Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari kasus di atas, dapat kita lihat bahwa pasien menderita


penyakit Pneumonia komunitas. Diagnosis tersebut dapat ditegakkan setelah
mengidentifikasi keluhan pasien dengan cara anamnesis, melakukan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pasien adalah seorang laki-
laki berusia 60 tahun dengan keluhan utama yaitu sesak napas sejak 4
hari SMRS, dan memberat setelah melakukan aktivitas dan berkurang saat
istirahat. Pasien masih nyaman tidur dengan satu bantal. Keluhan terbangun
saat malam hari karena sesak tidak dirasakan oleh pasien dan dan sesak napas
juga tidak dipengaruhi oleh perubahan cuaca dan mengi (-), hal ini dapat
menyingkirkan diagnosis adanya keluhan sesak napas karena asma. Sesak
nafas dapat terjadi akibat adanya gangguan pertukaran udara pada parenkim
paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorik
sampai ke alveolus karena mengalami peradangan. Volume udara yang
seharusnya dikeluarkan atau ditukar pada saat proses inspirasi - ekspirasi,
tidak terjadi secara sempurna akibat adanya cairan di alveolus yang
menghalangi proses oksigenasi. Pasien juga mengeluh batuk sejak 2 minggu
dan memberat 4 hati terakhir SMRS dengan dahak berwarna putih
kental. Dahak pasien (sputum) menunjukkan adanya proses pembersihan pada
saluran nafas yang terjadi infeksi karena hipersekresi mukus oleh sel goblet
sehingga menyebabkan produksi sputum yang berlebihan. Keluhan demam
sumer-sumer (+), menandakan adanya gejala sistemik pada proses infeksi
yang sedang terjadi dalam tubuh. Dari riwayat kesehatan pasien, kita tahu
bahwa sesak napas, batuk dan demam sumer-sumer yang diderita pasien
merupakan infeksi akut karena berlangsung hanya 4 hari. Keluhan lain seperti
keringat malam tanpa aktivitas, penurunan nafsu makan dan penurunan berat
badan disangkal. Sebelumnya 5 hari yang lalu pasien sempat berobat di
BPKM Jajar dengan keluhan yang sama dan diberi obat rawat jalan. Pasien
memiliki riwayat merokok selama 5 tahun dengan IB 45 kategori ringan.
Pada pemeriksaan keadaan umum: pasien tampak sakit sedang dengan
kesadaran kompos mentis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
takipnea atau frekuensi napas cepat dan demam. Denyut nadi biasanya
meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan.
Keadaan ini dipengaruhi berat ringannya infeksi kuman yang masuk.
Tekanan darah pasien tinggi karena .......(?) tidak ada riwayat HT T.T.
Pemeriksaan Paru: Auskultasi nampak suara dasar vesikulaer pada kedua
lapang paru disertai adanya suara tambahan ronkhi basah kasar.
Pemeriksaan penunjang dilakukan foto toraks PA/Lat dengan hasil paru
tampak infiltrat di paracardial bilateral disertai air bronchogram, kesan
pneumonia. Hasil pemeriksaan lab untuk darah rutin ditemukan azotemia,
leukositosis dan hipokalemia ringan, sedangkan analisis gas darah (AGD)
menunjukkan alkalosis respiratorik (?). Untuk menegakkan diagnosis
pasien, pasien direncanakan pemeriksaan mikrobiologi sputum dan
spirometri. Tes mikrobiologi sputum dilakukan untuk mengetahui apakah
keluhan pasien disebabkan oleh mikroba atau bukan, sedangkan tes spirometri
digunakan untuk menilai faal paru pasien.
Pada terapi awal di IGD pasien diberikan oksigenasi nasal kanul 1-2
liter per menit untuk mengatasi sesak napasnya. Pemberian makanan diet
rendah garam 1800 kkal karena tekanan darah pasien tinggi. Terapi cairan
diberikan NaCl 0,9 % sebanyak 20 tpm sudah mampu mengkoreksi
hipokalemianya. Untuk pemberian antibiotik diberikan antibiotik
broadspektrum yaitu ceftriaxon 2g/24 jam secara IV dan azytromycin 500
mg / 24 jam per oral sementara waktu sambil menunggu hasil mikrobiologi
sputumnya. Untuk menguragi keluhan demam dan batuk berdahak pada pasien
diberikan paracetamol 3 x 500mg dan N.acetil sistein 3 x 200 mg per oral.

Anda mungkin juga menyukai