Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS TADULAKO Nama : Rivaldy Candra

FAKULTAS TEKNIK NIM : F 121 14 056


PROGRAM STUDI TEKNIK Praktek : Mineral Optik
GEOLOGI & Petrografi
Acara 8

No. Urut :2
Kode. Preparat : BS 14
Perbesaran objektif : 4x
Perbesaran okuler : 10x
Perbesaran total : 40x
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Kenampakan Mikroskopis
Berdasarkan pengamatan secara mikroskopis pada sayatan batuan BS 14 ukuran butir
pada batuan ini berkisar antara1/16 - 1/256 mm yang menunjukkan ukuran Pasir sangat halus
- Lanau. Berdasarkan deskripsi teksturnya dapat diketahui batuan ini memiliki sortasi baik
karena ukuran butir pada batuan ini cenderung seragam, tingkat kebundaran (roundness) dari
batuan ini adalah well rounded karena ukuran butir yang kecil mencerminkan bahwa butiran
pada batuan ini sudah mengalami proses transportasi yang cukup jauh jaraknya dan otomatis
proses erosi pada butiran tersebut sudah sangat signifikan, dari yang awal bentuk butirnya
angular menjadi well-rounded.
Deskripsi Mineral

1. Kuarsa ( SiO2 )
Warna putih, bentuk euhedral-subhedral, pleokroisme dwikroik, relief tinggi, belahan
tidak ada
2. Rock Fragmen
Warna abu-abu kehitaman, bentuk subhedral, belahan tidak ada.
3. Matriks Lanau
Warna coklat, ukrurannya seragam
4. Kalsit
Warna transparan, mengikat mineral yang ada.

Porositas
Porositas visualnya baik.
Persentasi Mineral (%)

Mineral Medan pandang 1 Medan pandang 2 Medan pandang 3 Total


Kuarsa 20 20 20 20
Rock 20 25 15 20
Fragmen
Matriks 50 55 45 50
Lanau
Kalsit 10 10 10 10

Gambar Mineral

Medan Pandang 1 Medan Pandang 2 Medan Pandang 3


Nama Batuan : Lithic Wacks ( Pettijhon 1987 ).
Petrogenesa : Batuan ini pada awalnya mengalami proses pelapukan kemudian tererosi
menjadi suatu material sedimen yang lepas lalu tertransportkan dengan jarak yang cukup jauh
dari batuan induknya, dengan energi transport cenderung kecil karena material yang
terendapkan pada batuan ini kecil, setelah tertransport material sedimen ini terendapkan pada
suatu cekungan, kemudian material sedimen teresbut mengalami proses diagenesa yaitu pada
awalnya yaitu proses sementasi, batuan ini mengalami proses kompaksi yaitu pemadatan
massa endapan akibat pengisian semen, kemudian setelah massa endapan sedimen memadat
air dari rongga-rongga butiran sedimen tersebut keluar lalu endapan tersebut terlithifikasikan
menjadi sebuah batuan
bedasarkan bentuk butir dengan derajat kebundaran yang tinggi yaitu well rounded,
maka dapat diinterpretasi bahwa batu ini tertransport dengan jarak yang cukup jauh dari
batuan asalnya yakni pada longsoran di batas litoral, sedangkan bedasarkan komposisi batuan
yang di dominasi oleh Lanau, maka batuan ini terendapkan pada daerah yang memiliki arus
tenang yaitu di lingkungan pengendapan laut dalam (Abyssal plain).
Klasifikasi batupasir oleh Pettijohn

batuan yang diamati pada sayatan tipis ini termasuk dalam jenis batupasir
dengan ukuran butir very fine sand, sortasinya well sorted, dengan derajat kebundaran
(roundness), batas antara butiran nya floating. Berdasarkan kandungan fragmen batuan yaitu
sebesar 20 % dengan kandungan kuarsa sebesar 20 % maka batupasir ini bernama Lithic
Wackes (Pettijhon 1987).

Catatan Asisten : Paraf Asisten

Tanggal :
LAPORAN PRAKTIKUM
MINERAL OPTIK & PETROGRAFI
ACARA VIII

DIBUAT OLEH :
NAMA : Rivaldy Candra Kusuma
NIM : F 121 14 056

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2016

Anda mungkin juga menyukai