PEMBAHASAN
A. Pengertian
Dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan
setelah tertanamnya telur ( ovum ) yang telah dibuahi dalam rahim ( uterus )
sebelum usia janin ( fetus ) mencapai 20 minggu.
Secara umun, aborsi diartikan sebagai pengguguran kandungan yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu sengaja ataupun tidak yang
biasa dilakukan saat janin berusia muda ( sebelum bulan ke 4 masa kehamilan).
Jadi, bisa disimpulkan bahwa aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan
atau pengguguran kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
( sebelum usia 20 minggu kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa
ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bias karena sang ibu tidak
menghendaki kehamilanya.
1
banyak namun tidak berakibat fatal, untuk pengobatan perlu dilakukannya
pengosongan rahim secepatnya.
d) Abortus completes yaitu pengeluaran keseluruhan buah kehamilan dari Rahim.
Keadaan ini biasanya tidak memerlukan pengobatan.
e) Missed abortion yaitu keadaan dimana hasil pembuahan yang telah
mati tertahan dalam rahim selama 8 minggu atau lebih.
2
3. Faktor kesehatan ibu
a) Adanya penyakit ganas ( kanker servik ) pada saluran jalan rahim.
b) Telah berulang kali mengalami operasi sesar.
c) Gangguan kejiwaan pada ibu yang disertai dengan kecenderungan untuk
bunuh diri.
3
waktu kira-kira 1 jam, kulitnya benar-benar hangus. Dalam waktu 24 jam
kemudian, sang ibu akan mengallami sakit beranak dan melahirkan seorang bayi
yang sudah mati ( sering juga bayi ini lahir dalam keadaan masih hidup, biasanya
mereka dibiarkan saja agar mati).
4. Pil Roussell Unclaf ( RU-486)
Pil ini merupakan 1 campuran obat buatan Perancis tahun 1980.
Pengaborsiannya membutuhkan waktu 3 hari dan disertai kejang-kejang berat
serta pendarahan yang terus menerus sampai 16 hari.
5. Teknik Prostaglandin
Prostaglandin merupakan hormon yang diproduksi secara alami oleh tubuh
dalam proses melahirkan. Injeksi dari konsentrasi buatan hormon ini ke dalam air
ketuban memaksa proses kelahiran berlangsung, mengakibatkan Rahim ibu
mengerut dan janin keluar sebelum waktunya dan tidak mempunyai kemungkinan
untuk hidup sama sekali. Sering juga garam atau racun lainnya diinjeksi terlebih
dahulu ke cairan ketuban untuk memastikan bahwa janin akan lahir dalam
keadaan mati, karena tak jarang terjadi janin lolos dari trauma melahirkan secara
paksa ini dan keluar dalam keadaan hidup.
Efek samping penggunaan prostaglandin tiruan iani adalah bagian dari ari-
ari yang tertinggal karena tidak luruh dengan sempurna, trauma Rahim karena
dipaksa melahirkan, infeksi pendarahan, gagal pernafasan, gagal jantung dan
perobekan rahim.
4
f) Rahimnya tidak benar-benar bersih dari sisa-sisa janin yang digugurkan.
g) Penolong aborsinya lalai, tidak mengecek dengan seksama hasil keluaran
rahim, karena ada kemungkinan kehamilan Anda adalah kehamilan
ektopik/molar (biasanya dikenal dengan kehamilan anggur), dan sisa-sisa
janin yang tertinggal adalah pangkal komplikasi yang berbahaya.
h) Mempunyai rhesus negatif. Untuk hal ini, Anda perlu mendapatkan suntikan
khusus guna mencegah timbulnya komplikasi.
i) Tidak menjalani pemeriksaan lanjutan setelah 24 jam menjalani aborsi.
F. Resiko Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun
keselamatan seorang wanita terutama kesehtan Reproduksi. Tidak benar jika
dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia tidak merasakan apa-apa
dan langsung boleh pulang.
Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama
mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang
sudah terjadi.
Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Resiko gangguan psikologis
5
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan
berikutnya
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan atau pengguguran
kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan ( sebelum usia 20 minggu
kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dalam keadaan
darurat tapi juga bias karena sang ibu tidak menghendaki kehamilannya.
Aborsi dibagi menjadi 2 jenis yaitu aborsi spontan atau alamiah dan aborsi
buatan atau sengaja. Aborsi spontan atau alamiah dapat dibagi menjadi 5 yaitu
Aborsi imminens, Abortus incipiens, Abortus incompletes, Abortus completes dan
Missed abortion. Aborsi buatan atau sengaja dapat dibagi menjadi 2 yaitu aborsi
legal dan aborsi illegal.
Alasan seseorang melakukan aborsi adalah karena factor ketidaksiapan sang
ibu, factor kesehatan sang ibu dan factor ketidaksengajaan atau alami.
Metode atau teknik dalam melakukan aborsi adalah teknik sunction, teknik
historotomi, salt poisoned, pil roussell-unclaf dan teknik Prostaglandin.
Resiko dari aborsi dalam jangka pendek adalah pendarahan yang banyak dan
pembiusan yang gagal dapat mengakibatkan kematian, rasa sakit, shock atau
koma, infeksi disekitar kandungan dan bagian tubuh bayi yang tertinggal. Reisko
dari aborsi dalam jangka panjang adalah tidak dapat hamil lagi, keguguran
kandungan dan kelahiran prematur pada kehamilan berikutnya.
Solusi atau pencegahan agar seseorang tidak melakukan aborsi adalah
dengan menguatkan iman diri sendiri dan berfikir kedepan sebelum melakukan
aborsi, memikirkan dampak atau resiko melakukan aborsi jika motif untuk
melakukan aborsi bukan untuk menyelamatkan sang ibu melainkan karena sang
ibu tidak menginginkan kehamilannya.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://sahabatrhysayku.blogspot.com/2013/02/makalah-tentang-aborsi_4.html
http://midwifecutes.blogspot.com/2012/10/makalah-aborsi.html