1 April 2014
Nurhayati Soleha
Universias Sultan Ageng Tirtayasa
21
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH...
PENDAHULUAN
Perubahan paradigma pengelolaan keuangan daerah merupakan suatu
tuntutan yang perlu direspon oleh pemerintah, karena perubahan tersebut
mengakibatkan manajemen keuangan semakin kompleks. Terkait reformasi
pengelolaan keuangan daerah adalah adanya penggunaan akuntansi dalam
pengelolaan keuangan daerah (Halim, 2008). Penggunaan akuntansi dalam
pengelolaan keuangan daerah diperlukan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang dapat diaudit (auditable) sehingga memudahkan pengawasan
terhadap penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam hal transparansi
pengelolaan keuangan (Daeng M. Nazier, 2006). Perubahan pengelolaan
keuangan daerah tersebut, namun masih saja banyaknya opini atas laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) yang tidak menyatakan pendapat (TMP)
atau disclaimer dan Tidak Wajar (TW).
Tabel 1.Perkembangan opini LKPD Tahun 2004-2009
Opini
LKPD Jumlah
WTP % WDP % TW % TMP %
Tahun 2004 21 7% 249 87% 10 4% 7 2% 287
Tahun 2005 17 5% 308 85% 12 3% 25 7% 362
Tahun 2006 3 1% 327 70% 28 6% 105 23% 463
Tahun 2007 4 1% 283 60% 59 13% 122 26% 468
Tahun 2008 12 3% 324 67% 31 6% 116 24% 483
Tahun 2009* 14 4% 259 74% 30 9% 45 13% 348
Sumber: IHPS I BPK, 2010
Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan
daerah oleh pemerintah pada Tahun 2004-2009 masih menunjukkan banyak
kelemahan. Hal ini terlihat pada kualitas opini LKPD yang belum baik,
ditunjukkan dengan rendahnya persentase opini WTP, turunnya persentase
WDP tahun 2007/2008 dibandingkan dengan tahun 2004/2005 dan kenaikan
persentase opini TMP dan TW. Dengan kata lain, semakin banyak persentase
LKPD yang informasi keuangannya tidak dapat diandalkan oleh para pengguna
laporan keuangan, sedangkan persentase LKPD yang informasi keuangannya
dapat diandalkan oleh para pengguna laporan keuangan masih sedikit. Padahal
22
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
23
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH...
24
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
PEMBAHASAN
Uji kualitas data meliputi validitas dan ujirealibilitas. Uji validitas
dilakukan dengan melakukan korelasi product moment.Uji reliabilitas dilakukan
dengan uji cronbach alpha menggunakan SPSS. Suatu konstruk dikatakan
reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >0,60 (Nunnaly, 1967 dalam
Imam, 2005). Hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel 2.
Tabel 3. Rekapitulasi Persentase Skor Tanggapan
Responden Tentang Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Skor Skor
No Dimensi % Skor Kriteria
Aktual Ideal
1 Organisasi SAKD 1231 1470 83,74% Baik
2 Dokumen Sumber Pembukuan 466 490 95,10% Sangat Baik
3 Catatan 211 245 86,12% Sangat Baik
4 Prosedur 2113 2450 86,24% Sangat Baik
5 Laporam Keuangan 632 735 85,99% Sangat Baik
Penerapan Sistem Akuntansi
4653 5390 86,33% Sangat Baik
Keuangan Daerah
Sumber: Hasil pengolahan data
Agar lebih mudah dalam menginterpretasikan variabel yang sedang
diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden. Prinsip
kategorisasi jumlah skor tanggapan responden diadopsi dari Sugiyono
(2009;135) yaitu berdasarkan persentase skor jawaban responden.
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa secara rata-rata
penerapan sistem akuntansi keuangan daerah sudah masuk dalam kategori
sangat baik. Akan tetapi masih perlu dilakukan peningkatkan organisasi SAKD
agar ke depannya kategorinya dapat meningkat menjadi sangat baik.
Tabel 4 menunjukkan tanggapan responden tentang aktivitas
pengendalian, dimana secara keseluruhan responden memberikan tanggapan
sangat baik terhadap aktivitas pengendalian. Namun terdapat beberapa catatan
terkait dengan pemisahan tugas, pengendalian fisik atas aset dan catatan, serta
verifikasi independen yang perlu dilakukan peningkatan kinerja. Hal ini agar ke
depannya tanggapan responden tentang aktivitas pengendalian dapat
meningkat dan masuk dalam kriteria sangat baik.
25
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH...
26
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
X1
PYX1 = 0.3400 0.4480
rX1X2 = 0.4833 Y
PYX2 = 0.5164
X2
Gambar 1. Diagram dan Koefisien Jalur
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa tabel F untuk tingkat
signifikansi 0.05 dan derajat bebas (2;46) diperoleh nilai F tabel sebesar 3,200.
Karena dari hasil penelitian diperoleh nilai F hitung dan lebih besar dibanding
F tabel , maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menolak H 0 sehingga
H a diterima. Jadi berdasarkan hasil pengujian dengan tingkat kepercayaan 95%
disimpulkan bahwa penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dan
aktivitas pengendalian secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
akuntabilitas keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Provinsi Banten.
27
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH...
28
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
29
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH...
30
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
yang biasanya dilakukan melalui laporan yang telah diaudit secara profesional.
Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa dana publik telah digunakan
untuk tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Perhatian
khusus diberikan pada kinerja dan nilai uang serta penegakan sanksi untuk
mengantisipasi dan mengatasi penyalahgunaan, mismanajemen, atau korupsi.
Keterkaitan sistem akuntansi dengan pengendalian dikatakan oleh
Freeman dan Shoulders (2003) mengatakan bahwa akuntansi dan pelaporan
pemerintahan biasanya menekankan pada pengendalian dan akuntabilitas atas
sumber daya finansial yang dibelanjakan. Penelitian yang dilakukan oleh Cox,
Nix dan Wichman (1989) menyatakan bahwa sistem akuntansi pemerintahan
memberikan pengendalian terhadap anggaran. Penelitian pada 1400 kota di
Amerika Serikat dan Canada. Manajer keuangan pemda menyakini bahwa
sistem akuntansi memberikan tingkat pengendalian. Top manajemen pada
pemerintah daerah harus menyadari pentingnya teknik akuntansi yang banyak
manfaatnya seperti pada sektor bisnis.
Mardiasmo (2006) menyatakan hasil akhir dari akuntansi adalah laporan
keuangan. Pada dasarnya pembuatan laporan keuangan adalah suatu bentuk
kebutuhan transparansi yang merupakan syarat pendukung adanya
akuntabilitas yang berupa keterbukaan pemerintah atas aktivitas pengelolaan
sumber daya publik. Selanjutnya, Daeng M. Nazier (2006) menyatakan laporan
keuangan memiliki empat kepentingan, yaitu akuntabilitas, manajerial,
transparansi dan keseimbangan antar generasi. Sebagai akuntabilitas, artinya
suatu instansi pemerintah seharusnya mempertanggungjawabkan pengelolaan
sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam
rangka mencapai tujuan pemerintahan secara periodik.
Penelitian yang dilakukan oleh Kery Soetjipto (2005), menunjukkan
adanya pengaruh langsung penerapan sistem akuntansi pemerintahan yang
besar terhadap akuntabilitas publik, disebabkan pertanggungjawaban terutama
pada produk sistem akuntansi. Penelitian Goddard, et al., (1994), Pieter et al,.
(1996) dan Jacobs, et al., (2004) mengatakan adanya peran akuntansi terhadap
akuntabilitas. Adanya pengendalian merupakan suatu mekanisme yang
dibangun untuk melakukan check and balances untuk menjamin kepatuhan
31
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH...
32
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
33
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH...
34