PENDAHULUAN
1
b. Mengetahui data data yang diperlukan untuk melakukan
perhitungan sumber daya hidrokarbon.
c. Mengetahui perhitungan volume sumber daya hidrokarbon dengan
metode volumetrik.
1.2.2 Tujuan
a. Dapat melakukan pemetaan bawah permukaan untuk perhitungan
volume sumber daya hidrokarbon.
b. Dapat melakukan metode metode pengambilan data yang
diperlukan untuk melakukan perhitungan sumber daya hidrokarbon.
c. Dapat melakukan perhitungan volume sumber daya hidrokarbon
dengan metode volumetrik.
2
b. Bab II Pemetaan Bawah Permukaan
Bab ini berisi penjelasan dalam melakukan pemetaan bawah permukaan
dan metode metode yang digunakan dalam pengambilan data yang
bertujuan untuk melakukan perhitungan volume sumber daya hidrokarbon.
c. Bab III Metode Perhitungan Volume Sumber daya Hidrokarbon
Bab ini berisi teori yang diambil dari kutipan buku, makalah dan informasi
dari internet yang membahas tentang perhitungan volume cadangan
hidrokarbon dengan menggunakan metode volumetrik.
d. Bab IV Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan perhitungan
volume sumber daya hidrokarbon yang telah diuraikan pada bab - bab
sebelumnya.
3
Metode Pengambilan Data
Pemetaan Bawah
Peta Kontur Peta Stratigrafi Permukaan
Struktur
Saturasi Air
Bulk Volume
4
BAB II
PEMETAAN BAWAH PERMUKAAN
5
Data Tipe Peta
Elevasi struktur, sesar
Ketebalan sedimen Interval Isopach
Persentase batupasir Percent Sand
Kaki/meter of pay Net Pay Isochore
Tekanan Isobar
Suhu Isotherm
Litologi Isolith
Tabel 2.1 Data dan asosiasi peta kontur
(Tearprock, D. J. & Bischke R. E., 2003)
6
1. Log Spontaneous Potential (SP)
2. Log Gamma Ray (GR)
3. Log Resistivitas
4. Log Densitas (RHOB)
5. Log Neutron
7
perhitungan. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan porositas,
permeabilitas, saturasi air, saturasi hidrokarbon maupun kandungan
serpih dalam reservoir. Parameter yang dihitung dalam analisis ini berupa
kandungan serpih (Vsh), porositas (), dan saturasi air (Sw).
a. Porositas
Penentuan harga porositas pada lapisan reservoir menggunakan
gabungan harga porositas dari dua kurva yang berbeda, yaitu porositas
densitas (D) yang merupakan hasil perhitungan dari kurva RHOB
dan porositas neutron (N) yang dibaca dari kurva NPHI.
mab
D = ma f (2.1)
DN = D 2+ N 2
2 (2.2)
Keterangan:
D = porositas densitas
m = densitas matriks
b. Saturasi air
Saturasi atau kejenuhan air formasi adalah rasio dari volume pori yang
terisi oleh air dengan volume porositas total(Harsono, 1997).
a
F = m
(2.3)
Sw
= F x Rw
Rt
(2.4)
Keterangan:
8
F = faktor resistivitas formasi
A = koefisien litologi (batugamping a=1, batupasir a=0.65)
= porositas densitas neutron
m = faktor sementasi (batugamping m=2, batupasir m=2.15)
sw = saturasi air formasi
F = faktor formasi
Rw = resistivitas air formasi
c. Volume Serpih
Volume serpih merupakan kandungan serpih pada formasi.
GR log GR min
V sh
= GR max GR min
(2.5)
Keterangan :
GR log = nilai GR pada data log
9
seismik refleksi merupakan metode geofisika yang memanfaatkan
gelombang pantul (refleksi) dari batuan di bawah permukaan. Metode
seismik refleksi ada dua macam yaitu :
a.Seismogram Sintetik
b. Survey Checkshot
Gambar 2.2 Contoh hasil seismik dari suatu lapisan yang berpotensi terdapat
hidrokarbon (Kanugrahan, 2011)
10
difraksi pada zona patahan, adanya perbedaan karakter refleksi pada
kedua zona dekat sesar. Lipatan dapat diinterpretasikan dari adanya
pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin maupun
sinklin. Diapir (kubah garam) dapat diinterpretasikan dari adanya
dragging effect pada refleksi horison di kanan atau di kiri tubuh diapir,
adanya penebalan dan penipisan batuan di atas tubuh diapir dan
pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect. Sedangkan intrusi dapat
diinterpretasikan dari dragging effect tidak jelas. Pola-pola perlapisan
total yang berkembang sebagai suatu hasil proses-proses pengendapan,
erosi dan paleogeografi dapat diinterpretasikan dengan menggunakan
pola-pola refleksi seismik. Kontinuitas refleksi berhubungan erat dengan
kontinuitas perlapisan.
11
diperlihatkan oleh garis-garis lengkung yang menghubungkan titik-
titik yang mempunyai posisi ketinggian atau kedalaman yang sama
terhadap datum horizontal, disebut garis kontur struktur. Dengan
demikian, peta ini akan memperlihatkan penyebaran lapisan atau
fasies batuan secara lateral dan/atau vertikal yang dikontrol oleh
struktur sesar atau lipatan.
2. Peta Stratigrafi
Peta stratigrafi adalah peta yang memperlihatkan perlapisan batuan
beserta perubahannya secara lateral dan dinyatakan dalam nilai-nilai
tertentu, misalnya ketebalan, kedalaman atau perbandingan/persentase
dari lapisan batuan. Peta stratigrafi dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a) Peta Isopach
Peta isopach adalah peta yang menggambarkan ketebalan
sesungguhnya di suatu unit tubuh batuan yang dinyatakan dengan
garis kontur yang menyatakan ketebalan yang sama. Suatu peta
isopach mempunyai garis kontur yang memperlihatkan distribusi
atau sebaran ketebalan suatu unit batuan (Bishop, 1960 dalam
Tearpock dan Bischke, 2003) Peta isopach akan merefleksikan
bentuk-bentuk geometri dari lapisan yang dianalisis. Dalam hal ini
bentuk kontur akan sangat dipengaruhi oleh bentuk - bentuk
geometri dari lapisan batupasir yang dianalisis. Peta isopach
digunakan oleh para ahli geologi perminyakan (petroleum
geologist) untuk berbagai keperluan studi, antara lain: studi
lingkungan pengendapan, studi genesis batupasir, studi arah aliran
pengendapan, studi mengenai arah pergerakan patahan dan
perhitungan volume hidrokarbon. Peta isopach terdiri atas
beberapa jenis, di antaranya:
(1) Peta isochore
Yaitu peta yang menggambarkan ketebalan di suatu unit tubuh
batuan yang dinyatakan dengan garis kontur yang menyatakan
ketebalan vertikal yang sama.
(2) Peta net sand isopach
Yaitu peta yang menggambarkan total ketebalan sesungguhnya
batupasir yang berkualitas reservoir. Peta net sand isopach
12
menggambarkan total ketebalan lapisan reservoir yang
berpori dan permeabel dalam ketebalan stratigrafi yang
sebenarnya. Apabila terdapat sisipan batuan yang bukan
batuan reservoir seperti serpih, maka batuan tersebut tidak ikut
dipetakan.
b) Peta Fasies
Peta fasies adalah peta yang menggambarkan perubahan secara
lateral dari aspek-aspek kimia dan biologi dari sedimen-sedimen
yang diendapkan pada waktu bersamaan. Pemetaan ini bertujuan
untuk mengetahui penyebaran lateral dari fasies reservoir yang
diperkirakan masih mengandung fluida hidrokarbon.
13
BAB III
PERHITUNGAN VOLUME SUMBER DAYA HIDROKARBON
DENGAN METODE VOLUMETRIK
(3.1)
Keterangan :
B oi = faktor volume formasi minyak mula mula, bbl/stb
14
Vb = volume reservoir, acre-feet
= porositas reservoir
S wi = saturasi hidrokarbon
Keterangan :
B gi = faktor volume formasi gas mula mula, bbl/scf
= porositas batuan
S wi = saturasi hidrokarbon
Pada persamaan OOIP dan OGIP, besaran yang perlu ditentukan terlebih
dahulu adalah volume bulk batuan (Vb). Penentuan volume bulk batuan (Vb)
ini dapat dilakukan secara analitis dan grafis.
15
garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketebalan yang sama dari
formasi produktif. (Gambar 3.1)
Gambar 3.1. Peta isopach (a) Total net sand, (b) Net oil sand, (c) Completed
isopach map of oil reservoir (Amyx, J. W. et al, 1960)
Setelah peta isopach dibuat, maka luas daerah setiap garis isopach dapat
dihitung dengan menggunakan planimeter dan diplot pada kertas, yaitu luas
lapisan produktif versus kedalaman. Jika peta isopach telah dibuat, maka
perhitungan volume bulk batuan dapat dilakukan dengan menggunakan
metode:
a. Metode Pyramidal
Metode ini digunakan apabila perbandingan antara luas garis isopach yang
berurutan 0,5 yang secara matematis dituliskan:
A i+1
0,5
Ai
16
h
V bi = [A +A + A A ]
3 i i+1 i i+1
n
V b= (V bi )
i =1
(3.4)
Keterangan :
V bi = volume antara dua garis isopach saling berurutan. Ac-ft
b. Metode Trapezoidal
Metode ini digunakan apabila perbandingan antara luas garis isopach yang
berurutan > 0,5 yang secara matematis dituliskan:
A i+1
> 0,5
Ai
V bi =
{ h
(A +A )
2 i i +1 } (3.5)
c. Metode Simpson
Metode ini digunakan jika interval kontur dan isopach tidak sama (tidak
teratur) dan hasilnya akan lebih teliti jika dibandingkan dengan metode
trapezoidal yang secara matematis dituliskan:
b
f ( x ) dx 13 [ f ( x o ) +4 f ( x 1 ) +2 f ( x 2 )+ 4 f ( x 3 )+ + 4 f ( x n1 ) +f ( x n)] x
a
(3.6)
17
Keterangan :
x 1=a+i x
ba
x=
n
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Pemetaan Geologi Bawah Permukaan adalah metode atau teknik pemetaan
struktur, ketebalan lapisan dan karakteristik unit batuan dengan
menggunakan data bawah permukaan.
b. Metode metode yang digunakan dalam pengambilan data pemetaan
bawah permukaan adalah metode geofisika yaitu well logging dan seismik.
c. Perhitungan sumber daya dengan metode volumetrik memerlukan data
bulk volume reservoir, porositas batuan , saturasi fluida, yang berbanding
terbalik dengan faktor volume formasi fluida.
d. Penentuan dalam volume bulk batuan dapat dilakukan secara analitis dan
grafis.
19
DAFTAR PUSTAKA
Amyx, J. W., D.M. Bass, jr and R.L. Whiting, 1960, Petroleum Reservoir
Engineering-Physical Properties
Harsono, Adi. 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Schlumberger Oil field
Services, Jakarta.
Jafee, A. M., Medlock, K. B. and Soligo, Ronald. 2011. The Status Of World Oil
Reserves. Rice University.
Kanugrahan, Permadi. 2011. Pemetaan Bawah Permukaan dan Perhitungan
Cadangan Hidrokarbon Zona Prospek Lapisan A2, Formasi Menggala
Atas, Lapangan Pematang, Cekungan Sumatera Tengah.Skripsi Teknik
Geologi. Yogyakarta: Fakultas Teknik Program Studi Tenik Geologi
Universitas Pembangunan Nasional.
Koesoemadinata, R.P..1980. Geologi Minyak dan Gas Bumi, jilid I dan II. ITB,
Bandung.
Rider, Malcolm. 1996. The Geological Interpretation Of Weel Logs Second
Edition. Scotland: Interprint Ltd.
Satter, A., Iqbal, G. M., and Buchwalter, J.L.. 2008. Enhanced Reservoir
Engineering. Oklahoma : PennWell Corporation.
Tearpock, D.J., and Bischke, R.E.. 2003. Applied Subsurface Geological Mapping
With Structural Methods 2nd Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.
http://iatmismmigas.files.wordpress.com/2012/06/112.png. (Diakses tanggal 18
November 2013).
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12479-Paper.pdf.(Diakses
tanggal 18 November 2013)
20