alprazolam2 x 0,25-
0,5mg
84 Gangguan Antipsikotik: Haloperidol,risperidon, klorpromazin,
Psikotik
85 Epitaksis Anestesi lokal:pantokain 2%, lidocain 2%
Vasokonstriktor : adrenalin 1/1000
86 Furunkel pada Antibiotik topikal: bacitracin, polimiksin B,
hidung Antibiotik oral: amoxicillin, eritromisin
87 Faringitis Fungal- Nistatin
Viral- Isoprinosine
Bakterial- Amoksisilin, Eritromisin,
Gonorea- Ceftriaxon
Simtomatis: antitusif, ekspektoran, analgetik-
antipiretik
Kortikosteroid p.o: Dexametason
88 Rhinitis Akut Simtomatis: analgetik-antipiretik (Paracetamol),
dekongestan topikal, dekongestan p.o (Pseudoefedrin,
Fenilpropanolamin, Fenilefrin)
Antibiotik: Amoksisilin, Eritromisin, Sefadroksil
Difteri: Penisilin sistemik, anti-toksin difteri
89 Rhinitis Alergik Dekongestan topikal: Oxymetazolin, Xylometazolin
Kortikosteroid topikal: Beklometason, Budesonid,
Flunisolid, Flutikason, Mometason furoat, Triamsinolon
Antikolinergik topikal: Ipratropium bromida
Antihistamin p.o: Difenhidramin, Klorfeniramin,
Siproheptadin, Loratadin, Cetirizine
Dekongestan p.o (alfa agonis): Pseudoefedrin,
Fenilpropanolamin, Fenilefrin
90 Rhinitis Kortikosteroid: Budesonide 1-2x/ hari dengan dosis
Vasomotor 100-200 mcg/hari
Mass cell stabilizer:Ipratropium bromide
Dekongestan dan antihistamin: pseudoefedrin,
penilpropanolamin, fenilefrin-
91 Tonsilitis Tonsilitis viral: Paracetamol, antiviral: Metisoprinol 60-
100 mg/kgBB dibagi 4-6 kali pemberian perhari
Tonsilitis bakteri: Penicilin G Benzatin, Deksametason
Tonsilitis Difteri: Anti Difteri Serum, Penicilin G
Benzatin/ Eritromisin
92 Laringitis Analgesik/Antipiretik: Paracetamol
Antibiotik: Penicilin G Benzatin

93 Bronkitis Akut Oksigenasi


Bed rest
Antitusif : DMP / kodein
Ekspektoran : GG / Ambroxol
Antipiretik : Paracetamol
Bronkodilator : Salbutamol
Antibiotik : Amoxicillin / Eritromisin
94 Influenza Bed rest, diet TKTP, konsumsi buah & sayur
Antipiretik: parasetamon / ibuprofen
Dekongestan: pseudoefedrin
Antihistamin: klorfeniramin
/difenhidramin/loratadin/cetirizin
Antitusif /ekspektoran bila perlu
95 Pneumonia Oksigen
Aspirasi Cairan dan kalori yang cukup sesuai BB, peningkatan
suhu, derajat dehidrasi
Antibiotik:
levofloksasin/seftriakson (CAP).
levofloksasin/piperasilin tazobactam/seftazidim (HAP).
piperasilin tazobactam/imipenem/kombinasi
levofloksasin/ciprofloksasin/seftriakson+klindamisin/m
etronidazole (peny. Periodontal berat, dahak bau
busuk, alcoholism)
96 Pneumonia dan Antibiotik: (Eritromisin 500 mg 2x1, Azitromisin 500
Bronkopneumon mg 1x1, lanjut 250 mg 1x1 4 hari)
ia Antipiretik
97 Pertusis Antibiotik: (Eritromisin, Azitromisin)
98 Asma Bronkial Kontrol - Glukokortikoid inhalasi
Akut - Beta 2 agonis : Salbutamol
99 Miliaria Bedak kocok: likuor faberi (2x sehari)
Lanolin topikal atau bedak salisil 2% dibubuhi mentol
(2x sehari)
Antihistamin sedatif: hidroksizin 2x25 mg selama 7
hari
Antihistamin nonsedatif: loratadin 1x10 mg selama 7
hari
10 Veruka Vulgaris Topikal: asam salisilat 20-40%, larutan AgNO3 25%
0
10 Reaksi Gigitan Cuci daerah gigitan, kompres es
1 Serangga Bila disertai obstruksi sal napas: ephinefrin subkutan
Dilanjutkan kortikosteroid Prednison 60-80 mg/hari
selama 3 hari. Diturunkan 5-50 mg/hari
Saat stabil: hidroksizin 2x25 mg selama 7 hari atau
oratadin 1x10 mg selama 7 hari
Topikal: krim mometasone furoat 0,1% atau krim
betametason valerat 0,5% 2xsehari selama 7 hari
10 Herpes Zoster Stadium vesikel: bedak salisil 2% atau bedak kalamin
2 Kompres terbuka apabila erosive
Salep antibiotic apabila ulserasi
Asiklovir: dewasa 5x800 mg/hari, anak-anak 4x20
mg/KgBB (dosis maksimal 800 mg), selama 7 hari,
atau Valasiklovir: dewasa 3x1000mg/hari
10 Herpes Asiklovir 5x200 mg/hari selama 5 hari, atau
3 Simpleks Valasiklovir 2x500mg/hari selama 7-10 hari
10 Skabies Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari
4 berturut-turut, dipakais setiap habis mandi
Krim permetrin 5% di seluruh tubuh, setelah 10 jam,
krim dibersihkan dengan sabun
10 Pedikulosis Malathion 0,5% atau 1% dalam bentuk losio atau
5 Kapitis spray, dibiarkan 1 malam
Permetrin 1% dalam bentuk cream rinse, dibiarkan
selama 2 jam
Gameksan 1%, dibiarkan selama 12 jam

10 Dermatofitosis Lesi terbatas/obat topikal: Krim klotrimazol,


6 mikonazol, atau terbinafin
Lesi luas/obat sistemik: Griseofulvin
Golongan azol : Ketokonazol, Itrakonazol, Terbinafin
10 Pitriasis Obat topikal : Suspensi selenium sulfida 1,8%
7 Versikolor/Tinea Derivat azol topikal : mikonazol dan klotrimazol
Versikolor Obat sistemik : Ketokonazol, itrakonazol

10 Pioderma Mupirosin 2%
8 Amoxicillin
Insisi abses
10 Dermatitis Asam salisilat 3%
9 Seboroik Hidrocortisone krim 1%
Antihistamin oral
11 Dermatitis Betamethasone valerat 0,1%
0 Atopik Antihistamin oral
11 Dermatitis Desonid krim 0,05% selama maksimal 2 minggu
1 Numularis Klorfeniramin maleat (CTM) 3 x 4 mg per hari, atau
Cetirizin 1 x 10 mg per hari, atau
Loratadin 1 x 10 mg per hari selama max. 2 minggu
11 Liken Simpleks Difenhidramin 25 - 50 mg 4-6x per hari, atau
2 Kronik CTM 4 mg 4-6x per hari
Betametason diproprionat salep/krim 0,05 % 1-3x per
hari, atau
Metilprednisolon aseponat salep/krim 0,1% 1-2x per
hari, atau
Mometason furoat salep/krim 0,1% 1x per hari
11 Dermatitis Pelembab krim hidrofilik urea 10%
3 Kontak Alergik Desonid krim 0,05% atau Fluosinolon asetonid krim
0,025%
Hidroksisin 2 x 25 mg, max 2 minggu
Loratadin 1 x 10 mg, max 2 minggu
11 Dermatitis Topikal : Krim hidrofilik urea 10%, desonid krim 0,05%
4 Kontak Iritan Antihistamin : hidroksisin, loratadin
11 Napkin Eczema Salep hidrokortison 1 2,5% ; Nistatin
5
11 Pitiriasis Rosea Bedak asam salisilat 1 -2%
6
11 Moluskum Tidak diperlukan
7 Kontagiosum
11 Urtikaria Epinefrin subkutan
8 Prednison oral
Antihistamine: Loratadine
Hidroksizin
Siproheptadin
Antipruritus topikal: Krim menthol 1% atau 2%
11 Filariasis Antifilaria: Diethyl carbamazine citrate (DEC) dan
9 Ivermektin
12 Luka Bakar Ringer Laktat
0 Derajat 1 dan 2 Silver sulfadiazine
12 Obesitas Tidak diperlukan
1
12 Tirotoksikosis Simptomatis
2 Propanolol 40-80 mg dalam 2-4 dosis
PTU 300-600 mg dalam 3 dosis bila klinis Graves jelas
12 Rehidrasi: NaCl 0,9% 1.000ml/jam hingga cairan
3 Hiperglikemia intravaskular & perfusi baik (TDS>90 atau produksi
Hiperosmolar urine >0,5ml/kg/jam)
Non Ketotik Rumatan: Sisa defisit cairan diberikan dalam 12-48
jam
Insulin rapid acting bolus i.v.
12 Stadium awal (sadar):
4 Hipoglikemia 1. Gula murni 30 gram (2 sdm) / sirup / permen dan
makanan mengandung karbohidrat
2. Cek GDS tiap 1-2 jam pertahankan GDS 200
Stadium lanjut (koma):
1. Cek GDS
Bila GDS < 50 D40 2 flakon
Bila GDS 50-100 D40 1 flakon
Lanjutkan rumatan D10 infus 6 jam
2. Cek GDS tiap jam
Bila GDS < 50 D40 2 flakon
Bila GDS 50-100 D40 1 flakon
Bila GDS 100-200 tanpa D40
Bila GDS > 200 turunkan kecepatan D10
3. Bila GDS 100-200 3x berturut cek GDS tiap 2
jam
Bila GDS > 200 3x berturut ganti infus D5 atau
NaCl0,9%
4. Bila GDS > 100 3x berturut lagi stop protokol
hipoglikemi
12 DMT1: Gaya hidup sehat (GHS) dan Insulin
5 Diabetes DMT2: GHS saja atau dengan Obat Hipoglikemik Oral
Melitus (OHO) dan/atau Insulin
HbA1c < 7% GHS
HbA1c 7-8% GHS + monoterapi OHO
HbA1c 8-9% GHS + 2 obat OHO
HbA1c 9-10% GHS + 2 obat OHO + Basal
Insulin atau GHS + 3 obat OHO bila tidak ada
insulin
HbA1c >10% GHS + Insulin Intensif (Basal
dan Prandial)
DM Gestasional: GHS dan rujuk ke ahli Kebidanan dan
Kandungan
12 - Vitamin A dosis tinggi
6 Malnutrisi - Makanan terapeutic atau gizi siap saji, F100
Energi Protein atau makanan lokal dengan densitas energi
(MEP)
yang sama terutama dari lemak
(minyak/santan/margarin)
-
12 - Mengatasi serangan akut dengan segera
7 Hiperuricemia-
Obat: analgetik, kolkisin, kortikosteroid
Gout Arthritis
- Mengelola hiperurisemia ( Allopurinol mulai
dosis 100 mg dan dapat dinaikkan maksimal
800 mg/hari)

12 - Bila kadar LDL>160mg/dl dengan 2 atau lebih


8 Displidemia
faktor risiko lainnya maka dapat diberikan statin
dengan titrasi dosis sampai tercapai dosis
efektif terapi.
- Apabila kadar trigliserida > 400mg/dl maka
pengobatan dimulai dengan golongan asam
fibrat
- Pasien dengan dislipidemia campuran yaitu
hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida, terapi
tetap dimulai dengan statin.
- Simvastatin 5-40 mg
- Lovastatin 10-80 mg
- Pravastatin 10-40 mg
- Fluvastatin 20-80 mg
12 Minum air putih min 2 liter/hari
9 Infeksi Saluran Menjaga higienitas genitalia eksterna
Kemih antibiotik selama 3 hari ( Trimetoprim
sulfametoxazole, Fluorikuinolon, Amoxicillin-
clavulanate, Cefpodoxime)
13 suplemantasi vitamin dan asam folat di awal
0 Hiperemesis kehamilan.
1. Bila perlu, berikan 10 mg Doksilamin
Gravidarum dikombinasikan dengan 10 mg vitamin B6
hingga 4 tablet/hari
2. Bila masih belum teratasi, tambahkan
Dimenhidrinat 50-100 mg per oral atau
supositoria, 4-6 kali sehari (maksimal 200
mg/hari bila meminum 4 tablet
Doksilamin/Piridoksin), ATAU Prometazin 5-10
mg 3-4 kali sehari per oral atau supositoria.
3. Bila masih belum teratasi, berikan
Klorpromazin 10-25 mg per oral atau 50-100 mg
IM tiap 4-6 jam, Metoklopramid 5-10 mg per
oral atau IM tiap 8 jam, atau Ondansetron 8 mg
per oral tiap 12 jam
4. Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi,
pasang kanula intravena dan berikan cairan
sesuai dengan derajat hidrasi ibu dan
kebutuhan cairannya
13 Zat besi 60 mg/hari
1 Kehamilan asam folat 250 mikogram 1-2 kali/hari
Normal imunisasi TT, jika beresiko
13 - Aspirin Low Dose (80-100 mg)
2 Pre-Eklampsia - Roboransia
(Ringan) - Tidak perlu MRS selama tensi dan compliance
pasien bagus

- MgSO4 4g IV --> Maintenance IM boka boki @5g


/ Syr.Pump 1g/jam / MgSO4 drip dalam 500
RLD5
- Nifedipin 3x10mg , bila perlu dikombinasi
Berat dengan MetilDopa 250mg

13 Prinsip : Airway-Breathing-Circulation -->


3 Eklampsia penghentian kejang
Kejang : MgS04 bolus IV 2g (bisa diulang selama
belum mencapai dosis toksis) --> persiapan
obat-obat anestesi
Oksigen masker 6-8 lpm / (+)Reservoar -->
patency airway jelek --> Intubasi
Cairan : Rehidrasi 250 cc (loading) -->
maintenance

13 Completus : Observasi perdarahan -->Follow Up


4 Abortus dengan USG
Sulfas Fe tab 3x1
Inkomplet : Perbaiki KU bila jelek --> Kuretase
Insipien : Kuretase
Imminens : Pertahankan kehamilan

Ab. Insipien dan Inkomplet yang dikuretase dberi obat


antibiotik kombinasi :
Ampicillin 2gr IV --> 1gr IV tiap 6jam
Gentamicin 5mg/kgBB/hari IV
Metronidazole 3x500mg IV
13 Tablet besi diberikan 3 kali sehari
5 Anemia
Defisiensi Besi
pada Kehamilan
13 Eritromisin 4 x 250 mg selama 10 hari
6 Ketuban Pecah
Dini (KPD)
13 Prolong Laten Phase:
7 Persalinan Lama 1. Bila didapat perubahan dalam penipisan dan
pembukaan serviks, lakukan drip oksitosin dengan
5 unit dalam 500 cc dekstrose (atau NaCl) mulai
dengan 8 tetes permenit, setiap 30 menit
ditambah 4 tetes sampai his adekuat (maksimal
40 tetes/menit) atau berikan preparat prostaglandin,
lakukan penilaian ulang setiap 4 jam.

2. Bila tidak ada perubahan dalam penapisan dan


pembukaan serviks serta tidak didapat tanda
gawat janin, kaji ulang diagnosisnya
kemungkinan ibu belum dalam keadaan inpartu.

3. Bila didapatkan tanda adanya amniositis,


berikan induksi dengan oksitosin 5 unit dan 500
cc dekstrose (atau NaCl) mulai dengan 8 tetes
permenit, setiap 15 menit ditambah 4 tetes
sampai adekuat (maksimal 40 tetes/menit) atau
berikan preparat prostaglandin, serta obati infeksi
dengan ampicillin 2 gr IV sebagai dosis awal dan 1 gr
IV setiap 6 jam, serta gentamicin 2x80 mg.
13 Penatalaksanaan awal :
8 Perdarahan Post - Panggil bantuan
Partum - Primary survey (Airway-Breathing-Circulation)
- Lakukan penatalaksanaan syok, bila ditemukan
tanda-tanda syok :
Oksigenasi
Pasang infuse IV dengan kanul ukuran 16 atau 18.
Mulai dengan cairan kristaloid
Lakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan
pernafasan
Periksa abdomen : kontraksi uterus, nyeri tekan,
parut luka, dan tingg fundus uteri
Periksa jalan lahir dan area perineum untuk
melihat perdarahan dan laserasi
Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
Pasang kateter folley untuk memantau volume
urine
HB < 8g/dL rujuk ke layanan sekunder
Tentukan penyebab perdarahan dan lakukan
tatalaksana spesifik sesuai penyebab

Penatalaksanaan lanjutan
- Atonia uter :
Pemijatan uterus
Pastikan plasenta lahir lengkap
Berikan 20-40 iu oxytocin dalam 1 L NaCL 0,9%
atau RL dengan kecepatan 6 tpm dan 10 iu IM
Lanjutkan infuse oxytocin 20 iu dalam 1 L NaCL
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tpm hingga
perdarahan berhenti
Bila tidak ada oxytocin atau perdarahan tidak
berhenti, berikan ergometrin 0,25 mg IM atau IV
(lambat), dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM
setelah 15 menit, dan pemberian 0,2 IM atau IV
(lambat) tiap 4 jam bila perlu. Dosis maksimal 1
mg
Bila perdarahan lanjut, berikan asam traneksamat
1 gram IV (bolus selama 1 menit, dapat di ulang
setelah 30 menit)
Pasang kondom kateter atau kompresi bimanual
internal selama 5 menit
Siapkan rujukan ke layanan sekunder
- Robekan jalan lahir :
Eksplorasi untuk identifikasi sumber perdarahan
Irigasi pada tempat luka dan bersihkan dengan
antiseptic
Hentikan sumber perdarahan dengan klem, lalu
ikat dengan benang absorbable
Lakukan penjahitan
Bila perdarahan lanjut, berikan asam traneksamat
1 gram IV (bolus selama 1 menit, dapat di ulang
setelah 30 menit)
Siapkan rujukan ke fasilitas layanan sekunder bila
terjadi robekan serviks
- Retensio plasenta :
Berikan 20-40 iu oxytocin dalam 1 L NaCL 0,9%
atau RL dengan kecepatan 6 tpm dan 10 iu IM
Lanjutkan infuse oxytocin 20 iu dalam 1 L NaCL
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tpm hingga
perdarahan berhenti
Lakukan tarikan tali pusar terkendali
Bila tidak berhasil, lakukan plasenta manual
secara hati-hati.
Antibiotic dosis tunggal (amphicillin 2 gram IV dan
metronidazole 500 mg IV)
Bila terjadi komplikasi perdarahan hebat atau
infeksi, segera rujuk ke fasilitas layanan sekunder.
- Sisa plasenta :
Berikan 20-40 iu oxytocin dalam 1 L NaCL 0,9%
atau RL dengan kecepatan 6 tpm dan 10 iu IM
Lanjutkan infuse oxytocin 20 iu dalam 1 L NaCL
0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tpm hingga
perdarahan berhenti
Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka,
keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila servik
hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan
evakuasi sisa plasenta dengan aspirasi vakum
manual atau dilatasi dan kuretase)
Antibiotic dosis tunggal (amphicillin 2 gram IV dan
metronidazole 500 mg IV)
Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti
atonia uteri

13 Robekan derajat I : tidak perlu dilakukan penjahitan


9 Ruptur Robekan derajat II : penjahitan
Perineum - Siapkan alat dan bahan
Tingkat 1 2 - Pastikan pasien tidak alergi terhadap lignokain
atau sejenis
- Suntikan lidokain 0,5 % di bawah mukosa vagina,
di bawah kulit perineum, dan pada otot-otot
perineum
- Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan benang
2-0. Lihat kedalam luka untuk melihat otot. Jahit
otot ke otot agar tidak ada rongga didalamnya.
-Carilah jaringan subkutis, lanjutkan dengan jahitan
subkutikuler kembali ke atas vagina, akhiri dengan
simpul mati pada bagian dalam vagina.
- Potong kedua ujung benang, sisakan masing-
masing 1 cm
Colok dubur dilakukan untuk memastikan tidak ada
bagian rectum yang terjahit bila luka cukup dalam
14 Antibiotik :
0 Mastitis Kloksasilin 500 mg p.o, per 6 jam selama 10-14
hari
Eritromisin 250 mg p.o, 3 kali sehari selama 10-14
hari
Analgesic : parasetamol 3x500 mg p.o
14 Bakterial : metronidazol atau klindamisin
1 Fluor Albus / peroral/pervaginam. Jika hamil, metronidazol 400mg 2
Vaginal x 1 untuk 5-7 hari atau pervaginam.
discharge Non Kandidiasis : azol antifungal peroral atau
Gonore pervaginam. Jika hamil,imidazol topikal 7 hari.
Chlamydia : azithromisin 1 gram single dose atau
doksisiklin 2 x 100mg selama 7 hari. Jika hamil,
amoksisilin 3 x 500mg selama 7 hari atau eritromisin
4 x 500mg selama 7 hari.
Trikomonas vaginalis : metronidazol
14 Penisilin atau ampisilin, amoksisilin, atau seftriakson
2 Sifilis
14 Tiamfenikol 3.5 gram perora dosis tunggal
3 Gonore Ofloksasin 400mg peroral dosis tunggal
Kanamisin 2 gram intramuskular dosis tunggal
Spektinomisin 2 gram intramuskular dosis tunggal
14 Vaginitis BV: Metronidazol 2 x 500mg po selama 7 hari /
4 Metronidazol pervagina 2x sehari selama 5 hari / krim
Klindamisin 2% pervagina 1x sehari selama 7 hari
Vaginosis Trichomoniasis: Metronidazol 1 x 2g
peroral , pasangan seks di obati
KVV:
Flukonazol 1 x 150 mg peroral
14 Vulvitis Dapat menggunakan salep Kortison topikal dan
5 antibiotik

Anda mungkin juga menyukai