Waktu :11.00 WIB s/s selesai Tempat : Bangsal Jiwa RSUD Banyumas
A. Tata Laksana Penanganan Skizofrenia di PPK 1
Narasumber : dr. Basiran, SpKJ 1. Skizofrenia dapat menyerang siapa saja baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi sering dialami pada usia remaja dan dewasa yaitu 16-25 tahun (75%). 2. Penyebabnya ada kelaianan kromosom/genetik, perkembangan saraf diawal kehamilan, kerentanan kepribadian, pola asuh dan stressor dapat mempengaruhi manifestasi skizofrenia. 3. Diagnosis ditegakkan apabila : - 1 gejala yang amat jelas (dua atau lebih bila kurang jelas) : thought echo, thought insertion/withdrawal, thought broadcasting - Delusion of control , delusion of influence, del. Of passivity , del. Perception - Halusinasi auditorik - Waham menetap tidak wajar - 2 gejala harus ada : halusinasi/waham, arus pikir terputus, katatonik, gejala negative - Berlangsung 1 bulan/lebih - Ada perubahan konsisten dan bermakna, disfungsi 4. Membedakan skizofrenia dengan gangguan mental organik - Persamaan : terjadi gaduh gelisah, disorientasi, komunikasi tidak tersambung, perilaku kacau. - Perbedaan : riwayat/gejala penyakit organik sebelumnya (demam,kejang,riwayat trauma,gangguan metabolik), penggunaan obat/kemungkinan intoksikasi, penurunan fungsi neurologis. 5. Bila belum jelas, lakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang cukup, kemudian konsultasi bila belum ada hasil yang jelas. 6. Kriteria sembuh pasien skizofrenia - Sembuh klinis : penderita skizofrenia bebas obat selama 6 bulan - Sembuh sosial : penderita skizofrenia dapat hidup seperti orang biasa namun harus tetap didukung dengan obat 7. Prognosis skizofrenia berdasarkan onset/muncul gejala awal skizofrenia - Akut : bila terjadi < 6 bulan , kemungkinan sembuh total sebesar 100% - Sub akut : terjadi antara 6-12 bulan , kemungkinan sembuh 50% , tidak sembuh 50% - Kronis : > 2 tahun , kemungkinan akan susah untuk sulit sembuh 8. Kapan kita harus merujuk pasien dengan skizofrenia - Bila ada yang lebih berkompetensi - Sarana prasarana tidak ada - Obatnya tidak tersedia 9. Indikasi perawatan pasien skizofrenia - Membahayakan diri/lingkungan - Perawatan diri kurang - Kepatuhan minum obat kurang 10. Terapi skizofrenia : farmakoterapi, terapi psikososial, terapi kejang listrik. 11. Untuk kasus skizofrenia saat ini dapat ditangani di PPK 1 dengan menggunakan sistem rujukan balik.
B. Terapi Injeksi Long Acting dengan Sikzonoate Injeksi
Narasumber : dr. Hilma Paramita, SpKJ 1. Injeksi Long Acting menggunakan haloperidol decanoas dan flufenazine decanoas (sikzonoat) 2. Fluphenazine decanoas diberikan sebagai terapi pemeliharaan psikosis (neuroleptik kuat). Dosis yang diberikan pada pasien dewasa dan gaduh gelisah 12.5- 25mg (0.5-1ml). Dosis pemeliharaan tidak boleh melebih 100mg dan diberikan selama 2- 6 minggu. 3. Kontra indikasi : pasien pingsan, gangguan fungsi hati, gangguan ginjal, penyakit kuning, gangguan otak, gangguan jantung, atherosclerosis, phaechromosystoma, riwayat hipersensitif bahan sediaan. 4. Perhatikan apabila muncul tanda sindroma neuroletik maligna ( penurunan kesadaran, terjadi kekakuan/rigiditas, demam ) harus segera dirujuk. 5. Efek samping obat : reaksi distonia akut, gangguan ekstrapiramidal (terjadi 2-5 hari setelah penyuntikan), jaundice, sindroma neuroleptik maligna. 6. Cara penyuntikan secara intramuskular setiap 2-4 minggu ( pada daerah deltoid atau gluteal). Bila pasien sudah stabil dan patuh minum obat oral sebaiknya obat injeksi dihentikan. Bila pasien agitasi/kambuh/agresif beri tambahan haloperidol tablet 2x5mg. 7. Pemberian injeksi sikzonoat diberikan diliat dari onset terjadinya skizofrenia tersebut - Onset 1 : diberikan selama 6 bulan - Onset 2 : diberikan selama 1-2 tahun - Onset 3 : diberikan seumur hidup Pelaksana Perjalanan Dinas