PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat 2010 berdasarkan konsep
paradigma sehat dengan salah satu strateginya profesionalisme, penekanan program
pada pelayanan kesehatan yang berkualitas. Secara keseluruhan derajat kesehatan
dari masyarakat Indonesia telah meningkat. Namun derajat kesehatanibu (maternal)
masih sangat memprihatinkan ini dapat dilihat dari masih tingginya jumlah
kematian ibu dalam proses kehamilan, persalinan dan nifas. Tahun 1997 di
Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) 334/100.000 Kelahiran Hidup (KH) atau 1
kematian ibu diantara 299 jumlah persalinan.
Indonesia dilingkungan ASEAN, merupakan negara dengan angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan
lebih bermutu memperhatikan angka kematian ibu dan bayi dapat dikemukakan
bahwa :
a Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama
sangat dibutuhkan
b Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
resiko tinggi tidak atau terlambat diketahui
c Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak,
terlalu muda, dan telalu tua untuk hamil
d Gerakan Keluarga Berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan
sumber daya manusia melalui Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKNS)
e Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi
f Pendidikan masyarakat yang rendah cenderung memilih pemeliharaan
kesehatan secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan
modern
1
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
negara berkembang, maka pemerintah telah menyediakan sarana pelayanan ibu
hamil dengan sistem rujukan dengan mata rantai rujukan sejak dari posyandu,
puskesmas, hingga rumah sakit kabupaten, oleh bidan desa, bidan / dokter
puskesmas, dokter spesialis obstetrik ginekologi, dokter spesialis anak dengan alat-
alat canggihnya. Namun pemanfaatan sarana tersebut masih rendah, terdapat 60-80
% ibu bersalin belum menggunakannya disebabkan merasa tidak membutuhkan,
jarak yang jauh dengan kesilitan transportasi, biaya mahal yang harus ditanggung
oleh keluarga dan kepercayaan pada dukun masih sangat tinggi. Mereka masih
memilih melahirkan dirumah diantara keluarga.
Dengan peningkatan kemampuan dan kepercayaan kepada bidan didesa
(BDD), jumlah persalinan oleh tenaga kesehatan dimasyarakat pedesaan mulai
meningkat. Namun persalinan dirumah ibu hamil masih tetap tinggi yaitu 60-80 %.
Dalam UU RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan terdapat perubahan
orientasi mengenai upaya kesehatan, termasuk untuk ibu hamil, dari pelayanan
kesehatan yang bersifat penyembuhan danb pengobatan (raktip0kuratip) menjadi
pemeliharaan kesehatan yang bersifat pencegahan dan peningkatan derajat
kesehatan (pro-aktif) preventif (promotif).
Pada pembukaan Rakerjas Departemen Kesehatan RI tanggal 1 Maret
1999 telah dicanangkan oleh Presiden RI Gerakan Pembangunan Berwawasan
Kesehatan sebagai strategi Nasional dengan visi Indonesia sehat 2010 dan pola
pikir baru paradigma sehat yang bersifat promotif / preventif dengan prilaku
proaktif. Dengan strategi profesionalisme pelayanan kesehatan ibu ditingkatkan
cakupan, kualitas dan rujukan yang berawal dari ibu hamil sehat melalui :
1) Pendekatan pelayanan kesehatan dasar Primary Health Care.
2) Pendekatan resiko untuk ibu hamil, dan
3) Sistem rujukan paripurna terpadu diwilayah kabupaten / kota
(Poedji Rochjati, 2003;3)
2
B. Tujuan
I. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu melakukan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan pendekatan secara komprehensif dan holistik
C. Metode Penulisan
I. Praktek Langsung
Melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan ANC patologis dan melakukan
pendekatan keluarga
D. Batasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis membatasi
penulisan asuhan kebidanan ini pada kasus ANC patologis letak sungsangdi BPS
Endang Mawarsih Amd. Keb.
3
E. Sistematika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
I. Tujuan Umum
II. Tujuan Khusus
C. Metode Penelitian
I. Praktek Langsung
II. Bimbingan dan Konsultasi
D. Batasan Masalah
E. Sistematika Penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka
A. Definisi
B. Insiden
C. Etiologi
D. Klasifikasi
I. Letak Bokong (Frank Breech)
II. Letak Sungsang Sempurna (Complete Breech)
III. Letak Sungsang tidak Sempurna (Incomplete Breech)
E. Diagnosis
I. Pemeriksaan Abdomen
II. Pemeriksaan Vagina
III. Auskultasi
IV. Pemeriksaan Foto Rontgen
V. Pemeriksaan USG
F. Prognosis
I. Bagi Ibu
II. Bagi Anak
G. Penanganan Sewaktu Hamil
H. Penanganan Pada Saat Persalinan
I. Cara Melahirkan Bahu dan Lengan
4
I. Cara Klasik
II. Cara Louset
III. Cara Mueller
IV. Cara Bracht
V. Cara Potter
J. Melahirkan Kepala
I. Mouriceau
II. Desnoo
III. Wigand Martin Winckel
IV. Naujoks
V. Cara Praque, Terbalik
Bab 3 Tinjauan Kasus
A Pengkajian
B Identifikasi Masalah / Diagnosa
C Antisipasi Masalah Potensial
D Identifikasi Kebutuhan Segera
E Intervensi
F Implementasi
G Evaluasi
Bab 4 Pembahasan
Bab 5 Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A Definisi
a Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala difundus uteri dan bokong berada dibagian bawa kavum uteri
(Prawirohardjo, 2002; 606)
b Letak sungsang merupakan letak membujur dengan kepala di fundus uteri (IBG,
Manuaba, 2001; 237)
B Insiden
Presentasi bokong umumnya terjadi pada kehamilan yang belum aterm.
Namun demikian sebelum proses persalinan dimulai, sering janin berputar spontan
menjadi presentasi kepala, sehingga presentasi bokong hanya terdapat sekitar 3-4 %
dari persalinan bayi tunggal. Sebagai contoh, 3 % dari 49.156 bayi tunggal yang
lahir antara tahun 1983-1986 dirumah sakit Parkland adalah presentasi bokong
(Cunningham, 1995; 403)
C Etiologi
Karena berbagai sebab yang belum jelas, menjelang kehamilan aterm,
kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan presentasi
verteks presentai bokong umumnya terjadi pada akhir trimester kedua kehamilan
atau mendekati aterm. Faktor predisposisi untuk presentasi bokong selain usia
kehamilan adalah relaksasi uterus yang disebabkan oleh multiparitas, bayi multipel,
hidramnion, oligobidramnion, hidrosefalus, anensefalus, presentasi bokong
sebelumnya, anomali uterus dan berbagai humor dalam panggul.
Implantasi plasenta didaerah kornu fundus uteri diduga merupakan
predisposisi presentasi bokong. Fanu dan Vadavinkova (1978) menunjukkan bukti-
bukti dengan USG bahwa terdapat presentasi yang sangat tinggi pada implantasi
plasenta didaerah kornu fundus uteri dengan presentasi bokong(73%) dibandingkan
6
dengan presentasi verteks (5%). Frekuensi presentasi bokong juga meningkat pada
plasenta previa, meskipun hanya sedikit kasus presentasi bokong yang berhubungan
dengan plasenta previa (Cunningham, 1995; 403)
D Klasifikasi
a Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tangkai terangkat keatas
E Diagnosa
a Pemeriksaan Abdomen
Dengan perasat leopold pertama, secara khas ditemukan bahwa kepala janin yang
keras dan bulan dengan balotement sudah dapat menempati bagian fundus uteri,
perasat kedua menunjukkan punggung sudah berada satu sisi dengan abdomen
dan bagian-bagian kecil berada pada sisi yang lain. Pada perasat ketiga, bokong
7
janin masih dapat digerakkan diatas pintu atas panggul selama engagement belum
terjadi, misalnya karena diameter intertrokanterika dari engagement, perasat
keempat memperlihatkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis
b Pemeriksaan Vagina
Diagnosis presentasi bokong murni diperkuat dengan pemerisaan vagina yaitu
dengan meraba bagian-bagian khas. Tuberositas iskiadika, sakram maupun anus
biasanya teraba, dan setelah turun lebih jauh, genetalia eksterna dapat dibedakan
Khusus pada partus lama, bokong dapat membengkak dan hal ini menyebabkan
kesulitan untuk membedakan muka dengan bokong, anus bisa dikira mulut dan
tuberositas iskiadiko dapat dikira penonjolan pipi, dengan pemeriksaan yang
cepat, kesalahan tersebut akan dapat dihindari karena jari tangan pemeriksaan
dapat merasakan tahanan otot bila bagian tersebut berupa anus, sedangkan bagian
rahang akan terasa lebih keras dan tidak berubah ketika diraba lewat mulut. Lebih
lanjut, ketika jari tangan dikeluarkan dari anus, acapkali janin tersebut
berlumuranmekoneum. Mulut dan kedua tonjolan tulang pipi akan membentuk
bangunan segitiga, sedangkan tuberositas iskiadika dan anus akan membentuk
satu garis lurus. Akan tetapi, petunjuk yang lebih tepat bisa diperoleh berdasarkan
lokasi sakrum dan prosessus spinosus, yang dapat menegakkan diagnosis tentang
posisi dan macamnya
Pada presentasi bokong lengkap, kaki dapat diraba disebelah bokong, sedangkan
pada presentasi kaki, letak salah atu atau kedua kaki lebih redah dari bokong.
Pada presentasi kaki, kaki kanan atau kiri dapat ditentukan berdasarkan
hubungannya dengan ibu jari kaki. Bila bokong turun lebih jauh kedalam rongga
panggul, maka genetalia dapat diraba, jika tidak terjadi pembengkakan yang
sangat, kita dapat menentukan jenis kelamin bayi.
c Auskultasi
Djj paling jelas terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari pusat, sedangkan
bila ada engagement kepala janin, suara jantung terdengar dibawah pusat
8
d Pemeriksaan foto rontgen
Bayangan kepala difundus
e Pemeriksaan USG
USG merupakan pemeriksaan yang ideal untuk memastikan perkiraan klinis
presentasi bokong dan juga untuk mengidentifikasi setiapkelainan janin, penting
untuk merencanakan jalannya persalinan (Rustam Mochtar, 1998; 352 dan
Cunningham, 1995, 404)
F Prognosis
a Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besar, juga karena dilakukan tindakan.
Selain itu ketuban lebih cepat pecah dan partus lebih lama, jadi mudah terkena
infeksi
b Bagi Anak
Prognosa tidak begitu baik, karena adanya gangguan peredaran darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir, tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul, anak bisa menderita asfiksia.
9
Teknik :
a Lebih dahulu bokong lepaskan dari P.A.P dan ibu berada dalam posisi
trendelennburg
b Tangan kiri letakkan dikepala dan tangan kanan kanan pada bokong
c Putar kearah muka / perut janin
d Lalu tukar tangan kiri diletakkan dibokong dan tangan kanan dikepala
e Setelah berhasil pasang gurita, dan observasi tensi, Djj, serta ketuban
10
b Cara Lovset
Setelah sumbu bahu janin berada dalam ukuran muka belakang, tubuhnya ditarik
kebawah lalu dilahirkan bahu serta lengan belakang. Setelah itu janin diputar 90 o
sehingga bahu depan menjadi bahu belakang, lalu dikeluarkan seperti biasa
c Cara Mueller
Tarik janin vertikal kebawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara
melahirkan bahu lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari
menyapu muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki keatas lalu bahu
lengan belakang dikait menyapu kepala
d Cara Bracht
Bokong ditangkap, tangan diletakkan pada paha dan sakrum, kemudian janin
ditarik keatas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin kecil dan multipara
e Cara Potter
Dikeluarkan dulu lengan dan bahu dengan menarik janin kebawah dan menekan
dengan 2 jari pada skapula. Badan janin diangkat keatas untuk melahirkan lengan
dan bahu belakang dengan menekan skapula belakang.
J Melahirkan Kepala
a Mauriceau
Masukkan jari-jari dalam mulut (muka mengarah kekiri = jari kiri,
mengarahkekanan = jari kanan). Letak anak menunggang pada lengan sementara
tangan lain memegang pada tengkuk, lalu tarik kebawah sampai rambut dan
kepala dilahirkan. Kegunaan jari dalam mulut, hanya untuk menambah fleksi
kepala
b De Snoo
Tangan kiri menadah perut dan dada serta 2 jari diletakkan dileher (menunggang
kuda) tangan kanan menolong menekan diatas symphisis. Perbedaannya dengan
Mauriceau ialah disini tangan tidak masuk dalam vagina.
11
c Wigand Martin-Winckel
Satu tangan (kiri) dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulai janin sedang jari
tengan dah ibu jari pada rahang bawah. Tangan lain menekan diatas simfisis atau
fundus
d Naujoks
Satu tangan memegang leher janin dari depan, tangan lain memegang leher pada
bahu, tarik janin kebawah dengan bantuan dorongan dari atas simfisis
12
BAB 3
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN DATA
tanggal : 25 juni 2007 Jam 19.00 WIB
I. Data Subyektif
a Identitas
Nama : Ny. S Nama suami : Tn. M
Umur : 21 tahun Umur : 25 Tahun
Bangsa/suku :WNI / jawa Bangsa/suku : WNI / jawa
Agama :Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Petemon Alamat : Petemon
III/189 III/189
Telp : -
c Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang di derita.
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan campak.
Penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun menahun seperti asma, HT
dan jantung. selama kehamilannya ibu tidak pernah menderita sakit dan
dirawat di Rumah Sakit dalam waktu yang lama
2) Riwayat penyakit keluarga.
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti
TBC dan campak, penyakit menurun seperti DM dan HT ataupun penyakit
13
menahun seperti asma, HT, dan jantung dan juga tidak ada keturunan
kembar.
d Riwayat Menstruasi
Siklus menstruasi : 30 hari Menarche : 12 tahun
Lama : 5-6 hari HPHT : 04-12-2006
Warna : merah segar TP : 11-09-2007
Bau : anyir
g Riwayat Psikososial
14
1) Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya saat ini, dan
ibu sedikit cemas karena keadaan kehamilannya
2) Ibu berharap dapat melahirkan dengan selamat
15
Ibu beragama islam dan mengatakan selalu beribadah sesuai ajaran
agamanya.
i Prilaku Kesehatan
Ibu mengatakan sebelum dan selama hamil tidak pernah merokok,tidak
minum-minuman beralkohol, periksa kehamilan 1x BPS Endang Mawarsih.
b Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
1) Kepala: Tidak ada benjolan, rambut bersih, tidak rontok.
2) Muka: Bulat tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
3) Mata: Simetris, konjungtiva merah muda, sclera tdk ikterus.
4) Hidung: Bersih, tidak ada polip.
5) Mulut/gigi: Bersih, tidak stomatitis, tidak terdapat lubang
pada gigi jumlah gigi lengkap
6) Telinga: Simetris tidak ada serumen, pendengaran baik.
7) Leher: tidak ada struma, pembesaran kelenjar lympha dan
vena jugularis tidak ada.
16
8) Mammae: membesar, hiperpigmentasi pada papilla &
areola mammae, putting menonjol, colostrum +/-
9) Perut: Membesar sesuai umur kehamilan, terdapat linea
alba dan striae lividae, tidak terdapat luka bekas operasi.
10) Anogenital: Bersih,oedema tidak ada, varices tidak ada,
candilomalata tidak ada, cikatrik tidak ada, haemoroid tidak ada.
11) Ekstremitas: simetris, varices dan oedema tidak ada
Palpasi
Leopold I : 2 jari atas pusat
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan melenting
(kepala).
Leopold II : Teraba tahanan seperti papan, keras, memanjang pada sisi kiri
perut ibu.
Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian
bawah rahim (bokong)
Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu atas panggul
Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi 144 x/menit
Perkusi
Reflek patella +/+
c Pemeriksaan penunjang
Darah : Hb - gr%
Urine : Albumin: Tidak dilakukan
Reduksi: Tidak dilakukan
17
B. Assasment/ Analisa data / diagnosa
Tanggal/jam Data Dasar Diagnosa
25-06-2007 DS: Ibu mengatakan GI POOOOO, uk:
Jam: 19.15 - Ini hamil yang pertama 28 minggu,
- Tidak haid selama 7 bulan tunggal,hidup,intra
- Ibu mengatakan lebih banyak uteri,letak
merasakan pergerakan anak pada perut sunsang,puki,bagian
bagian bawah. terendah janin
- HPHT: 04-12-2006 belum masuk
PAP,keadaan jalan
DO: KU : Baik lahir normal, KU
- Kesadaran : Composmentis ibu dan janin baik
- BB setelah hamil 57 kg
- TTV:
- Tensi : 120/70 mmHg
- Suhu : 37 0C
- Nadi : 90x/menit
- RR : 18x/menit
- Palpasi
Leopold I :
2 jari atas pusat
pada bagian fundus
teraba bagian keras
bundar dan
melenting (kepala).
Leopold II : Teraba tahanan
seperti papan, keras,
memanjang pada
sisi kiri perut ibu.
18
Leopold III : Teraba lunak, lebar
dan tidak dapat
melenting pada
bagian bawah rahim
(bokong).
Leopold IV : Bagian bawah anak
belum masuk pintu
atas panggul.
- Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi 144x/menit
- Perkusi
Reflek patella +/+
- Usia kehamilan 28
Masalah :
Cemas sehubungan dengan kehamilan letak sungsang
Kebutuhan :
- Penjelasan tentang kehamilan ibu (letak sungsang)
- Memberi dukungan moril pada ibu
- Mendengarkan semua keluhan ibu dan berusaha memecahkan masalah
- Menganjurkan untuk sabar dan berdoa
C. Masalah Potensial
Potensial Terjadi partus lama
19
E. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
TUJUAN
Jangka pendek :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama + 30 menit diharapkan ibu mengerti tentang
kehamilannya dan gangguan psikologis cemas serta takut dapat berkurang dengan
kriteria
a Ibu mengerti tentang penjelasan petugas kesehatan
b Pasien mengerti tentang letsu pada bayi
c Ibu mau memeriksakan kehamilannya secara teratur
d Pasien tidak terlalu khawatir pada kehamilannya
Jangka panjang :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam jangka waktu + 2 bulan diharapkan ibu dapat
melahirkan dengan lancar tanpa ada komplikasi dengan kriteria :
a. Ibu melahirkan ditolong petugas kesehatan
b. Ibu dan bayi lahir dengan selamat
20
kehamilan dan dapat berperan aktif
keadaan ibu saat dalam pemilihan
ini. kesehatan
kehamilannya dan
mau kontrol secara
4. Jelaskan pada teratur.
ibu tentang 4. Menambah
kehamilan letak pengetahuan ibu
sungsang sehingga mengurangi
kecemasan
5. Diharapkan
5. Diskusikan bahwa
bersama ibu untuk Dengan
mengatasi senam hamil
sungsang yaitu akan bisa
dengan: membantu
- Senam hamil merubah posisi
- Menungging bayi dengan
- Tidak boleh gerakan-gerakan
Dipijat. yang khusus
Dengan
menungging
yang akan
membuat kepala
lebih berat
dibandingkan
bokong bergerak
6. Berikan kebawah
support mental 6. Ibu akan lebih
pada ibu dengan tenang dan siap
melibatkan menghadapi
21
keluarga persalinan
7. Jelaskan HE 7. Meningkatkan
tentang 6 tanda pengetahuan ibu dan
bahaya kehamilan. apabila ada
komplikasi segera di
ambil tindakan.
8. Memberikan 8. Perawatan masa
HE tentang hamil untuk
perawatan merangsang produksi
payudara. ASI, menjaga
kebersihan payudara
9. Agar ibu segera
9. Menjelaskan ke BPS apabila ada
tentang tanda- tanda-tanda
tanda persalinan. persalinan.
10. Sebagai tablet
10. Memberikan penambah darah dan
tablet Fe dan multivitamin.
multivitamin. 11. Untuk
11. Memberikan mengetahui kondisi
informasi kehamilan ibu
kunjungan selanjutnya.
selanjutnya.
22
F. Pelaksanaan
Tanggal Implementasi
25-06-2007 1. Menyapa ibu dengan hangat dan memperkenalkan diri.
19.35 2. Melakukan pemeriksakan TTV dan kehamilan.
- TTV:
a. Tensi : 120/70 mmHg
b. Suhu : 37 0C
c. Nadi : 90x/menit
d. RR : 18x/menit
TB/BB : 157 cm/ 57 kg
Usia kehamilan 28 minggu
- Palpasi
Leopold I :
2 jari atas pusat
pada bagian fundus teraba bagian keras
bundar dan melenting (kepala).
Leopold II : Teraba tahanan seperti papan, keras,
memanjang pada sisi kiri perut ibu.
Leopold III : Teraba lunak, lebar dan tidak dapat
melenting pada bagian bawah rahim
(bokong).
Leopold IV : Bagian bawah anak belum masuk pintu
atas panggul.
- Auskultasi
DJJ: (+) baik, frekuensi 144x/menit
- Perkusi
Reflek patella +/+
3. Menjelaskan pada ibu tentang tujuan pemeriksaan kehamilan :
23
- Untuk mendeteksi dini adanya faktor resiko
- Mengetahui pertumbuhan janin dalam kandungan
- Memantau keadaan kesehatan ibu dan janin
- Mempersiapkan ibu dan bayi menjelang persalinan
- Menjelaskan pada ibu tentang keadaan kehamilannya saat ini
yaitu :
- Usia kehamilan 28 mgg
- Letak janin sungsang (bokong dibawah)
- Anak tunggal dan hidup
- Menganjurkan ibu untuk berserah diri kepada Tuhan agar
posisi anak normal yaitu kepala dibawah
4. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan letak sungsang
merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala difundus uteri dan bokong berada dibagian bawah
cavum uteri serta memberitahu ibu bahwa janin dapat lahir
melalui jalan lahir.
5. Mendiskusikan dan mengajari ibu untuk senam hamil 1
minggu sekali dan mengajari ibu untuk menungging yaitu
seperti saat sujud sholat dan menempel pada tempat tidur, kaki
ditekuk dan paha tegak lurus tempat tidur kedua tangan/lengan
ada disamping kanan/kiri tubuh. Dilakukan + 10 menit sehari.
Memberitahukan ibu untuk tidak memijat perutnya karena
akan membahayakan keadaan ibu dan janin
6. Memberi support mental pada ibu dengan melibatkan keluarga
atau suami dengan mengajak berdoa dan menyerahkan diri
pada Tuhan
7. Menjelaskan tentang 6 tanda bahaya kehamilan
a) Perdarahan pervagina.
b) Penglihatan kabur.
c) Nyeri kepala yang hebat.
d) Oedema.
24
e) Nyeri epigastrium.
f) Gerakan janin tidak ada.
25
G. Evaluasi
Tanggal Diagnosa Evaluasi
25-06-2007 GI POOOOO, uk: S: Ibu mengatakan bahwa ia mengerti dan
19.56 WIB 28minggu, memahami atas penjelasan yang
tunggal,hidup,intra diberikan.
uteri,letak
sunsang,puki,bagian O:
terendah janin belum - Ibu tampak mengerti dan
masuk PAP,keadaan paham.
jalan lahir normal, - Ibu mengajukan beberapa
KU ibu dan janin pertanyaan yang kurang di
baik pahaminya.
- Ibu mampu mengulang
saran-saran/nasehat yang di berikan
dengan benar.
A:NyS GI POOOOO, uk: 28 minggu,
tunggal,hidup,intra uteri,letak
sunsang,bagian terendah janin belum
masuk PAP,keadaan jalan lahir normal,
KU ibu dan janin baik
P: Anjurkan ibu untuk selalu memeriksakan
kehamilannya dan datang 1 minggu lagi
atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.
Pemberian terapi tablet Fe dan vitamin.
26
BAB 4
PEMBAHASAN
27
BAB 5
PENUTUP
A. Simpulan
Selama melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny S dengan G I P00000
kehamilan 28 Minggu janin tunggal, hidup, letak sungsang tidak mengalami suatu
kesulitan yang berarti, kareana selama diberikan penjelasan dan asuhan ibu tampak
kooperatif dalam semua tindakan sehingga dapat terjalin suatu kerjasama yang baik
dan akhirnya dapat membantu terselesaikannnya proses Asuhan Kebidanan yang di
lakukan oleh petugas kesehatan.
Adapun kesimpulan dari asuhan kebidanan yang di berikan :
a Pengkajian terhadap klien dengan GI P00000 kehamilan 28 minggu
janin tungggal, hidup, letak sungsang dapat di kaji dengan baik karena adanya
kepercayaan klien dengan petugas.
b Dari hasil pengkajian diagnosa GI P00000 hamil 28 minggu Intrauterin,
tunggal hidup letak bokong. Hal ini didapatkan sesuai dengan hasil pengkajian
dan pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas kesehatan.
c Tidak adanya masalah potensial, hal ini dikareNakan tidak
ditemukannya data subjektif dan objektif yang menunjang terjadinnya masalah
potensial.
d Asuhan yang segera di berikan, juga tidak ada hal ini dikarenakan tidak
munculnya masalah potensial
e Rencana asuhan yang diberikan adalah melakukan pendekatan
therapeutik, melakukan pemeriksaaan kehamilan secara lengkap. Menjelaskan
kepada ibu tentang keadaan kehamilannnya, memotivasi ibu untuk melakuakan
28
senam hamil, menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan, menjelaskan
tentang tanda-tanda persalinan, anjurkan ibu untuk control 1 minggu lagi.
f Berdasarkan diagnosa dan intervensi, implementasi dapat dilaksanakan
karena kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengnan klien.
g Evaluasi dapat dilakukan secara efektif karena ibu sangat kooperatif.
B. Saran
I. Untuk petugas kesehatan
a Selalu meningkatkan pengetahuan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kebidanan dan perawatan padaklien dengan letak sungsang
b Dapat memberikan pelayanan kebidanan secara menyeluruh
c Tetap menjaga kepercayaan klien dan selalu memberikan dukungan
29
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Saifudin, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Depkes RI, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta.
Manuaba. I.B.G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC.
30