Anda di halaman 1dari 15

Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Fisika

Diyah Ayu Budi Lestari


4201414027

3.8 Menganalisis keteraturan gerak


planet dalam tatasurya berdasarkan
hukum-hukum Newton.
4.8 Menyajikan karya mengenai gerak
satelit buatan yang mengorbit bumi,
pemanfaatan dan dampak yang
ditimbulkannya dari berbagai sumber
informasi.
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

1. Hukum Kepler
Hingga akhir abad ke-15, orang masih menganggap bahwa
bumi merupakan pusat alam semesta. Anggapan itu pertama kali
dikemukakan oleh seorang astronom yang bernama Ptolomeus.
Selanjutnya, anggapan itu terkenal sebagai pandangan Geosentris.
Baru pada saat abad ke-16 pandangan itu berubah. Perubahan itu
diawali dengan dikemukakannya pandangan Heliosentris oleh seorang
astronom yang bernama Nicolaus Copernicus. Heliosentris berarti
matahari sebagai pusat tata surya. Hal itu berlaku hanya sebatas pada
tata surya kita. Dengan kata lain, pandangan heliosentris tidak berlaku
hubungan antar galaksi. Pada awalnya, teori ini ditentang oleh
penguasa sehingga copernicus dan pendukungnya dipenjara seumur
hidup.
Kebenaran pandangan Heliosentris itu diperkuat oleh Tyho
Brahe dan Johannes Kepler. Kepler merupakan asisten Tyho Brahe.
Berdasarkan data-data pengamatan yang dilakukan Tyho Brahe, hukum-
hukum gerak planet dapat dirumuskan dengan tepat oleh Johannes
Kepler. Kepler lahir pada tahun 1571 di Jerman. Setelah dua puluh
delapan tahun dari penemuannya, buku De Revolutionibus Orbium
Caelestium yang memuat pandangan Heliosentris dari Copernicus
diterbitkan. Dalam buku itu, Kepler mengemukakan hasil penelitiannya.
Hasil penelitian itu selanjutnya disebut Hukum Kepler.
a Hukum I Kepler

Hukum I Kepler menyatakan bahwa semua planet berputar


mengelilingi matahari dengan lintasan berbentuk elips dengan matahari
sebagai salah satu titik apinya. Adapun kedudukan planet yang paling
dekat dengan matahari saat berevolusi dinamakan Perihelion,
sedangkan kedudukan terjauhnya dinamakan Aphelion.
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

b Hukum II Kepler

Hukum II Kepler menyatakan bahwa garis hubung matahari dan


planet dalam waktu yang sama menyapu luasan yang sama. Dengan
demikian, pada saat dekat dengan matahari, planet itu akan bergerak
lebih cepat daripada jika berada jauh dari matahari.

c Hukum III Kepler


Hukum III Kepler menyatakan bahwa perbandingan kuadrat
periode dua planet yang mengitari matahari sama dengan
petbandingan pangkat tiga jarak rat-rata planet-planet tersebut dari
mathari. Akibatnya, T1 dan T2 menyatakan periode dua planet dan r1 dan
r2 menyatakan jarak rata-rata planet dari matahari maka

Yang berarti besar harus sama untuk setiap planet.

2. Gaya Gravitasi

Gaya gravitasi adalah gaya yang dimiliki oleh benda-benda


karena massanya. Setiap benda yang memiliki massa akan menarik
benda lain yang memiliki massa. Massa bumi sangat besar sehingga
bumi memiliki gaya gravitasi yang besar pula. Gaya gravitasi ini berupa
gaya tarik, sehingga gravitasi bumi ini mampu menarik benda-benda
lain yang ada disekitarnya.
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Hukum Gravitasi Universal

Hukum Gravitasi Universal menyatakan bahwa semua benda


yang tertarik satu sama lain oleh gravitasi, gaya tarik tergantung pada
massa benda dan berkurang berdasarkan jarak antara mereka.
Penemuan Newton digantikan oleh teori Einstein tentang relativitas
umum. Hukum gravitasi universal masih akurat, namun untuk aplikasi
yang lebih praktis. Newton tidak menemukan gravitasi, seperti
kepercayaan populer berlaku, tetapi perluasan pada karya ilmuwan
sebelumnya seperti Galileo. Newton disebut oleh para ilmuwan ketika ia
menulis tulisan yang terkenal, jika saya melihat lebih jauh, itu adalah
dengan berdiri di bahu raksasa.

Jatuhnya apel menginspirasi Newton untuk mempelajari


masalah gravitasi, namun, apel tidak membawa pemahaman instan
dengan cara memukul kepalanya. Sebaliknya, ia menggunakan orbit
bulan mengelilingi bumi untuk memeriksa dan mengkonfirmasi
perhitungan selama rentang waktu 20 tahun. Hukum gravitasi universal
secara rinci dalam buku terobosan nya Principia Mathematica,
diterbitkan pada tahun 1687.

Buku Newton termasuk rumus matematika yang menggambarkan


hukum gravitasi universal. Pada dasarnya, hukum ini menyatakan
bahwa semua benda memberikan suatu gaya tarik gravitasi pada
semua benda lain. Objek dengan massa besar memiliki tarik yang lebih
kuat dari gravitasi, atau medan gravitasi, yang mengapa benda dan
orang tertarik ke Bumi, tetapi tidak terasa satu sama lain. Gaya tarik
gravitasi menurun dengan meningkatnya jarak, penurunan ini dapat
tepat diukur, dan dikenal dalam fisika sebagai hukum kuadrat terbalik.
Gravitasi universal adalah gaya yang menjaga planet dan satelit pada
orbit yang terkunci, daripada bergerak dengan bebas di alam semesta.
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Nilai konstanta gravitasi G ditentukan dari hasil percobaan yang


dilakukan oleh Henry Cavendish pada tahun 1798 dengan
menggunakan peralatan tampak seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram skematik neraca Cavendish untuk


menentukan nilai konstanta gravitasi

Neraca Cavendish terdiri dari dua buah bola kecil


bermassa m yang ditempatkan pada ujung-ujung sebuah batang
horizontal yang ringan. Batang tersebut digantung di tengah-tengahnya
dengan serat yang halus. Sebuah cermin kecil diletakkan pada serat
penggantung yang memantulkan berkas cahaya ke sebuah mistar
untuk mengamati puntiran serat. Dua bola besar
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

bermassa M didekatkan pada bola kecil m. Adanya gaya gravitasi


antara kedua bola tersebut menyebabkan serat terpuntir. Puntiran ini
menggeser berkas cahaya pada mistar. Dengan mengukur gaya antara
dua massa, serta massa masing-masing bola,

Cavendish mendapatkan nilai G sebesar:

G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2

Percepatan Gravitasi

Percepatan gravitasi adalah percepatan suatu benda akibat gaya


gravitasi. Gaya gravitasi bumi tidak lain merupakan berat benda, yaitu
besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda. Jika massa
bumi M dengan jari-jari R, maka besarnya gaya gravitasi bumi pada
benda yang bermassa m dirumuskan:

Karena w = F dan w = m.g, maka:

dengan:

g = percepatan gravitasi (m/s2)

M = massa bumi (kg)

R = jari-jari bumi (m)

G = konstanta gravitasi (Nm2kg-2)


Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Apabila benda berada pada ketinggian h dari permukaan bumi


atau berjarak r = R + h dari pusat bumi, maka perbandingan g pada
jarak R dan g pada permukaan bumi dirumuskan:

dengan:

g = percepatan gravitasi pada permukaan bumi (m/s2)

g = percepatan gravitasi pada ketinggian h dari permukaan bumi


(m/s2)

R = jari-jari bumi (m)

h = ketinggian dari permukaan bumi (m)

Medan Gravitasi

Ruang di sekitar benda bermassa disebut medan gravitasi. Jadi,


medan gravitasi ditimbulkan oleh benda benda bermassa. Sebuah
benda yang dipengaruhi medan gravitasi akan mendapatkan gaya
gravitasi. Semua benda di permukaan Bumi mengalami gaya gravitasi
bumi yang disebut sebagai berat benda. Besarnya adalah :

w= G

Gambar 1.3: Satelit mengorbit bumi berada dalam medan gravitasi bumi
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

w = mg

dengan :
w = gaya berat benda (N)
M = massa Bumi
m = massa benda (kg)
r = jari jari Bumi
g = besar percepatan gravitasi (ms-1)
Dalam hal ini, g merupakan kuat medan gravitasi. Dari
persamaan 1.7 dan 1.8 diperoleh

mg = G g=G
dengan :
g = kuat medan gravitasi/percepatan gravitasi (ms-2)
G = konstanta gravitasi umum (6,67 x 10-11 Nm2kg-2)
M = massa bumi (kg)
r = jarak benda ke pusat Bumi (m)
Besar kuat medan gravitasi (g) yang dialami oleh suatu benda
karena pengaruh Bumi berbeda beda, tergantung pada jarak benda ke
pusat Bumi. Semakin jauh jarak benda dari pusat Bumi, semakin kecil
kuat medan gravitasi yang memengaruhinya. . Sama halnya seperti
menentukan resultan gaya gravitasi dari dua benda bermassa M1 dan
M2 , kuat medan gravitasi (g) oleh dua massa benda juga dapat
ditentukan resultannya. Hal tersebut disebabkan kuat medan gravitasi
oleh dua benda bemassa M1 dan M2.

g1 =G dan g2 = G
Kuat medan gravitasi yang merupakan besaran vektor diukur
dalam satuan Nkg-1 atau ms-2. Resultan dari kedua kuat medan gravitasi
tersebut adalah :

g=

Secara vektor, kuat medan gravitasi pada sebuah titik karena


pengaruh beberapa benda bermassa diuliskan menjadi :
g = g1 + g2 + g3 +.......+gn
Karena g adalah besaran vektor, maka penjumlahannya berbeda
dengan penjumlahan biasa.

3. Hukum Hukum Newton


o Hukum I Newton
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Hukum I Newton ini menggambarkan sifat benda yang selalu


mempertahankan keadaan diam atau keadaan bergeraknya yang
dinamakan inersia atau kelembaman. Oleh karena itu, Hukum I
Newton dikenal juga dengan sebutan Hukum Kelembaman.
Kelembaman pada suatu benda menyebabkan sebuah benda yang
bergerak dengan kecepatan yang relatif tetap akan tetap bergerak
pada kecepatan tersebut dan benda-benda yang diam akan tetap diam,
kecuali ada gaya-gaya tak setimbang yang bekerja padanya.
Kelembaman merupakan sifat dasar dari semua benda.
Dalam suatu gerak planet, hukum I Newton ini dibuktikan dengan
tetap bergeraknya planet dalam orbit masing-masing. Hal ini
membuktikan bahwasannya pergerakan planet dalam tatasurya
memenuhi hukum I Newton ini. Kecepatan yang dimiliki para planet ini
dapat dikatakan tetap, kenapa? Karena dengan kecepatan yang tetap
ini planet tetap terus bergerak mengikuti orbitnya atau planet tidak
bergerak sesukanya.
Selain itu massa dalam hal ini juga sangat berpengaruh,kenapa?
Karena jika kita mengartikan bahwa kelembaman atau inersia ituu
sebagai sikap malas, maka benda yang massanya lebih besar memiliki
inersia yang lebih besar dibandingkan benda yang massanya kecil.
Selain itu kita memiliki dalil mengenai planet yang bergerak pada
orbit-orbitnya.

o Hukum II Newton
Hukum II Newton merupakan ilmu yang mempelajari gerak
dengan memperhitungkan penyebabnya. Kita dapat menjabarkan besar
gaya gravitasi yang dimiliki oleh planet-planet dengan menggunakan
Hukum II Newton , dengan cara yang sederhana,dengan memulainya
dari fakta-fakta empiris yang telah ditemukan Kepler. Untuk
memudahkasn analisa kita anggap bahwa planet-planet bergerak dalam
lintasan yang berbentuk lingkaran dengan jari-jari r, dengan kelajuan
konstan v. Karena planet bergerakdalam lintasan lingkaran maka planet
mengalami percepatan sentripetal yang besarnya diberikan oleh
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

F=m. a
Dengan menggunakan percepatan sentripetal maka,
F=m. a s

F=m 2 r

o Hukum III Newton


Hukum III Newton menyatakan bahwa jika benda 1 memberikan
gaya pada benda 2 maka pada saat yang sama benda 2 akan
memberikan gaya pada benda 1. Besarnya sama tapi arah kedua
gayanya berlaawanan. Salah satu gaya disebut aksi, dan satu lainnya
disebut reaksi.
Faksi = -Freaksi
Gaya aksi-reaksi ini lah yang telah berjasa memersatukan
matahari, planet, dan benda langit lainnya karena gaya tarik (gravitasi)
yang mereka miliki akhirnya terbentuklah suatu sistem yang sekarang
kita kenal sebgai sistem tata surya.
4. Penerapan Hukum Gravitasi Newton

a. Menentukan Massa Bumi

Massa Bumi dapat ditentukan berdasarkan persamaan


(2.2).Mengingat percepatan gravitasi di permukaan bumi g = 9,8 m/s2,
jari-jari bumi R = 6,38 x 106 m dan konstanta gravitasi G = 6,67 x10-
11
Nm2kg-2, maka:
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

b. Orbit Satelit Bumi

Satelit-satelit yang bergerak dengan orbit melingkar (hampir


berupa lingkaran) dan berada pada jarak r dari pusat bumi, maka
kelajuan satelit saat mengorbit Bumi dapat dihitung dengan
menyamakan gaya gravitasi dan gaya sentripetalnya.

Berdasarkan Hukum II Newton F = m.a (satelit), maka:

Pada saat geosinkron, dimana periode orbit satelit sama dengan


periode rotasi bumi, maka jari-jari orbit satelit dapat ditentukan sebagai
berikut:

Karena:

T adalah periode satelit mengelilingi Bumi, yang besarnya sama


dengan periode rotasi bumi.

T = 1 hari

= 24 jam
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

= 86.400 sekon

Jadi ketinggian satelit adalah dari pusat bumi atau


36.000 km di atas permukaan bumi.

c. Kelajuan Benda untuk Mengorbit Planet

Suatu benda yang dilemparkan secara horizontal dari tempat-


tempat yang dekat dengan permukaan Bumi akan
mengikuti lintasan parabola, akan jatuh kembali
kepermukaan bumi.Tetapi jika kelajuan benda
diperbesar terus, maka pada kelajuan tertentu,
lintasan yang ditempuh benda bisa mengikuti
kelengkungan permukaan Bumi. Jika hambatan
Gambar 1.4 udara diabaikan, benda akan mengorbit mengitari
bumi dan
benda tersebut tidak pernah jatuh ke permukaan Bumi. Misalkan satelit
bergerak mengitari planet Bumi dengan kelajuan v berlawanan arah jarum
jam. Untuk tempat-tempat yang dekat dengan permukaan bumi, jari-jari
orbit r dapat diambil mendekati jari-jari Bumi R, yang telah diketahui
bahwa pada orbitnya satelit (massa m) ditarik oleh Bumi (massa M)
dengan gaya gravitasi.
GmM GmM
FG = r atau FG = r
r R
Gaya gravitasi inilah yang berperan sebagai gaya sentripetal
2
mv
F sp =
R
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Sehingga satelit dapat mengorbit Bumi. Jadi,


mv2 GmM
F sp=FG ; = 2
R R

v 2=
GM
R
atau v=
GM
R
Percepatan gravitasi tempat-tempat yang dekat dengan permukaan
planet dapat dinyatakan sebagai

v 2=
GM
R
atau v=
GM
R
Jika GM dari persamaan pertama

2
v=
|g R2|
R
atau v= gR

dengan g adalah percepatan gravitasi dekat dengan permukaan planet


dan R adalah jari-jari planet.
Percepatan gravitasi dekat dengan permukaan Bumi kira-kira g =
9,8 m/s2 dan jari-jari Bumi R=6,4 x 106 m, sehingga kelajuan yang
diperlukan satelit untuk mengorbit Bumi v adalah
2
s
6,4 106 m

9,8 m/

v = g B R=
v =7923,6 m s1 7,9 km s1

5. Kesesuaian Hukum-hukum Keppler dengan Hukum Gravitasi


Newton

Newton juga menunjukkan bahwa hukum III Keppler juga bisa


diturunkan secara matematis dari Hukum Gravitasi Universal dan
Hukum Newton tentang gerak dan gerak melingkar. Sekarang mari kita
tinjau Hukum III Keppler mengunakan pendekatan Newton.
Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Terlebih dahulu kita tinjau kasus khusus orbit lingkaran, yang


merupakan kasus khusus dari orbit elips. Kita tulis kembali persamaan
Hukum II Newton:

Pada kasus gerak melingkar beraturan, hanya terdapat


percepatan sentripetal, yang besarnya adalah:

Kita tulis kembali persamaan Hukum Gravitasi Newton:

Sekarang kita masukkan persamaan Hukum Gravitasi Newton dan


percepatan sentripetal ke dalam persamaan Hukum II Newton :

Dengan m1 adalah massa planet,m2 adalah massa matahari,


r1 adalah jarak rata-rata planet dari matahari, v 1 merupakan laju rata-
rata planet pada orbitnya.Waktu yang diperlukan sebuah planet untuk
menyelesaikan satu orbit adalah T1, dimana jarak tempuhnya sama
dengan keliling lingkaran, 2 r1. Dengan demikian, besar v1 adalah:.

Kita masukkan persamaan v1 ke dalam persamaan di atas:


Diyah Ayu Budi Lestari / 4201414027

Anda mungkin juga menyukai