Anda di halaman 1dari 8

Salah satu organ sistim ekskresi yg penting pada vertebrata adalah ginjal

Fungsi ginjal antara lain, mengeluarkan zat sisa organik seperti urea (dari deaminasi
protein), asam urat (dari katabolisme asam nukleat), kreatinin (dari proses penguraian
kreatin fosfat dalam jaringan otot), produk penguraian hemoglobin
Fungsi ginjal yg lain misalnya, pengaturan konsentrasi ion-ion yg penting, seperti
mengekskresi ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, sulfat dan fosfat. Ekskresi ion-
ion ini seimbang dengan asupan dan ekskresinya melalui rute lain seperti pada saluran
gastrointestinal atau kulit
Ginjal juga berfungsi sebagai pengaturan keseimbangan asam basa tubuh, seperti
mengendalikan ekskresi ion hidrogen, bikarbonat, amonium serta memproduksi urin
asam atau basa bergantung pada kebutuhan tubuh. Selain itu ginjal juga berfungsi
mengeluarkan zat beracun zat polutan, zat tambahan makanan, obat- obatan atau zat
kimia asing lain dari tubuh.

Pada Vertebrata yang mengadakan osmoregulasi, ginjal berfungsi dalam ekskresi maupun
osmoregulasi.
Pembuluh yang mengaliri ginjal dan struktur yang membawa urin yang terbentuk dalam
ginjal keluar dari tubuh merupakan komponen sistim ekskresi vertebrata.
Pada mamalia ginjal adalah sepasang organ bebentuk biji kacang merah (pada manusia
panjang ginjal sekitar 10 cm dan bobot ginjal hanya sekitar 1% dari bobot tubuhnya).
Darah memasuki masing-masing ginjal melalui arteri renal dan meninggalkan masing-
masing ginjal melalui vena renal. Ginjal menerima sekitar 20% dari darah yang dipompa
jantung untuk setiap denyutan jantung.
Urin keluar dari ginjal melalui ureter. Ureter akan mengalirkan ke dalam kandung kemih
(urinary bladder). Selama urinasi, urin keluar meninggalkan tubuh keluar dari kandung
kemih lewat uretra yang terletak dekat vagina pada perempuan dan melalui penis pada
laki-laki.
Yang mengontrol proses urinasi/pengeluaran urin adalah otot sfingter yang terletak di
dekat persambungan uretra dan kandung kemih.

Struktur dan fungsi Nefron


Ginjal mamalia mempunyai 2 bagian yang berbeda yaitu, korteks renal di bagian luar dan
medulla renal di bagian dalam.
Nefron yang merupakan unit fungsional ginjal pada vertebrata, terdiri atas sebuah tubula panjang
tunggal dan sebuah bola kapiler yang disebut glomerulus.
Ujung buntu tubula membentuk pembengkakan mirip piala yang disebut kapsula Bowman, yang
mengelilingi glomerulus. Sepasang ginjal mengandung sekitar 2.400.000 nefron.
Pada ginjal manusia sekitar 80% nefron, yang dinamakan nefron kortikal memiliki lengkung
henle yang tereduksi, yang hampir seluruhnya berada di bagian korteks renal.
Sisa nefron yang sekitar 20%, yang dinamakan nefron jukstamedulari, mempunyai lengkungan
yang berkembang baik dan menjulur sampai ke medulla renal.
Mamalia dan burung mempunyai nefron jukstamedulari.
Nefron ini mempunyai peran penting pada kemampuan mamalia dalam mengekskresikan urin
yang hiperosmotik dengan cairan tubuh, yang merupakan suatu adaptasi dalam menghemat air.
Nefron dan duktus pengumpul dilapisi oleh epitelium transpor yang memproses filtrat
Sekitar 1100 sampai 2200 L darah yang mengalir melalui ginjal manusia setiap hari. Nefron dan
duktus pengumpul memproses sekitar 180 L filtrat per hari atau 125mL per menit, tetapi ginjal
mengekskresikan hanya sekitar 1,5 L urin per hari. Sisa filtrat yang lain, termasuk sekitar 99%
air diserap kembali ke dalam

FILTRASI
Filtrasi terjadi ketika tekanan darah memaksa air, urea dan zat terlarut kecil yang lain dari darah
dalam glomerulus masuk ke dalam kapsula Bowman. Sel-sel khusus kapsula (podosit) dengan
kapiler berpori berfungsi sebagai filter. Filter ini permeabel terhadap air dan zat terlarut kecil
yang lain tetapi tidak permeabel terhadap sel darah dan molekul yang besar seperti protein
plasma.
Filtrat dalam kapsula Bowman mengandung zat terlarut seperti garam, glukosa, vitamin, limbah
bernitrogen seperti urea dan molekul kecil lain
Jalur filtrat dari kapsula Bowman secara berurutan melewati 3 daerah nefron yaitu, tubula
proksimal, lengkung Henle (loop of henle, yang berbentuk seperti jepit rambut dengan saluran
menurun dan saluran menanjak) dan tubula distal. Tubula distal akan mengosongkan isinya ke
dalam duktus pengumpul. Duktus ini menerima filtrat dari banyak nefron. Duktus pengumpul
yang banyak akan mengosongkan isinya ke dalam pelvis renal.
Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) atau Glomerular
Filtration Rate (GFR) didefinisikan sebagai volume filtrat yang masuk ke dalam kapsul Bowman
per satuan waktu.
GFR relatif konstan dan memberi indikasi kuat mengenai kesehatan ginjal.
GFR tergantung pada 4 gaya yang menentukan filtrasi dan reabsorbsi, yaitu tekanan kapiler,
tekanan interstisium, tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan osmotik koloid cairan
interstisium. Setiap perubahan gaya-gaya tersebut dapat merubah GFR.
Nilai GFR bergantung pula pada berapa luas permukaan glomerulus yang tersedia untuk
filtrasi.
Pada laki-laki sekitar 125 ml/menit atau 180 L dalam 24 jam
Pada perempuan sekitar 110 ml/menit

REABSORBSI
Tubula proksimal dan distal serta lengkung Henle memberikan kontribusi terhadap reabsorbsi,
seperti halnya duktus pengumpul. Hampir semua gula, vitamin dan zat makanan organic lainnya
yang ditemukan dalam filtrat awal, akhirnya akan diserap kembali. Sebagian besar air filtrat juga
diserap kembali dalam ginjal mamalia dan burung.

SEKRESI
Tubula proksimal dan distal adalah tempat sekresi yang paling umum. Sekresi merupakan proses
yang sangat selektif yang melibatkan tranpor pasif maupun transpor aktif. Sekresi tubula adalah
proses yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapiler peritubula melewati sel-sel tubula
menuju cairan tubula untuk dikeluarkan dalam urine, contohnya sekresi terkontrol ion hidrogen
dari cairan interstisial ke dalam tubula nefron, penting dalam mempertahankan pH yang konstan
bagi cairan tubuh.
Reabsorbsi dan sekresi selektif bersama-sama mengontrol konsentrasi berbagai garam dalam
cairan tubuh. Fungsi kunci nefron dan duktus pengumpul memodifikasi komposisi filtrat, yang
meningkatkan konsentrasi beberapa zat dan menurunkan konsentrasi bahan lain dalam urin yang
akhirnya diekskresikan.
TUBULA PROKSIMAL
Sekresi dan reabsorbsi oleh epitelium transpor tubula proksimal berlangsung secara signifikan
mengubah volume dan komposisi filtrat. Sebagai contoh sel-sel epitelium transpor tersebut
membantu mempertahankan pH cairan tubuh yang konstan dengan cara mengontrol
sekresi ion hidrogen.
Sel-sel epitelium juga mensintesis dan mensekresi ammonia yang menetralkan asam dan
mempertahankan filtrat itu sehingga tidak menjadi terlalu asam. Semakin asam filtrat
itu, maka semakin banyak ammonia yang dihasilkan dan disekresikan oleh sel tersebut. Urin
mamalia umumnya mengandung banyak ammonia yang berasal dari proses ini.
Sel-sel tubula proksimal menyerap kembali sekitar 90% penyagga (buffer) bikarbonat penting
(HCO 3 ) dari filtrat tersebut. Obat-obatan dan racun lain yang telah diproses dalam hati juga

disekresikan ke dalam filtrat oleh epitelium tubula proksimal. Zat-zat itu lewat dari kapiler
peritubuler ke dalam cairan interstisial dan kemudian menembus epitelium tubula ke dalam
lumen.
Sebaliknya nutrien-nutrien termasuk glukosa dan asam amino ditranspor secara aktif dari filtrat
ke cairan interstisial dan kemudian ke dalam darah di dalam kapiler peritubuler. Tanpa reabsorbsi
ini, nutrien-nutrien ini akan hilang bersama urin. Kalium (K +) juga diserap kembali.

Salah satu fungsi tubula yang paling penting adalah reabsorbsi NaCl dan air. NaCl dalam
filtrat berdifusi ke dalam sel epitelium transpor kemudian membran sel itu secara aktif
mentranspor Na + keluar dari sel menuju ke dalam cairan interstisial. Transfer muatan positif ini

diseimbangkan oleh transpor pasif Cl keluar dari tubula. Ketika garam bergerak keluar dari
filtrat ke cairan interstisial, air akan mengikuti secara pasif melalui osmosis. Garam dan air
sekarang berdifusi dari cairan interstisial ke dalam kapiler peritubuler.

Saluran Menurun Lengkung Henle


Reabsorbsi air terus berlangsung selama filtrat itu bergerak di sepanjang tubula saluran menurun
lengkung Henle. Di sini epitelium transpor sangat permeabel terhadap air tetapi sangat tidak
permeabel terhadap garam dan zat terlarut kecil lainnya. Air dapat bergerak keluar dari tubula
melalui osmosis, maka cairan interstisial yang menggenangi tubula itu harus berada dalam
keadaan hiperosmotik dibandingkan dengan filtrat itu. Osmolaritas cairan interstisial pada
kenyataannya meningkat secara perlahan-lahan menjadi semakin besar dari arah korteks bagian
luar ke medulla bagian dalam ginjal itu.Filtrat yang bergerak dari korteks ke medulla di dalam
saluran lengkung Henle itu terus kehilangan air ke dalam cairan interstisial yang osmolaritasnya
semakin besar. Pada saat yang bersamaan konsentrasi NaCl filtrat itu meningkat ketika air keluar
dengan cara osmosis.

Saluran Menaik Lengkung Henle


Filtrat mencapai ujung lengkung yang terletak jauh di dalam medulla renal pada nefron
jukstamedulari, kemudian bergerak ke korteks sekali lagi di dalam saluran menaik lengkung
Henle. Berlawanan dengan saluran menurun itu, epitelium transpor pada saluran yang menaik
bersifat permeabel terhadap NaCl tetapi tidak permeabel terhadap air.
Saluran yang menaik sebenarnya mempunyai dua daerah khusus yaitu segmen tipis yang dekat
dengan ujung lengkung dan segmen tebal yang menuju ke tubula distal.
Ketika filtrat naik pada segmen tipis itu, NaCl semakin dipekatkan pada saluran yang menaik itu,
berdifusi keluar dari tubula ke dalam cairan interstisial. Kehilangan NaCl ini turut menyebabkan
osmolaritas yang tinggi dari cairan interstisial dalam medulla.
Keluarnya NaCl dari filtrat terus berlangsung dalam segmen tebal saluran yang menaik, tetapi
disini epitelium transpor secara aktif mengangkut NaCl ke dalam cairan interstisial. Dengan
adanya kehilangan NaCl tanpa terjadi kehilangan air, filtrat menjadi lebih encer seiring
pergerakan filtrat naik ke korteks dalam saluran menaik lengkung Henle.

TUBULA DISTAL
Tubula distal adalah tempat penting lain untuk sekresi dan reabsorbsi. Sebagai contoh, tubula

distal memainkan peranan kunci dalam pengaturan konsentrasi K + dan NaCl cairan tubuh

dengan cara memvariasikan jumlah K + yang disekresikan ke dalamfiltrat dan jumlah NaCl
yang diserap kembali.
Seperti tubula proksimal, tubula distal juga mempengaruhi pengaturan pH melalui sekresi

terkontrol H + dan melalui penyerapan kembali ion bikarbonat (HCO 3 ).


DUKTUS PENGUMPUL
Duktus pengumpul membawa filtrat kembali menuju medulla dan pelvis renal. Epitelium
transpor duktus pengumpul ini memainkan peranan besar dalam menentukan berapa banyak
NaCl yang sesungguhnya diekskresikan dalam urin dengan cara menyerap kembali NaCl secara
aktif.
Epitelium permeabel terhadap air akan tetapi tidak permeabel terhadap NaCl. Dengan demikian
ketika duktus pengumpul itu menembus gradien osmolaritas dalam cairan interstisial, filtrat akan
kehilangan lebih banyak air melalui osmosis ke cairan hiperosmotik di
luar saluran. Hilangnya air itu akan memekatkan urea dalam filtrat, tetapi tidak semua urea
dilewatkan ke pelvis renal menuju ke dalam urin.
Pada bagian dasar duktus pengumpul itu yaitu pada bagian medulla, epitelium saluran itu
permeabel terhadap urea. Karena konsentrasi urea yang tinggi dalam filtrat pada titik ini maka
sebagian dari urea itu berdifusi keluar dari saluran dan masuk ke dalam cairan interstisial yang
menggenangi bagian nefron di bagian medulla.
Urea interstisial ini merupakan zat terlarut utama yang berkontribusi bersama-sama dengan NaCl
kepada osmolaritas cairan interstisial yang tinggi di medulla.
Osmolaritas cairan interstisial yang tinggi inilah yang membuat ginjal mampu menghemat air
dengan cara mengekskresikan urin yang hiperosmotik dibandingkan dengan cairan tubuh pada
umumnya.
Kemampuan ginjal
Osmolaritas darah manusia sekitar 300 mosm/L tetapi ginjal dapat mengekskresikan urin sampai
kepekatan 4 kali lipat yaitu sekitar 1200 mosm/L. Kerja kooperatif lengkung Henle dan duktus
pengumpul mempertahankan gradien osmolaritas dalam jaringan interstisial ginjal yang
memungkinkan pemekatan urin.
Kedua zat terlarut yang bertanggung jawab atas gradien osmolaritas adalah NaCl yang dideposit
di dalam medulla renal oleh lengkung Henle dan urea yang bocor menembus epitelium duktus
pengumpul ke bagian dalam medulla.
HORMONAL
Suatu hormon penting dalam osmoregulasi adalah hormon antidiuretik (antidiuretic
hormone/ADH). Hormon ini dihasilkan di bagian otak yang disebut hipotalamus. ADH disimpan
dan dibebaskan dari kel. Hipofisis (pituitary) yang berada di bawah hipotalamus. Sel-sel
osmoreseptor dalam hipotalamus memonitor osmolaritas darah dan merangsang pembebasan
tambahan ADH ketika osmolaritas darah meningkat di atas titik pasang sebesar 300 mosm/L.
Hilangnya air berlebihan karena berkeringat atau diare adalah contoh penyebab osmolaritas
darah meningkat. ADH yang dibebaskan ke aliran darah akan menuju ginjal. Target utama ADH
adalah tubula distal dan duktus pengumpul ginjal. Hormon ini akan meningkatkan permeabilitas
epitelium terhadap air.
Hal ini akan memperbesar reabsorbsi air, yang mencegah penyimpangan lebih lanjut osmolaritas
darah dari titik pasang. Osmolaritas darah yang menurun memberikan umpan balik negatif pada
sel-sel osmoreseptor di hipotalamus untuk mengurangi aktivitasnya sehingga lebih sedikit
ADH yang disekresikan. Asupan air dari makanan dan minuman dapat membuat osmolaritas
turun kembali ke 300 mosm/L.

Ketika ADH yang dibebaskan sangat sedikit, ginjal akan menyerap sedikit air, mengakibatkan
peningkatan pengeluaran urin encer.
Alkohol dapat mengganggu keseimbangan air dengan cara menghambat pembebasan ADH, yang
menyebabkan hilangnya air secara berlebihan melalui urin sehingga menyebabkan tubuh
mengalami dehidrasi.

Gangguan sistim urinaria

Batu ginjal (kalkuli urinaria) terbentuk dari pengendapan seperti garam kalsium, magnesium,
asam urat. Batu yg kecil dapat keluar bersama urine. Jika batu besar dapat tersangkut dalam
ureter dan menyebabkan rasa nyeri yg tajam
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Yang akut bisa diobati. Yang kronik diatasi dengan
hemodialisis atau transplantasi ginjal

Anda mungkin juga menyukai