Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan
setelah tertanamnya telur ( ovum ) yang telah dibuahi dalam rahim ( uterus )
sebelum usia janin ( fetus ) mencapai 20 minggu.
Secara umun, aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu sengaja ataupun tidak yang
biasa dilakukan saat janin berusia muda ( sebelum bulan ke 4 masa kehamilan).
Jadi, bisa disimpulkan bahwa aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan
atau pengguguran kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
( sebelum usia 20 minggu kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa
ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bias karena sang ibu tidak
menghendaki kehamilanya.

B. Macam - Macam Aborsi


Dilihat dari cara terjadinya, aborsi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu sebagai
berikut:
1. Aborsi spontan atau alamiah
Aborsi merupakan mekanisme alamiah yang menyebabkan terhentinya
proses kehamilan karena keguguran kandungan sebelum berumur 28 minggu.
Aborsi spontan dalah aborsi yang berlangsung tanpa tindakan apapun.
Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
Aborsi spontan dapat dikelompokkan lagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
a) Abortus imminens yaitu adanya gejala-gejalan yang mengancam akan terjadinya
aborsi. Dalam hal ini kadang-kadang kehamilan masih dapat diselamatkan.
b) Abortus incipiens yaitu terdapatnya gejala akan terjadinya aborsi, namun buah
kehamilan masih berada di dalam Rahim. Dalam hal ini kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi.
c) Abortus incompletes yaitu apabila sebagian dari buah kehamilan sudah keluar
dan sisanya masih berada dalam Rahim. Pendarahan yang terjadi biasanya cukup

1
banyak namun tidak berakibat fatal, untuk pengobatan perlu dilakukannya
pengosongan rahim secepatnya.
d) Abortus completes yaitu pengeluaran keseluruhan buah kehamilan dari Rahim.
Keadaan ini biasanya tidak memerlukan pengobatan.
e) Missed abortion yaitu keadaan dimana hasil pembuahan yang telah
mati tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.

2. Aborsi buatan atau sengaja


Aborsi buatan adalah suatu upaya untuk menghentikan proses kehamilan
dengan sengaja dengan bantuan orang lain atau obat-obatan sebelum kandungan
berumur 28 minggu, dimana janin yang dikeluarkan tidak bisa hidup di dunia luar.
Aborsi buatan di tinjau dari aspek hukum dapat digolongkan ke dalam 2
golongan yaitu :
a) Aborsi buatan legal
Aborsi buatan legal adalah pengguguran kandungan yang dilakukan menurut
syarat dan cara-cara yang dibenarkan oleh undang-undang dengan tujuan
menyelamatkan nyawa ibu.
b) Aborsi buatan ilegal
Aborsi buatan ilegal adalah pengguguran kandungan yang tujuannya selain
dari pada untuk menyelamatkan atau menyembuhkan si ibu, dilakukan oleh tenaga
yang tidak kompeten serta tidak memenuhi syarat dan cara-cara yang dibenarkan
oleh undang-undang.

C. Penyebab Terjadinaya Aborsi


1. Dari ketidaksiapan sang ibu
a) Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir atau
sekolahnya.
b) Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak.
c) Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah.
2. Karena factor ketidaksengajaan atau alami
a) Jika janin telah meninggal dalam kandungan.
b) Terjadi pendarahan secara terus menerus pada sang ibu.

2
3. Faktor kesehatan ibu
a) Adanya penyakit ganas ( kanker servik ) pada saluran jalan rahim.
b) Telah berulang kali mengalami operasi sesar.
c) Gangguan kejiwaan pada ibu yang disertai dengan kecenderungan untuk
bunuh diri.

D. Metode-metode atau teknik-teknik pengaborsian


Praktik aborsi dilakukan dengan beberapa macam teknik yaitu sebagai berikut:
1. Kuret dengan cara penyedotan ( sunction )
Metode ini dilakukan pada janin berusia 1-3 bulan. Teknik ini dilakukan
dengan memasukkan sebuah tabung ke dalam Rahim dan menyedot janin keluar
( terlepas dari dinding Rahim). Janin akan hancur dan tercabik-cabik menjadi
potongan kecil-kecil yang dimasukkan kedalam sebuah botol.
Ketelitian dalam melaksanakan metode ini sangat perlu dijaga guna
menghindari robeknya Rahim akibat salah sedot yang mengakibatkan pendarahan
hebat dan terkadang dilakukannya pengangkatan Rahim.
2. Teknik historotomi
Metode ini dilakukan pada janin berusia lebih dari 6 bulan. Cara ini
menggunakan sebuah alat bedah yang dimasukkan melalui dinding perut dan
rahim. Bayi beserta ari-ari serta cairan ketuban dikeluarkan dalam keadaan hidup
atau sudah meninggal. Jika janin masih hidup, janin biasa dibunuh dengan
menggunakan pil bunuh.
Metode ini memiliki resiko tertinggi untuk kesehatan wanita, karena ada
kemungkina terjadi perobekan Rahim.
3. Peracunan dengan garam ( salt poisoned )
Metode ini dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu ( 4 bulan ).
Ketika sudah banyak cairan yang terkumpul disekitar bayi dalam kantung bayi,
sebatang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke dalam kantung
bayi, lalu sejumlah larutan disedot keluar dan larutan garam yang pekat
disuntikkan kedalamnya. Bayi yang malang ini akan menelan garam beracun itu
dan ia amat menderita. Ia meronta-ronta dan menendang-nendang seolah-olah dia
dibakar hidup-hidup oleh racun itu. Dengan cara ini, sang bayi akan mati dalam

3
waktu kira-kira 1 jam, kulitnya benar-benar hangus. Dalam waktu 24 jam
kemudian, sang ibu akan mengallami sakit beranak dan melahirkan seorang bayi
yang sudah mati ( sering juga bayi ini lahir dalam keadaan masih hidup, biasanya
mereka dibiarkan saja agar mati).
4. Pil Roussell Unclaf ( RU-486)
Pil ini merupakan 1 campuran obat buatan Perancis tahun 1980.
Pengaborsiannya membutuhkan waktu 3 hari dan disertai kejang-kejang berat
serta pendarahan yang terus menerus sampai 16 hari.
5. Teknik Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh
dalam proses melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air
ketuban memaksa proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan Rahim ibu
mengerut dan janin keluar sebelum waktunya dan tidak mempunyai kemungkinan
untuk hidup sama sekali. Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi terlebih
dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan bahwa janin akan lahir dalam
keadaan mati, karena tak jarang terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara
paksa ini dan keluar dalam keadaan hidup.
Efek samping penggunaan prostaglandin tiruan iani adalah bagian dari ari-
ari yang tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma Rahim karena
dipaksa melahirkan, infeksi pendarahan, gagal pernafasan, gagal jantung dan
perobekan rahim.

E. Masalah Kesehatan Reproduksi akibat Aborsi


1. Komplikasi paska aborsi mengintai wanita yang:
a) Melakukan aborsi pada kehamilan lanjut;
b) Tidak dalam keadaan sehat saat menjalani aborsi.
c) Bingung akan pilihan melakukan aborsi, tetapi karena tekanan dan stress
berkelanjutan dan tak mau memperpanjang masalah, akhirnya melakukan
aborsi.
d) Punya kasus penyakit kelamin (gonorea/kencing nanah atau infeksi jamur
vagina: klamidia).
e) Tidak diberikan anestesi sama sekali saat tindakan aborsi dilakukan.

4
f) Rahimnya tidak benar-benar bersih dari sisa-sisa janin yang digugurkan.
g) Penolong aborsinya lalai, tidak mengecek dengan seksama hasil keluaran
rahim, karena ada kemungkinan kehamilan Anda adalah kehamilan
ektopik/molar (biasanya dikenal dengan kehamilan anggur), dan sisa-sisa
janin yang tertinggal adalah pangkal komplikasi yang berbahaya.
h) Mempunyai rhesus negatif. Untuk hal ini, Anda perlu mendapatkan suntikan
khusus guna mencegah timbulnya komplikasi.
i) Tidak menjalani pemeriksaan lanjutan setelah 24 jam menjalani aborsi.

F. Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun
keselamatan seorang wanita terutama kesehtan Reproduksi. Tidak benar jika
dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa
dan langsung boleh pulang.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama
mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang
sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis

Resiko Kesehatan dan Keselamatan Fisik


Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa
resiko yang akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku
Facts of Life yang ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)

5
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan atau pengguguran
kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan ( sebelum usia 20 minggu
kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dalam keadaan
darurat tapi juga bias karena sang ibu tidak menghendaki kehamilannya.
Aborsi dibagi menjadi 2 jenis yaitu aborsi spontan atau alamiah dan aborsi
buatan atau sengaja. Aborsi spontan atau alamiah dapat dibagi menjadi 5 yaitu
Aborsi imminens, Abortus incipiens, Abortus incompletes, Abortus completes dan
Missed abortion. Aborsi buatan atau sengaja dapat dibagi menjadi 2 yaitu aborsi
legal dan aborsi illegal.
Alasan seseorang melakukan aborsi adalah karena factor ketidaksiapan sang
ibu, factor kesehatan sang ibu dan factor ketidaksengajaan atau alami.
Metode atau teknik dalam melakukan aborsi adalah teknik sunction, teknik
historotomi, salt poisoned, pil roussell-unclaf dan teknik Prostaglandin.
Resiko dari aborsi dalam jangka pendek adalah pendarahan yang banyak dan
pembiusan yang gagal dapat mengakibatkan kematian, rasa sakit, shock atau
koma, infeksi disekitar kandungan dan bagian tubuh bayi yang tertinggal. Reisko
dari aborsi dalam jangka panjang adalah tidak dapat hamil lagi, keguguran
kandungan dan kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya.
Solusi atau pencegahan agar seseorang tidak melakukan aborsi adalah
dengan menguatkan iman diri sendiri dan berfikir kedepan sebelum melakukan
aborsi, memikirkan dampak atau resiko melakukan aborsi jika motif untuk
melakukan aborsi bukan untuk menyelamatkan sang ibu melainkan karena sang
ibu tidak menginginkan kehamilannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://sahabatrhysayku.blogspot.com/2013/02/makalah-tentang-aborsi_4.html
http://midwifecutes.blogspot.com/2012/10/makalah-aborsi.html

Anda mungkin juga menyukai